TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.2
Peta Geologi Regional
Secara garis besar regional Lajur Gunungapi Kuarter memiliki 5 formasi antara
lain:
1. Formasi Tuff Rabano (Qvtr) : Tuf pasiran, Tuf batuapung, Breksi tufan dan tuf
halus abu.
2. Formasi Batuan Gunung Api Tengger (Qvt) : Tuf pasiran, Tuf batuapung, dan
Aglomerat.
B. Stratigrafi Regional
Struktur geologi regional pada Lembar Malang yakni berupa sesar, lipatan lemah,
gawir, kelurusan, kawah, dan barangko. Sesar terjadi pada batuan gunungapi
Kuarter, terdiri dari beberapa sesar geser dan sesar bongkah dengan berbagai arah.
Sesar bongkah dengan arah barat daya-timur laut terjadi pada batuan gunungapi.
Gendis dan memotong gawir terjal, diperkirakan terjadi pada akhir pleistocen
tengah. Sesar geser terjadi pada timur laut.
2.3 Ganesa Andesit
Batuan beku merupakan suatu jenis batuan yang proses pembentukannya berasal
dari magma yang terjadi penurunan suhu dengan melewati proses kritalisasi baik
di bawah permukaan sebagai batuan instrusif ataupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrutif. Penggolongan batuan beku berdasarkan lokasi terbentuknya.
Batuan beku menurut genesanya bisa terbagi atas dua macam yaitu batuan beku
intrusif dan batuan beku ekstrusif. Batuan ekstrusif tersusun dari seluruh material
yang dimuntahkan ke permukaan baik di darat ataupun di bawah permukaan laut.
Material tersebut mendingin sangat cepat menyerupai bentuk solid atau padatan,
debu adapun juga yang berbentuk larutan panas dan kental yang dinamai dengan
istilah lava. Batuan beku menurut genesanya dapat di bagi menjadi:
1. Batuan beku vulkanik yatu batuan yang melewati proses vulkanisme. Batuan
beku vulkanik terbagi menjadi batuan beku batuan beku vulkanik ekstrusif atau
bisa disebut juga dengan batuan beku fragmental dan batuan beku vulkanik efusif,
batuan beku vulkanik intrusif.
2. Batuan beku plutonik yatu batuan yang telah melewati proses dari pembekuan
magma di dalam kerak bumi, batuan beku plutonik memiliki bentuk kristal yang
berbutir kasar (fanerik).
3. Batuan beku hipabisal yaitu hasil dari intrusi minor, mempunyai bentuk kristal
berukuran sedang (campuran antara halus dan kasar).
Batuan andesit termasuk satu dari batuan beku Ekstrusif atau kadang berupa
batuan beku hipabisal. Batuan beku vulkanik ekstrusif tersusun dari semua
material yang dimuntahkan ke permukaan baik di darat maupun di laut. Material
ini mendingin sangat cepat, ada yang berbentuk debu atau larutan kental dan
panas, padatan, yang disebut dengan istilah lava. Batuan beku ekstrusif tersebut
biasanya bersifat ringan serta berwarna abu-abu gelap. Dalam kondisi iklim
tertentu, batuan andesit kebanyakan berwarna coklat oleh karena itu untuk
mengidentifikasinya harus dilakukan analisa yang lebih detail. Batuan andesit
mengandung banyak mineral plagioklas feldspar yang kaya akan kandungan
biotit, piroksen, dan amphibole.
Andesit merupakan batuan kerak benua yang kebanyakan berada di atas zona
subduksi. Batuan andesit pada dasarnya terbentuk setelah pelelehan atau
pencairan lempeng samudera setelah tersubduksi. Pelelehan pada zona tersebut
disebabkan oleh subduksi yang proses terjadinya berasal dari sumber magma yang
mengalami penaikan ke permukaan kemudian membentuk batuan andesit.
Batuan andesit dapat terbentuk jauh dari ruang lingkup zona subduksi, sebagai
contoh, batuan ini dapat terbentuk pada "oceanic hotspots" dan "ocean ridges"
yang diperoleh dari pelelehan sebagian batuan basaltik. Andesit juga dapat pula
terbentuk saat terjadi letusan pada struktur didalam lempeng benua, sumber
magma terjadi pelelehan di dalam kerak bumi atau bercampur dengan magma.
