Oleh:
Alvinasyrah
2118012040
Pembimbing
dr. Tutik Ernawati, M.Gizi., Sp.GK
dr. Susi Kania, M. Kes
Oleh:
Alvinasyrah
2118012040
NPM : 2118012040
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Tutik
meluangkan waktunya dalam proses pembuatan makalah ini. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Susi Kania, M. Kes selaku
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, namun
penulis berharap makalah ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan bagi dunia
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3. Tujuan...................................................................................................3
1.4. Manfaat.................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1. Promosi Kesehatan................................................................................6
2.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).............................................9
2.3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Tempat Kerja...............10
2.4. Strategi Pencapaian PHBS Tatanan Tempat Kerja.............................10
BAB III METODE EVALUASI............................................................................13
3.1. Bahan..................................................................................................13
3.2. Cara Pengumpulan Data......................................................................13
3.3. Cara Penilaian dan Evaluasi................................................................13
BAB IV PROFIL PUSKESMAS RAWAT INAP PANJANG..............................18
4.1. Visi, Misi, dan Tata Nilai Puskesmas Rawat Inap Panjang................18
4.2. Keadaan Geografis..............................................................................19
4.3. Keadaan Penduduk..............................................................................21
4.4. Bentuk Kegiatan..................................................................................23
4.5. Peran serta Masyarakat.......................................................................24
BAB V HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN............................................26
5.1. Identifikasi Masalah............................................................................26
5.2. Menetapkan Prioritas Masalah............................................................31
5.3. Membuat Kerangka Konsep dari Masalah yang Diprioritaskan.........32
iii
5.4. Identifikasi Penyebab Masalah...........................................................33
BAB VI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH..........................................35
6.1. Menyusun Alternatif Pemecahan Masalah.........................................35
6.2. Memilih Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah..............................35
BAB VII PENUTUP..............................................................................................37
7.1. Kesimpulan.........................................................................................37
7.2. Saran....................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Panjang
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2021......................................................................21
Tabel 3. Peran Serta Masyarakat di Puskesmas Rawat Inap Panjang Tahun 2020
................................................................................................................................25
Tabel 4. Pencapaian Kinerja Promosi Kesehatan Perilaku Hidup bersih dan Sehat
pada tahun 2022.....................................................................................................27
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan esensi dan hak asasi
manusia untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini selaras
dengan yang tercakup dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia yang di
sepakati antara lain bahwa di perolehnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya adalah hak fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras,
agama, politik yang di anut dan tingkat sosial ekonominya. Derajat kesehatan
yang tinggi tersebut dapat di peroleh apabila setiap orang memiliki perilaku
yang memperhatikan kesehatan. Sedangkan Menurut Kemenkes RI (2011)
PHBS merupakan salah satu program prioritas pemerintah melalui Puskesmas
dan menjadi sasaran luaran dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
seperti yang di sebutkan pada Rencana Strategis (Renstra) Kementrian
Kesehatan tahun 2010-2014 (Ramiah, 2018).
Hasil Riskesdas 2007 diketahui bahwa rumah tangga yang telah
mempraktikkan PHBS baru mencapai 38,7%. Oleh sebab itu, Rencana
Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan
bahwa rumah tangga sudah mempraktikkan PHBS pada tahun 2014 dengan
target 70%. Perilaku rumah tangga sangat dipengaruhi oleh proses yang
terjadi di tatanan-tatanan sosial lain, yaitu tatanan institusi pendidikan,
tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan fasilitas kesehatan.
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2009 menyajikan data bahwa baru 64,41%
sarana yang telah dibina kesehatan lingkungannya, yang meliputi institusi
pendidikan (67,52%), tempat kerja (59,15%), tempat ibadah (58,84%),
fasilitas kesehatan (77,02%) dan sarana lain (62,67%) (Kemenkes RI, 2011).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tempat kerja ialah upaya untuk
memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
tempat kerja sehat. Gambaran kesehatan di Indonesia sendiri terkait indikator-
indikator PHBS di tatanan tempat kerja menunjukkan pada tahun 2004
persentase orang merokok di Indonesia sebesar 35%, persentase orang yang
kurang olahraga sebesar 72,9%, persentase orang yang kurang serat sebesar
60%.Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada masyarakat pekerja di
Indonesia paling banyak digunakan adalah sarung tangan (19,8%) diikuti oleh
baju kerja (19,2%), helm dan masker (16,3%). Sedangkan untuk APD lainnya
proporsi penggunaannya berkisar antara 0,7% hingga 13,9% (Restiyani A,
dkk., 2017).
