OLEH
MUSLIM HADI
A.20.0072
BELITANG
2024
ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN JASA ANGKUTAN KOPI
TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA TANJUNG KARI
KECAMATAN PULAU BERINGIN KABUPATEN OKU SELATAN
ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN JASA ANGKUTAN KOPI
TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA TANJUNG KARI
KECAMATAN PULAU BERINGIN KABUPATEN OKU SELATAN
OLEH
MUSLIM HADI
A.20.0072
Proposal Skripsi
BELITANG
2024
ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN JASA ANGKUTAN KOPI
TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA TANJUNG KARI
KECAMATAN PULAU BERINGIN KABUPATEN OKU SELATAN
OLEH
MUSLIM HADI
A.20.0072
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Analisis
Tanjung Kari Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU Selatan sebagai salah satu
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Aisah, SE,
M.Si. selaku Pembimbing I dan Ibu Sudarti, SP., M.Si. selaku Pembimbing II yang
telah membimbing dan mengarahkan pada penulisan proposal ini hingga dapat
diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak/Ibu Dosen, dan
rekan Mahasiswa/i STIPER Belitang serta pihak-pihak yang telah membantu dalam
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari
sempurna. Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan demi
kemajuan dan kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
ii
B. Model Pendekatan ......................................................................... 31
C. Hipotesis ........................................................................................ 32
D. Batasan-batasan ............................................................................. 32
LAMPIRAN .................................................................................................. 40
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia. Pada
tahun 2018 dan 2019 Indonesia menempati urutan ke-4 penghasil kopi terbesar setelah
Brazil, Vietnam, dan Colombia (Muzaifa et al., 2019). Kopi ini merupakan salah satu
komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dari beberapa
komoditi perkebunan lainnya. Selain itu kopi menjadi salah satu komoditi ekspor yang
dapat berperan sebagai sumber devisa negara dan sumber penghasilan bagi perusahaan
ataupun petani kopi. Tanaman kopi ini menjadi tanaman perkebunan yang potensial
diantaranya Kopi Arabica, Robusta, Liberika, dan Excelsa. Namun yang paling
banyak ditanam di Indonesia adalah kopi jenis Arabika dan Robusta. Sedangkan untuk
kopi Liberika dan Excelsa ditanam hanya di daerah tertentu saja seperti di Kabupaten
Kopi Arabika merupakan salah satu jenis kopi yang banyak digemari penggemar
kopi. Selain itu kopi arabika memiliki ciri khas seperti bentuknya yang cenderung
lebih kecil, lonjong, dan pipih, harganya cenderung lebih mahal, memiliki kandungan
kafein 1,1 sampai 1,5%, memiliki kandungan lemak sekitar 60% dan kandungan
gulanya dua kali lipat dibanding robusta, beraroma seperti buah-buahan, berasa sedikit
asam, tumbuh di daerah dataran tinggi 700 sampai 1.700 mdpl (Budiyanto et al.,
2019).
1
2
Produksi kopi di Sumatera Selatan memberikan sumbangan yang cukup besar bagi
perekonomian. Produksi kopi Sumatera Selatan dihasilkan oleh tiga macam bentuk
perkebunan, yaitu perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta, dan perkebunan milik
negara. Tiga bentuk perkebunan ini, perkebunan rakyat merupakan penghasil utama
Sumatera Selatan, seperti Lahat, Pagaralam, Muara Enim, Ogan Komering Ulu, Ogan
Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan, Musi Rawas, Lubuk Linggau,
Empat Lawang, Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir (Dinas Perkebunan Sumatera
Selatan, 2022).
Salah satu daerah Sumatera Selatan yang menghasilkan produksi kopi paling
besar adalah Kabupaten OKU Selatan. Hal itu dapat dilihat tabel berikut ini.
