Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL TUGAS AKHIR (TTA-400)

ANALISIS GROUND VIBRATION AKIBAT


KEGIATAN PELEDAKAN PADA PT DNX
INDONESIA

Diajukan Oleh :
Fajar Shodik
100.701.13.120

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2017 M / 1438 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahirabbil'alamin, puji dan syukur pemohon panjatkan ke
Hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga
pemohon dapat menyelesaikan proposal tugas akhir ini dengan baik. Pemohon
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian proposal tugas akhir ini.
Dengan diajukannya proposal tugas akhir ini, pemohon berharap dapat
melaksanakan tugas akhir di PT DNX Indonesia dengan judul “Analisis Ground
Vibration Akibat Kegiatan Peledakan”. Pemohon menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam pembuatan proposal tugas akhir ini, baik itu dari segi
tema, judul, maupun isinya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat pemohon harapkan untuk melaksanakan tugas akhir yang lebih baik.
Akhir kata pemohon ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandung, Desember 2017


Pemohon

Fajar Shodik
100.701.13.120

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 2
1.2.1 Identifikasi Masalah .................................................................. 2
1.2.2 Masalah Penelitian ................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup..................................................................................... 2
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................................. 2
1.4.1 Maksud Penelitian .................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Penelitian ...................................................................... 2
1.4 Metode Penelitian ................................................................................ 3
II. TEORI DASAR ............................................................................................. 5
2.1 Pengertian Ground Vibration................................................................ 5
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Getaran Tanah ........................... 6
2.3 Hukum Scaled Distance (SD) .............................................................. 8
2.4 Persamaan Peak Particle Velocity (PPV) ........................................... 10
2.5 Gelombang ........................................................................................ 11
III. KEGIATAN ................................................................................................. 13
3.1 Jadwal Pelaksanaan ......................................................................... 13
3.2 Peserta Tugas Akhir .......................................................................... 14
3.3 Permohonan Penyediaan Fasilitas..................................................... 14
IV. PENUTUP .................................................................................................. 15
V. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16
LAMPIRAN........................................................................................................ 17

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Ground Vibration Akibat Kegiatan Peledakan pada


PT DNX Indonesia.
Nama : Fajar Shodik
Npm : 100.701.13.120

Bandung, November 2017


Menyetujui,

Ir. Yuliadi, M.T Ir.Yuliadi, M.T


Pembimbing Koordinator Tugas Akhir

Mengetahui,

Ir. Sri Widayati, M.T


Ketua Program Studi Teknik Pertambangan UNISBA

iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan penambangan kegiatan yang dilakukan pertama kali
adalah kegiatan pemboran dan peledakan. Pemboran dan peledakan merupakan
serangkaian kegiatan yang sangat penting dalam dunia pertambangan, sehingga
diperlukan metode yang baik dan benar dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
Kegiatan pemboran dan peledakan dilakukan apabila batuan tersebut tidak dapat
diberai atau dibongkar dengan menggunakan alat mekanis. Kegiatan Pemboran
bertujuan untuk membuat lubang ledak, sedangkan kegiatan peledakan
bertujuan untuk memberai batuan dari batuan induknya.
Kegiatan peledakan selalu disertai dengan adanya dampak negatif
terhadap lingkungan maupun stabilitas lereng tambang, yang dapat disebabkan
oleh adanya getaran tanah dan suara yang dihasilkan oleh kegiatan peledakan
tersebut. Penentuan jumlah muatan bahan peledak per delay yang sesuai adalah
salah satu cara yang paling efektif untuk memastikan kegiatan peledakan tidak
menimbulkan dampak kerusakan terhadap struktur bangunan dan kestabilan
lereng, sehingga perlu dilakukan kegiatan monitoring dan control vibration.
Ground vibration adalah getaran tanah yang terjadi akibat hasil
peledakan. Getaran ini pada tingkat level tertentu apabila telah melampaui
ambang batas dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur bangunan dan
stabilitas lereng tambang. Hal ini membuat pihak-pihak terkait untuk terus
melakukan kontrol terhadap ground vibration pada setiap peledakan yang
dilakukan, sehingga dalam penelitian ini akan dibahas kontrol yang dilakukan
untuk mengatasi masalah ground vibration tersebut.
Salah satu perusahaan yang gerak dalam jasa peledakan antara lain PT
DNX Indonesia yang merupakan kontraktor yang menyediakan jasa pelayanan
dalam service blasting, termasuk pelayanan dalam pengukuran getaran tanah
akibat kegiatan peledakan.