2
dalam peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Pengetahuan yang baik serta
informasi yang benar dapat membantu penyelesaian masalah perilaku hidup
bersih dan sehat tersebut (Durch, 1997).
Pada program promosi kesehatan terdapat PHBS pada tatanan rumah tangga,
tatanan institusi pendidikan, tatanan sarana kesehatan, tatanan tempat ibadah
dan tatanan tempat kerja. Cakupan tatanan tempat kerja yang melaksanakan
PHBS di daerah Panjang pada periode Januari-Desember 2022 adalah sebesar
36% melalui beberapa tempat kantor pemerintahan dan perusahaan swasta.
Pemasalahan ini memerlukan evaluasi guna memberikan peningkatan kualitas
pada mutu promosi kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Panjang.
1.3. Tujuan
a. Tujuan Umum
3
Mengevaluasi program promosi kesehatan mengenai persentase tatanan
tempat kerja yang melaksanakan PHBS di wilayah kerja Puskesmas Rawat
Inap Panjang tahun 2022.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui masalah pada program promosi kesehatan mengenai
persentase tatanan tempat kerja yang melaksanakan PHBS di wilayah
kerja Puskesmas Rawat Inap Panjang tahun 2022.
2. Mengetahui prioritas masalah pada program promosi kesehatan
mengenai persentase tatanan tempat kerja yang melaksanakan PHBS di
wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Panjang tahun 2022.
3. Mengetahui penyebab masalah yang paling berpengaruh terhadap
program promosi kesehatan mengenai persentase tatanan tempat kerja
yang melaksanakan PHBS di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap
Panjang tahun 2022.
4. Mengetahui prioritas pemecahan masalah yang dapat diterapkan untuk
mencapai target yang ditetapkan.
1.4. Manfaat
a. Bagi Penulis
1. Menerapkan ilmu kedokteran komunitass yang telah di peroleh selama
perkuliahan.
2. Mendapatkan pengalaman belajar mengenai evaluasi program
puskesmas.
3. Melatih diri dalam mengatur dan mengevaluasi suatu program
khususnya program promosi kesehatan.
4
2. Mendapatkan alternatif pemecahan masalah pada program promosi
kesehatan mengenai PHBS di tatanan tempat kerja di wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap Panjang.
c. Bagi Masyarakat
Dengan tercapainya target program promosi kesehatan mengenai PHBS di
tatanan tempat kerja di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Panjang
diharapkan dapat meningkatkan angka kesadaran masyarakat dalam
melaksanakan PHBS di tatanan tempat kerja.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Terbentuknya yayasan atau lembaga konsumen kesehatan
Terbentuknya posyandu
Terbentuknya pembiayaan kesehatan bersumber daya
masyarakat
b. Sasaran Sekunder
8
Sasaran sekunder meliputi para pemuka di masyarakat, baik pemuka
informal seperti pemuka adat, pemuka agama, dan lain-lain maupun
pemuka formal seperti petugas kesehatan, pejabat pemerintahan,
dan lain-lain. Organisasi kemasyarakatan dan media massa.
c. Sasaran Tersier
Sasaran tersier meliputi para pembuat kebijakan publik yang
membuat peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan
bidang di luar kesehatan yang berkaitan serta para penyedia sumber
daya.
(Rachmawati WC, 2019).
9
2.3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Tempat Kerja
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tempat kerja ialah upaya untuk
memberdayakan para pekerja agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan
PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat (Restiyani
A, dkk., 2017). Di tempat kerja (kantor,pabrik, dan lain-lain), sasaran primer
harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan tempat kerja yang
ber-PHBS, mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan
dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di
tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah
sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk, dan lain-lain (Kemenkes RI,
2011).
10
manajemen K3 (pengembangan kapasitas pengelola). Dengan
pengorganisasian masyarakat ini, maka selanjutnya pemberdayaan pekerja
dapat ditimbang-terimakan kepada pemilik dan pengelola tempat kerja,
Tim manajemen K3, dan pekerja-pekerja yang ditunjuk sebagai kader.
Pemberdayaan dapat dilaksanakan melalui penyelenggaraan klinik
konsultasi kesehatan sebagai Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) di tempat kerja yang dikelola oleh tenaga kesehatan (dari tempat
kerja/ rumah sakit/ dinas kesehatan) dibantu para kader.
b. Bina Suasana
Bina suasana ditempat kerja dilakukan oleh para pengelola/manajer,
pengurus organisasi/ serikat pekerja dan para pemuka masyarakat pekerja.