Tabel 1. Luas Tanaman dan Jumlah Produksi Kopi di Sumatera Selatan Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2022
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa Kabupaten OKU Selatan merupakan
penghasil kopi tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan dengan luas lahan sebesar
89.260 hektar, produksi kopi yang dihasilkan sebanyak 62.399 ton. Tingginya
produksi kopi secara tidak langsung akan mempengaruhi penghasilan petani kopi. Di
Kabupaten OKU Selatan tidak semua perkebunan kopi seutuhnya milik rakyat atau
masyarakat sekitar, sebagian perkebunan kopi adalah milik dari pemerintah ataupun
Salah satu wilayah di Kabupaten OKU Selatan penghasil kopi adalah Desa
Tanjung Kari Kecamatan Pulau Beringin. Kopi tumbuh hampir dimana-mana di Desa
Tanjung Kari, ini karena lingkungan, tanah, iklim, ketinggian, dan suhu mendukung
pertumbuhan kopi. Usaha perkebunan kopi di Desa Tanjung Kari Kecamatan Pulau
Desa Tanjung Kari Kecamatan Pulau Beringin masih tergolong sederhana. Meski
demikian, warga Desa Tanjung Kari mampu merawat dan memelihara tanaman kopi
Dalam proses panen petani juga melibatkan tenaga kerja masyarakat setempat,
sehingga bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dalam pemanenan
kopi biasanya banyak dilakukan oleh tenaga kerja perempuan. Setelah kopi dipanen,
kemudian diangkut dari lahan kebun menuju ke rumah pemilik kebun atau pabrik
untuk dijemur. Kegiatan pengangkutan produksi kopi ini dilakukan oleh tenaga kerja
pria karena medan yang dilewati biasanya cukup sulit. Kegiatan pengangkutan ini bisa
dari usaha lain, seperti pedagang, pengusaha, pegawai pemerintahan maupun buruh
tani. Salah satu sumber pendapatan lain dari masyarakat yaitu jasa angkut kopi ketika
musim panen tiba, dimana dari usaha tersebut memiliki kontribusi terhadap
aspek usahatani terhadap tingkat pendapatan atau perekonomian dari masyarakat secara
keseluruhan. Besar kecilnya kontribusi pendapatan tergantung pada seberapa besar usaha
yang dikembangkan dan bagaimana kondisi sumber pendapatan lain (Indriani dkk, 2015).
Sehingga kontribusi usaha adalah titik tolak seberapa besar usaha yang dikembangkan
mampu menyumbang terhadap pendapatan rumah tangga petani, semakin besar kontribusi
yang diterima petani dari usaha tersebut maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang
diterima petani.
jasa angkutan kopi yang dilakukan masyarakat, peneliti tertarik untuk melakukan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan diambil dalam
1. Berapa besar pendapatan yang diperoleh dari jasa angkutan kopi dalam satu
masa panen kopi di Desa Tanjung Kari Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten
OKU Selatan?
5
1. Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh dari jasa angkutan kopi di Desa
kopi.
A. Tinjauan Pustaka
pada ketinggian tempat di atas 700 m di atas permukaan laut (dpl). Seiring
perkembangan dengan adanya introduksi beberapa klon baru dari luar negeri,
beberapa klon saat ini dapat ditanam mulai di atas ketinggian 500 m dpl, namun kopi
yang terbaik ditanam di atas 700 m dpl, terutama jenis kopi robusta. Lahan
pertanaman kopi yang tersedia di Indonesia sampai saat ini sebagian besar berada di
ketinggian antara 700 sampai 900 m dpl. Hal ini yang menyebabkan sebagian besar
(sekitar 95%) jenis kopi di Indonesia saat ini adalah kopi robusta.
Sistem budidaya tanaman kopi robusta mulai dari kegiatan pemeliharaan hingga
panen yang umum dilakukan oleh petani kopi di Indonesia menurut Sitanggang (2014)
1) Persemaian
Mendapatkan bahan tanaman diperlukan benih dan entres untuk sambungan dan
stek. Benih yang akan digunakan untuk batang bawah harus dipilih dari buah kopi
yang baik dan masak dari bahan yang dikehendaki untuk mendapatkan biji untuk
benih kulit dan daging buah dipisahkan dan lender dibersihkan dengan abu. Setelah itu
benih diangin-anginkan selama kurang lebih dua sampai tiga hari. Benih yang tersedia
kemudian disemaikan pada media yang telah disiapkan. Tanah persemaian harus
6
7
dicangkul kira-kira 30 cm dan bersih dari sisa-sisa akar dan batu-batu lain. Pada
bagian atas bedengan diberi lapisan pasir tebal kira-kira 5 cm. Bedengan harus diberi
naungan dan setiap hari harus disiram dengan air yang cukup tetapi tidak tergenang.
2) Penanaman
Penanaman dilakukan pada musim hujan, tiga sampai enam bulan sebelumnya
harus dibuat dengan ukuran 0,4 x 0,4 x 0,4 m. Pembuatan lubang dan luasnya
tergantung pada struktur tanah, semakin berat struktur tanah makin lama lubang
harus 14 dibuat, makin besar dan luas. Setelah itu baru dilakukan penanaman serta
diberi serasah, untuk memperoleh produksi yang optimal jarak kopi perlu
diperhatikan. Jarak tanam harus dipilih sesuai dengan jenis kopi, kesuburan tanah
dan tipe iklim. Tanah lebih subur atau yang mempunyai iklim lebih basah diperlukan
jarak tanam lebih lebar dari pada tanah yang kurang subur atau mempunyai iklim
kering.
