Disusun Oleh:
Annisa’u Warosatul Anbiya
03422117034
Disusun Oleh:
Annisa’u Warosatul Anbiya
03422117034
DISETUJUI OLEH
Pembimbing Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapati gelar Ahli Madya Farmasi Akademi Farmasi IKIFA. Penulis
menyadari bahwa, tanpa bentuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan KTI ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk
meyelesaikan KTI ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
(1) Bapak Leonov Rianto,S.Si., M.Farm,Apt., selaku Direktur Akademi Farmasi
IKIFA yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba
banyak ilmu di Akademi Farmasi IKIFA.
(2) [Nama Pembimbing 1]., selaku pembimbing I dan [Nama Pembimbing 2].,
selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan banyak waktu dan
pikiran dalam memberikan bimbingan serta pengarahan yang sangat berharga
dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah sehingga dapat terselesaikan
dengan baik.
(3) Ibu Putri Eka Sari., S.Si., M.Si.selaku pembimbing akademik selama masa
perkuliahan.
(4) Seluruh dosen Akademi Farmasi IKIFA atas ilmu dan bimbingannya selama
proses perkuliahan dan penyusunan KTI.
(5) Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa memberikan kasih
saying, dukungan moral dan materil dalam menyelesaikan KTI ini.
(6) Teman-teman seperjuangan kelas Reguler-2 17D untuk 3 tahun penuh canda
tawa, suka duka, dan hari-hari yang berkesan, serta bantuan dan dukungan
dalam penyusunan KTI ini.
(7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang secara langsung
maupun tidak langsung membantu sehingga proposal KTI ini terselesaikan
dengan baik.
iii
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya tulis Ilmiah ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, 2019
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.......................................................... 1
B. PERUMUSAN MASALAH................................................. 2
C. TUJUAN PENELITIAN...................................................... 2
D. MANFAAT PENELITIAN.................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 4
A. TANAMAN KOPI................................................................ 4
B. AMPAS KOPI....................................................................... 9
C. KULIT................................................................................... 10
D. BODY SCRUB...................................................................... 13
E. UKURAN PARTIKEL......................................................... 15
F. KRIM..................................................................................... 15
G. URAIAN BAHAN................................................................. 16
H. LANDASAN TEORI............................................................ 18
I. HIPOTESIS........................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 20
A. METODE............................................................................... 20
B. KERANGKA KONSEP....................................................... 20
C. DEFINISI OPERASIONAL................................................ 20
D. JENIS PENELITIAN........................................................... 21
E. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN............................. 21
F. ALAT DAN BAHAN............................................................ 21
G. LANGKAH KERJA............................................................. 22
v
H. PROSEDUR PENELITIAN................................................ 22
I. POPULASI DAN SAMPEL................................................. 25
J. INSTRUMEN PENELITIAN.............................................. 26
K. RANCANGAN ANALISIS DATA...................................... 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 27
vi
DAFTAR TABEL
III.1.Kerangka Konsep......................................................................... 20
III.2.Definisi Operasional..................................................................... 20
III.3.Formulasi Standart....................................................................... 23
III.4.Komposisi Konsentrasi 0%, 10%, 15%, dan 20%.................... 24
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai Negara agraris mempunyai peluang yang cukup
besar dalam mengembangkan ekspor produk pertanian, khususnya komoditas
dari subsektor perkebunan. Besarnya potensi ekspor subsektor perkebunan di
dukung oleh iklim yang cocok untuk tanaman perkebunan seperti kelapa
sawit, kopi dan tembakau serta tersediaanya sumber daya manusia yang cukup
banyak. Kopi merupakan komoditas ekspor subsektor perkebunan yang dapat
memberikan kontribusi bagi devisa Negara selain kelapa sawit dan tembakau.