Para manajer pengurus organisasi/serikat pekerja dan pemuka masyarakat
pekerja, selain berperan sebagai panutan, juga sebagai kelompok penekan
(pressure group) dalam mempraktikkan PHBS ditempat kerja tersebut.
Bina suasana juga dapat dilakukan dengan pemanfaatan media tentang
PHBS seperti pemasangan billboard di halaman, poster di dinding,
banner diruang kerja, pertunjukan film, pemuatan makalah/berita di
majalah/warta perusahaan, dan pembagian selebaran (leaflet), serta
seminar/simposium/diskusi, mengundang pakar atau tokoh atau figur
publik untuk berceramah, pemanfaatan halaman untuk taman obat/ taman
gizi dan lain-lain.
c. Advokasi
Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kabupaten/kota/provinsi terhadap
para pemilik dan manajer tempat kerja dan pengurus organisasi/serikat
pekerja, agar mereka berperan serta dalam kegiatan pembinaan PHBS di
tempat kerjanya. Para pemilik dan manajer tempat kerja misalnya, harus
memberikan dukungan kebijakan/ pengaturan dan menyediakan sarana
agar PHBS di tempat kerjanya dapat dipraktikkan.
11
Kegiatan-kegiatan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi di tempat kerja
tersebut di atas harus didukung oleh kegiatan-kegiatan (1) bina suasana PHBS
di tempat kerja dalam lingkup yang lebih luas (kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi, dan nasional) dengan memanfaatkan media massa berjangkauan luas
seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet; serta (2) advokasi
secara berjenjang dari tingkat pusat ke tingkat provinsi dan dari tingkat
provinsi ke tingkat kabupaten/kota.
(kemenkes RI,2011).
12
BAB III
METODE EVALUASI
3.1. Bahan
Bahan evaluasi berupa laporan tahunan Program Promosi kesehatan
mengenai PHBS di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Panjang tahun 2022
dan wawancara dengan petugas terkait.
14
diharapkan semua faktor penyebab masalah dapat diketahui dan
diidentifikasi sehingga tidak ada yang tertinggal.
6. Identifikasi penyebab masalah.
Berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep
selanjutnya akan diidentifikasi. Identifikasi penyebab masalah dilakukan
dengan membandingkan antara tolak ukur atau standar komponen-
komponen input, proses, lingkungan dan umpan balik dengan pencapaian
di lapangan. Analisis penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan
diagram fishbone.
15
Social Benefit (SB), sejauh mana keuntungan sosial yang diperoleh
dari penyelesaian masalah tersebut.
Public concern (PB), menyangkut besarnya keprihatinan masyarakat
terhadap suatu masalah.
Political climate (PC), besarnya dukungan politik dari pemerintah
sangat menentukan besarnya keberhasilan penyelesaian masalah.
Technical feasibility (T), ketersediaan teknologi dalam mengatasi
suatu masalah.
Resource availability (R), menyangkut ketersediaan sumber daya yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah.
16
Pentingnya jalan keluar (Importancy). Pentingnya jalan keluar
dikaitkan dengan kelangsungan masalah. Makin baik dan sejalan
selesainya masalah, makin penting jalan keluar tersebut.
Sensitifitas jalan keluar (Vulnerrability). Sensitifitas dikaitkan dengan
kecepatan jalan keluar dalam mengatasi masalah, makin cepat
masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.
17
BAB IV
PROFIL PUSKESMAS RAWAT INAP PANJANG
4.1. Visi, Misi, dan Tata Nilai Puskesmas Rawat Inap Panjang
4.1.1. Visi
“Terwujudnya Pelayanan Puskesmas yang Optimal dengan Bertumpu
pada Pelayanan dan Pembedayaan Masyarakat Mendukung Indonesia
Sehat”
4.1.2. Misi
Misi yang ditetapkan Puskesmas Rawat Inap Panjang untuk mencapai
visi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar sesuai standar.
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan.
5. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat beserta lingkungannya.