3) Pemeliharaan Tanaman
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk membentuk kerangka tanaman yang kuat dan
Sistem pemangkasan batang dipengaruhi oleh kondisi ekologis dan jenis kopi
yang ditanam. Sistem berbatang tunggal lebih sesuai untuk jenis kopi yang banyak
Sistem berbatang ganda lebih diarahkan pada peremajaan batang, lebih sesuai bagi
daerah yang basah dan letaknya rendah dimana pertumbuhan batang baru berjalan
lebih cepat. Peremajaan tidak hanya mengganti tanaman yang rusak atau tua dengan
tanaman yang baru, tetapi juga perlu pergantian varietas atau klon yang unggul serta
4) Pemupukan
persediaan dalam tanah. Kopi mengambil hara dalam tanah untuk pertumbuhan
vegetatif serta untuk pertumbuhan buah.sehingga ketersediaan hara pada tanah setiap
tahun akan mengalami penurunan dan oleh karena itu dilakukan proses pemupukan
yang ditujukan untuk menjaga kadar hara dalam tanah agar tanaman yang tumbuh
dapat terus tumbuh dan berkembang dengan baik serta berproduksi dengan optimum
Pada umumnya pemupukan kopi dilakukan secara kimia dan organic. Pemupukan
secara kimia diberikan sebanyak 2 kali setiap satu kali musim tanam.
a. Memperbaiki kondisi tanaman, tanaman yang dipupuk secara optimal dan teratur
akan memiliki daya tahan lebih besar, sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh
b. Peningkatan produksi dan mutu, walaupun pada tahun pertama pemupukan lebih
meningkatkan mutu yaitu besarnya biji kopi dan rendemen lebih tinggi.
empat tahun sekali). Oleh karena itu untuk menjaga agar produksi tidak turun
terlalu banyak maka perlu pemupukan yang teratur dosis dan jenis pupuk harus
disesuaikan sebab pemberian pupuk yang salah tidak hanya tidak efektif tetapi
d. Demikian pula dengan waktu pemupukan yang harus sesuai dengan kebutuhan
tanaman dan iklim. Dosis dan waktu pemupukan baiknya dilakukan pada awal
Terdapat banyak sekali hama dan penyakit yang dapat menyerang kopi
diantaranya :
hama ini dilakukan dengan pemusnahan sumber infeksi (petik bubuk, lelesan)
b. Bubuk cabang, yang menyerang cabang dan wiwilan yang masih muda dan
c. Kulit putih, akibat dari serangan ini mengakibatkan tanaman kopi menjadi
d. Cendawan akar coklat dan akar hitam, tanaman yang terserang daunnya akan
layu kuning dan kering. Untuk menghindari serangan lebih luas maka tanaman
pembuatan parit.
Kopi berbuah tidak serentak maka panennya juga tidak dapat dilakukan sekali
saja, untuk itu pemetikan haruslah dipilih yang lazim disebut petik merah, yaitu
pemetikan buah yang masak berwarna merah dipetik satu demi satu dari tiap
dongkolan. Ada tiga tahap pemetikan kopi untuk menghasilkan mutu yang tinggi
yaitu :
buah, biasanya dilakukan pada buah kopi yang berwarna kuning sebelum usia
delapan bulan.
b. Panen raya atau sistem petik merah, yakni pemetikan buah yang sebenarnya,
pemetikan sistem petik merah dapat berjalan antara empat sampai lima bulan
dengan giliran sepuluh sampai 14 hari. Petik kopi tidak hanya dilakukan petik
merah namun juga petik kuning dan petik hijau. Persentase petik
c. Rajutan, yaitu pemetikan terakhir tanpa dipilih, petik ini dilakukan bila sisa
kopi dipohon masih berkisar 10 persen. Setelah kopi dipetik perlu dilakukan
2002).
Pengangkutan merupakan kegiatan yang ada pada budidaya tanaman kopi yang
2. Agroindustri Kopi
Agroindustri berasal dari dua kata yaitu agricultural dan industry yang berarti
suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau
suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau
input dalam usaha pertanian. Definisi agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan
industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan
peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida
Agroindustri dapat diartikan dalam dua hal yaitu pertama, agroindustri adalah
industri yang memanfaatkan produk pertanian sebagai bahan baku. Yang kedua,
dengan pangsa pasar yang besar dan produk standar nasional. Oleh karena itu,
Menurut Rahardjo (2012), secara umum terdapat dua cara pengolahan biji kopi.
