Anda di halaman 1dari 45

Laboratorium Sedimentologi 2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kegiatan lapangan yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Oktober
2019 di daerah Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan kegiatan untuk mempelajari batuan karbonat
yang ada di daerah tersebut sekaligus mengimplementasikan kegiatan
praktikum sedimentologi. Sedimentologi sendiri adalah cabang dari ilmu
Geologi yang mempelajari mengenai batuan sedimen meliputi sifat fisik,
kimia, dan biologi dapat digunakan untuk mengetahui mekanisme
pembentukan batuan sedimen dan lingkungan pengendapannya. Batuan
sedimen tersebar di berbagai lingkungan di bumi terutama bumi pada
bagian permukaan. Lapangan ini berfokus kepada pendeskripsian batuan
karbonat yang merupakan batuan berkomposisi (>50%) garam-garam
karbonat. Batuan ini memiliki nilai ekonomi yang penting diantaranya
sebagai reservoir minyak dan gas bumi karena memiliki porositas yang
baik. Mengetahui hal tersebut penting dilakukan kegiatan lapangan
batuan karbonat praktikum sedimentologi ini.
Kegiatan ini berupa pendeskripsian, analisis secara langsung di
lapangan mengenai proses pembentukan batuan sedimen tersebut, juga
merupakan bentuk pemahaman mengenai batuan karbonat di lapangan
dengan mengetahui karateristik batuan karbonat di lapangan, lalu dapat
dilakukan sebuah rekonstruksi dan interpretasi geologi terhadap
bagaimana proses pembentukan dari batuan karbonat daerah tersebut.
Praktikan diminta untuk mengamati, mendeskripsi dan menjelaskan
batuan yang ada dari suatu singkapan yang diamati dari sudut pandang
geologi. Selain itu, tujuan utama dalam kegiatan lapangan ini yaitu untuk
menjelaskan fenomena geologi yang berkaitan dengan batuan karbonat.
Penelitian-penelitan sebelumnya telah memberikan kesimpulan bahwa

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
11
Laboratorium Sedimentologi 2019

daerah penelitian merupakan lautan pada dengan adanya indikator


sedimentasi fasies reef yang berasosiasi dengan batugamping klastik.
1.2. Maksud dan Tujuan
Kegiatan ini bermaksud untuk meningkatkan kemampuan praktikan
untuk langsung mengambil data dilapangan serta mengaplikasikan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan
Tujuan dalam kegiatan ekskursi batuan karbonat tahun ajaran
2019/2020 ini adalah sebagai berikut :
a. Mampu mendeskripsikan batuan sedimen karbonat di daerah
penelitian berdasarkan prosedur yang telah diajarkan di
laboratorium, serta membuat penampang dan profil pada singkapan
batuan karbonat.
b. Mampu memahami dan mengetahui serta mampu menjelaskan
secara garis besar mengenai sejarah pembentukan batuan karbonat
yang ada di lapangan.
c. Mampu memahami dan menjelaskan mengenai interpretasi
lingkungan pengendapan.
d. Mampu memperkirakan rekontruksi dari suatu lingkungan
pengendapan pada masa lampau.

1.3. Batasan Masalah


Kegiatan ekskursi batuan karbonat praktikum sedimentologi ini, perlu
diperhatikan lebih mendalam dari pembahasan mengenai pembentukan
batuan karbonat di daerah penelitian, serta menginterpretasikan proses
pembentukannya dengan menganalisa batuan karbonat secara
megaskopis, maka perlu adanya batasan-batasan masalah yang jelas
mengenai penelitian ini :
a. Pengambilan data secara langsung di lapangan
b. Alur dalam kegiatan lapangan dilakukan dari stopsite 1 sampai
stopsite 4 dengan melakukan deskripsi lapangan, deskipsi
singkapan, dan deskripsi litologi.

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
12
Laboratorium Sedimentologi 2019

c. Deskripsi litologi dilakukan secara megaskopis dengan


memperhatikan alur pendeskripsian yang baik dan benar dengan
urutan yaitu nama batuan, warna, tekstur, komposisi mineral, dan
struktur batuan.
d. Interpretasi lingkungan pengendapan dan merekonstruksi sejarah
geologi didasarkan pada data-data yang diambil dilapangan,
selanjutnya direkonstruksi sehingga di ketahui genesa dari batuan
tersebut.
1.4. Lokasi Penelitian

Gambar 1.1 Lokasi Pengamatan

Lokasi penelitian berada di Panggang, Gunung Kidul, dengan


koordinat X=424346, Y=9142553, Z=394. Lokasi ditempuh selama
kurang lebih 1 jam perjalanan. Kendala di jalan mungkin ketika macet
akan diperlukan waktu yang panjang lagi. Lokasi ini termasuk di dalam
Formasi Wonosari dan Oyo, mempunyai litologi penciri yaitu
batugamping terumbu dan berlapis. Batuan ini yang akan diamati oleh
praktikan, dari kegiatan tersebut praktikan akan menyimpulkan
bagaimana proses pengendapannya, apakah fasies dari

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
13
Laboratorium Sedimentologi 2019

pengendapannya, apa faktor yang mempengaruhi terbentuknya


batugamping

1.5. Geologi Regional


Geologi regional daerah telitian menurut van Bemmelen (1949)
membagi pulau Jawa bagian tengah menjadi beberapa zona yaitu
dataran Alluvial Jawa tengah begian utara, Antiklinorium Rembang,
Antiklinorium Serayu utara-Kendeng, Pematang dan kubah zona
depresi tengah, Zona Randublatung, Gunung api Kuarter, dan
Pegunungan Selatan.

