Geostatistik adalah ilmu yang mempelajari aplikasi dan teori mengenai
variable terregional (variable berubah) pada berbagai fenomena gejala alam, terutama untuk menentukan volume bahan galian. Landasan dari pembelajaran geostatistik adalah “The Theory of Regionalised Variables”, dimana data dari titik-titik sampel mempunyai korelasi satu sama lain sesuai dengan karakteristik penyebaran endapan mineral. Geostatistik merupakan suatu disiplin yang menerapkan bermacam- macam metode kriging untuk interpolasi spasial optimal. Sedangkan menurut Matheron (1963) mendefinisikan geostatistik adalah ilmu yang khusus mempelajari distribusi dalam ruang yang sangat berguna insinyur tambang dan ahli geologi, seperti grade, ketebalan, akumulasi dan termasuk semua aplikasi praktus untuk masalah-masalah yang muncul di dalam evaluasi endapan bijih. Analisis dari geostatistik merupakan Teknik geostatistik yang terfokus pada variabel spasial, yaitu hubungan antara variabel yang diukur pada titik tertentu dengan variabel yang sama pada titik dengan jarak tertentu dari titik pertama.
Geostatistik pada awalnya dikembangkan pada industri mineral untuk
melakukan perhitungan cadangan mineral seperti emas, perak, platina. Seorang insinyur pertambangan bernama D.K. Krige mendekatkan masalah ini dari titik pandang probabilistik yang kemudian oleh George Matheron, seorang insinyur dari Ecoles des Mines, Fontaineblau, Perancis, memberikan perhatian pada pekerjaan Krige dan menerapkan teori probabilistik dan statistik untuk memformulasikan pendekatan Krige dalam perhitungan cadangan bijih, yang dikenal dengan metode kriging. Pada perkembangan selanjutnya banyak aplikasi statistik multivarat dimasukkan ke dalam geostatistik, misalnya trend surface analysis, cluster analysis, faktor analysis, discriminant analysis, dan principle component analysis. Bahkan saat ini, suatu metode yang bukan mendasarkan pada teori probabilistik dipakai untuk analisis di bidang ilmu kebumian, misalnya fuzzy logic yang mendasarkan teori himpunan yang dikenal dengan istilah fuzzy set teory seperti pada metode FCM (Fuzzy c-mean cluster analysis). Metode ini sekarang banyak dipakai untuk analisis petrografi, permodelan porositas dan permeabilitas, dan GIS. Penerapan geostatistik secara praktis saat ini dapat dikatakan tak terbatas. Setiap eksperimen yang dibuat dalam kerangka ruang (seperti data dalam koordinat ruang dan nilai) dapat menggunakan geostatistik sebagai alat bantu untuk mengolah dan menginterpretasikannya. Yang membuat geostatistik sangat berguna adalah kemampuannya untuk mengkarakterisasi dalam artian penerapan struktur spasial dengan model probabilistic secara konsisten. Struktur spasial ini dikarakterisasi oleh variogram. Secara mendasar, ada dua macam metode yang didasarkan pada variogram dan covariance yang tersedia: Untuk pemetaan dan estimasi, variogram dapat digunakan untuk menginterpolasi antara titik data (kriging). Untuk mengkarakterisasi suatu ketidaktentuan pada estimasi (volume minyak bumi, kadar di atas cut-off, resiko polusi), variogram yang sama dapat digunakan. Sebagai suatu ilmu dasar, tidak ada batas dalam penggunaan geostatistik untuk bidang tertentu. Geostatistik dapat digunakan pada bidang- bidang: industri pertambangan (pada awalnya dikembangkan), juga perminyakan, lingkungan, meteorologi, geofisika, pertanian dan perikanan, kelautan, ilmu tanah, fisika media heterogen, teknik sipil, akutansi, dan barangkali astrofisika. DAFTAR PUSTAKA
Davis, J.C., 1986. Statistical and data analysis in geology. 2nd Ed., John Wiley & Sons, New York, 646p.
Debon, A. dkk. 2009. A Geostatistical Approach for Dynamic Table Life
Matheron, G., 1963. Principles of geostatistics. Econ Geol 58: 1246-1266
saaks, H.E. dan Srivastava, R.M. 1989. Applied Geostatistics.