1
2

1.2 Perumusan Masalah


1.2.1 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang akan dibahas adalah tingkat getaran tanah akibat
dari kegiatan peledakan yang dapat merusak struktur bangunan daerah sekitar
peledakan, sehingga tingkat getaran tanah PPV yang dihasilkan tidak sesuai
dengan nilai ambang batas dari standar SNI 7571 Tahun 2010.
1.2.2 Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka rumusan masalah
mengenai topik yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian, yaitu :
a. Apakah kerusakan yang terdapat pada struktur bangunan daerah sekitar
penambangan diakibatkan oleh kegiatan peledakan?
d. Nilai bahan peledak maksimum per delay yang digunakan pada kegiatan
peledakan tidak sesuai dengan nilai ambang batas PPV?
c. Metode dan geometri peledakan yang diterapkan tidak optimal?

1.3 Ruang Lingkup


Masalah yang diangkat pada kegiatan penelitian ini dibatasi pada analisis
pengukuran ground vibration yaitu PPV yang dilakukan dari kegiatan peledakan
batubara di PT DNX Indonesia, beserta penentuan jumlah muatan bahan
peledak maksimum per delay berdasarkan jarak dan tingkat getaran yang
diharapkan.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian


1.4.1 Maksud Penelitian
Menganalisis tingkat getaran akibat peledakan berdasarkan acuan nilai
ambang batas yang ditentukan oleh SNI 7571:2010.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya kegiatan tugas akhir ini, antara lain :
a. Mengukur getaran tanah (Ground Vibration) yang diakibatkan oleh
kegiatan peledakan.
b. Menganalisis hasil pengukuran getaran tanah mengunakan persamaan
Peak Particles Velocity (PPV) menggunakan konsep Scaled Distance
(SD).
3

c. Mengatahui penggunaan bahan peledak maksimum per delay yang


sesuai dengan nilai ambang batas PPV untuk mengatasi getaran
tanah.
d. Mendesain geometri peledakan dan desain tie up yang dianggap optimal
untuk mengurangi getaran tanah.

1.4 Metode Penelitian


Metode penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Studi literatur dilakukan dengan pembelajaran mengenai data yang
diperoleh dari berbagai referensi yang berhubungan dengan penyelesaian
pengolahan data dan penyusunan laporan tentang analisis ground
vibration.
b. Pengambilan dan pengumpulan data, yaitu kegiatan pengambilan atau
pengukuran langsung dilapangan menggunakan alat Blastmate III yang
ditempatkan pada jarak tertentu, serta pengumpulan data dari laporan
perusahaan terdahulu.
c. Pengolahan data, Dalam mengolah data menggunakan pendekatan
statistik dan Hukum Scaled Distance (SD) USBM (United States Bureau
of Mines), 1980. Pengolahan data getaran tanah menggunakan perangkat
lunak Blastware dan untuk mendesain geometri peledakan dan desain tie
up menggunakan perangkat lunak ShotPlus-i.
d. Penarikan kesimpulan dan saran.

Adapun bagan Alir metode penelitian seperti pada Gambar 1.1.


4

Gambar 1.1
Diagram Alir Penelitian
5

II. TEORI DASAR


2.1 Pengertian Ground Vibration
Getaran tanah (ground vibration) merupakan gelombang yang bergerak di
dalam tanah disebabkan oleh adanya sumber energi. Sumber energi tersebut
dapat berasal dari alam, seperti gempa bumi atau adanya aktivitas manusia,
salah satu diantaranya adalah kegiatan peledakan. Getaran tanah (ground
vibration) terjadi pada daerah elastis (elastic zone). Di daerah ini tegangan yang
diterima material lebih kecil dari kuat material sehingga hanya menyebabkan
perubahan bentuk dan volume. Sesuai dengan sifat elastis material maka bentuk
dan volume akan kembali ke keadaan semula setelah tak ada tegangan yang
bekerja. Perambatan tegangan pada daerah elastis akan menimbulkan
gelombang elastis. Getaran Tanah (Ground Vibration) adalah gerakan bumi yang
terjadi akibat perambatan gelombang seismik di bawah tanah. Kegiatan
peledakan selalu menghasilkan gelombang sismik. Tujuan peledakan umumnya
untuk memecahkan batuan. Kegiatan ini membutuhkan sejumlah energi yang
cukup sehingga melebihi atau melampaui kekuatan batuan atau melampaui
batas elastis batuan.Apabila hal tersebut terjadi maka batuan akan menjadi
pecah.Proses pemecahan batuan akan terus berlangsung ,sampai energi yang di
hasilkan bahan peledak makin lama makin berkurang,dan menjadi lebih kecil dari
kekuatan batuan.Sehingga proses pemecahan batuan terhenti,dan energi yang
tersisa akan menjalar melalui batuan,karena masih dalam batas
elastisitasnya.Hal ini akan menghasilkan gelombang seismik.