Indonesia adalah negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia
setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia dengan produksi rata-rata sebesar 639
ribu ton per tahun atau sekitar 8 % dari produksi kopi dunia. Komposisi
produksi kopi Indonesia adalah 72,84% kopi jenis robusta dan 27,16% kopi
jenis arabika (1)
Saat ini lebih dari 90% areal pertanaman kopi Indonesia terdiri atas
kopi robusta.berdasarkan data dari direktorat jendral perkebunan bahwa jawa
timur mrmiliki produksi tertinggi se Jawa-Bali, produksi kopi mencapai
54.189 t/thn pada tahun 2012.kabupaten malang memiliki lahan kopi robusta
seluas 13.568 ha dan lahan kopi arabika 1.020 ha (2)
Berdasarkan banyaknya jumlah kopi yang ada, maka berimbas
terhadap ampas kopi yang dibuang ke lingkungan. Ampas kopi merupakan
residu padat atau endapan dari seduhan biji kopi yang sudah diolah dan hanya
sedikit memiliki sari. Ampas kopi dapat dimanfaatkan untuk perawatan kulit,
diantaranya untuk mengangkat sel-sel kulit mati di permukaan kulit dan
menghaluskan kulit. Butiran kasar yang dimiliki ampas kopi dapat
menggantikan fungsi silika atau garam dalam body scrub(3)
Body scrub atau dalam beberapa produk ditulis dengan istilah lulur
mandi merupakan lulur yang digunakan saat tubuh dalam keadaan basah
(mandi).Penggunaannya adalah dengan mengoleskan pada seluruh bagian
B. PERUMUSAN MASALAH
Apakah variasi konsentrasi ampas kopi jenis robusta dalam formulasi
sediaan body scrub mempengaruhi stabilitas sediaan berdasarkan evalusi
fisika kimia?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi konsentrasi
ampas kopi terbaik dalam formulasi sediaan body scrub pada stabilitas sediaan
berdasarkan evaluasi fisika kimia.
A. TANAMAN KOPI
C. KULIT (3)
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1,5 m² dengan
berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan
vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat
kompleks, elastis dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks,
ras, dan lokasi tubuh.
1. Struktur kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan
dalam atau lapisan dermis, serta lapisan subkutan.
a. Epidermis
Lapisan epidermis berada di paling luar, dibentuk oleh zat
tanduk (keratin), atau merupakan lapisan dermis (korium) yang sudah
tua. Pada orang tertentu bagian kulit ini memberi gambaran seperti
sisik tipis. Lapisan paling dalam epidermis dinamakan lapisan basal
atau stratum gorneum. Epidermis terdiri dari empat lapisan,
diantaranya :
1) Lapisan Basal / stratum gorneum
Terdiri dari sel-sel kuboit yang tegak lurus terhadap dermis,
tersusun sebagai tian pagar atau palisade, dan merupakan lapisan
2. Jenis-jenis kulit
Jenis-jenis kulit berdasarkan ciri-cirinya terbagi atas tiga bagian:
a. Kulit normal
Merupakan kulit ideal atau kulit dambaan. Dengan ciri-ciri kulit
bertekstur halus atau lembut, terlihat cerah, tampak segar, pori-
porinya kecil, elatis, memiliki kelembaban yang bagus serta tidak
berminyak dan tidak kering.
b. Kulit berminyak
Adalah kulit yang mempunyai kadar minyak di permukaan kulit
yang berlebihan sehingga tampak mengkilap, kotor, kusam, biasanya
pori-pori kulit lebar sehingga kesannya kasar dan lengket.
c. Kulit kering
Kulit kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat
rendah, sehingga terlihat pecah-pecah karena kulit tidak mampu
mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit kering adalah kulit
terasa kaku, kering, kusam, bersisik dan mudah timbul keriput. Garis
atau kerutan sekitar pipi, mata dan sekitar bibir dapat muncul dengan
mudah pada wajah yang berkulit kering.
3. Fungsi kulit
Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan
memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan
dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah
mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-
menerus (keratinisasi dan pelepasan selsel yang sudah mati), respirasi dan
pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan
pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya ultra violet matahari,
F. KRIM (3)
Menurut FI ed. III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa
emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60%, dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Adapun menurut FI ed. IV, krim adalah bentuk sediaan
setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Secara garis besar krim terdiri dari 3 komponen yaitu bahan aktif, bahan
dasar dan bahan pembantu. Bahan dasar terdiri dari fase minyak dalam fase air
yang dicampur dengan penambahan bahan pengemulsi (emulgator) kemudian
akan membentuk basis krim.
Sebagai sediaan luar, krim harus memenuhi beberapa persyaratan
berikut:
1. Stabil selama pemakaian. Oleh karena itu, krim harus bebas dari
inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada di
dalam kamar.
G. URAIAN BAHAN(3)
1. Asam Stearat
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh
dari lemak. Pemeriannya yaitu keras, berwarna putih atau kuning pucat,
agak mengkilap, kristal padat atau serbuk putih atau putih kekuningan, bau
lemah atau berasa lemak. Kelarutannya yaitu mudah larut dalam benzena,
kloroform dan eter; larut dalam etanol (95%); praktis tidak larut dalam air.
Memiliki titik lebur 69-70oC. Penggunaannya dalam sediaan topikal
sebesar 1-20%, meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur dan
meningkatkan konsistensi. Tidak hanya itu, asam stearat juga digunakan
sebagai bahan pengemulsi ketika direaksikan dengan basa.
