OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA : NIM :
AWANDA ALPRINA 21061
CINDY SEPTIKA SARI 21063
INNA FAJARUL KAMIL 21072
INTAN PERMATA SARI 21073
i
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI MAHASISWA/I
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES
KEMENKES PALEMBANG DI PT SUGIH RAHAYU
BAHAGIA TAHUN 2021
OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA : NIM :
AWANDA ALPRINA 21061
CINDY SEPTIKA SARI 21063
INNA FAJARUL KAMIL 21072
INTAN PERMATA SARI 21073
ii
PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI PT SUGIH RAHAYU BAHAGIA
TAHUN 2021
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Pembimbing Akademik
Ebagustian Tamzil, S.Kep, Ns, M.Kes ( )
NIP. 19720830 199502 1 001
Pembimbing Lapangan
Sabil Rahman SE ( )
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Kegiatan PKL ini merupakan salah satu bentuk kegiatan Praktek Kerja di
Industri sesuai dengan kurikulum DIII Sanitasi pada mata kuliah Praktek Kerja
Kami menyadari bahwa penulisan laporan Praktek Kerja Industri ini, tidak
jauh dari kesalahan serta kekurangan. Dan tentunya, Kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun, agar kami dapat memperbaiki kekurangan dan dapat
lebih baik untuk kedepannya. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
laporan ini yang kami susun dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
iv
Hal
aman
SAMPUL DEPAN..................................................................................... i
SAMPUL DALAM................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iv
KATA PENGANTAR............................................................................... vi
DAFTAR ISI............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. ix
DAFTAR TABEL..................................................................................... x
DAFTAR BAGAN.................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................ 5
C. Tujuan .................................................................................... 6
D. Manfaat .................................................................................. 6
1. Bagi Institusi Praktik Kerja Industri.................................
2. Bagi Jurusan Kesehatan Lingkungan................................
3. Bagi mahasiswa................................................................
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 26
A. Hasil
B. Pembahasan ........................................................................... 27
B. Saran......................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 35
LAMPIRAN
BIODATA
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR BAGAN
Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian teori dan
praktek dalam skala kecil. Agar dapat memahami dan memecahkan setiap
dengan program pendidikan yang diikuti, sehingga setelah lepas dari ikatan
pendidikan dan masa pelatihan kerja untuk menerapkannya di dunia kerja yang
sebenarnya. Salah satu program yang dapat ditempuh untuk dapat mewujudkan
hal tersebut diatas adalah dengan melaksanakan praktek Bentuk kegiatan yang
dilakukan adalah kerja praktek dengan mengikuti semua aktifitas di lokasi kerja.
Kegiatan praktek kerja lapangan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan
perkuliahan maupun dari kegiatan lain di luar kuliah. Selain itu, mahasiswa juga
dunia kerja.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
industri
dilakukan di lapangan.
D. Manfaat
3. Bagi Mahasiswa
terbatas untuk keperluan rumah tangga, tetapi juga untuk fasilitas umum, sosial
dan ekonomi. Kebutuhan air bersih terus meningkat seiring dengan perkembangan
dalam masyarakat baik dalam segi kepadatan, sosial maupun ekonomi, sehingga
Kesehatan R.I. Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
merupakan konsentrasi atau kadar dari setiap parameter media lingkungan yang
angka minimal yang diperlukan, atau maksimal atau kisaran yang diperbolehkan,
Media lingkungan air meliputi air minum dan air untuk keperluan higiene
dan sanitasi, baik kuantitas maupun kualitas. Kecukupan air minum untuk
lingkungan kerja industri dihitung berdasarkan jenis pekerjaan dan lamanya jam
kerja setiap pekerja untuk setiap hari. Standar Baku Mutu (SBM) di bawah ini
berlaku secara umum untuk setiap pekerja setiap hari. Jika jenis pekerjaan
volume air yang lebih, yang biasanya berkisar antara 50-100 liter/orang perhari.
menyebutkan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia yang
merupakan parameter yang harus diperiksa secara berkala sesuai dengan ketentuan
mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan,
dan pakaian. Selain itu air untuk keperluan higiene sanitasi dapat digunakan
bahwa air dalam keadaan terlindung dari sumber pencemaran, binatang pembawa
penyakit.