Yaitu dengan cara pengolahan kering disebut juga dengan Ost Indische Bereiding
(OIB) dan pengolahan basah atau disebut juga dengan West Indische Breiding
(WIB). Perbedaan mendasar dari keduanya ialah dalam penggunaan air yang
diperlukan untuk pengupasan kulit buah kopi maupun pencucian biji kopi.
kesulitan mendapat air. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan kopi secara
1) Pengolahan ini dilakukan hanya jika pengolahan secara basah tidak bisa
dilakukan.
2) Pengolahan ini dilakukan hanya pada buah kopi yang belum masak dan atau
kelewat masak.
4) Untuk kopi robusta, buah kopi dijemur atau dikeringkan dengan mesin pada
suhu maksimum 80ºC hingga kadar air mencapai kurang dari 13%
13
penggerbus ( heller )
maupun swasta. Umumnya melalui pengolahan secara basah, kualitas kopi lebih baik
2012)
1) Sortasi buah kopi, yaitu memilah buah kopi masak dan baik dari buah busuk,
2) Buah kopi dimasukkan ke bak sortasi yang berisi air bersih. Buah kopi yang
pencucian lender
4) Biji kopi basah yang masih berkulit tanduk dikenal kopi HS (Horn skin)
5) Khususnya untuk biji kopi robusta, biji kopi HS dijemur atau dikeringkan
langsung dengan alat mesin pengering pada suhu maksimal 80ºC berangsur-
angsur diturunkan sampai 60ºC hingga kadar air biji kopi lebih rendah 12%
Menurut Anggara dan Sri Marini (2011) terdapat tiga metode pengolahan biji
kopi yaitu : (1) metode basah, (2) metode kering, (3) metode semibasah. Metode
basah dan metode kering hampir sama caranya dengan metode yang dikemukakan
14
dengan metode basah. Tetapi ada perbedaan pada saat pengeringannya. Dimana
setelah fermentasi dan pencucian, biji kopi akan dikeringkan terlebih dahulu setelah
itu baru di hulling dan kembali dikeringkan. Ciri khas kopi yang diolah dengan
metode semibasah adalah bijinya berwarna gelap dan bentuknya agak melengkung.
Setelah melakukan pengolahan terhadap biji kopi menjadi kopi beras, tahapan
selanjutnya agar menjadi kopi bubuk menurut Anggara dan Sri Marini (2011) adalah
sebagai berikut :
sortasi untuk membuang kopi beras yang memiliki kerusakan tak kasat mata.
Ada beberapa cara pengemasan dan penyimpanan kopi beras, antara lain : (1)
kemas dengan karung yang bersih dan sesuai standar SNI, (2) beri label
menggunakan cat untuk label berbahan pelarut non-minyak, (3) atur tumpukan
karung dan letakkan di atas landasan kayu, dan jaga jaraknya dari dinding, (4)
c. Pemanggangan ( roasting )
Proses ini dapat meningkatkan cita rasa kopi dan merubah warna kopi beras.
Secara fisik, bentuknya akan berubah karena mengalami penurunan bobot secara
15
keseluruhan. Selain itu pori-pori di sekeliling permukaan kopi beras akan terlihat
d. Penggilingan
Salah satu penentu kualitas dalam industri kopi bubuk adalah proses
penggilingan kopinya. Penggilingan yang baik akan menghasilkan cita rasa, aroma,
dan penampilan yang baik. Agar terhindar dari perubahan cita rasa kopi, hasil
3. Konsepsi Agribisnis
dan jual beli barang-barang seperti traktor, pupuk, dan pestisida atau yang tergabung
batasan pengertian yang luas itu telah didorong adanya kemajuan yang dicapai
setiap tahun perusahaan yang berada dikedua sub sektor usaha (input dan output
Agribisnis merupakan rangkaian kegiatan yang memuat bidang usaha tani yang
mendapatkan hasil yang baik, hasil tersebut berupa produksi ataupun uang
16
hasil utamanya adalah kecukupan bahan pangan dan kemakmuran. Adapun isyarat
prasarana ekonomi dan peran pasar yang terbangun dan tertata atas satu etikat
dan tekad para pihak yang bersatu padu dalam suatu kontak social yang
b. Usaha agribisnis layaknya terpadu sistematik yaitu pembinaan harus fokus pada
perkembangan sektor agribisnis akan terpacu tepat lingkungan serta tepat sasaran.
