Survei tanah adalah metode atau cara mengumpulkan data tanah berupa data
fisik, kimia, dan biologi serta lingkungan dan iklim dengan turun langsung ke
lapangan. Kegiatan survey terdiri dari kegiatan di lapangan, analisis di
laboratorium, mengklasifikasikan tanah kedalam sistem taksonomi atau sistem
klasifikasi tanah, melakukaan pemetaan tanah atau interpretasi dari survei tanah
(Abdullah 1993). Menurut Foth (1994), proses pemetaan atau survei terdiri atas
berjalan di atas lahan dengan interval yang teratur mencatat semua perbedaan
tanah dan semua sifat permukaan yang berkaitan, seperti kemiringan lereng, bukti
erosi, penggunaan tanah, penutupan vegetasi, dan sifat penamaan. Batas-batas
secara langsung tergambar pada foto udara yang mewakili kebanyakan tempat
perubahan dari satu tipe tanah ke yang lainnya.
Cara survei tanah terinci sebagai kategori terendah merupakan dasar untuk
mengetahui survei tanah. Langkah-langkah yang diuraikan dalam melakukan
survei tanah terinci adalah persiapan; kerja lapang yang terdiri atas orientasi,
pemboran, penyidikan profil tanah, dan data lahan; serta penyelesaian yang terdiri
atas analisis contoh tanah, klasifikasi tanah, determinasi jenis tanah,
penggambaran peta tanah, dan laporan (Darmawijaya 1997). Lahan-lahan yang
disurvei dapat digolongkan ke dalam kelas-kelas sesuai dengan kemampuannya
yang berdasarkan kepada faktor-faktor yang bersifat menunjang dan faktor-faktor
yang bersifat menghambat dalam pemanfaatan lahan tersebut. Berdasarkan
kemampuan tersebut kemudian dihubungkan dengan kesesuaian penggunaan
lahan (Sarief 1986).
Di dalam survei tanah dikenal 3 macam metode survei, yaitu metode grid,
sistem fisiografi dengan bantuan interpretasi foto udara, dan grid bebas yang
merupakan penerapan gabungan dari kedua pendekatan tersebut. Metode survei
grid disebut juga metode grid kaku. Pengambilan contoh tanah dalam survei ini
dilakukan secara sistematik. Jarak pengamatan dibuat secara teratur pada jarak
tertentu untuk menghasilkan jalur segi empat di seluruh daerah survei.
Pengamatan tanah dilakuakan dengan pola teratur (interval titik pengamatan
berjarak sama pada arah vertikal dan horizontal). Jarak pengamatan tergantung
dengan skala peta (Rayes 2007).
Evaluasi lahan merupakan suatu proses menduga potensi sumber daya lahan
untuk berbagai penggunaannya. Kerangka dasar evaluasi lahan adalah
membandingkan persyaratan yang diperlukan suatu penggunaan lahan tertentu,
dengan sifat/kualitas lahan yang bersangkutan (Abdullah 1993). Menurut Rayes
(2007), tujuan utama evaluasi lahan adalah menyeleksi penggunaan lahan yang
optimal untuk masing-masing satuan lahan tertentu dengan mempertimbangkan
faktor fisik dan sosial ekonomi serta konservasi sumber daya lingkungan untuk
penggunaan lestari. Di samping itu, terdapat tujuan yang lebih detail yang sangat
beragam tergantung pada keinginan dan skala evaluasi lahan.
Daftar Pustaka
Abdullah TS. 1993. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Jakarta(ID): Penebar
Swadaya.