BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air menempati lebih dari 2/3 dari luasan permukaan bumi dan
memberikan warna biru ketika bumi dipandangi dari ruang angkasa. Air yang ada
di bumi terdiri dari air laut sebesar kurang-lebih 97,2% atau sekitar 1.321 x 10 9
km3, dan air tawar sekitar 2,8% dari seluruh volume air yang ada sekitar
0.037773914 km3
Air dibutuhkan manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan
hidup. Pemanfaatannya tidak hanya sekedar untuk keperluan air minum dan rumah
tangga, tetapi sudah meluas disemua aspek kehidupan meliputi pertanian,
perkebunan, perumahan, industri, pertambangan, pariwisata, dan lain-lain. Air
bahkan sudah merupakan komoditas yang diperdagangkan, tidak terbatas
memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga diekspor ke negara lain untuk
memperoleh keuntungan.Air tersebar tidak merata di atas bumi, sehingga
ketersediaannya di suatu tempat akan sangat bervariasi menurut waktu. Akhirnya
dalam penggunaan sumber daya ini, kadang-kadang manusia mencemari air bersih
yang tersedia, dan menurunkan derajat atau kualitasnya sedemikian rupa sehingga
tidak cocok lagi untuk berbagai pemanfaatan seperti seharusnya.
Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi penting bagi kehidupan manusia.
Sehingga menjadi penting pula untuk mengetahui debit aliran sungai agar dapat
mengolah atau memanfaatkan sungai sebaik mungkin untuk kehidupan.
Pentingnya mempelajari perhitungan debit akan dibahas dalam laporan ini, dalam
segi perhitungan dengan menggunakan beberapa metode pengukuran debit
1.2 Maksud dan Tujuan
Gambar 1.1 Lokasi Sungai Babarsari dari UPN. Sumber : Google Maps
1 2 3
4 5
6
Gambar 1.2 Alat dan Bahan
1. Meteran
2. Bola Pingpong
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Dasar Pengukuran Debit
Q=v.A
Keterangan :
3
Q=debit air (m /s)
v=kecepatan aliran (m/s)
2
A=luas penampang (m )
Gambar 2.2 Perhitungan Kecepatan Metode Float. Sumber : W.M. Raghunath, 2006.
Hydrology Principles. Halaman 173.
Keterangan :
Keterangan :
v=kecepatan aliran
(m/s)
a dan b=konstanta tergantung rating current meter
BAB III
PEMBAHASAN
Pada metode ini kita menggunakan peralatan berupa meteran dengan bola
pimpong sebagai media pengapungnya. Lakukan pengapungan sebanyak 3 kali yaitu
pada kedua pinggiran sungai dan ditengah sungai. Hitung dengan stopwatch lama bola
pimpong mengapung dari titik start ke titik finish, kemudian catat hasil perhitungan
untuk mengetahui kecepatan aliran sungai yang nantinya akan digunakan untuk
meenghitung debit aliran.