pertanian, yang meliputi pengusahaan input pertanian dan pengusahaan produksi itu
sendiri ataupun itu juga pengusahaan pengolahan hasil pertanian. Agribisnis dengan
arti lain adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyedia pangan. Sebagai subjek
budidaya penyediaan bahan baku pasca panen, proses pengolahan, hingga tahap
kepemasaran. Inti keberhasilan suatu kegiatan dari agribisnis terletak pada hasil
pembangunan untuk melihat agribisnis. Agribisnis dalam sudut pandang ini adalah
suatu “mega sektor” karena mencakup banyak sektor, baik secara vertical (sektor
pandangan tersebut agribisnis atau sering disebut sistem agribisnis menjadi kegiatan
sistem yang komplek yang terdiri dari lima subsistem yaitu pasokan input (agro-
a. Subsistem Agro-input
merupakan bagian yang paling banyak menghadapi masalah dalam segala bentuk
b. Sistem Agro-production
Produksi dapat dinyatakan sebagai perangkat produksi dan bagian yang terjadi
di dalam pembuatan barang (goods) atau jasa (services), agar terjadi produk atau
masukan (input). Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa produksi adalah kegiatan
18
mengubah input menjadi output (Nuraini, et. al., 2002). Setiap satuan agribisnis yang
didukung oleh unsur saprodi (input), proses produksi dan hasil (output).
c. Subsistem Agro-industri
bahan baku. Agro-industri sebagai salah satu subsistem yang penting dalam
agribisnis yang memiliki potensi untuk mendorong lajunya pertumbuhan yang tinggi
karena sasaran pasar memiliki nilai tambah yang relative besar dalam produk lainnya
yang siap dipasarkan baik berupa produk setengah jadi ataupun produk aktif siap
d. Subsitem Agro-marketing
agroindustry baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri. Kegiatan utama
subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar serta marketing
secara simultan dan sinergis, termasuk subsistem on-farm (budidaya) dengan sistem
tertentu. Menurut Hernanto (1997), biaya yang dikeluarkan oleh petani dari proses
yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
produk disebut biaya produksi. Termasuk di dalannya yang dibeli dan jasa yang
dibayar di dalam atau di luar usaha tani. Biaya produksi dapat dibagi meqiadi dua
yaitu biaya produksi jangka pendek adalah biaya yang dipergunakan jangka waktu
dan situasi yang tidak lama. Jumlah berapa masukan (faktor produksi) ada yang tidak
dapat diubah-ubah dan ada juga yang dapat diubah. Oleh karena itu biaya produksi
jangka pendek ini dapat dibedakan menjadi biaya variabel. Kedua biaya produksi
jangka panjang adalah biaya yang dipergunakan dalam jangka waktu dan situasi yang
barang atau jasa. Biaya adalah sejumlah uang yang dipergunakan untuk membeli
input produksi agar produksi dapat berlangsung. Biaya produksi itu selalu muncul
setiap kegiatan ekonomi dimana usahanya selalu berkaitan dengan produksi. Adanya
biaya produksi sangat berkaitan dengan diperlakukannya input atau factor produksi
yang digunakan dalam kegiatan produksi tersebut (Syarkowi, F. dan Marwan, S.,
2004).
Biaya produksi dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan
biaya variabel (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidak akan habis dalam
satu kali proses produksi, atau jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung besar
kecilnya produksi, misalnya: sewa tanah yang berupa uang atau pajak yang
berdasarkan luas lahan yang besar di atas 5% dari hasil produksi. Biaya variable
adalah biaya yang habis dalam satu kali proses produksi. Pada umumnya besar
2005).
Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004), biaya merupakan landasan bagi harga
yang dapat diminta oleh perusahaan untuk setiap produksi yang dihasilkan. Biaya
produksi lebih rendah dengan demikian akan menyebabkan volume penjualan produk
pertanian serta perolehan laba menjadi besar. Biaya tetap yaitu biaya yang tidak
habis dalam satu kali produksi atau biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya
produksi, yang tergolong biaya tetap adalah biaya sewa tanah, penyusutan peralatan,
sedangkan biaya variabel adalah biaya saprodi dan upah tenaga kerja.
21
5. Konsepsi Produksi
Untuk memenuhi ketersediaan barang dan jasa maka diperlukan suatu proses
untuk menghasilkannya. Proses untuk menghasilkan barang dan jasa inilah yang
untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang memenuhi kebutuhan.
Orang atau badan yang melakukan kegiatan produksi disebut dengan produsen.
Berdasarkan pengertian tersebut maka produksi mengandung dua hal pokok yaitu
dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa yang akan dipasarkan atau
pendayagunaan segala sumber - sumber yang tersedia berupa sumber daya alam dan
sumber daya manusia untuk mewujudkan hasil yang terjamin baik dari segi kualitas
dan kuantitasnya serta terkelola dengan baik sehinggga komoditi tersebut dapat
diperdagangkan.