1.5.1 Stratigrafi

Tabel 1.1 Stratigrafi Pegunugan Selatan menurut Surono (1992)

Menurut Surono dkk(1992), urutan stratigrafi dari daerah ini dari tua ke
muda ialah :

1. Formasi Wungkal-Gamping

Formasi ini terletak di Gunung Wungkal dan Gunung Gamping, di


Perbukitan Jiwo. Satuan batuannya terdiri dari perselingan antara
batupasir dan batulanau serta lensa batugamping. Pada bagian atas,
satuan batuan ini berupa napal pasiran dan lensa batugamping. Formasi

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
14
Laboratorium Sedimentologi 2019

ini tersebar di Perbukitan Jiwo, antara lain di G. Wungkal, Desa


Sekarbolo, Jiwo Barat, menpunyai ketebalan sekitar 120 meter (Bronto
dan Hartono, 2001).

2. Formasi Kebo-Butak

Formasi ini disusun pada bagian bawah berupa batupasir berlapis


baik, batulanau, batulempung, serpih, tuf dan aglomerat, dengan
ketebalan lebih dari 650 meter.Bagian atasnya berupa perselingan
batupasir dan batulempung dengan sisipan tipis tuf asam. Setempat di
bagian tengahnya dijumpai retas lempeng andesit-basal dan di bagian
atasnya dijumpai breksi andesit.

3. Formasi Semilir

Formasi ini berlokasi tipe di Gunung Semilir, sebelah selatan


Klaten. Dengan ketebalan lebih dari 460 meter.Litologi penyusunnya
terdiri dari tuf, tuf lapili, lapili batuapung, breksi batuapung dan serpih.
Komposisi tuf dan batuapung tersebut bervariasi dari andesit hingga
dasit. Di bagian bawah satuan batuan ini, yaitu di S. Opak, Dusun
Watuadeg, Desa Jogotirto, Kec. Berbah, Kab. Sleman, terdapat andesit
basal sebagai aliran lava bantal (Bronto dan Hartono, 2001).

4. Formasi Nglanggran

Formasi ini batuan penyusunnya terdiri dari breksi gunungapi,


aglomerat, tuf dan aliran lava andesit-basal dan lava andesit. Breksi
gunungapi dan aglomerat yang mendominasi formasi ini umumnya tidak
berlapis. Kepingannya terdiri dari andesit dan sedikit basal, berukuran 2 –
50 cm. Di bagian tengah formasi ini, yaitu pada breksi gunungapi,
ditemukan batugamping terumbu yang membentuk lensa atau berupa
kepingan. Secara setempat, formasi ini disisipi oleh batupasir

5. Formasi Sambipitu

Formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan raya Yogyakarta-


Patuk-Wonosari dengan ketebalan mencapai 230 meter. Batuan penyusun
formasi ini di bagian bawah terdiri dari batupasir kasar, kemudian ke atas
berangsur menjadi batupasir halus yang berselang-seling dengan serpih,
batulanau dan batulempung. Pada bagian bawah kelompok batuan ini
tidak mengandung bahan karbonat. Namun di bagian atasnya, terutama
batupasir, mengandung bahan karbonat.

6. Formasi Oyo

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
15
Laboratorium Sedimentologi 2019

Formasi ini berada di Sungai Oyo. Batuan penyusunnya pada bagian


bawah terdiri dari tuf dan napal tufan. Sedangkan ke atas secara
berangsur dikuasai oleh batugamping berlapis dengan sisipan
batulempung karbonatan. Batugamping berlapis tersebut umumnya
kalkarenit, namun kadang-kadang dijumpai kalsirudit yang mengandung
fragmen andesit membulat. Formasi Oyo tersebar luas di sepanjang K.
Oyo. Ketebalan formasi ini lebih dari 140 meter.

7. Formasi Wonosari

Formasi ini tersingkap baik di daerah Wonosari dan sekitarnya,


dengan ketebalan lebih dari 800 meter. Formasi ini didominasi oleh
batuan karbonat yang terdiri dari batugamping berlapis dan batugamping
terumbu. Sedangkan sebagai sisipan adalah napal. Sisipan tuf hanya
terdapat di bagian timur.

8. Formasi Kepek

Formasi ini terletak di Desa Kepek, tersebar di hulu. Rambatan


sebelah barat Wonosari yang membentuk sinklin. Batuan
penyusunnya adalah napal dan batugamping berlapis. Tebal satuan
ini lebih kurang 200 meter.

1.5.2 Geomorfologi
Daerah Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, secara
geomorfologis merupakan kawasan yang termasuk dalam
gugusan Karst Gunung Sewu, pada daerah Wonosari ini bentang
alam karst dicirikan dengan adanya bentuk lahan karst baik
mayor maupun minor sepeti bukit karst, doline, lembah kering,
uvala, polje, karren, cocpit, yang meneyebar di wilayah daerah
Wonosari ini, hal ini dapat menggambarkan bahwa daerah ini
merupakan bentuk lahan yang telah mengalami karstifikasi.
Pada Formasi Wonosari ini dapat ditemukan litologi berupa
Batugamping klastik seperti Packstone, Wackestone dan
batugamping Non-Klastik seperti Framestone yang memberikan
penjelasan mengenai geologi regional daerah penelitian serta
bentang alam karst daerah Wonosari.
Nama : Rizki Agung Yulianto
NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
16
Laboratorium Sedimentologi 2019

1.6. Dasar Teori


Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi
material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau
hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi
lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan
( Pettijohn, 1975).

Sedangkan batuan sedimen karbonat ialah batuan sedimen


yang mempunyai komposisi dominan (>50%) dan terdiri dari garam-
garam karbonat, sedang dalam prakteknya meliputi Batugamping dan
Dolomit.

Pembentukan batuan karbonat dapat terjadi secara insitu


berupa organisme yang hidup, berkembang dan mati pada tempat
tinggalnya, dapat pula terjadi butiran rombakan yang telah mengalami
transportasi dan kemudian diendapkan pada tempat lain, Seluruh
proses pembentukan batuan karbonat tersebut terjadi dilingkungan air
laut.

1.6.1. Batuan Karbonat dan Komposisi Umumnya


Batuan sedimen dengan komposisi dominan lebih dari
50% garam atau mineral karbonat, mineral karbonat adalah
mineral mengandung beberapa mineral dan material yang
penting dan umum yang terdapat pada batuan karbonat dapat
berupa mineral kalsit, aragonite, magnesit, dolomit, dan lain
sebagainya
1.6.2. Faktor-Faktor dalam Pengendapan Karbonat
Faktor yang penting, yang sangat mempengaruhi
pengendapan batuan karbonat, yaitu:
a. Pengaruh sedimen klastik asal darat
b. Pengaruh iklim dan suhu
c. Pengaruh kedalaman
Nama : Rizki Agung Yulianto
NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
17
Laboratorium Sedimentologi 2019

d. Faktor mekanik
1.6.3. Butiran (Fragmen), Semen dan Lumpur Karbonat
1. Butiran atau fagmen dalam hal ini berupa skeletal (butiran
kerangka), fragmen rombakan, pellets, lumps, butiran
yang berlapis konsentris
2. Semen atau sparit
Komponen karbonat yang berupa Kristal kalsit secara
mikroskopis mempunyai kenampakan jernih, berukuran
0,02 – 1 mm, sebagai material pengisi ruang antar butir
ataupun suatu rekahan yang terbentuk pada saat diagenesa.
lebih dikenal dengan istilah sparit.
3. Lumpur Karbonat atau micite
Partikel karbonat berukuran < 4 mikron, secara
mikroskopis akan mempunyai kenampakan yang keruh
kecoklatan. Pembentukannya dapat secara mekanis dan
kimiawi pada waktu pengendapan terjadi. Lumpur
karbonat ini dikenal dengan istilah mikrit.

1.6.4. Klasifikasi Batuan Karbonat


1. Klasifikasi Dunham (1962)
Klasifikasi batuan karbonat yang dibuat oleh Dunham
(1962) didasarkan pada tekstur deposisi batuan kabonat,
dimana tekstur yang terbentuk saat pengendapan,
termasuk ukuran butir dan susunan butir (sortasi). Hal
yang perlu diperhatikan dalam penamaan berdasarkan
tekstur deposisinya, yaitu berupa derajat perubahan tekstur
pengendapan, tingkat kelimpahan antar butiran (grain) dan
lumpur karbonat, dan komponen asli terikat atau tidak
terikat selama proses deposisi, berikut merupakan gambar
klasifikasi menurut Dunham (1962)

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
18
Laboratorium Sedimentologi 2019

Tabel 1.2 Klasifikasi Dunham (1962)

2. Klasifikasi Embry and Klovan (1971)


Klasifikasi ini merupakan bentuk pengembangan dari
klasifikasi Dunham (1962). Didasarkan pada tekstur
pengendapan dengan membedakan presentase butiran
yang berdiameter < 2 mm dari butiran yang berdiameter >
2mm, klasifikasi ini seluruhnya didasarkan pada tekstur
pengendapan.

Tabel 1.3 Klasifikasi Embry Klovan (1971)

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
19
Laboratorium Sedimentologi 2019

1.6.5. L
i
n
g
k
u
n
gan Pengendapan Batuan Karbonat 

Banyak presepsi dan klasifikasi dari lingkungan


pengendapan batuan karbonat, berikut model reef platform
menurut Louis Pomar (1991).

1. Lagoon atau Laguna (back reef)


Litofasies ini dicirikan dengan lapisan horizontal, sangat
terkait dengan permukaan erosional, bagian tengah laguna
tersusun oleh mudstone dan wackestone, dengan adanya pellet,
foraminifera bentonik, bivalvia, deposit bagian luar dari laguna
umunya tersusun oleh butiran skeletal yang membentuk
litologi grainstone dan packstone, dengan melimpahnya
fragmen moluska, echinodermata, foraminifera bentonik.
2. Reef Core, atau terumbu inti
Memiliki karakteristik berupa lapisan sigmoidal dan tersusun
oleh litologi berupa batuan non-klastik, grainstone, dan
packstone dengan fragmen skeletal termasuk kerangka koral,
morfologi koloni koral dengan rentang bentuk dish coral atau
koral berbentuk piringan di bagian paling bawah dari reef core,
branching coral atau koral bercabang pada bagian tengah reef
core, serta di bagian atasnya berupa massive coral atau koral
yang berbentuk masif.
3. Clinobeds of reef slope (Fore reef) atau terumbu muka

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
20
Laboratorium Sedimentologi 2019

Litofasies dengan rentang material berukuran kasar dari


packstone berfragmen skeletal dengan melimpahnya moluska,
fragmen alga merah, rhodolit, fragmen koral dan Halimeda
pada bagian proksimal, hingga pada bagian distal dengan
material berukuran halus dari litologi packstone, lapisan
miringnya dapat berukuran sekitar 100 meter, dengan nilai
lapisan miring ini diatas 30°.
4. Open Shelf (Shallow Basin) atau cekungan (basin) dangkal
Lapisan tersusun oleh permukaan lapisan menunjukan
bioturbasi atau adanya aktifitas organisme berupa burrow atau
borring pada material packstone berukuran halus dengan
fragmen foraminifera planktonik, juga ditandai dengan
kehadiran kerang laut dalam dan koral, juga menunjukan
laminasi batuan karbonat yang berukuran relatif halus.

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
21
Laboratorium Sedimentologi 2019

Gambar 1.2 Fasies Model Louis Pomar (2004)

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
22
Laboratorium Sedimentologi 2019

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Stopsite 1
2.1.1. LP 1
2.1.1.1 Deskripsi Lapangan
Lapangan ini berada pada formasi Oyo dan Wonosari.
Perbedaan formasi ini adalah Fm. Oyo batugamping berlapis,
Fm. Wonosari batugamping terumbu. Perjalanan dari gerbang
timur UPN dengan menggunakan bus pukul 7.30 WIB. Menuju
arah Tenggara pada peta hingga sampai Panggang, Gunung
Kidul pukul 8.30 WIB.
2.1.1.2 Deskripsi Singkapan
Singkapan ini berupa penampakan batugamping terumbu
yang mana merupakan batuan sedimen non-klastik yang
disebabkan oleh pertumbuhan dari terumbu.
2.1.1.3 Parameter Singkapan

Gambar 2.1 Singkapan Stopsite 1 LP 1 (diambil oleh Fransiskus)


Keterangan :
 Azimuth : N 030o E
 Cuaca : Cerah, Berawan

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
23
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.1.1.4 Deskripsi Litologi

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
24
Laboratorium Sedimentologi 2019

Gambar 2.2 Framestone (diambil oleh Fransiskus)

a. Deskripsi Litologi LP 1
Framestone (Embry Klovan, 1971), Abu-abu terang (F) Hitam
(L), Komposisi : Monomineralik karbonat, Masif

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
25
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.1.1.5 Foto Bentang Alam

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
26
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.1.2. LP 2
2.1.2.1. Deskripsi Lapangan
Dari LP 1 berjalan ke arah selatan, menuju ke
bawah / tempat parkir bus.
2.1.2.2. Deskripsi Singkapan
Singkapan ini merupakan batugamping yang
berlapis yang mana terdapat struktur perlapisan.
Pada
Gambar 2.3 Bentang Alamsingkapan
(oleh ini. Hal ini disebabkan adanya
Fransiskus) proses transportasi material sedimen lalu diendapkan
N 0300 pada
E singkapan ini.
2.1.2.3. Parameter Singkapan

Gambar 2.4 Singkapan Stopsite 1 LP 2 (diambil oleh Fransiskus)


Keterangan :
 Azimuth : N 000o E
 Cuaca : Cerah, Berawan

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
27
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.1.2.4
Deskripsi
Litologi

Gambar 2.5 Wackestone (diambil oleh Fransiskus)

a. Deskripsi Litologi LP 2
Wackestone (Dunham, 1962), Putih (F) Coklat (L),
Arenit(0,062-2mm), Utuh, Well Sorted, Mud Supported,
Komposisi : A : Intraklas ; M : Kalsit ; S : Karbonat, Masif

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
28
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.1.2.5 Foto Bentang Alam

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
29
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.1.3. LP 3
2.1.3.1. Deskripsi Lapangan
Dari LP 2 berjalan ke arah Utara, berjalan
kearah utara atau naik sekitar 80 meter.
2.1.3.2. Deskripsi Singkapan
Singkapan ini berupa batuan sedimen klastik
atau adanya hasil rombakan dari material sedimen
dari
Gambar 2.6 Bentang reef
Alam core
(oleh yang berada pada singkapan LP 2.
Fransiskus) Singkapan ini lebih tinggi dari LP 2, karena LP 2
N 0300 lebih
E mudah mengalami pelarutan karena kandungan
CaCO3 yang dominan. Sedangkan LP ini tersusun
atas material klastikyang mana lebih resisten
terhadap pelapukan.
2.1.3.3. Parameter Singkapan

Gambar 2.7 Singkapan Stopsite 1 LP 3 (diambil oleh Fransiskus)


Keterangan :
 Azimuth : N 318o E
 Cuaca : Cerah, Berawan

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
30
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.1.3.4 Deskripsi Litologi

Gambar 2.8
Floatstone (diambil oleh Fransiskus)

a. Deskripsi Litologi LP 3
Floatstone (Embry Klovan, 1971), Putih kemerahan (F)
Coklat (L), Rudite - Arenit(0,004-2mm), Utuh, Moderately
Sorted, Matrix Supported, Komposisi : A : Skeletal ; M :
Kalsit ; S : Karbonat, Masif

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
31
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.1.3.5 Foto Bentang Alam

Gambar 2.9 Bentang Alam (oleh


Fransiskus)

N 3180 E

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
32
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.1.1.1 Penampang

Gambar 2.10 Penampang Stopsite ke-1

2.2. Stopsite 2
2.2.1. Deskripsi Lapangan
Stopsite yang ke 2 ini berlokasi tidak jauh dari stopsite
pertama, perjalanan ditempuh dari stopsite pertama ke stopsite
ke dua menuju arah Timur perjalanan ditempuh dengan
menggunakan bus, dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.
2.2.2. Deskripsi Singkapan
Singkapan ini terdiri atas 2 struktur yaitu lapisan yang
berada di atas masif, dari batugamping non-klastik sedangkan
yang berada di bawahnya struktur perlapisan batugamping
klastik yang dipengaruhi arus yang ada pada waktu itu
membentuk struktur cross bedding.

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
33
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.2.3. Parameter Singkapan

Gambar 2.11 Singkapan Stopsite 2 diambil oleh Fransiskus

Keterangan :
 Azimuth : N 335o E
 Cuaca : Cerah, Berawan
2.2.4. Deskripsi Litologi

Gambar 2.12 Grainstone (diambil oleh Fransiskus)

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
34
Laboratorium Sedimentologi 2019

a. Deskripsi Litologi Lapisan 1


Grainstone (Dunham,1962), Putih (F) Abu-abu (L), Rudite(>2mm),
Utuh, Well Sorted, Grain Supported, Komposisi : A : Intraklas ; M :
Kalsit ; S : Karbonat, Perlapisan

Gambar 2.13 Packestone (diambil oleh Fransiskus)

b. Deskripsi Litologi Lapisan 2


Tuffaceous Packestone (Dunham, 1962), Putih (F) Abu-abu (L),
Arenit(0,62-2mm), Utuh, Well Sorted, Grain Supported, Komposisi :
A : Intraklas, Tuff ; M : Kalsit ; S : Karbonat, Perlapisan

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
35
Laboratorium Sedimentologi 2019

Gambar 2.14 Tuffaceous Packestone (diambil oleh Fransiskus)

c. Deskripsi Batuan Lapisan 3


Tuffaceous Packestone (Dunham, 1962), Putih (F) Coklat (L),
Arenit(0,62-2mm), Utuh, Moderately Sorted, Grain Supported,
Komposisi : A : Intraklas, Tuff ; M : Kalsit ; S : Karbonat, Perlapisan

Gambar 2.15 Packestone (diambil oleh Fransiskus)

d. Deskripsi Litologi Lapisan 4


Packestone (Dunham, 1962), Putih (F) Coklat (L), Arenit(0,62-2mm),
Utuh, Well Sorted, Grain Supported, Komposisi : A : Intraklas ; M :
Kalsit ; S : Karbonat, Perlapisan

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
36
Laboratorium Sedimentologi 2019

Gambar 2.16 Floatstone (diambil oleh Fransiskus)

e. Deskripsi Litologi Lapisan 5


Floatstone (Embry Klovan, 1971), Putih (F) Coklat (L), Arenit(0,62-
2mm), Tidak Utuh, Well Sorted, Matrix Supported, Komposisi : A :
Skeletal, Interklas ; M : Kalsit ; S : Karbonat, Perlapisan

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
37
Laboratorium Sedimentologi 2019

Gambar 2.17 Rudstone (diambil oleh Fransiskus)


f. Deskripsi Litologi Lapisan 6
Rudstone (Embry Klovan, 1971), Putih (F) Hitam (L),
Rudite(>2mm), Tidak Utuh, Well Sorted, Matrix Supported,
Komposisi : A : Skeletal, Interklas ; M : Kalsit ; S : Karbonat,
Perlapisan

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
38
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.2.5 Foto Bentang Alam

Gambar 2.18 Bentang Alam oleh


Fransiskus

N 3350 E

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
39
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.2.6 Profil

Gambar 2.19 Profil Stopsite ke-2


2.3. Stopsite 3
2.3.1. Deskripsi Lapangan
Dari STA 2 berangkat pukul 12.55 WIB. setelah ishoma.
Kemudian menempuh perjalanan sekitar 15 menit tiba pukul
13.10 WIB.
2.3.2. Deskripsi Singkapan
Singkapan ini berada pada sisi Barat jalan. Pada singkapan
ini terdapat kandungan organisme berupa foram, alga, dan
sebagainya. Singkapan ini ditumbuhi oleh vegetasi, dan
Nama : Rizki Agung Yulianto
NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
40
Laboratorium Sedimentologi 2019

menunjukan struktur reverse graded bedding disebabkan


pendangkalan atau perubahan intensitas arus disebabkan
pengaruhi oleh kedalaman air laut.
2.3.3. Parameter Singkapan

Gambar 2.20 Singkapan Stopsite ke-3 (diambil oleh Fransiskus)


Keterangan :
 Azimuth : N 237o E
 Cuaca : Cerah, Berawan
2.3.4. Deskripsi Litologi

Gambar 2.21 Packestone (diambil oleh Fransiskus)

a. Deskripsi Litologi Lapisan 1

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
41
Laboratorium Sedimentologi 2019

Packestone (Dunham 1962), Putih (F) Coklat (L), Arenit


(0.062-2 mm), Utuh, Well Sorted, Grain Supported, Komposisi :
A : Intraklas ; M : Kalsit ; S : Karbonat, Masif

Gambar 2.22 Rudstone (diambil oleh Fransiskus)

b. Deskripsi Litologi Lapisan 2


Rudstone (Embry Klovan, 1971), Putih (F) Coklat (L), Rudite
(>2 mm), Tidak Utuh, Poorly Sorted, Grain Supported,
Komposisi : A : Skeletal, Intraklas ; M : Kalsit ; S : Karbonat,
Masif

Gambar 2.23 Rudstone (diambil oleh Fransiskus)


c. Deskripsi Litologi Lapisan 3
Nama : Rizki Agung Yulianto
NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
42
Laboratorium Sedimentologi 2019

Rudstone (Embry Klovan, 1971), Putih kemerahan (F) Coklat


(L), Rudite (>2 mm), Tidak Utuh, Poorly Sorted, Grain
Supported, Komposisi : A : Skeletal, Intraklas ; M : Kalsit ; S :
Karbonat, Masif

Gambar 2.24 Floatstone (diambil oleh Alfi)

d. Deskripsi Litologi Lapisan 4


Floatstone (Embry Klovan, 1971), Putih kemerahan (F) Coklat
(L), Rudite (>2 mm), Tidak Utuh, Well Sorted, Mud Supported,
Komposisi : A : Skeletal, Intraklas ; M : Kalsit ; S : Karbonat,
Masif

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
43
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.3.5 Foto Bentang Alam

Gambar 2.25 Bentang Alam oleh


Fransiskus

N 2370 E

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
44
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.3.6 Profil

Gambar 2.26 Profil Stopsite ke-3

2.4. Stopsite 4
2.4.1. Deskripsi Lapangan
Lapangan ini ditempuh dari STA 3 sekitar kurang lebih 45
menit. Sekitar 10 km perjalanan menggunakan bus.
2.4.2. Deskripsi Singkapan
Singkapan ini merupakan batuan karbonat klastik yang
membentang dari Timur Laut ke Barat Daya. Singkapan ini
memperlihatkan pelapukan batugamping menjadi soil karena
proses pelarutan oleh air meteorik. Penampakan yang dapat
diamati adalah Pedogenesis, pembentukan suatu lapisan tanah.
Terdiri dari lapisan atas ke bawah, yaitu :
1. Soil
Lapisan soil dicirikan dengan warna coklat dan ditumbuhi
banyak vegetasi dan merupakan hasil dari proses pelapukan.
2. Hardpan,
Nama : Rizki Agung Yulianto
NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
45
Laboratorium Sedimentologi 2019

Lapisan keras yang ada di atas platy yang merupakan hasil


dari pengendapan lime karbonat di permukaan.
3. Platy,
Lapisan yang strukturnya sudah melembar horizontal.
4. Nodular,
CaCO3 yang mengelompok membentuk bongkah-bongkah
dan resisten saat proses pelarutan dan sangat sedikit
dikelilingi chalky.
5. Nodular Chalky,
CaCO3 yang mengelompok dan resisten saat proses
pelarutan yang masih terdapat Chalky.
6. Chalky,
Mempunyai tekstur lepas dan halus.
7. Transisi
Bentukan peralihan antara Hostrock dengan Chalky.
8. Hostrock
Lapisan terbawah yang belum dikenai oleh proses
pelarutan.
2.4.3. Parameter Singkapan

Gambar 2.27 Singkapan Stopsite ke-4 (diambil oleh Fransiskus)


Keterangan :
 Azimuth : N 130o E

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
46
Laboratorium Sedimentologi 2019

 Cuaca : Cerah
2.4.4 Foto Bentang Alam

Gambar 2.28 Bentang Alam


Stopsite 4 oleh Alfi

N 1300 E

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
47
Laboratorium Sedimentologi 2019

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
48
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.4.5 Profil

Gambar 2.29 Profil kasar Caliche

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
49
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.5 Interpretasi Lingkungan Pengendapan


Stopsite 1, 2, dan 3 termasuk dalam lingkungan pengendapan marine
atau laut, ditandai dengan adanya material karbonat yang hanya terbentuk
di laut dan dari hasil deskripsi berdasarkan ukuran butir dan kandungan
pecahan cangkang organisme laut. Lalu, dengan menggunakan tipe
lingkungan pengendapan menurut Pomar (1991) dapat dijelaskan bahwa :
1. Stopsite 1
Pertama terendapkan pada lingkungan front reef, core reef,dan
back reef. Ditunjukan dengan adanya batuan wackestone pada LP2
yang mana merupakan fasies front reef , batuan framestone pada LP1
merupakan batugamping karbonat yang berkembang secara insitu
merupakan penanda fasies core reef, dan Floatstone yang berada pada
LP3 merupakan daerah yang lebih tinggi dari LP1 di sini dapat
diperkirakan adanya proses pelarutan yang mempengaruhi ketinggian
LP1 terhadap LP3, diketahui pula karbonat klastik akan lebih resisten
daripada karbonat non-klastik, sehingga untuk melarut akan lebih
cepat karbonat non-klastik. LP 3 ini merupakan fasies dari back reef.

Wackestone pada reef front Framestone pada Floatstone pada


reef core back reef

Gambar 2.30 Interpretasi Lingkungan Pengendapan stopsite 1

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
50
Laboratorium Sedimentologi 2019

2. Stopsite ke-2
Dapat diketahui lingkungan pengendapannya pada daerah fasies
fore reef hingga core reef, litologi tuffaceous packestone terbentuk
ketika gunung api masih aktif sehingga material vulkanik dapat
menjadi penyusun batuan pada lapisan pertama stopsite ini.
Menunjukan struktur silang siur disebabkan arus air yang
multidirectional dengan ukuran butir yang halus. Lalu pada bagian
atasnya ditumbuhi batugamping non-klastik atau terumbu
menandakan aktivitas vulkanik sudah tidak ada lagi, sehingga
organisme penyusun batugamping non-klastik tersebut dapat
berkembang dengan baik didukung oleh faktor pendukung yang lain.
3. Stopsite ke-3
Pada stopsite ke-3 dapat dijelaskan bahwa lingkungan
pengendapannya berkembang dari bagian shallow basin, front reef
dan core reef dibuktikan dengan adanya packestone pada lapisan
pertama menandakan fasies shallow basin, batuan floatstone dan
rudstone menandakan fasies front reef dan batugamping terumbu di
atas lapisan menandakan fasies core reef.

Packestone pada fasies Rudstone & Floatstone Batugamping terumbu


Shallow Basin pada fasies Reef Front pada fasies Core Reef

Gambar 2.31 Interpretasi Lingkungan Pengendapan stopsite 2

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
51
Laboratorium Sedimentologi 2019

2.6 Sejarah Geologi


Surutnya kegiatan vulkanisme pada Miosen Tengah disusul oelh
semakin meningkatnya pertumbuhan organisme pembentuk batuan
karbonat non-klastik. Pada mulanya pengendapan berupa sedimen klastik
yang bersumber dari batuan asal gunung api. Seiring berkurangnya
pasokan material sedimen klastik, berkembanglah batuan karbonat.
Sekarang, sedimen karbonat ini membentuk perbukitan kecil dan dataran
yang membentuk bentang alam karst Perbukitan Sewu. Satuan batuan
yang didominasi sedimen klastik dan sisipan breksi gunung api di bagian
bawah dinamai Formasi Sambipitu oleh Bothe (1929) berumur Miosen
Awal.
Formasi Wonosari tebentuk di atas Formasi Sambipitu dengan umur
Miosen Tengah hingga Pliosen. Lingkungan pengendapannya adalah laut
dangkal (zona neritik) yang mendangkal ke arah selatan dengan
litologi didominasi oleh batuan karbonat yang terdiri dari batugamping
berlapis(Fm. Oyo) dan batugamping terumbu(Fm. Wonosari). Pada
bagian bawah adanya hubungan menjari dengan Formasi Oyo yang
berarti pembentukannya seumur dengan formasi oyo bagian atas.
Pada stopsite pertama, dengan litologi berupa batuan batugamping
terumbu, yang mana melalui interpretasi lingkungan pengendapan dapat
dijelaskan tentang pembentukannya yaitu pada zaman tersebut kondisi
iklim sangat mempengaruhi pertumbuhan terumbu karang dalam hal ini
daerah ini berada pada iklim tropis hingga sub tropis, disamping dengan
aktivitas vulkanisme yang berlangsung pertumbuhan koral juga cukup
baik, organisme yang hidup, berkembang, dan mati pada daerah tersebut
mengalami litifikasi membentuk terumbu. Terumbu tersebut berupa
batuan framestone terbentuk pada core reef., kemudian untuk litologi
berupa floatstone yang terbentuk pada fasies back reef, untuk wackestone
terbentuk pada front reef, merupakan hasil dari rombakan batugamping
yang telah ada sebelumnya, maupun hasil rombakan organisme-
organisme berupa foraminifera, moluska, echinoid dan sebagainya.
Untuk stopsite ke-2 kehadiran litologi berupa tuffaceous packestone
dipengaruhi oleh aktivitas vulkanisme pada daerah tersebut, material
hasil erupsi mengalami transportasi ke arah platform karbonat Wonosari
dan serta berasosiasi dengan batuan karbonat. Kemudian untuk stopsite
ke-3 terlihat bahwa adanya pendangkalan yang ditunjukan oleh
perbedaan ukuran butir, juga sangat dipengaruhi oleh keadaan saat

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
52
Laboratorium Sedimentologi 2019

sedimen diendapkan, diinterpretasikan dalam lingkungan fasies dari


shallow basin, fore reef, dan core reef.
Untuk stopsite ke-4, dapat dijelaskan bahwa adanya bentuk perubahan
host rock berupa batugamping menjadi material lepas atau yang disebut
dengan tanah (Soil) faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu berupa
adanya evaporasi dan terbentuk pada daerah arid hingga semi arid. Proses
pembentukannya adalah sebagai berikut pertama, terjadinya kontak
antara air meteorik dengan host rock menjadi lingkungan transisi lalu
mengalami perubahan menjadi chalky pada sebagian tubuh batuan
sumber. Chalky caliche selanjutnya menjadi nodular caliche. Proses
selanjutnya terbentuk platy caliche karena fluida bergerak horizontal.
Proses selanjutnya terbentuk Hard Pan terjadi pengerasan. Dan terakhir
adalah pembentukan soil atau tanah yang bertektur lepas.

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
53
Laboratorium Sedimentologi 2019

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Pada stopsite 1, stopsite ini termasuk dalam Formasi Wonosari tersusun
atas batuan karbonat yang berada di suatu ketinggian dan merupakan
akumulasi batuan karbonat. Di stopsite ini didapatkan hasil deskripsi batuan
berupa Framestone, Wackestone, dan Floatstone dapat diinterpretasikan
lingkungan pengendapan yaitu pada fasies core reef, fore reef, dan back reef.
Pada stopsite 2 ini singkapan ditandai dengan kenampakan batugamping
yang menunjukan strutktur perlapisan silang siur dengan adanya komposisi
vulkanik pada lapisan terbawahnya, dan dibagian atasnya ada batugamping
terumbu yang mempunyai struktur masif, dengan interpretasi lingkungan
pengendapan pada bagian bawah lapisan terdapat material dari aktifitas
vulkanik diendapkan pada fore reef dan saat gunung api sudah tidak aktif lagi
di atas lapisan tersebut ditumbuhi oleh organisme terumbu, memungkinkan
titik tersebut adalah fasies core reef.
Pada stopsite 3 ini singkapan berada di tepi jalan. Pada singkapan ini
pada bagian paling atas strukturnya masif berupa batugamping non-klastik
dengan litologi Boundstone, dan bagian dibawahnya menunjukan struktur
perlapisan dengan litologi secara berturut-turut dari bawah ke atas
Packestone, Rudstone, Floatestone. Interpretasi lingkungan pengendapan
pada fasies shallow basin, front reef, dan core reef. Untuk ketiga stopsite
diatas dalam kaitanya dengan sejarah geologi sangat berkaitan dengan
lingkungan laut atau marine dengan aktivitas vulkanisme yang sedang
berlangsung lalu mengalami penurunan aktivitasnya sehingga dapat terbentuk
di atsnya batugamping terumbu.
Pada stopsite 4 ini ditemukan batugamping bewarna putih merupakan
lapukan dari batugamping yang akan membentuk soil yang disebut caliche.
Caliche ini mempunyai urutan yaitu dari hostrock(batugamping), transisi,
nodule, caliche, platy caliche, hardpan , dan soil. Pada bagian host,

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
54
Laboratorium Sedimentologi 2019

batugamping masih bewarna coklat muda, sementara pada bagian transisi


bewarna putih, dengan syarat pembentukannya yaitu berada pada daerah arid
dan semi arid, pada stopsite ini dimanfaatkan sebagai daerah penambangan
gamping untuk bahan tambahan pada semen.
3.2 Saran
Saran dalam penyelengaraan rangkaian ekskursi batuan karbonat,
laboratorium Sedimentologi, antara lain :
1. Perlu penjelasan ulang materi yang di sampaikan dosen oleh
asisten laboratorium, karena materi yang disampaikan dosen
tidak dapat sampai disebabkan oleh keterbatasan tempat.
2. Perlu pengeras suara yang keras, agar materi yang
disampaikan dosen terdengar oleh praktikan.

Nama : Rizki Agung Yulianto


NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
55

Anda mungkin juga menyukai