3.1.1 Perhitungan
Lintasan 1
Luas penampang 1 total adalah :
Atotal 1 = A1 + A2 + ... + A10 = 8,44 m2
Setelah itu, mencari kecepatan rata-rata :
V = s/t
Waktu Lintasan 2
46 s+ 41 s+ 43 s
I. Χt = =43,33 s
3
25 s+ 24 s +32 s
II. Χt = =27,33 s
3
32 s+32 s +34 s
III. Χt = =32,67 s
3
Kecepatan Lintasan 2
5m
I. v= =0,115 m/s
43,33 s
Luas Q Rata-
No Kecepata v Rata- Q Rata-
S t rata- Penampa Q Aliran rata tiap
Segmen n rata rata
(m) rata (s) ng (m3/ s) lintasan
(m/s) (meter3/s) keseluruhan
(m2) (m3/ s)
(meter3/ s)
3.2.1 Perhitungan
-Luas Penampang
(𝑑(𝑛−1)+𝑑𝑛) x Ls
Rumus : An =
2
An = Luas Penampang pada n (m²)
d = Kedalaman (m)
Ls = Lebar Segmen(m)
-Debit Aliran
Rumus : Q=VxA
Q = Debit (m³/s)
v = Kecepatan Aliran (m/s)
Penampang 2
-Luas Penampang
(0.715 m+0.87 m)
A1= ∗0.7 m=¿0,55475m
2
(0.87 m+1.25 m)
A2= ∗0.7 m=¿0,742m
2
(1.25 m+1.5 m)
A3= ∗0.7 m=¿0,9625 m2
2
(1.5 m+0.95 m)
A4= ∗0.7 m=¿0,8575 m2
2
(0.95 m+0.85 m)
A5= ∗0.7 m=¿0,63 m
2
(0.85 m+0.655 m)
A6= ∗0.7 m=¿0,52675 m2
2
(0.655 m+0.49 m)
A7= ∗0.7 m=¿0,40075 m2
2
(0.49 m+0.43 m)
A8= ∗0.7 m=¿0,322 m2
2
(0.43 m+0.47 m)
A9= ∗0.7 m=¿0,315 m2
2
(0.47 m+0.34 m)
A10= ∗0.7 m=¿0,2835 m2
2
Total Luas Penampang=5,59475m2
-Debit Aliran
Q1=200m/jam * 0,55475 m2=110,95m3/jam
Q2=200m/jam * 0,742 m2=148,4m3/jam
Q3=200m/jam * 0,9625 m2=192,5m3/jam
Q4=300m/jam 0,8575 m2=257,25m3/jam
Penampang 3
-Luas Penampang
(0.475 m+0.485 m)
A1= ∗0.7 m=¿0,336 m2
2
(0.485 m+0.485 m)
A2= ∗0.7 m=¿0,3395 m2
2
(0.485 m+0.51 m)
A3= ∗0.7 m=¿0,34825 m2
2
(0.51 m+0.4 m)
A4= ∗0.7 m=¿0,3185 m2
2
(0.4 m+0.34 m)
A5= ∗0.7 m=¿0,259 m2
2
(0.34 m+0.285 m)
A6= ∗0.7 m=¿0,21875 m2
2
(0.285 m+0.235 m)
A7= ∗0.7 m=¿0,182 m2
2
(0.235 m+0.215 m)
A8= ∗0.7 m=¿0,1575 m2
2
(0.215 m+0.285 m)
A9= ∗0.7 m=¿0,175 m2
2
(0.285 m+0.33 m)
A10= ∗0.7 m=¿0,21525 m2
2
Total Luas Penampang=2,54975m2
-Debit Aliran
Q1=500m/jam * 0,336 m2=168m3/jam
Debit
Dalam Kecepatan
Lebar LuasPenamp Aliran
No Segmen Sungai Lebar Sungai (m) Kincir
(m) ang (m2) (m3/deti
(m) (m/s)
k)
7,00
V 1,12 0,7 0,4 0,7385 295,4
XI 0,54 0,7
- Penampang 1
7,00
II 0,87 0,7 0,2 0,742 148,4
XI 0,34 0,7
-Penampang 2
XI 0,33 0,7
-Penampang 3
meter adalah sebesar 1.270,58 m3/jam atau 30.493,92 m3/hari, sedangkan menggunakan
metode Float sebesar 0,6254 m3/s atau 54.034,56 m3/hari. Setiap metode memiliki
kelemahan, contohnya pada metode float hanya mengukur arus permukaan saja. Selain
itu bola pingpong juga mudah terkena angin sehingga dalam melakukan pengukuran
mungkin saja dipengaruhi oleh angin dan faktor pengganggu lainnya. Metode current
meter dianggap lebih akurat, namun tidak menutup kemungkinan pula ada kesalahan
teknis karena alat current meter yang digunakan bermasalah, misalnya jika kabelnya
tidak terpasang dengan benar.
4.2 Saran
Prayogo, Teguh. 2014. Kajian Kondisi Air Tanah Dangkal Daerah Wonomarto,
Lampung Utara. Lampung. Pusat Teknologi Sumberdaya Mineral (PTSM).