2. Setil alkohol
Setil alkohol berbentuk lilin, lempengan putih, granul atau dadu.
Memiliki bau yang lemah dan tidak berasa. Kelarutannya yaitu larut
I. HIPOTESIS
Hipotesis dari penelitian ini adalah faktor konsentrasi ampas kopi
sebagai scrub memiliki pengaruh pada stabilitas sediaan memalui evalusi
fisika kimia sediaan body scrub.
H0 : Tidak terdapat pengaruh variasi konsentrasi ampas kopi terhadap
stabilitas sediaan melalui evalusi fisika kimia sediaan body scrub
H1 : terdapat pengaruh variasi konsentrasi ampas kopi terhadap
stabilitas sediaan melalui evaluasi fisika kimia sediaan body scrub
A. METODE
Penelitian ini menggunakan metode dan prinsip pembuatan krim
sediaan body scrub untuk menentukan Pengaruh Konsentrasi Ampas Kopi
(Coffea Chanephora) Pada Formulasi Dan Evaluasi Fisika Kimia Sediaan
Body Scrub.
B. KERANGKA KONSEP
C. DEFINISI OPERASIONAL
Tabel III.2. Definisi Operasional
D. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan
variasi konsentrasi ampas kopi sebagai variabel bebas dan sifat fisika kimia
sediaan body scrub sebagai ariabel terikat.
H. PROSEDUR PENELITIAN
1. Pengumpulan Kopi Robusta
Pembelian biji kopi robusta sebanyak 2 kg dari malang jawa timur
2. Determinasi Kopi Robusta
Biji kopi robusta yang sudah didapatkan dibawa ke LIPI cibinong
untuk di determinasi.
3. Penyiapan Ampas Kopi Robusta
Persiapan sampel yaitu penggilingan biji kopi dan pengeringan.
Sebanyak 5 gram biji kopi arabika digiling langsung dengan menggunakan
mesin kopi espresso automatic dalam 100 ml air panas pada suhu 920C,
kemudian diseduh. Biji kopi yang sudah digiling akan menghasilkan
minuman kopi dan ampas kopi segar yang masih basah. Ampas kopi yang
masih basah dikeringkan dengan nyala api kecil untuk menurunkan
kandungan air yang terdapat di dalam ampas kopi. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh ampas kopi segar yang telah kering dan tidak cepat berjamur.
Kemudian di ayak dengan pengayak B30.
Konsentrasi
Bahan
0% 10% 15% 20%
Setil Alkohol (g) 1 1 1 1
Asam Stearate (g) 15 15 15 15
Trietanolamin (g) 2 2 2 2
Propilen Glikol (g) 5 5 5 5
Metil Paraben (g) 0.3 0.3 0.3 0.3
Propil Paraben (g) 0.05 0.05 0.05 0.05
Ampas Kopi (g) - 10 15 20
Parfum 3 Tetes 3 Tetes 3 Tetes 3 Tetes
Aquadest Ad (ml) 100 100 100 100
5. Pembuatan basis krim
Ditimbang semua bahan yang diperlukan. Pisahkan bahan menjadi
duakelompok yaitu fase minyak dan fase air. Fase minyak terdiri dari asam
stearat dan setil alkohol, dilebur di atas penangas air dengan suhu 70ºC,
kemudian ditambahkan propil paraben (massa I). Fase air yang terdiri dari
propilen glikol, trietanolamin dan metil paraben dilarutkan di dalam air
panas dengan suhu 70°C (massa II). Masukkan massa I ke dalam lumpang
panas, lalu masukkan massa II sedikit demi sedikit digerus konstan sampai
terbentuk massa krim. Setelah terbentuk massa krim, dicampurkan dengan
ampas kopi sesuai konsentrasi sedikit demi sedikit, digerus sampai
terbentuk krim yang homogen. Ditambahkan 3 tetes parfum,
dihomogenkan sampai terbentuk basis krim.
6. Formula mengandung ampas kopi
Konsentrasi ampas kopi yang digunakan adalah 10%, 15% dan
20%.
Formula dasar krim yang tidak mengandung ampas kopi digunakan
sebagai
blanko. Formulasi masing-masing konsentrasi sediaan krim body scrub
dapat dilihat pada Tabel III.4
Tabel III.4 Komposisi Konsentari 0%,10%,15% dan 20%.
J. INSTRUMEN PENELITIAN
Data dikumpulkan dengan cara pengamatan dengan menggunakan alat
alat untuk evaluasi sediaan secara fisika kimia.