Dalam arti sempit produksi dapat didefinisikan sebagai suatu hasil yang
(input) yang ada sehingga menghasilkan output. Besarnya suatu produksi yang
sumberdaya yang terbatas seperti bibit, pupuk, tanah, tenaga kerja, obat-obatan dan
produksi secara ekonomi. Pengertian produksi secara teknis adalah suatu proses
hasil yang lebih baik dari segala pengorbanan yang telah diberikan. Ditinjau dari segi
ekonomi, produksi adalah suatu proses pendayagunaan segala sumber yang tersedia
untuk mewujudkan hasil yang tercermin kualitas dan kuantitasnya, terkelola dengan
dalam menciptakan dan menambah nilai kegunaan (utility) suatu barang dan jasa
untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu ekonomi
berupa tanah, modal, tenaga kerja dan skill organization managerial dan technical
skill.
tenaga kerja, sarana produksi adalah factor produksi yang penting bagi suatu usaha.
Lahan pertanian banyak diartikan sebagai tanah yang dipersiapan untuk usaha
pertanian. Dalam pertanian, lahan memegang kedudukan yang penting dan ukuran
6. Konsepsi Harga
Harga merupakan nilai suatu barang atau jasa yang ditukar dengan sejumlah
uang berdasarkan nilai tersebut. Masalah harga adalah masalah yang sangat penting
oleh beberapa hal, seperti waktu, tempat/jarak dan pasar, dengan harga yang ditukar
23
dengan uang maka seseorang bersedia melepaskan jasa atau barang yang dimilikinya
Harga suatu produk merupakan salah satu penentu atas besarnya permintaan
pengaruh yang besar terhadap pemdapatan dan laba bersih perusahaan. Seperti
diketahui bahwa harga adalah nilai suatu produk yang diukur dengan uang (in
melepaskan barang atau jasa yang dimilikinya kepada hak lain dengan memperoleh
kesepakatan harga adalah akibat tawar menawar antara pembeli dan penjual atau
antara produsen dan konsumen, harga jual dipengaruhi oleh beberapa factor yang
peningkatan mutu dan kualitas, sistem tataniaga atau pemasaran yang dijalankan.
negeri/perdagangan internasional.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan agribisnis, harga itu sendiri
banyak dipengaruhi oleh beberapa hal seperti waktu, tempat dan pasar, dengan harga
yang ditukar dengan uang maka seseorang bersedia melepaskan barang atau jasa
yang dimilikinya kepada orang lain. Menetapkan harga terlalu tinggi akan
menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan
24
merupakan variable utama yang langsung menentukan seberapa besar jumlah uang
masuk. Bertolak dari kenyataan itu maka seyogianya suatu perusahaan agribisnis
primer dan agrobisnis yang terkait dengannya mengatur siasat tahunan untuk
Harga juga merupakan nilai suatu barang atau jasa yang ditukar dengan
sejumlah uang berdasarkan nilai tersebut, masalah harga adalah masalah yang sangat
dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti waktu, tempat/jarak dan pasar, dengan harga
yang ditukar dengan uang maka seseorang bersedia melepaskan jasa atau barang
Penerimaan adalah seluruh nilai produksi selama satu kali periode panen yang
Penerimaan merupakan hasil kotor yang diperoleh petani dari hasil penjualan
produksi berdasarkan harga jual yang berlaku. Penerimaan yang diperoleh petani
dalam melakukan usahataninya memiliki nilai positif apabila lebih besar dari biaya
yang telah diinvestasikan selama proses produksi berjalan. Hal tersebut dapat
dijadikan sebagai salah satu acuan petani dalam merumuskan dan menentukan
diperoleh dari hasil produksi pengolahan hasil pertanian dan diberikan dengan harga
yang berlaku saat ini di daerah atau di desa yang bersangkutan. Selanjutnya di dalam
penerimaan agribisnis tidak terlepas dari harga dan produk dimana home industri
akan menghasilkan suatu produk jika memadai. Hal ini sesuai dengan pendapatan
total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual maupun yang tidak
dijual. Penerimaan usahatani dapat terwujud tiga hal, yaitu hasil penjulan tanaman,
ternak, ikan atau produk yang akan dijual (hasil produksi). Produk yang dikonsumsi
pengusaha dan keluarga selama melakukan kegiatan (dikonsumsi keluarga atau telah
Secara umum pengertian penerimaan dari suatu usaha tani adalah jumlah
seluruh produksi baik yang digunakan sendiri maupun yang dijual dan kegunaan
lainnya dikalikan dengan harga persatuan fisik pada waktu panen dari daearah
hasil produksi per satuan waktu dan luas dikalikan dengan harga per satuan produksi
R=PxY
Keterangan:
R = Reveneu (penerimaan)
P = Price (harga)
Y = Yield (produksi)
26
Penerimaan adalah nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu
baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pendapatan bersih petani mengukur
selisih antara penerimaan dengan biaya yang memberikan hasil yang positif, artinya
penerimaan dikurangi dengan biaya yang harus lebih besar dari nol.