Didirikan sejak tahun 1964, awalnya sebagai Balai Pengobatan saja, ditahun
1998 dijadikan Puskesmas Rawat Inap dengan sepuluh tempat tidur. Pada
tahun 2007 dilakukan renovasi gedung puskesmas menjadi dua lantai dan
penambahan jumlah tempat tidur menjadi 18 tempat tidur. Dan UPT
Puskesmas Rawat Inap Panjang telah terakreditasi pada tahun 2016 dibawah
kepemimpinan dr. Ida Salfantina dengan status akreditasi “Utama” dan
kembali terakreditasi “Utama” pada tahun 2019 dibawah kepemimpinan drg.
Yuanita.
Jenis pelayanan yang ada: Poli umum, Poli Gigi, Poli KIA/KB, Poli MTBS,
Poli Lansia, Klinik VCT, Klinik IVA, Klinik Sanitasi, Klinik Konsultasi Gizi,
Klinik Remaja, Laboratorium dan Pelayanan Kefarmasian.
19
Kelurahan Pidada, Kelurahan Way Lunik, Kelurahan Ketapang, dan
Kelurahan Ketapang Kuala.
Seluruh wilayah kerja mudah dijangkau dengan kendaraan roda empat dan
roda dua. Alat komunikasi cukup lancar, seluruh wilayah kerja dapat
dijangkau. Secara geografis sebagian daerah merupakan perbukitan dan
sebagian lagi merupakan daerah pantai.
Batas:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sukabumi.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bumi Waras.
20
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Lampung Selatan.
(PKM Panjang, 2022)
21
4.3.2. Pendidikan dan Sosial Ekonomi
Berdasarkan tingkat pendidikannya, mata pencaharian sebagian besar
masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Rawat Inap Panjang adalah
buruh, buruh pabrik, buruh pelabuhan, dan tukang.
22
9. Perawat Maternitas 2
10. Bidan 4
11. Bidan Klinis 20
12. Terapis Gigi dan Mulut 3
13. Petugas/ Tenaga Promkes 1
14. Radiografer 1
15. Analis Kesehatan 1
16. Ahli Teknologi Lab Medik 2
17. Petugas/ Tenaga Sanitasi Lingkungan 2
18. Nutrisionis 2
19. Apoteker 2
20. Asisten Apoteker 3
21. Petugas Keuangan 2
22. Petugas Pengembangan Pegawai 1
23. Petugas Kesehatan Masyarakat Lainnya 2
24. Perkarya 5
25. Penjaga Malam 1
26. Supir 2
Tenaga Umum Lainnya yang Belum
27. 3
Tercantum
23
- Pelayanan MTBS
- Pelayanan IVA
- Pelayanan farmasi
b. Mengoptimalkan pelayanan UGD 24 jam
c. Mengoptimalkan pelayanan rawat inap
d. Mengoptimalkan peran SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada
e. Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap
f. Mengoptimalkan pelayanan secara tepat waktu, standar mutu, efisien, dan
dengan keramah-tamahan
g. Mengoptimalkan pelayanan rujukan terutama rujukan horizontal (antar
lini pelayanan di puskesmas) dalam rangka mendorong optimalisasi
pelayanan dengan tetap mengoptimalkan pelayanan rujukan vertikal
h. Mengoptimalkan koordinasi pada semua lini pelayanan puskesmas
i. Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder
dalam mengoptimalkan koordinasi lintas sektoral tingkat kecamatan
secara aktif maupun pasif, membangun komunikasi dengan aparat dan
lembaga tingkat kelurahan dalam rangka memperoleh dukungan untuk
implementasi program kesehatan ditingkat kelurahan, membangun dan
meningkatkan tingkat kepercayaan pelayanan puskesmas pada masyarakat
melalui tokoh masyarakat
j. Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
Membangun komunikasi dan koordinasi dengan kader sebagai
jaringan program dan layanan kesehatan pada masyarakat
Mengoptimalkan pembinaan petugas puskesmas ke posyandu
Mengoptimalkan kerjasama lintas program dalam memberdayakan
masyarakat
Mengoptimalkan jaringan komunikasi dan koordinasi serta pelayanan
kesehatan pada institusi pendidikan dan pondok pesantren
(PKM Panjang, 2019)
24
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan adalah perilaku
yang pro-aktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
terjadinya risiko penyakit serta berperan serta aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat. Tingkat pendidikan dan sosial budaya merupakan faktor yang
memengaruhi perilaku masyarakat dalam bidang kesehatan yang selanjutnya
berdampak pada derajat kesehatan. Dalam gerakan kesehatan masyarakat,
ibu-ibu mempunyai peranan penting dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan seperti menjadi kader dalam kegiatan posyandu yang dilakukan
satu kali sebulan.
Tabel 3. Peran Serta Masyarakat di Puskesmas Rawat Inap Panjang Tahun 2020
Kelurahan
Panjan Karan
Panjan Ketapa
No. P5M g g Srengs Way Ketapa
g Pidada ng
Selata Mariti em Lunik ng
Utara Kuala
n m
Jumlah
1. Kader 55 25 30 45 35 40 15 10
Posyandu
Jumlah
2. Kader 2 2 2 2 2 2 2 2
PTM
Jumlah
3. Kader Pos - 5 - - - - - -
UKK
Jumlah
4. Posyandu 11 5 6 9 7 8 3 2
Balita
Jumlah
5. Posyandu 1 1 1 1 1 1 1 1
Lansia
Jumlah
6. 1 1 1 1 1 1 1 1
Poskeskel
25
BAB V
HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN
Rendahnya Rumah
1 5 4 3 12
tangga ber-PHBS 40%
27
Pada Tabel 5, prioritas masalah yang dipilih dengan menggunakan metode
USG adalah rendahnya tatanan tempat kerja yang melaksanakan PHBS
dengan skor 13. Capaian program promosi kesehatan PHBS pada tatanan
tempat kerja di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Panjang tahun
2022ditetapkan sebesar 80%. Dimana pada program ini, didapatkan hasil
capaian di tahun 2022 sebesar 36% dari target 80%, data mengenai capaian
dan target setiap indikator program ini dapat dijelaskan pada Tabel 6 berikut:
28
Tabel 6. Penilaian indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja Wilayah Puskesmas Rawat Inap Panjang tahun 2022
Kel. Karang
Kel. Pidada
Pendidikan
Srengsem
Kel. Way
Ketapang
Ketapang
Koramil
Maritim
Panjang
Panjang
Selatan
Kanwil
5 Bank
Kantor
Polsek
Camat
Kejari
Lunik
Kuala
Utara
KUA
Kel.
Kel.
Kel.
Kel.
Kel.
.
Tidak merokok
1 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 100% 0% 0% 0% 0%
di tempat kerja
Menggunakan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2
air bersih
Menggunakan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3
jamban
Membuang
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4 sampah pada
tempatnya
Memberantas 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5
jentik nyamuk
29
Tabel 6, penilaian indikator PHBS ditempat kerja Wilayah Puskesmas Rawat
Inap Panjang terdapat masalah pada indikator tidak merokok ditempat kerja.
Dari 19 kantor pemerintahan dan swasta hanya lima kantor yang
melaksanakan yaitu Bank. Rata-rata indikator kantor pemerintahan dan
swasta yang tidak melaksanakan indikator (14 kantor) tersebut yaitu 74%
dari target 80%.
30
5.2. Menetapkan Prioritas Masalah
Berdasarkan tabel hasil program Promosi Kesehatan terkait rendahnya
tatanan tempat kerja yang melaksanakan PHBS di atas, ditemukan 14 kantor
pemerintahan yang belum mencapai target indikator merokok ditempat kerja,
sedangkan kantor swasta seperti Bank telah mencapai target keseluruhan
indikator PHBS di tatanan tempat kerja. Masalah ini ditegakkan karena
adanya perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan tolak ukur yang
ditetapkan. Untuk menentukan tempat kerja mana yang akan menjadi
prioritas masalah, akan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness,
Growth).
31
menyebabkan hal yang serius/fatal dan Growth: Aspek kemungkinan
meluasnya/berkembangnya masalah atau kemungkinan timbulnya
masalah, didapatkan bahwa Promosi Kesehatan terkait rendahnya tatanan
tempat kerja yang melaksanakan PHBS indikator tidak merokok ditempat
kerja yaitu kantor camat yang menjadi prioritas masalah.
32
Persentase program promosi kesehatan terkait rendahnya tatanan tempat kerja
melaksanakan PHBS dengan indikator tidak merokok di tempat kerja wilayah
kerja Puskesmas Rawat Inap Panjang tahun 2022 yang belum mencapai
target. Setelah mengetahui faktor atau masalah dominan, langkah berikutnya
adalah mencari akar masalah dalam hal ini penulis mencari akar masalah
dengan menggunakan diagram fishbone.
33
Gambar 4. Fishbone Penyebab Masalah Program Promkes Rendahnya Tatanan tempat kerja yang ber- PHBS Indikator Tidak Merokok di Tempat Kerja
MATHERIAL MAN
Rendahnya kesadaran
Rokok Mudah pegawai untuk berhenti
Didapatkan merokok
Harga Rokok Koordinasi antar petugas kesehatan dan
terjangkau petugas di tempat kerja yang belum
optimal Rendahnya tatanan
tempat kerja
MONEY melaksanakan
PHBSdengan indikator
tidak merokok di tempat
kerja wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap
Sanksi belum diberlakukan Panjang tahun 2022 yang
di tempat kerja belum mencapai target
KTR belum terlaksana di
tempat kerja
MACHINE
METHOD
34
Setelah dilakukan pencarian masalah utama pada komponen-komponen di
atas, diperoleh beberapa masalah utama sebagai berikut:
a) Sanksi belum diberlakukan di tempat kerja
b) Sosialisasi mengenai bahaya merokok belum maksimal
c) KTR belum terlaksana di tempat kerja
d) Belum adanya pengawas merokok di tempat kerja
e) Harga rokok terjangkau
f) Rokok mudah didapatkan
g) Rendahnya kesadaran pegawai untuk berhenti merokok
h) Koordinasi antar petugas kesehatan dan petugas di tempat kerja yang
belum optimal
35
Tabel 8. Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Penyebab Masalah
Ju
I T R ml
Daftar ah
No.
Masalah Ix
P S RI DU SB PB PC Tx
R
1. Method
Sanksi belum
diberlakukan di tempat 3 3 3 4 3 2 3 2 3 126
kerja
Sosialisasi mengenai
bahaya merokok belum 3 3 4 2 4 2 2 3 3 180
maksimal
2. Machine
Belum adanya
pengawas merokok di 3 3 3 3 2 2 3 3 3 171
tempat kerja
KTR belum
terlaksana di tempat 5 5 3 3 3 4 4 2 3 162
kerja
3. Material
Rokok mudah
2 4 2 2 4 2 4 3 4 240
didapatkan
4 Man
Koordinasi antar
petugas kesehatan
dan petugas di 5 5 4 3 4 3 3 4 3 324
tempat kerja yang
belum optimal
Rendahnya
kesadaran pegawai
5 5 4 4 4 3 3 3 3 252
untuk berhenti
merokok
5. Money
Harga rokok
17
2 4 3 2 3 2 3 3 3
terjangkau 1
Keterangan:
I : Importancy (Pentingnya masalah)
P : Prevalence (Besarnya masalah)
S : Severity (Akibat yang ditimbulkan masalah)
RI : Rate of Increase (Kenaikannya besarnya masalah)
DU: Degree of Unmeet Need (Derajat keinginan masyarakat yang belum
terpenuhi)
SB : Social Benefit (Keuntungan sosial karena selesainya masalah)
36
PB : Public Concern(Rasa prihatin masyarakat tentang masalah)
PC : Political Climate(Suasana politik)
T : Technical feasibility(Kelayakan teknologi)
R : Resources availability (Sumber daya yang tersedia)
37
BAB VI
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
35
menghipnoterapi para perokok di
tempat kerja
Keterangan:
P : Priority (Prioritas masalah)
M : Magnitude (Besarnya masalah yang dapat diselesaikan)
I :Importance (Pentingnya jalan keluar)
V :Vulnerability (Sensitivitas jalan keluar)
C : Cost (Efisiensi jalan keluar)
36
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi program promosi kesehatan mengenai persentase
Puskesmas Rawat Inap Panjang tahun 2022 sebesar 36% dari target 80%;
wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Panjang tahun 2022 adalah koodinasi
antar petugas kesehatan dan petugas di tempat kerja yang belum optimal;
secara keseluruhan.
Panjang
38
DAFTAR PUSTAKA
Durch, JS. 1997. Understanding Health and Its Determinants. Washington (DC) :
National Academies Press (US).
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK233009/
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Palilu HI.2015. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Pegawai di
Kantor Dinas Kesehatan Kota Manado. Jurnal Kedokteran Komunitas dan
Tropik. 111(2): 99 – 107.
PKM Panjang. 2022. Profil UPT Puskesmas Rawat Inap Panjang Tahun 2022.
Bandar Lampung: Puskesmas Rawat Inap Panjang
Ramiah. 2018. Pengetahuan dan Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Pada Keluarga di Kelurahan Panaikang Kecamatan Panakukang Kota
Makassar 2016. Global Health Science. 3(1): 88 – 95.
40