KELOMPOK 5
KENDARI
2021
ABSTRAK
Halaman sampul
Daftar isi
Kata pengantar
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
Bab 2 Hasil dan Pembahasan
A. Deskrifsi teori
B. Deskrifsi grafik ,table,gambar
C. Analisi
Bab 3 Kesimpulan
A. Saran
B. Penutup
C. Daftar Pustaka
D. Daftar gambar
E. Daftar table
F. Lampiran
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konsep Model Geologi Serta
Kepentingannya Untuk Eksplorasi" dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi bahan
bakar minyak tertinggi di dunia. Meningkatnya konsumsi energi bahan bakar
minyak tersebut tidak diimbangi oleh cadangan minyak bumi yang menipis. Hal
tersebut mendorong pemerintah untuk melakukan pencarian sumber energi baru
untuk menjamin ketahanan energi di masa mendatang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode polygon
2. Apa yang dimaksud dengan metode isoline?
3. Apa yang dimaksud dengan metode well logging Tujuan dan Manfaat
C. Tujuan dan manfaat
BAB II
A. Deskrifsi teori
1. Metode Polygon
2. Metode Isoline
Metode perhitungan dengan metode isoline yang dilakukan dengan
menghitung luasan masing-masing area kontur roof dan floor. Penggunaan
softwere surfac 14 dalam perhitungan dengan pendekatan ektrapolasi
spasial menghasilkan model berupa isoline dari hasil estimasi metode
Invers Distance Weighted (IDW). Hasil permodelan volume dihitung
dengan batasan jarak pengaruh titik informasi menggunakan SNI.
Pembatas yang digunakan sama dengan pembatas area yang digunakan
pada metode polygon. Pada permodelan metode isoline menggunakan
metode Invers Distance Weighted (IDW) karena interpolasi yang dilakukan
mempertimbangkan kondisi topografi endapan batubara dan data ketebalan
lapisan batubara. Metode ini memiliki nilai interpolasi yang akan lebih
mirip dengan data sampel yang terdekat dibandingkan dengan data titik
yang lebih jauh hal ini akan mempengaruhi hasil interpolasi.
B. Deskripsi Grafik,Table,Gambar
Hasil dari perhitungan sumberdaya dengan metode polygon
menghasilkan nilai sumberdaya batubara untuk masingmasing seam. (Tabel-2
dan Gambar-4). Nilai perhitungan sumberdaya pada seam I untuk sumberdaya
terukur 3.473.499 ton dengan luas area 263.200 m2 , tertunjuk 137.468
dengan luas area 9.700 m2 . Pada seam I1 sumberdaya terukur 1.957.157 ton
dengan luas area 706.100 m2 , tertunjuk 628.805 ton luas area 242.700 m2 ,
dan tereka 456.017 ton dengan luas area 150.500 m2 . Seam I2 terukur
7.383.287 ton luas area 70.6100 m2 , sumberdaya tertunjuk 2.538.330 ton
dengan luas area 242.700 m2 , dan sumberdaya tereka 1.582.782 ton dengan
luas area 150.500 m2 .
Hasil perhitungan sumberdaya dengan metode isoline (Gambar 4-6)
menghasilkan nilai sumberdaya pada seam I sumberdaya terukur 2.806.904
ton, tertunjuk 133.402 ton, pada seam I1 sumberdaya terukur 1.981.014 ton,
tertunjuk 625.505 ton dan tereka 166.789 ton serta sumberdaya pada seam I2
untuk sumberdaya terukur sebesart 6.595.498 ton, tertunjuk 2.984.172 ton dan
sumberdaya tereka sebesar 1.582.782 ton. Perbedaan persen relatif
perhitungan sumberdaya antara metode polygon dan metode isoline untuk
setiap seam terlihat pada Tabel-3. Perbandingan perhitungan nilai sumberdaya
batubara metode polygon dengan metode isoline pada seam I 21,23 %
sumberdaya terukur, 3,00% sumberdaya tertunjuk.
Sedangkan untuk respon log gamma ray dan log density untuk litologi
clayband dapat dilihat pada Gambar 10. Clayband sendiri merupakan lapisan
pengotor yang terdapat di dalam batubara. Biasanya berupa batuanlempung
atau batuanpasir. Ketebalan dari clayband sendiri berkisar antara 0–30 cm.
C. Analisis
Analisa nilai gamma ray dan nilai density sangat penting dalam
menentukan range nilai terhadap penentuan litologi pada titik bor. Hal ini
dikarenakan penulis berasumsi bahwa range nilai pada suatu litologi bersifat
konstans sehingga hasil analisa nilai gamma ray dan nilai density dapat
menjadi acuan. Data yang digunakan yaitu informasi hasil intepretasi nilai
gamma ray dan nilai density pada masing- masing seam batubara pada
keempat titik bor yang telah penulis intepretasi. Dari hasil analisa nilai gamma
ray dan nilai density pada keempat titik bor pada Lapangan ”ADA”, Sumatera
Selatan didapatkan pada batubara seam A1 memiliki range gamma ray dari
0,00-11,00 API, dan range density dari 1,81-2,35 gr/cc. batubara seam A2
memiliki range gamma ray dari 0,00-9,67 API, dan range density dari 1,86-
2,34 gr/cc. batubara seam B memiliki range gamma ray dari 0,00-11,00 API,
dan range density dari 1,78-2,18 gr/cc. batubara seam C memiliki range
gamma ray dari 0,00-10,50 API, dan range density dari 1,75-1,96 gr/cc.
BAB III
KESIMPULAN
A. Saran
Saran yang bisa penulis berikan Perlu adanya metode penilitian lebih lanjut akan
upaya peningkatan dikusi terhadap konsep model geologi serta kepentingannya
terhadap eksplorasi.
B. Penutup
Data dari hasil pemboran eksplorasi sebanyak 29 data titik bor. 2.
Lokasi penelitian berada pada wilayah IUP PT Usaha Baratama Jesindo
dengan kondisi geologi tergolong dalam kondisi geologi moderat sesui
dengan ketentuan SNI 5011-2011. 3. Hasil perhitungan sumberdaya batubara
dari hasil penelitian dengan metode polygon seam I 3.473.499 ton (terukur),
137. 468 ton (tertunjuk), seam I1 1,957.157 (terukur), 628.805 ton.
(tertunjuk), 456.017 ton (tereka), seam I2 7.833.287 ton (terukur), 2.538.330
(tertunjuk) 1.582.782 ton (tereka).
Pada Lapangan ”ADA” ditemukan empat lapisan seam batubara, yaitu
seam A1 dengan ketebalan 8,28 m, seam A2 dengan ketebalan 13,62 m, seam
B dengan ketebalan 18,50 m, dan seam C dengan ketebalan 8,84. Korelasi
litologi berdasarkan garis key bed diketahui bahwa lapisan batubara relatif
konstan. Sedangkan korelasi litologi berdasarkan datum elevasi diketahui
bahwa kemenerusan lapisan seam batubara relatigf dari arah Timur ke Barat
dan kemiringan lapisan batubara antara satu seam dengan seam lainnya dari
arah Selatan ke Utara dengan sudut kemiringan 5-30°.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 1. Penentuan Penarikan Sand Base Line dan Shale Base Line (BPB Manual, 1981)
Gambar 2. Respon Log Densitas Terhadap Beberapa Jenis Batuan Dengan Densitas
Total dari Batuan Meliputi Matriks Padat dan Fluida yang Mengisi Pori (Rider, 1996)
Gambar 3. Respon log gamma ray dan log density pada litologi clayband