Pendapatan petani diperoleh dari berbagai sumber usahatani antara lain dari
usahatani pokok dan di luar usahatani seperti buruh bangunan, berdagang dan
antara penerimaan yang diperoleh dalam suatau kegiatan usahatani dengan biaya
produksi yang dikeluarkan dalam kegiatan tersbut, sebab usaha utama petani adalah
yang besar antar nilai keluar total dengan nilai masukan total.
selisih antara penerimaan dan semua biaya atau total biaya yang digunakan. Petani
dapat memperoleh pendapatan bersih yang tinggi maka petani harus mengupayakan
penerimaan yang tinggi dan biaya produksi yang rendah. Pernyataan tentang
π = TR – TC
Keterangan:
π = Pendapatan Usahatani
27
Pendapatan adalah merupakan nilai yang diterima oleh produsen dari hasil total
pengolahan produk hasil pertanian, yaitu jumlah penerimaan dikurangi dengan total
biaya produksi, yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel (Teken dan Aznawi,
2005).
suatu komoditi yang dijual didefinisikan sebagai perbedaan antara hasil dari
penjualan dan biaya korbanan sumber daya yang telah digunakan untuk membuat
komoditi tersebut. Jika biaya yang dikeluarkan lebih besar dari yang diterima
berasal dari usahatani (On Farm), non usahatani (Off Farm), dan dari luar usaha
pertanian (Non Farm). Pendapatan diperoleh dengan menghitung selisih antara total
penerimaan dari usaha dengan total biaya produksi yang dikeluarkan petani selama
satu tahun. Pendapatan rumah tangga petani jagung dapat dihitung dengan rumus:
Prt = P1+P2+P3
Dimana :
P1 = TR – TC
TR = Pj x Qj
TC = TFC + TVC
28
Keterangan:
TR = Penerimaan total
Pj = Harga/upah
Qj = Jumlah Kopi
yang pendapatan yang diperoleh petani baik dari usahatani, non usahatani, dan sektor
lain. Pengertian pendapatan rumah tangga tersebut, digunakan dalam penelitian ini
sebagai acuan dalam menganalisis pendapatan rumah tangga petani jagung di daerah
dan finansial yang diberikan dari setiap usaha tertentu yang jumlahya dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kriteria yakni rendah, sedang dan besar terhadap
dengan membagi jumlah pendapatan dari usahatani yang sifatnya pokok dengan
usaha yang bersifat sampingan saja. Dengan kriteria yang dipakai dalam menilai
a. Kecil : 0 % - 33,33 %
Put
KPut= x100%
PTK
Pnonut
KPnon ut= x 100 %
PTK
Px
KPx= x 100 %
PTK
Keterangan:
B. Model Pendekatan
sebagai berikut:
Faktor Produksi
Produksi
(Kg)
Upah
(Rp/Kg)
Penerimaan
(Rp/Musim)
Biaya Produksi
(Rp/Musim)
Kontribusi
Kecil = 0 – 33,33%
Sedang = 33,34 – 66,66%
Besar = 66,67 – 99,99%
Keterangan:
: Dipengaruhi
: Mempengaruhi
: Timbal Balik
C. Hipotesis
1. Diduga usaha jasa angkutan kopi di Desa Talang Kari Kecamatan Pulau
2. Diduga usaha jasa angkutan kopi memiliki kontribusi yang kecil terhadap
D. Batasan-batasan
1. Responden adalah petani yang melakukan jasa angkutan kopi dan memiliki
usahatani lain di Desa Talang Kari Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU
Selatan.
2. Usaha jasa angkutan kopi adalah suatu usaha yang menawarkan jasa
pengangkutan hasil produksi kopi dari kebun untuk dibawa ke rumah petani.
kopi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variable (Rp/proses).
4. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung dengan volume
produksi dalam satu kali proses produksi, meliputi biaya penyusutan alat
(Rp/proses).
produksi dan merupakan biaya yang digunakan untuk membeli faktor produksi
(Rp/proses).
