Disusun Oleh :
Farhan Arif Fahmi (10070113137)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Wassalamualaikum wr.wb
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam. Salah
satunya adalah dari sektor pertambangan. Bahan tambang di Indonesia sangat
banyak mulai dari emas, besi, batubara, dll. Dalam pencarian bahantersebut
tentunya ditentukan pengumpulan data yang akurat, oleh karena itu dipelajari
geostatitik agar diperoleh data yang lebih presentatif
Geostatistik adalah sebuah ilmu aplikasi campuran dari
matematika/statistika dengan ilmu geologi yang mempelajari tentang
penganalisaan data yang benar yang biasa digunakan dalam suatu riset.
1.3.2 Tujuan
Mengetahui kandungan yang ada pada sampel di sautu wilayah dengan
cara geostatistik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN TEORI
Geostatistika merupakan cabang ilmu statistik untuk menganalisis dan
memprediksi variabel (nilai) yang berkaitan dengan karakteristik ruang dan waktu
suatu fenomena. Geostatistika mengintegrasikan dimensi atau koordinat spasial
(dan kadang juga temporal) dengan data yang dianalisis, sehingga dapat
memprediksi fenomena yang sama pada lokasi yang tidak diambil sampel.
Geostatistika dapat digunakan dalam bidang ilmu tanah (soil science) untuk
memetakan tingkat polusi tanah oleh Nitrogen, Fosfor, dan Kalium, memodelkan
distribusi spasial variabel seperti konduktivitas hidrolik tanah, serta mempelajari
hubungan antara variabel tersebut dan hasil panen secara keseluruhan (Indarto,
2013).
Geostatistika telah banyak digunakan untuk mengestimasi sejumlah
karakteristik tanah yang penting, di antaranya beberapa sifat kimia tanah. Di
antara beberapa teknik dalam geostatistika, Kriging merupakan bentuk prosedur
interpolasi yang memberikan estimasi terbaik dengan bias kecil untuk nilai-nilai
yang beragam. Prosedur ini dapat digunakan untuk mengestimasi nilai-nilai pada
wilayah yang tidak diambil sampel. Estimasi menggunakan Kriging dikalkulasi
sebagai nilai-nilai yang dibobotkan pada konsentrasi sampel-sampel yang saling
berdekatan.
Rayes (2007) menyatakan bahwa terdapat tiga metode yang digunakan
dalam survei tanah, yakni metode Grid Kaku, Fisiografi (Interpretasi Foto
Udara/IFU), dan Grid Bebas.
1. Metode Grid Kaku, merupakan metode yang dilakukan secara sitematik
untuk menghasilkan hasil yang maksimal. Yaitu dengan melakuksan pengamatan
secara langsung ke lapangan dengan jarak yang sama secara vertikan atau
horizontal.
2. Metode Fisiografi (IFU), dilakukan dengan interpretasi foto udara untuk
mendelienasi landform pada darah yang disurvei pada daerah pewakil atau tidak
semua diambil.
3. Metode Grid Bebas, merupakan perpaduan metode grid Kaku dan
fisiografi yang umumnya diterapkan pada survei tingkat semidetail hingga detail.
Pengamatan di lapangan dilakukan seperti Grid Kaku, tetapi jarak pengamatan
tidak perlu sama dalam dua arah tergantung pada fisiografi daerah survei. Jika
terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, perlu pengamatan
lebih rapat, sedangkan jika landform cenderung seragam maka jarak
pengamatan dapat berjauhan. Sehingga, kerapatan pengamatan disesuaikan
menurut kebutuhan skala survei yang dilaksanakan serta tingkat kerumitan pola
tanah di lapangan.
Dalam suatu penganalisaan suatu data tentu tidak jarang akan adanya
kesalahan/error. Error ini bisa diakbiatkan oleh berbagai macam sebab
diantaranya karena kesalahan pada alat pengukuran atau pada individu itu
sendiri.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Infotambang.com/applied-geostatistik-p1313-159.htm
Ongki Ari, 2012 Statistika dan Analisa Data Dalam Dunia Pertambangan
http//:ongkiboomy.blogspot.com/2012/10/statistika-dan-analisa-data-
dalam-dunia.htm?m=
Anonim, infotambang.com/indek159.htm