kontaminasi, yaitu :
1. Jika air bersumber dari sarana air perpipaan, tidak boleh ada koneksi
2. Jika sumber air tanah non perpipaan, sarananya terlindung dari sumber
3. Jika melakukan pengolahan air secara kimia, maka jenis dan dosis
1. Berasal dari sumber air yang improved atau terlindung (perpipaan, mata
3. Air yang berasal dari pengolahan air limbah atau grey water hanya
wajib menjamin kualitas air untuk keperluan hygiene sanitasi yang memenuhi
Untuk menjaga agar kualitas air untuk keperluan hygiene sanitasi senantiasa
melalui penilaian mandiri, pengambilan, dan pengujian sampel air yang dilakukan
minimal satu kali dalam satu tahun. Sedangkan pengawasan eksternal dilakukan
oleh tenaga kesehatan lingkungan yang terlatih pada dinas kesehatan kabupatena
atau kota, atau kantor kesehatan pelabuhan untuk lingkungan wilayah kerjanya.
(1) disebutkan bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
Oleh karena itu pemerintah dan pemangku kepentingan wajib untuk melakukan
selain meningkatkan kualitas hidup dan merubah gaya hidup manusia, juga
sangat dinamis di berbagai daerah, muncul beragam usaha dan kegiatan oleh
menghasilkan air limbah. Air limbah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
Air diperbolehkan dibuang ke media lingkungan dalam hal ini air sungai dengan
izin tertulis dari Bupati/Walikota dan telah memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan.
jawab; asas kelestarian dan berkelanjutan; dan asas manfaat. Adapun tujudan dari
limbah.
2. Pedoman bagi Bupati/Walikota dalam memberikan saran, arahan,
kegiatan.
Baku Mutu Air Limbah pasal 16 menyatakan bahwa setiap usaha dan/atau
setiap bulannya sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan dalam izin
Kesehatan R.I. Nomor 70 Tahun 2016 tentang standar dan persyaratan kesehatan
ketentuan :
1. Air limbah dari berbagai sumber dapat mengalir dengan lancar dan
bertujuan untuk:
kecelakaan kerja
1. Standar Baku Mutu biologi tanah meliputi angka telur cacing (Ascaris
2. Standar Baku Mutu kimia tanah meliputi kimia anorganik yang terdiri
dari 7 parameter yaitu Timah hitam, Arsen, Kadmium, Krom (valensi 6),
dengan satuan Bq/m3 tanah berkisar antara 100-300, di mana 3,7 Bq/m3
penyakit.
menimbulkan buangan padat berupa sampah baik berupa sampah bahan berbahaya
dan beracun (B3) maupun sampah non B3. Terkait dengan buangan padat berupa
sarana pengelolaan limbah B3 dan non B3 yang baik sehingga tidak menimbulkan
kerja.
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang
dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif
mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam
manufktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan. Dalam Undang -
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.
1. Sampah organik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai
berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan
lain-lain.
1. Sampah rumah tangga yaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal
dari sisa kegiatan sehari-hari di rumah tangga, tidak termasuk tinja dan
sampah spesifik dan dari proses alam yang berasal dari lingkungan rumah
tangga. Sampah ini bersumber dari rumah atau dari komplek perumahan.
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga yaitu sampah rumah tangga yang
3. Sampah spesifik yaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah
belum dapat diolah, sampah yang timbul secara periode (sampah hasil
kerja bakti).
mana perusahaan tempat praktek kerja industri mengelola sampahnya agar tidak
ruang kerja misalnya di gang, koridor, halaman dan taman, serta tempat-
perusahaan.
kerja, hal ini disebabkan karena untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik setiap
tenaga kerja memerlukan tambahan kalori yang bersumber dari makanan dan
tenaga kerja, tentunya perlu dilakukan suatu usaha penyediaan makanan dan
kontaminasi silang.
pangan melalui tiga jalur pangan ke pangan, tangan ke pangan, dan atau
peralatan ke pangan.
penjamah pangan.
6. Memastikan bahwa penjamah pangan tidak menjamah pangan jika
mudah oleh penjamah pangan yang dilengkapi dengan air hangat yang
mengalir dan sabun dan mengeringkannya dengan lap kertas sekali pakai.
pangan sedemikian rupa agar pangan tersebut tetap aman dan layak
dikonsumsi.
2. Harus dalam keadaan sehat dan bebas dari penyakit menular yang
penyelenggara.
6. Selalu mencuci tangan dengan air hangat yang mengalir dan sabun dan
8. Selalu mencuci tangan sebelum menangani pangan siap saji dan setelah
yang harus diperhatikan dalam penyediaan makanan dan minuman di tempat kerja
antara lain:
3. Penjamah pangan harus membuang pangan sisa (left over food) jika
kerja di tempat kerja, agar diperoleh kualitas makanan dan minuman yang
penyelenggara pangan, penjamah pangan, waktu dan suhu pangan seperti tersebut
dengan disain dan konstruksi tempat pengolahan makanan dan minuman. Hal ini
1. Persyaratan Umum
pembawa penyakit.
a. Tersedia air yang mencukupi untuk air minum dan air untuk keperluan
b. Idealnya air yang digunakan sudah melalui proses pengolahan (air dari
5. Sistem Ventilasi
buatan yang cukup dan efektif menghilangkan asap, uap dan gas lainnya
6. Sistem Pencahayaan
Standar Baku Mutu (SBM) media udara meliputi standar baku mutu udara dalam
ruang (indoor air quality) dan udara ambien (ambient air quality). Standar kualitas
Pencemar Udara.
Kualitas udara dalam tempat kerja sangat dipengaruhi oleh kandungan unsur
kimia diudara tempat kerja. Nilai Ambang Batas (NAB) bahan kimia di tempat
dalam Tabel 13 Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 70 tahun 2016 tentang
(IPB) atau Biological Exposure Indices (BEI) merupakan nilai acuan konsentrasi
bahan kimia yang terabsorpsi, hasil metabolisme (metabolit) bahan kimia yang
Nilai indikator pajanan biologi sebanyak 45 (empat puluh lima) bahan kimia
yang ada di tempat kerja dapat dilihat pada Tabel 14 Peraturan Menteri Kesehatan
persyaratan pertukaran udara ventilasi untuk ruang kerja adalah 0,57 m3 /org/min
Untuk ruangan kerja yang tidak menggunakan pendingin harus memiliki lubang
ventilasi minimal 15% dari luas lantai dengan menerapkan sistim ventilasi silang.
seluruh pintu dan jendela atau dengan kipas angin. Saringan/filter udara AC juga
dilihat pada Tabel 6 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun 2016 tentang
terpenuhi tetapi masih terjadi SBS (Sick Building Syndrome), maka perlu
dilakukan investigasi.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :
manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya, selanjutnya menyatakan bahwa
kepada masyarakat di lokasi dan waktu tertentu serta sebagai bahan pertimbangan
Indeks Standar Pencemar Udara adalah angka yang tidak mempunyai satuan
yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu
yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan
1. Partikulat (PM10)
untuk kelompok binatang pembawa penyakit meliputi tikus, lalat dan kecoa.
Standar baku mutu vektor penyakit meliputi Anopheles spp, Aedes aegypti, dan
Culex sp. Standar baku mutu vektor tersebut selengkapnya dapat dijumpai pada
Tabel 32 Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar
dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. Adapun standar baku mutu
berikut :
pangan.
3. Memastikan semua sarana dan bangunan yang ada tidak menjadi tempat
H. Pengawasan Houseskeeping
Semua tempat kerja yang ditujukan bagi karyawan, harus benar-benar aman
berbagai area kerja yang biasa dilewati ataupun sering dilakukan aktivitas kerja,
dimana area kerja tersebut mengandung berbagai potensi bahaya yang bisa
Area kerja yang kotor, penuh debu dan berantakan dapat menyebabkan
karyawan merasa tidak nyaman dan aman saat bekerja. Kondisi tersebut akan
berimbas pada keselatam kerja terganggu dan tingkat produktivitas kerja menurun.
Penataan area kerja yang buruk secara tidak langsung bisa menghambat
Cek kembali apakah instrumen yang Saudara buat sudah meliputi aspek-aspek
jamban, toilet, septick tank, saluran pembuangan, dan lain-lain setiap saat
perusahaan harus dijaga bebas dari akumulasi debu dan sampah lainnya.
4. Setiap ruang kerja harus dikelola secara bersih dan sebisa mungkin dalam
kondisi kering.
6. Lantai atau permukaan jalan lainnya harus terjaga dalam kondisi baik,
bebas minyak atau air, semua hal yang bernbahaya yang ada dijalanan
harus dihilangkan.
7. Setiap lantai, tempat kerja dan jalan atau gang harus bebas dari
lainnya.
di desinfeksi serta harus dalam keadaan bersih setiap hari untuk menjaga
kesehatan.
10. Jika tempat sampah digunakan untuk sampah basah atau yang dapat
penerangan agar tetap berada pada level yang memenuhi syarat. Jika
tangga.
15. Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar mudah dioperasikan dan
memakai tipe asam soda sebaiknya diisi ulang minimal setahun sekali.
16. Bahan-bahan atau material harus di tumpuk dan dihindarkan dari getaran
17. Barang-barang yang tertata baik dan bersih tidak lagi menghambat
aspek sanitasi industri lainnya, karena tidak adanya penilaian jamban dan
peturasan maka penilaian sanitasi industri belum selesai. Adanya jamban dan
peturasan yang kotor, berbau dan tidak sehat akan mempengaruhi kesehatan
karyawan dan akhirnya karyawan akan terganggu kesehatannya dan berujung pada
sarana sanitasi utama yang harus disediakan perusahaan dan dikelola dengan baik,
jamban dan peturasan yang tidak sehat akan menimbulkan bau yang tidak sedap,
lantai yang licin menyebabkan terpeleset dan jatuh, lebih jauh lagi akan
pengelolaan yang baik sehingga kondisi jamban dan peturasan menjadi bersih dan
sanitair. Sanitair berarti sehat dan aman. Sehat karena dalam jamban dan peturasan
tidak terdapat bakteri penular penyakit, tidak terjangkau serangga yang dapat
tidak saja kondisi kebersihan dari sarana tersebut melainkan juga hal lain yang
Standar Baku Mutu (SBM) sarana toilet untuk pekerja industri ditetapkan
berdasarkan rasio yaitu perbandingan jumlah toilet dengan jumlah pekerja. Rasio
sarana toilet berbeda antara laki-laki dan perempuan. Jika toilet digunakan oleh
pekerja laki-laki maka harus ada peturasan atau urinoir paling banyak 1/3 dari
1. Perkenalan
B. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan di PT. Sugih Rahayu Bahagia, Jl. Melati Blok B 25 No. 7-
Palembang
C. Waktu Kegiatan
1. 8 Maret 2021
2. 9 Maret 2021
3. 10 Maret 2021
4. 11 Maret 2021
5. 12 Maret 2021
6. 13 Maret 2021
7. 14 Maret 2021
8. 15 Maret 2021
9. 16 Maret 2021
A. HASIL
Selatan seperti : Conoso Philips, PT. Medco E&P Indonesia dan PT.
b. Struktur Organisasi
d. Lokasi
ini :
Lebar Palembang
c. Email : info@surabah.co.id
d. Website : www.surabah.co.id
1) Manager
3) Personil HSE
4) Driver
Tanggal Kegiatan
yang lainnya
17 Maret 2021 Pengenalan dan melihat sanitasi lingkungan di K3 dan
yang lainnya
Tabel 1
Palembang
ADA / DIPERIKSA
NO PARAMETER TIDAK KET
ADA TIDAK BERLAK
d. Kromium (valensi 6) -
e. Selenium -
f. Seng -
g. Sulfat -
h. Timbal -
i. Benzene -
j. Zat organik (KMnO4) -
4. Tidak ada koneksi silang dengan pipa -
air
limbah di bawah permukaan tanah
5. Sumber air tanah (jika
non air bersumber
perpipaan, -
sarananya terlindung dari sumber
kontaminasi baik
limbah domestik
maupun industri.
6. Tidak menjadi tempat -
berkembangbiaknya vektor dan
binatang pembawa
penyakit air secara
7. Jika melakukan pengolahan -
kimia, maka jenis dan dosis bahan
kimia harus tepat
8 Jika menggunakan kontainer sebagai -
penampung air harus dibersihkan
secara berkala
minimum 1 kali
Tabel 2
Luas Lahan :
Tabel 3
INSTRUMEN PENGAWASAN PENGENDALIAN VEKTOR DAN
BINATANG PEMBAWA PENYAKIT DI INDUSTRI
Tabel 7
Hasil
No Item Pemantauan Faktor Fisika Ket.
Pengukuran
1. Iklim kerja menggunakan parameter ISBB (OC) -
2. Intensitas Cahaya (Lux) 35,42 Lux
3. Intensitas Suara (dBA) 83,7 dBA
4. Getaran alat kerja mengenai lengan dan tangan -
5. (m/det2) terhadap seluruh
Getaran yang berpengaruh -
6. Radiasi frekuensitubuh
radio(m/det 2)
a. Kekuatan Medan -
dan b. Kekuatan medan -
7. ungu (mW/cm2).
Radiasi sinar ultragelomb -
8. Medan magnit statis untuk seluruh tubuh (Tesla) -
Tabel 8