Sumber: Charles H. Dowding, Blast Vibration Monitoring and Control


Gambar 2.1
Energi Hasil Peledakan
6

Energi pada peledakan dibagi dua, Energi terpakai berupa energi kejut
dan energy gas yang dapat menimbulkan pecahnya batuan. Sedangkan energy
sisa berupa energi sinar dan energi panas yang terdapat dilokasi peledakan,
serta energi seismik dan air blast yang menjalar dipermukaan semakin jauh
semakin berkurang, dan energi sisa ini yang menimbulkan dampak bagi
lingkungan.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Getaran Tanah


Getaran tanah pada tingkat tertentu bisa menyebabkan terjadinya
kerusakan struktur disekitar lokasi peledakan. Karena itu keadaan bahaya yang
mungkin ditimbulkan oleh operasi peledakan tidak bisa diabaikan. Beberapa
penelitian telah dilakukan dalam usaha menentukan hubungan antara faktor-
faktor tersebut sesuai dengan tingkat getaran. Pada dasarnya getaran tanah
akibat peledakan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang dapat dikontrol
dan faktor yang tidak dapat dikontrol.
Tabel 2.1
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Getaran Tanah
Variabel yang Dapat Dikontrol oleh Pengaruh Terhadap Tingkat Getaran tanah
No
Operator Tambang Signifikan Sedang Tidak Signifikan
1 Berat isian per delay x
2 Delay Interval x
3 Burden dan Spasi x
4 Stemming (jumlah) x
5 Stemming (tipe) x
6 Panjang isian dan diameter x
7 Sudut lubang bor x
8 Arah inisiasi x
9 Berat isian per peledakan x
10 Kedalaman isian x
11 Bare vs covered primacord x
12 Kecocokan isian x
13 Keadaan umum daerah permukaan x
14 Tipe dan kedalaman overburden x
15 Kondisi angin dan hujan x
Sumber : Rosenthal & Marlock, 1987
7

Pada dasarnya faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol yaitu yang


berhubungan dengan kondisi alam, geologi, dan geomekanik. Sedangkan faktor-
faktor yang dapat dikontrol diantaranya yaitu :
1. Jumlah Muatan Bahan Peledak Maksimal/Delay
Besar getaran yang dihasilkan peledakn akan dipengaruhi oleh jumlah
isisan bahan peledakper waktu tunda. Jumlah muatan total bahan peledak yang
dianggap meledak bersamaan merupakan muatan bahan peledak per waktu
tunda. Apabila muatan ditambah maka tingkat getaran akan bertambah, tetapi
hubungan ini bukan merupakan hubungan yang sederhana, misalnya muatan
dua kali lipat jumlahnya tidak menghasilkan getaran yang dua kali lipat.
2. Jarak Dari Lokasi Peledakan
Pengaruh jarak terhadap tingkat getaran yaitu apabila jarak pengukuran
lokasi peledakan semakin jauh maka getaran yang dihasilkan juga semakin
kecil. Biasanya untuk melihat kerusakan struktur bangunan acuan yang
dipakai adalah 200 meter
3. Waktu Tunda (Delay Period)
Interval waktu tunda antar lubang ledak sangat mempengaruhi tingkat
vibrasi yang dihasilkan. Jika interval waktu tunda tersebut makin besar, maka
kemungkinan jumlah bahan peledak yang dianggap meledak bersamaan (selisih
waktu meledak kurang dari sama dengan 8 ms) akan makin kecil, sehingga
tingkat vibrasi yang dihasilkan akan makin kecil.
Tabel 2.2
Pengaruh Waktu Tunda pada PPV
PPV
Mode of Detonation
(mm/s)
Instantaneous 75
Two delays with equal chart 43
Four delay with equal chart 25
Sumber : Sen, 1995
Peledakan delay mengurangi tingkat getaran sebab setiap delay
menghasilkan masing-masing gelombang seismik yang kecil terpisah.
Gelombang hasil delay pertama telah merambat pada jarak tertentu sebelum
selanjutnya delay meledak. Kecepatan perambatan tergantung pada jenis
batuannya.
8