Dapat disimpulkan bahwa, banyak lingkungan lain yang dapat membentuk
andesit.]
1.Cadangan Terkira
Cadangan mineral terkira adalah komponen dari sumberdaya mineral tertunjuk
yang mempunyai nilai ekonomis untuk diekstraksi, dan dalam keadaan tertentu
juga merupakan bagian sumberdaya mineral terukur. Ini termasuk pengenceran
dan kehilangan material yang dapat terjadi saat material ditambang. Penilaian
dan studi yang akurat harus dibuat dan mencakup pertimbangan dan
memodifikasi asumsi faktor penambangan, metalurgi, ekonomi, komersial,
hukum, lingkungan, sosial dan pemerintahan. Pada saat pelaporan, tinjauan ini
memperlihatkan bahwa yang telah diekstraksi sudah dapat dibenarkan dan
logis.
2.Cadangan Terbukti
Cadangan mineral terbukti adalah komponen dari sumberdaya terukur yang
mempunyai nilai ekonomi untuk diekstraksi. Ini termasuk pengenceran dan
kehilangan material yang dapat terjadi saat ditambang. Penilaian dan studi yang
akurat harus dibuat dan mencakup pertimbangan dan modifikasi asumsi faktor
penambangan, metalurgi, ekonomi, komersial, hukum, lingkungan, sosial dan
pemerintahan. Pada saat pelaporan, tinjauan ini memperlihatkan bahwa yang
telah diekstraksi sudah dapat dibenarkan dan logis.
(Sumber: Standar Nasional Indonesia 4726, 2019)
Gambar 2.3
Hubungan umum target eksplorasi, sumberdaya mineral dan cadangan
mineral (Sumber: SNI 4726, 2019)
Prinsip dari metode ini yaitu membuat penampang melintang yang dipakai untuk
menghitung sirtu. Setelah menghitung luas, volume dihitung sesuai dengan rumus
perhitungan, perhitungan dapat dilakukan dengan memakai satu penampang, dua
penampang atau rangkaian banyak penampang dengan jarak antar penampang
sama panjang.
b. Ketebalan/kedalaman
Penerapan pedoman perubahan bertahap ketebalan antara dua penampang
memiliki satu nilai yang diperoleh dengan menginterpolasikan dua nilai
ketebalan penampang.
c. Volume sumberdaya
Volume sumberdaya adalah representasi sumberdaya tiga dimensi. Selisih yang
terjadi dalam satu dimensi dan dalam dua dimensi akan menjadi selisih
kumulatif dalam perhitungan tiga dimensi.
Gambar 2.4
Metode Cross Section (Sumber: Haryo, 2016)
2.5.1 Metode Cross Section Dengan Pedoman Perubahan Bertahap
Panduan ini adalah yang dipakai untuk menentukan batas zona pengaruh saat
menentukan luas penampang dengan menyambungkan ataupun
menghubungkan titik-titik terluar dari setiap bagian penampang, seperti yang
tercantum pada gambar 2.5. Pedoman ini dapat diterapkan pada metode
penampang (cross section) karena dalam perhitungan lebar area yang
dipengaruhi oleh penampang tidak selalu diambil dengan dimensi tetap.
2.5.2Perhitungan Volume
Estimasi jumlah sumberdaya sirtu di lokasi penelitian menggunakan metode
cross section dengan pedoman perubahan bertahap. Perhitungan volume
dengan pedoman perubahan bertahap menggunakan persamaan luas rata-rata
(mean area). Persamaan ini dipakai ketika ada dua bagian S1 dan S2 yang
relatif sama atau lebih besar dari 0,5 hingga mendekati 1. Begitupun sebaliknya
ketika ada dua bagian S1 dan S2 yang nilai perbandingannya kurang dari 0,5
maka menggunakan persamaan rumus Frustum.
V = Volume
S 1+ S 2 S 2+ S 3 Sn+ Sn
V = L 1+ L 2+… ln
2 2 2
…………………………………………
Maka :
Sedangkan luas yang dihitung adalah rata-rata luas volume antara kedua buah
penampang dengan kondisi S1 <; 0,5 S2, maka perhitungan dilakukan dengan
rumus sebagai berikut:
𝑉 = (𝑆1 + 2𝑆2 + √𝑠1 + 𝑠2 L/3…………………………………………………..