Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI

PERHITUNGAN KEBUTUHAN PUPUK, KOMPOS, PESTISIDA,


DAN KEBUTUHAN BENIH

A. Menghitung Kebutuhan Pupuk per Hektar


Banyaknya pupuk yang dibutuhkan per hektar tergantung pada jumlah unsur hara
yang dibutuhkan (dosis) dan besarnya kandungan hara dalam pupuk yang bersangkutan.
Untuk menghitung kebutuhan pupuk untuk luasan tertentu dapat digunakan rumus berikut :
100
Rumus (/ha) = X Dosis rekomendasi
% Kandungan hara pupuk
Misalnya kita menganggap lahan yang akan kita tanami membutuhkan unsur hara N, P dan
K. Dari percobaan terbukti bahwa untuk mencapai hasil yang optimal direkomendasikan
untuk diberikan pemupukan dengan dosis 150 kg N, 100 kg P2O5 dan 75 kg K2O. Bila
pupuk yang tersedia adalah ZA (21% N), TSP (46% P2O5) dan KCL (60% K2O), maka
banyaknya tiap jenis pupuk yang harus disediakan adalah :
100
ZA = × 150 kg = 714 kg/ha
21
100
TSP = × 100 kg = 217 kg/ha
46
100
KCL = × 75 kg = 125 kg/ha
60

B. Menghitung Kebutuhan Pupuk untuk Luasan Tertentu


Untuk menghitung kebutuhan pupuk untuk luasan tertentu dapat digunakan rumus :
Kebutuhan pupuk =

(m¿¿ 2) 100
luas lahan yang akan dipupuk X X Dosis rekomendasi ¿
10000 % Kandungan hara pupuk
Contoh perhitungan :
Sebidang sawah seluas 500m2 akan dipupuk dengan dosis 120 kg N, 75 kg P2O5 dan 50 kg
K2O. Pupuk yang tersedia yaitu urea (46% N), SP-36 (36% P2O5), dan ZK (50% K2O).
Maka jumlah pupuk yang dibutukan adalah :
500 100
Urea = X X 120 = 13,04 kg
10000 46 %
500 100
SP-36 = X X 75 = 10,42 kg
10000 36 %
500 100
ZK = X X 50 = 5 kg
10000 50 %

C. Menghitung Kebutuhan Pupuk Majemuk dan Pupuk Tunggal


Bila yang tersedia adalah pupuk majemuk dan pupuk tunggal, untuk memenuhi dosis
pemupukan maka yang dilakukan pertama kali ialah memenuhi kebutuhan pupuk dengan
pupuk majemuk (sebagai pupuk dasar) dan kekurangannya dilengkapi dengan pupuk
tunggal.
Contoh perhitungan :
Dosis pemupukan tanaman kentang di suatu daerah adalah 80 kg N dan 20 kg P2O5 per
hektar. Pupuk yang tersedia adalah NP 20-20 dan urea (46% N). Berapakah masing – masing
pupuk yang harus disediakan dan kapan waktu pemberiannya ?
 Dosis pupuk per hektar : 80 kg N + 20 kg P2O5
 Penuhi dengan pupuk NP 20 -20 kebutuhan 20 kg N dan 20 kg P2O5 dan sisanya sebanyak
60 kg urea.
 Jumlah pupuk NP 20-20 yang harus disediakan adalah : 100 kg pupuk NP 20-20 yang
mengandung 20 kg N dan 20 kg P2O5
 Sedangkan pupuk urea yang dibutuhkan yaitu
100
× 60 kg = 130 kg
46
 Sehingga jumlah kebutuhan pupuk seluruhnya dan jumlah pemberiannya adalah
- 100 kg pupuk NP 20-20 diberikan sebagai pupuk dasar.
- 65 kg urea diberikan sebagai pupuk susulan I
- dan 65 kg urea diberikan sebagai pupuk susulan II

D. Menghitung Persentase Unsur Hara yang Diketahui Jumlah Pupuknya


Misalnya akan dianalisis campuran pupuk yang terdiri dari 200 kg ZA (21%N), 350
kg ES (20% P2O5) dan 50 kg KCl (60% K2O). Untuk mengetahui jumlah N, P2O5 dan K2O
yang tersedia dalam campuran pupuk tersebut adalah :
21
N = 200 x kg = 42 kg
100
20
P2O5 = 350 x kg = 70 kg
100
60
K2O = 50 x kg = 30 kg
100
Untuk menghitung persentase N, P2O5 dan K2O dalam campuran adalah membagi tiap – tiap
jumlah unsur hara tersebut dengan berat total dikalikan 100%. Jadi pada pupuk tersebut
terdapat :
42
 x 100 % = 7,0 % N
600
70
 x 100 % = 7,0 % P2O5
600
30
 x 100 % = 5,0 % K2O
600
Dengan demikian komposisi N – P2O5 – K20 dari pupuk campuran itu adalah 7-7-5.

E. Menghitung Kebutuhan Kompos


Cara pemakaian kompos, sebaiknya disesuaikan dengan keadaan jenis tanah dan
kandungan C organik dalam tanah tersebut, disamping juga harus disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing jenis tanaman. Tiap-tiap tanaman memerlukan kandungan bahan
organik yang berbeda-beda. Tanaman sayuran apabila tidak dipupuk dengan pupuk organik
sama sekali pertumbuhannya tidak akan sebaik tanaman yang mendapat pupuk organik.
Tanaman bunga seperti antara lain Azalea atau Anthurium, pertumbuhannya akan sangat baik
pada media yang 100 persen terdiri dari bahan organik. Apabila medianya tercampur dengan
tanah, pertumbuhannya kurang optimal. Beberapa tanaman lainnya akan tumbuh dengan
baik apabila kompos ditambah dengan tanah dengan perbandingan 1:1. Disamping itu ada
juga tanaman yang menghendaki kompos dicampur dengan tanah dan pasir dengan
perbandingan 1 : 1 : 1.
Sementara itu tiap-tiap jenis tanah memiliki keadaan kesetimbangan kandungan bahan
organik sendiri-sendiri. Pada tanah-tanah abu vulkanik (Andisol) seperti tanah di Lembang,
kandungan C organik tanah, tidak akan sama dengan kandungan C organik tanah pada jenis
tanah Inseptisol di Banjaran, misalnya. Sehingga jumlah pemberian pupuk organik pada tiap
tanaman dan pada berbagai jenis tanah tidak akan sama. Untuk menentukan tingkat
kandungan C organik dalam tanah, harus dilakukan dengan analisa laboratorium. Untuk
mengetahui berapa kebutuhan pupuk C organik, dapat dilakukan dengan cara
mempergunakan rumus sbb:
Kebutuhan Kompos (C organik) = C organik Tanah x 1.724 x kedalaman lapisan olah tanah x 10.000 m 2

Sebagai ilustrasi, apabila hasil analisa laboratorium tanah diketahui kandungan C organik
tanah di suatu tempat adalah 2.56 %, Maka menghitung kandungan C organik tanah dalam
lapisan olah (20 cm) seluas 1 ha adalah:
Kandungan C organik lapisan olah tanah adalah = 2.56 x 1,724 x 20 x 10.000 = 8.800 kg
/ha = 8.8 ton/ha
Tingkatan kandungan bahan organik tanah secara umum, dapat dilihat pada tabel berikut:

Dengan demikian rekomendasi pemberian pupuk organik dilakukan berdasarkan


kekurangan kandungan C organik dalam tanah. Berdasarkan ilustrasi, kandungan C organik
tanah adalah 2.56 % setara dengan 8.8 ton/ha, maka tingkat kesuburan C organik tanah,
kandungan organik tanah berada pada tingkat rendah. Berapa persisnya kebutuhan pupuk
Organik, adalah sangat tergantung kepada jenis tanah dan jenis tanaman. Keadaan ini baru
akan diketahui dengan lebih akurat apabila dilakukan pengujian lapangan. Tetapi dapat
diketahui secara umum bahwa untuk mencapai tingkat kesuburan C organik tanah sedang,
yaitu 13.79 s/d 34.48 ton / ha, maka diperlukan penambahan pupuk organik sebesar = (13.79
s/d 34.48 ) – 8.8 ton = 4.99 s/d 25.4 ton /ha. Jika per petakan dibawah 1 ha maka masukkan
Luas areal
rumus = x Penambahan C Organik /ha
10000

F. Menghitung Dosis, Konsentrasi, dan Volume Penyemprotan Pestisida


Penggunaan pestisida dalam konsep penanganan hama terpadu (PHT) merupakan
rekomendasi terakhir jika melewati ambang batas karena dapat menyebabkan residu serta
resistensi hama. Dalam konsep PHT, penggunaan pestisida harus memenuhi enam tepat :
yaitu (1) tepat sasaran, (2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis
atau konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan.
Hubungan Antara Dosis, Konsentrasi, Dan Volume Semprot adalah sebagai berikut:
Dosis aplikasi adalah jumlah pestisida (bisa insektisida, fungisida atau herbisida) yang
diperlukan untuk menyemprot 1 hektar lahan contohnya: 1 L Curacron/ha atau 2 kg
Dithane/ha atau 2 L Herbatop/ha. Konsentrasi aplikasi adalah jumlah pestisida yang harus
dilarutkan dalam 1 L air, dihitung dalam mililiter (ml) atau gram (g) per satu liter air.
Contohnya 2 ml Spontan/L air atau 0,5 ml Agrimec/L air. Volume semprot adalah banyaknya
air + pestisida yang digunakan utk menyemprot 1 hektar lahan, dihitung dalam liter per
hektar (L/ha).
Kaitan antara dosis, konsentrasi dan volume semprot adalah sebagai berikut:
Dosis
Volume semprot= Contoh, jika pestisida harus disemprotkan dengan dosis 1
Konsentrasi
liter/ha dengan konsentrasi 2 ml/liter air, maka volume semprotnya adalah 1 liter (1000 ml)
dibagi 2 = 500 L (air + pestisida) per ha. Dosis=Konsentrasi X Volume Semprot Contoh, jika
kita menyemprot dengan konsentrasi 2 ml/l dengan volume semprot 200 l/ha, maka dosis
yang kita semprotkan adalah 2 ml x 200 = 400 ml/ha produk atau 0,4 L produk pestisida per
Dosis
ha. Konsentrasi= Contoh, jika harus menyemprotkan dengan dosis 2 kg/ha
Volume Semprot
dengan volume semprot 400 l/ha, maka konsentrasinya adalah 2000 gr (2 kg) dibagi 400 = 5
gram produk per liter air.
Jika di labelnya hanya ditulis dosisnya saja, menghitung konsentrasinya harus dengan
menentukan dengan mengkalibrasi alat semprot untuk mengetahui volume semprot. Cara
paling mudah untuk menentukan volume semprot, yakni dengan mengetahui berapa tangki
yang biasanya dipakai menyemprot. Contohnya apabila biasanya menyemprot 1 ha habis 20
tangki ukuran 15 liter, berarti volume semprot adalah 20 × 15 = 300 l/ha. Apabila dosis pada
produk pestisidannya tercantum 2 L/ha, maka konsentrasinya adalah 2000 ml (2 L) dibagi
300 = 6.6 ml/liter air. Jika menggunakan tangki ukuran 15 liter, maka per tangki dimasukkan
15 x 6.6 ml = 99.0 ml/tangki.

G. Menghitung Jumlah Kebutuhan Benih Sesuai Luas Lahan


Kebutuhan benih sangatlah di pengaruhi oleh bagian persiapan budiaya seperti faktor
luas tanam , jarak tanaman dan jenis varitas daya tumbuh benih yang di gunakan, berat benih,
luas bedengan, dan lubang tanam . Penentuan kebutuhan benih perlu di lakukan demi efisensi
/penghematan jangan sampai petani berlebihan atau kekurangan dalam pengadaannya.
L 100
JB = x Jub x Jbl x
( Lbd+ Jab ) xJtb Dt
Ket:
JB = Jumlah Benih
L = Luas lahan
Lbd = Luas bedengan
Jab = Jarak antar bedengan
Jtb = Jarak tanam dalam barisan
Jub = Jumlah barisan
Jbl = Jumlah benih per lubang
Dt = Daya tumbuh benih
Contoh soal :
Petani di kenten Palembang mempunyai luas lahan 1 ha ingin menanam dengan benih tomat
hibrida Cap Panah Merah f1 daya tumbuh 90% dalam satu kemasan berisi 1600 butir dengan
berat 5 gr. Rencananya luas bedengan selebar 110 cm dengan jarak antar bedengan 60 cm, di
dalam satu bedengan terdapat dua barisan dengan jarak tanam dalam barisan 70 cm dan pada
setiap lubang tanamnya akan dimasukkan 2 benih, maka berapa gram benih yang dibutuhkan
atau berapa pack kemasan yang di harus dibeli petani tersebut?
Jawaban:
10000 100
JB = x2 x2 x = 37. 348, 27 dibulatkan 37.349 butir benih
( 1,1+ 0,6 ) x 0,7 90
37.349
Maka Total berat benih = =116,7 gram benihtomat
1600/5
37.349
Atau jika dalam bentuk kemasan = =23 ,3 atau dibulatkan 24 pack kemasan
1600/1

Anda mungkin juga menyukai