4. Geometri Peledakan
Geometri peledakan sangat enentukan dalam adanya getaran tanah,
karena getaran tanah yang paling tinggi dihasilkan dari burden yang paling
besar. Geometri peledakan diantaranya yaitu :
 Diameter lubang ledak (D)
 Burden (B)
 Spasi (S)
 Tinggi Jenjang (H)
 Kedalaman (L)
 Stemming (T)
 Subdrilling (J)
 Kolom isian handak (PC)
5. Jenis Bahan Peledak
Pengeruh bahan peledak terhadap getaran tanah yaitu apabila tekanan
bahan peledak kecil terhadap lubang tembak maka tingkat getaran tanah akan
kecil. Tekanan bahan peledak tergantung pada densitas dan detonasi bahan
peledak. Misalnya untuk jenis bahan peledak dengan densitas dan detonasi kecil
yaitu ANFO (Ammonium Nitrat Fuel Oil), sedangkan yang lebih besar yaitu bahan
peledak dengan jenis slurry.
6. Arah Peledakan
Arah peledakan terbagi menjadi dua, yaitu memotong/berlawanan dengan
arah penyebaran batuan (strike) dan searah dengan penyebaran batuan. Pada
arah peledakan memotong strike,penyebaran energy seismic akan terhambat
lapisan batuan, sedangkan apabila searah dengan strike penyebaran energy
seimsik hasil peledakan akan melalui satu arah penyebaran batuan. Hal tersebut
menyebabkan tingkat getaran akan lebih besar pada arah peledakan searah
strike, daripada arah peledakan memotong strike.

2.3 Hukum Scaled Distance (SD)


Scaled Distance adalah parameter untuk dimensi jarak. Scale distance
dinyatakan sebagai perbandingan antara jarak dan isian bahan peledak yang
mempengaruhi hasil getaran dan energi ledakan di udara. Jika isian lubang (ratio
perbandingan panjang dan diameter lebih dari 6), gelombang akan dirambatkan
didepan lubang bor. Scale distance, d/W½. W total berat bahan peledak yang
meledak per delay, d, jarak dari alat perekam terhadap lokasi peledakan. Scale
9

distance memungkinkan pelaksana lapangan menentukan jumlah bahan peledak


yang diperlukan atau jarak aman untuk muatan bahan peledak yang jumlahnya
telah ditentukan. Berikut ini persamaan scaled distance yang didapatkan dari
hasil penelitian oleh beberapa ahli, diantaranya adalah:
1. USBM (United States Bureau of Mines), 1980:
𝑅
SD =
√𝑄

2. Langefors dan Kiehlstrom, 1973:


𝑄
SD =
√𝑅
3. Indian Standart:
𝑄
SD =
𝑅^0.67
4. Ambraseys dan Hedron, 1968:
𝑅
SD = 3
√𝑄

Keterangan :
SD = Scaled Distance
R = Jarak antara titik pengamatan dengan lokasi peledakan (m)
Q = jumlah muatan bahan peledak per delay (kg/delay)
1. Analisa scaled distance
Peraturan scaled distance menunjukkan kondisi-kondisi dimana pekerjaan
peledakan tidak boleh dilakukan. Pengaturan kembali hukum scaled distance
diperlukan seandainya harga scaled distance tidak lagi sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan operasi. Pengaturan ini didasarkan pada alasan bahwa
tingkat getaran akibat peledakan selalu berada dalam batas aman. Pernyatan
tersebut di atas dapat dan harus dibuktikan oleh pengukuran ground vibration.
Dengan diperolehnya hubungan ini, maka ditetapkan suatu ketentuan mengenai
jumlah bahan peledak yang diperbolehkan meledak per waktu tunda pada jarak
tertentu sehingga tingkat getaran yang dihasilkan oleh suatu kegiatan peledakan
tidak ambang batas yang telah ditentukan. Cara pengaturan scaled distance
value, yang dipergunakan yaitu: peak particle velocity vs scaled distance. Metode
ini meliputi pengukuran ground vibration dan perhitungan scaled distance value
dari data.
10