33
7. Produksi adalah jumlah kopi yang berhasil diangkut (Kg, karung, ton).
8. Upah adalah harga yang diberikan petani untuk jasa angkutan kopi (Rp/satuan).
9. Penerimaan adalah hasil kali antara jumlah kopi yang diangkut dengan harga
10. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya produksi yang
11. Total Pendapatan keluarga adalah total seluruh pendapatan petani yang
diperoleh dari pendapatan usaha angkutan kopi, usahatani kopi, dan non
12. Pendapatan usahatani kopi yang dimaksud pada penelitian ini adalah
13. Pendapatan non usahatani yang dimaksud pada penelitian ini adalah
pendapatan yang berasal dari kegiatan luar usahatani yaitu pedagang, jasa,
total kepala rumah tangga petani yang dinyatakan dalam persentase (%).
III. PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN
penelitian ini adalah bulan Januari – Februari 2024. Penentuan lokasi penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Menurut
sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada 3 karakter utama dari
pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu
populasi; 3) informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi. Tujuan utama dari
survai adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi atau sampel.
Metode penarikan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
34
35
Jumlah populasi jasa angkutan kopi di Desa Talang Kari Kecamatan Pulau
Beringin berjumlah 21 orang. Untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dari
populasi peneliti menggunakan rumus yang dikemukakan oleh slovin dalam Mustafa
(2010) dengan tingkat kepercayaan 85% dengan nilai e=15% adalah sebagai berikut:
N 21
n= n= n=14 ,26
N . e ²+1 (21 x 0 , 15)+1
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e2 = Margin of Error
Jadi jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 14 petani
Metode pengumpulan data yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah
metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan melalui tanya jawab
terhadap responden dengan mengumpulkan data-data baik data primer maupun data
36
skunder. Data Primer bersumber dari hasil wawancara dengan pelaku usaha dan
pengamatan dilapangan, sedangkan data skunder diperoleh dari lembaga atau instansi
terkait ada hubungannya dengan penelitian ini seperti kantor desa dan Dinas
Data yang sudah dikumpul dan diambil dari hasil wawancara saat pelaksanaan
petani dari usaha angkutan kopi di Desa Talang Kari Kecamatan Pulau
2002):
Pd = TR – TC
TR =YxP
TC = FC + VC
Keterangan:
Pd = Pendapatan (Rp)
sebagai berikut:
Px
KPx= x100%
PTK
Keterangan:
Budiyanto, E., Yuono, L. D., & Farindra, A. 2019. Upaya Peningkatan Kualitas dan
Kapasitas Produksi Mesin Pengupas Kulit Kopi Kering. Turbo : Jurnal
Program Studi Teknik Mesin, 8(1), 88–98.
https://doi.org/10.24127/trb.v8i1.926
Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan. 2022. Produksi Perkebunan Sumatera
Selatan. Palembang.
Mubyarto. 2000. Ekonomi Manajerial. Raja Grafindo. Jakarta.
Muzaifa, M., Hasni, D., Arpi, N., Sulaiman, M. I., & Limbong, M. S. 2019. Kajian
Pengaruh Perlakuan Pulp Dan Lama Penyeduhan Terhadap Mutu Kimia Teh
Cascara. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas, 23(2), 136–142.
http://tpa.fateta.unand.ac.id/index.php/JTPA/article/view/237
Sembiring, N., Satriawan, I., & Tuningrat, I. 2015. Nilai Tambah Proses Pengolahan
Kopi Arabika Secara Basah (West Indischee Bereding) Dan Kering (Ost
Indischee Bereding) Di Kecamatan Kintamani, Bangli. Jurnal Rekayasa Dan
Manajemen Agroindustri, 3(1), 61–72.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jtip/article/view/16899
38
39
Sofyan, H. 2013. Kontribusi Usaha tani Jambu Getah Merah terhadap Pendapatan
Rumah Tangga dan Stategi Pengembangan UsahataniDesa Pagersari
Kecamatan Patea Kabupaten Kendal. Skripsi: UNNES.
Yulianjaya, E dan Kliwon Hidayat. 2016. Pola Kemitraan Petani Cabai Dengan
Juragan Luar Desa (Studi Kasus Kemitraan di Desa Kucur, Kecamatan Dau
Kabupaten Malang). Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Universitas
Brawijaya Malang.
Lampiran 1. Kueisoner
DAFTAR PERTANYAAN
(QUISIONER)
1. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
3. Berapa Penghasilan bapak dari jasa ojek kopi dalam satu musim?
6. Berapa biaya yang dikeluarkan dalam melakukan ojek kopi per hari?
2. Rokok
3. Makan
4. Servis motor
dll
41
Pendapatan Keluarga :
2. Jika petani kopi berapa luas kebun kopi yang anda miliki?
6. Jika diluar petani kopi, apa jenis pekerjaan bapak dan berapa pengahsilannya
(Rp/bulan)?