LAPANGAN KARBONAT
Oleh:
111.180.0240
PLUG 4
LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI
SIE. SEDIMENTOLOGI
20119
Laboratorium Sedimentologi
Sie Sedimentologi
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
DISUSUN OLEH :
ASSISTENSEDIMENTOLOGI
LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI
SIE SEDIMENTOLOGI
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan karena berkat rahmat, dan kuasanyanya laporan ini
dapat terselesaikan.
Saya berharap, semoga laporan ini dapat berguna bagi diri sendiri dan para
pembaca umumnya.
DAFTAR ISI
Contents
LAPORAN .......................................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL............................................................................................................................. 3
BAB I ................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
I.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................................. 4
I.2. MAKSUD DAN TUJUAN ...................................................................................................... 5
1.3. BATASAN MASALAH ......................................................................................................... 5
1.4. LOKASI PENELITIAN.......................................................................................................... 5
1.4.1. Lokasi Penelitian ........................................................................................................ 5
BAB II.............................................................................................................................................. 19
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................................ 19
2.1. STOPSITE 1 LP 1 ................................................................................................................. 19
2.1.1. DESKRIPSI LAPANGAN ........................................................................................... 19
2.1.2. DESKRIPSI SINGKAPAN LP 1 ................................................................................... 19
2.1.2.1. PARAMETER SINGKAPAN LP 1 ............................................................................ 19
2.1.3.1. DESKRIPSI SINGKAPAN LP 2 ............................................................................... 22
(Gambar 2.1)2.1.3.3 DESKRIPSI LITOLOGI LP 2 ............................................................... 23
2.1.3.4 BENTANG ALAM LP 2 ............................................................................................ 24
2.1.4. DESKRIPSI SINGKAPAN LP 3 .................................................................................. 25
2.1.4.1 PARAMETER SINGKAPAN LP 3 ............................................................................ 25
2.1.4.2 DESKRIPSI LITOLOGI LP 3 .................................................................................... 26
2.1.4.3 BENTANG ALAM LP 3 ............................................................................................. 27
2.1.5 PENAMPANG .................................................................................................................... 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4 Pellets....................................................................................................13
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
Pegunungan Selatan bagian barat secara umum tersusun oleh batuan sedimen
volkaniklastik dan batuan karbonat. Batuan volkanik klastiknya sebagian besar terbentuk
oleh pengendapan gaya berat (gravity depositional processes) yang kemudian menghasilkan
endapan. Hampir seluruh batuan sedimen tersebut mempunyai kemiringan ke selatan.
Urutan stratigrafi penyusun Pegunungan Selatan bagian barat dari tua ke muda adalah :
Formasi Kebo-Butak : Lokasi tipe formasi ini terletak di G. Kebo dan G. Butak yang
terletak di lereng dan kaki utara gawir Baturagung .Formasi ini disusun dengan litologi
bagian bawah berupa batupasir berlapis baik, batulanau, batulempung, serpih, tuf dan
aglomerat, dengan ketebalan lebih dari 650 meter.Bagian atasnya berupa perselingan
batupasir dan batulempung dengan sisipan tipis tuf asam. Setempat di bagian tengahnya
dijumpai retas lempeng andesit-basal dan di bagian atasnya dijumpai breksi andesit.
Formasi Semilir : Formasi ini berlokasi tipe di Gunung Semilir, sebelah selatan Klaten.
Dengan ketebalan lebih dari 460 meter.Litologi penyusunnya terdiri dari tuf, tuf lapili, lapili
batuapung, breksi batuapung dan serpih. Komposisi tuf dan batuapung tersebut bervariasi
dari andesit hingga dasit. Di bagian bawah satuan batuan ini, yaitu di S. Opak, Dusun
Watuadeg, Desa Jogotirto, Kec. Berbah, Kab. Sleman, terdapat andesit basal sebagai aliran
lava bantal (Bronto dan Hartono, 2001).
Formasi Nglanggran : Lokasi tipe formasi ini berada di Desa Nglanggran di sebelah
selatan Desa Semilir.Pada formasi ini litologi penyusunnya terdiri dari breksi gunung api,
aglomerat, tuf dan aliran lava andesit-basal dan lava andesit. Breksi gunung api dan
aglomerat yang mendominasi formasi ini umumnya tidak berlapis. Kepingannya terdiri dari
andesit dan sedikit basal, berukuran 2 – 50 cm. Di bagian tengah formasi ini, yaitu pada
breksi gunung api, ditemukan batugamping terumbu yang membentuk lensa atau berupa
kepingan. Secara setempat, formasi ini disisipi oleh batupasir.dan tuf berlapis baik
Formasi Sambipitu : Lokasi tipe formasi ini berada terletak di Desa Sambipitu pada jalan
raya Yogyakarta-Patuk-Wonosari. Litologi penyusun formasi ini di bagian bawah terdiri
dari batupasir kasar, kemudian ke atas berangsur menjadi batupasir halus yang berselang-
seling dengan serpih, batulanau dan batulempung. Pada bagian bawah kelompok batuan ini
tidak mengandung bahan karbonat. Namun di bagian atasnya, terutama batupasir,
mengandung bahan karbonat.
Formasi Oyo : Lokasi tipe formasi ini berada di Sungai Oyo. Batuan penyusunnya pada
bagian bawah terdiri dari tuf dan napal tufan. Sedangkan ke atas secara berangsur disusun
oleh batugamping berlapis dengan sisipan batulempung karbonatan. Batugamping berlapis
tersebut umumnya kalkarenit, namun kadang-kadang dijumpai kalsirudit yang mengandung
fragmen andesit membulat. Formasi Oyo tersebar luas di sepanjang sungai Oyo. Ketebalan
formasi ini lebih dari 140 meter.
Formasi Wonosari : Formasi ini tersingkap baik di daerah Wonosari dan sekitarnya,
dengan ketebalan lebih dari 800 meter. Formasi ini didominasi oleh batuan karbonat yang
terdiri dari batugamping berlapis dan batugamping terumbu. Sedangkan sebagai sisipan
adalah napal. Sisipan tuf hanya terdapat di bagian timur.
Formasi Kepek : Lokasi tipe dari formasi ini terletak di Desa Kepek, tersebar di hulu.
Rambatan sebelah barat Wonosari yang membentuk sinklin. Batuan penyusunnya adalah
napal dan batugamping berlapis. Tebal satuan ini lebih kurang 200 meter.
Endapan Permukaan : Endapan permukaan pada daerah Sungai Opak merupakan
rombakan batuan yang lebih tua yang terbentuk pada Kala Plistosen hingga masa kini.
Terdiri dari bahan lepas sampai padu lemah, berbutir lempung hingga kerakal. Surono dkk.
(1992) membagi endapan ini menjadi Formasi Baturetno (Qb), Aluvium Tua (Qt) dan
Aluvium (Qa). Sumber bahan rombakan berasal dari batuan Pra-Tersier Perbukitan Jiwo,
batuan Tersier Pegunungan Selatan dan batuan G. Merapi.
Batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari
50 %,apabila material karbonatnya < 50% maka tidak dapat bis alagi disebut batuan
karbonat ,kemudian batuan karbonat tersusun atas partikel karbonat klastik yang
tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu,
1986). Bates & Jackson (1987) mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan
yang komponen utamanya adalah mineral karbonat dengan berat keseluruhan lebih
dari 50 %. Sedangkan batugamping menurut definisi Reijers &Hsu (1986) adalah
batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95 %. . komposisi kimia batuan
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Mineral Karbonat yang Umum Dijumpai
( Gambar 3 )
b. Peloid
Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau merincing yang
tersusun oleh mikrit dan tanpa struktur internal. Ukuran peloid antara 0,1 – 0,5 mm.
Kebanyakan peloid ini berasala dari kotoran (faecal origin) sehingga disebut pellet
(Tucker 1991).
c. Pellets
Merupakan partikelberukuran < 1mm berbentuk spheris atau elpis dengan
komposisi CaCO3, secara genetik pellets merupakan kotoran dari organnisme
(Gambar 4)
Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri
dari seluruh mikrofosil, butiran fosil, maupun pecahan dari fosil-fosil makro.
Cangkang ini merupakan allochem yang paling umum dijumpai dalam
batugamping (Boggs, 1987). Komponen cangkang pada batugamping juga
merupakan penunjuk pada distribusi invertebrata penghasil karbonat sepanjang
waktu geologi (Tucker, 1991).
2. Lumpur Karbonat atau Mikrit
Mikrit merupakan matriks yang biasanyaberwarna gelap. Pada batugamping
hadir sebagai butir yang sangat halus. Mikrit memiliki ukuran butir kurang dari 4
mikrometer. Pada studi mikroskop elektron menunjukkan bahwa mikrit tidak
homogen dan menunjukkan adanya ukuran kasar sampai halus dengan batas antara
kristal yang berbentuk planar, melengkung, bergerigi ataupun tidak teratur. Mikrit
dapat mengalami alterasi dan dapat tergantikan oleh mozaik mikrospar yang kasar
(Tucker, 1991).
3.Semen
Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan
mengisi rongga pori yang diendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat
berupa kalsit, silika, oksida besi ataupun sulfat
.
1.6.2 Tekstur dan Struktur Batuan Karbonat
Tekstur di batuan karbonat bervariasi, dari tekstur yang terdapat pada
batuan detritus seperti besar butir, pemilahan, dan rounding, hingga menunjukkan
adanya hasil pengendapan kimiawi. Matrixnya juga bervariasi dari material lumpur
karbonat berbutir padat hingga kristal-kristal kalsit atau dolomit. Tekstur juga ada
yang terbentuk dari pertumbuhan suatu organisme.
Tekstur pada batu gamping kebanyakan hampir sama dengan jenis tekstur
pada batuan detritus seperti batu pasir. Apabila batu gamping tersusun atas klastik,
kebanyakan struktur yang terdapat pada batuan detritus juga muncul pada batuan
ini. Struktur-struktur seperti cross-bedding, ripple marks, dunes, graded bedding,
dan imbricate bedding banyak dijumpai pada batuan karbonat walaupun tidak
mudah terlalu mudah diamati karena sedikitnya perbedaan warna pada tiap lapisan
di batuan karbonat.
Kriteria Dunham lebih condong pada fabrik batuan, misal mud supported
atau grain supported bila dibandingkan dengan komposisi batuan. Variasi kelas-
kelas dalam klasifikasi didasarkan pada perbandingan kandungan lumpur. Dari
perbandingan lumpur tersebut dijumpai 5 klasifikasi Dunham (1962). Nama nama
tersebut dapat dikombinasikan dengan jenis butiran dan mineraloginya.
Batugamping dengan kandungan beberapa butir (<10%) di dalam matriks lumpur
karbonat disebut mudstone dan bila mudstone tersebut mengandung butiran yang
sebagai semen dan sama-sama berasal dari presipitasi kimia tetapi arti waktu
pembentukannya berbeda.
Sparit pada klasifikasi Folk (1959) terbentuk bersamaan dengan proses
deposisi sebagai pengisi pori-pori. Sparit (semen) menurut Dunham (1962) hadir
setelah butiran ternedapkan. Bila kehadiran sparit memiliki selang waktu, maka
butiran akan ikut tersolusi sehingga dapat mengisi grain. Peristiwa ini disebut post
early diagenesis. Dasar yang dipakai oleh Dunham untuk menentukan tingkat
energi adalah fabrik batuan. Bila batuan bertekstur mud supported diinterpretasikan
terbentuk pada energi rendah karena Dunham beranggapan lumpur karbonat hanya
terbentuk pada lingkungan berarus tenang. Sebaliknya grain supported hanya
terbentuk pada lingkungan dengan energi gelombang kuat sehingga hanya
komponen butiran yang dapat mengendap.
Jika dibandingkan antara dua klasifikasi diatas, batugamping yang banyak
mengandung mud disebut micrite dengan klasifikasi Folk, dan dapat termasuk
mudstone atau wackestone dengan klasifikasi Dunham.
Batuan yang memiliki sedikit matriks dinamakan sparite dengan klasifikasi Folk,
dan termasuk grainstone atau packstone dengan klasifikasi Dunham.
Tabel 4
BAB II
2.1. STOPSITE 1 LP 1
(Gambar 6)
Deskripsi Litologi :
Framestone,Light grey,Massive
Azimuth : N 60 0 E
(Gambar 8 )
Azimuth :N 126 0 E
(Gambar 11)
(Gambar 12)
Floatstone, fresh: light brown: arenit (0,062-2 mm) - Rudite (>2 mm),
poorlysorted, brittle, matrix supported, Allochem: intraklas, alge, m : lime clay s :
carbonate, massive
2.1.5 PENAMPANG
(Gambar 14)
(Gambar 15 )
2.2. STOPSITE 2
2.2.1. DESKRIPSI LAPANGAN
Stopsite 2 ini berada pada daerah Panggang, Gunung Kidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta singkapan pada stopsite ini berada dekat dengan balai desa. Untuk
mencapai stopsite 2 menempuh perjalanan menggunakan bus kembali dengan
wakttu estimasi ± 15 menit untuk sampai pada stopsite ini.
a2.2.1. DESKRIPSI SINGKAPAN
Singkapan stopsite ini berada di Panggang, Gunungkidul. Singkapan ini terlihat
seperti sebuah bukit dengan batuan warna lapuknya hitam secara masif,.
terdapatnya stuktur lapisan pada singkapan ini kemudian ,litologi dari singkapan ini
berupa batu gamping berlapis dimana singkapan ini masuk kedalam formasi oyo
2.2.1. PARAMETER SINGKAPAN
(Gambar 18)
Deskripsi Litologi 2 :
Tuffaceous grainstone,White, very fine sand (0,0625-0,125)mm,rounded,well
sorted,grain supported A;skeletal M;carbonate clay C : Carbonate, Bedding.tuff
(Gambar 19)
Deskripsi Litologi 3 :
Tuffaceous grainstone,light grey, fine sand (0,0125-0,25)mm,rounded,well
sorted,grain supported A;skeletal M; clay sized material,tuff C : Carbonate,
massive.
(Gambar 20)
(Gambar 22)
2.3. STOPSITE 3
2 3.1. DESKRIPSI LAPANGAN
Stopsite menempuh perjalanan sekitar 10 menit dari lokasi peristirahatan di
Jalan Panggang (Masjid).singkapan ini berada persis di pinngir jalan.lokasi sudah
beraspal dan perlu berhati-hati karena kendaran berlalu-lalang
2.3.2. DESKRIPSI SINGKAPAN
Singkapan stopsite ini berada di pinggir jalan berupa tebing dimana pada
bagian bawah terlihat batugamping berlapis dan pada bagian atas batugamping
terumbu. Batugamping berlapis terdiri dari Floatstone dan Rudstone (Embry &
Klovan, 1971)
Azimuth:
(Gambar 23)
(Gambar 24)
Deskripsi Litologi 1 :
Wackestone,lightgrey,arenite (0,062-2 mm) brittle,mud
supported,A;interclast M;calcite C;carbonate Bedding
(Gambar 25)
Deskripsi Litologi 2 :
(Gambar 26)
Deskripsi Litologi 3 :
floatstone,lightgrey,rudite (>2 mm) brittle,poorly sorted ,matrix
supported,A;interclast,skeletal M;calcite C;carbonate,Bedding
(Gambar 27)
Deskripsi Litologi 4 :
Packstone,dark brown,arenite (0,062- mm) brittle ,well sorted ,matriks
supported,A;interclast M;clay sized material C;carbonate maasive
(Gambar 29)
2.4. STOPSITE 4
2.4.1. DESKRIPSI LAPANGAN
Stopsite 4 ini berada di Gunungkidul berada di pinggir jalan. Jalan dari
stopsite 3 menuju stopsite ini cukup jauh menempuh waktu ± 1 jam untuk mencapai
lokasi ini menggunakan bus,perjalanan lintasan yang ditempuh jalan sudah diaspal
dengan baik
Diukur dari yang paling atas merupakan soil, kemudian Hardpan dari
singkapan yang keras, Platy yang merupakan struktur sejajar pada chalky atau hasil
karena naiknya air tanah atau pasang surut air laut dan caliche ini juga
mengindikasikan tempat insitu dan dikontrol oleh air meteorik, Nodular merupakan
bentukan batugamping yang membundar dan chalky yang dibedakan karena bentuk
fisik serta ada juga yang berbentuk bubuk atau seperti tanah, lalu kami menemukan
nodular chalky lalu kami menemukan chalky. Chalky terbentuk karena adanya
pengkristalan kembali unsur Ca dan memiliki porositas yang baik.Di bawahnya ada
transition zone atau zona lapuk. Lapisan paling bawah adalah Host rock ini
terbentuk karena ada pergerakan air tanah dari host rock terjadi evaporasi dan
mengubah batuan di atasnya begitu seterusnya dalam kejadian vertikal
Azimuth:N 114 0 E
(Gambar 30)
Foto Parameter Singkapan Bawah
(Gambar 31)
Azimuth:N 1100 E
(Gambar 33)
(Tabel 5)
(Tabel 5)
(Tabel 5)
Tabel 5
BAB V
KESIMPULAN
V.1. KESIMPULAN
Hasil dari kegiatan lapangan karbonat kemarin yang berlokasi daerah
Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta dengan jumlah stopsite 4 dengan litologi
berupa batu gamping terumbu dan batu gamping berlapis yang menandakan bahwa
dahulu daerah panggang merupakan laut dangkal yang sekarang dapat kita lihat
singkapannya yang masuk ke dalam formasi oyo dan wonosari data yang didapat
di lapangan,pada stopsite 1 batuan framestone,rudstone dan floatstone.Kemudian
pada stopsite 2 didapatkan batupasir dengan sifat tuf ( tuffaceuous grainstone) dan
boundstone ,Pada stopsite 3 ditemukan litologi btuan yang mengkasar keatas
,dberupa batu floatstone ,laisan paling atas berupa packstone ,Pada stopsite 4 berupa
lapisan pembentukan tanah dari lapisan nodular caliche, nodular, plathy, hardpan
dan paling atas active soil.Kemudian data diolah dan diinterpretasikan maka
didapat lingkungan pengendapan dari Stopsite 1 dan 2 adalah Organic Reef
sedangkan pada Stopsite 3 sudah mulai maju menuju Fore Slope (Wilson, 1975).
V.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Tucker, Maurice E., 1982, The Field discription of Sedimentary Rock, The Open
University Press., England.
Van Bemmelen, R.W. 1949. The Geology of Indonesia, Vol.1.A: General Geology
of Indonesia. Den Haag : Martinus Nyhoff
LAMPIRAN