2. Grafik scaled distance


Jika dari grafik scaled distance diketahuinya nilai Scaled distance pada
tingkat getaran tertentu, maka dapat ditentukan jumlah muatan bahan peledak
maksimum per delay pada jarak tertentu atau jarak aman peledakan.
Penggambaran pada kertas grafik logaritma dengan sumbu tegak jumlah muatan
bahan peledak dan jarak pada sumbu mendatar. Grafik scaled distance dapat
dipakai untuk menentukan charge untuk sembarang jarak dengan scaled
distance yang telah ditentukan.
Pada persamaan scaled distance , konstanta k dan m mempengaruhi
tingkat getaran tanah hasil peledakan. Kedua konstanta ini saling berhubungan
satu sama lain. Menurut penelitian sebelumnya (Indah Pratiwi, 2010) hubungan
antara konstanta k dan m berbanding lurus, dimana semakin besar konstanta k
maka semakin besar pula kosntanta m, begitu pula sebaliknya. Hal ini
berdasarkan konstanta m berhubungan dengan geometri peledakan dan
karakteristik batuan, sedangkan kosntanta k mengindikasikan besarnya energi
hasil peledakan yang ditransfer ke batuan sekitarnya.

2.4 Persamaan Peak Particle Velocity (PPV)


Persamaan Peak Particle Velocity (PPV) merupakan kecepatan maksimum
yang digunakan untuk menghitung besarnya getaran pada suatu lokasi yang
tergantung pada jarak lokasi tersebut dari pusat peledakan dan dari jumlah
bahan peledak yang dipakai perperiode (delay). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dalam usaha menentukan besarnya kecepatan partikel puncak (PPV)
yang dihasilkan dalam sebuah peledakan maka dapat ditentukan persamaan
sebagai berikut :
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam usaha menentukan
besarnya peak particle velocity yang dihasilkan dalam suatu kegiatan peledakan
maka dapat digunakan persamaan sebagai berikut:
1. USBM (United States Bureau of Mines), 1980:
PPV = K (SD)-m
2. Langefors dan Kiehlstrom, 1973:
PPV = K (SD)
3. Indian Standart:
PPV = K (SD)-m
11

4. Ambraseys dan Hedron, 1968:


PPV = K (SD)-m
Dimana :
PPV = Peak Particle Velocity, (mm/s)
SD = Scaled Distance
K = Konstanta Site
m = Eksponen Site

Nilai constanta, yaitu komponen K sangat bervariasi, antara lain menurut :


a. U.S. Bureau of Mines, 1971 menetapkan nilai K = 100,
b. DuPont de Nemours & Co., 1977 menetapkan nilai K = 160,
c. Canada Centre for Mineral and Energy (CANMET), 1982 menetapkan K
antara 160 - 750 atau rata-rata 490,
d. AS2187.2-1993, Appendix J menetapkan nilai konstanta k adalah :
 Mines or quarries :500
 For a free face in average conditions :1140
 For heavily confined blasting, near field :5000

Tabel 2.3
Tingkat Getaran Peledakan Terhadap Bangunan (SNI)

Sumber : www.google.com/ bakuSNI

2.5 Gelombang
Dengan adanya getaran tanah, maka dihasilkan suatu gelombang.
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium.
Parameter gelombang merupakan sifat – sifat dasar yang menguraikan gerakan
12

gelombang. Parameter – parameter dasar untuk menganalisis gelombang adalah


sebagai berikut :
a. Amplitudo (A), jarak terjauh simpangan dari titik keseimbangan.
b. Kecepatan partikel (v), merupakan besarnya perpindahan yang dialami
partikel per satuan waktu.
c. Percepatan partikel (a), merupakan perubahan kecepatan partikel per
satuan waktu.
d. Frekuensi (f), merupakan banyaknya jumlah gelombang yang terjadi tiap
satu detik.
e. Perioda (T), merupakan waktu yang diperlukan untuk terjadinya satu
gelombang, perioda merupakan kebalikan dari frekuensi (T= 1/f).
Gelombang dapat dibedakan berdasarkan arah getarnya, cara rambat dan
medium yang dilalui, dan berdasarkan amplitudonya. Gelombang seismik
menggambarkan getaran tanah dilokasi penerima. Getaran tanah merupakan
akibat dari gelombang badan dan gelombang permukaan yang yang ada dalam
kulit bumi dengan lintasan yang berbeda. Walaupun gelombang seismik
memperlihatkan waktu tiba yang berbeda, tetapi waktu tiba yang paling mudah
untuk dikenal adalah waktu tiba dari gelombang yang tiba lebih awal. Lintasan
tempuh gelombang didalam kulit bumi pada umumnya di bagi menjadi tiga yaitu:
a. Lintasan gelombang langsung
b. Lintasan gelombang pantul
c. Lintasan gelombang bias

Sumber : www.google.com/gelombang
Gambar 2.2
Jenis-jenis Gelombang
13

Peralatan yang digunakan dalampengujian getaran tanah ini yaitu


menggunakan alat bernama Blasmate. Blastmate didesain untuk mengukur dan
mencatat getaran tanah dengan tepat. Peralatan ini disebut dengan seismograf
dan terdiri dari 2 bagian penting, yaitu sensor dan recorder. Kotak sensor
mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara
satu unit dengan unit lain. Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan
unit yang lain dipasang secara vertikal. Ketiga sensor tersebut mencatat 3 arah
komponen getaran peledakan yaitu longitudinal, vertikal, dan transversal.
Gerakan longitudinal adalah gerakan partikel ke/dari depan dan belakang.
Gerakan vertikal adalah gerakan partikel ke/dari atas dan bawah. Gerakan
transversal adalah gerakan partikel tanah atau batuan dari satu sisi ke sisi yang
lain.

Sumber : www.google.com/blastmate
Foto 2.3
Contoh Blasmate

III. KEGIATAN
3.1 Jadwal Pelaksanaan
Tugas Akhir ini diharapkan mulai berlangsung pada bulan 01 Desember –
30 Desember 2017 dengan waktu pengerjaan disesuaikan pada kebijakan
perusahaan.

Tabel 3.1
Matriks Kegiatan Kerja Praktek
Waktu Kegiatan - Tahun 2017 (Bulan/Minggu)
Desember
JENIS KEGIATAN
1 2 3 4
Orientasi Lapangan
14

Kegiatan Lapangan
Evaluasi Data
Penyusunan Laporan

Ket : : Kegiatan tidak dilakukan


: Kegiatan dilakukan

3.2 Peserta Tugas Akhir


Peserta kegiatan Tugas Akhir di Perusahaan ini adalah :
Nama : Fajar shodik
NPM : 100.701.13.120
Program Studi : Teknik Pertambangan
Instansi : Universitas Islam Bandung (UNISBA)
Sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu pimpinan perusahaan pemohon
juga melampirkan :
a. Transkip nilai ;
b. Surat pengantar proposal Tugas Akhir dari Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Islam Bandung ;
c. Curriculum Vitae (CV) ;

3.3 Permohonan Penyediaan Fasilitas


Untuk menunjang pelaksanaan Tugas Akhir ini , pemohon mengharapkan
sekiranya dari pihak perusahaan dapat menyediakan fasilitas berupa :
a. Tempat tinggal (mess) untuk 1 orang selama kegiatan berlangsung.
b. Konsumsi untuk 1 orang selama kegiatan berlangsung.
c. Penyediaan alat-alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) selama
kegiatan Tugas Akhir berlangsung (bila diperlukan).
d. Peralatan dan perlengkapan penunjang kegiatan.
b. Penyediaan transportasi yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung.
c. Biaya transportasi dari bandung – lokasi kegiatan dan dari lokasi kegiatan
– bandung.
IV. PENUTUP
Demikian proposal ini pemohon ajukan, besar harapan pemohon akan
bantuan semua pihak di perusahaan demi kelancaran serta suksesnya
pelaksanaan Tugas Akhir ini. Atas perhatian Bapak/Ibu Pimpinan perusahaan
pemohon ucapkan terima kasih.

15
V. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. “Pengertian Getaran Bumi”, Blogspot. Com (Diakses pada
tanggal 01 April 2017 pukul 08.30 WIB).
Widodo, Douglas. 2011. “Skripsi Analisis Ground Vibration pada Peledakan
PT Thiess Contractor Indonesia, Site Senakin, Kalimantan Selatan”.
Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.
Yuliadi. 2011. “Tesis Kajian Prediksi Peak Particle Velocity Akibat Peledakan
di Kuari D Tambang Batu Gamping PT Indocement Tunggal Prakarsa
Citeureup Bogor”. Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan,
Institut Teknologi Bandung.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai