Anda di halaman 1dari 36

Variasi Konsentrasi Ampas Kopi (Coffea Chanephora) Pada

Formulasi dan Evaluasi Fisika Kimia Sediaan Body Scrub

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh:
Annisa’u Warosatul Anbiya
03422117034

AKADEMI FARMASI IKIFA


JAKARTA
2019
Variasi Konsentrasi Ampas Kopi (Coffea Chanephora) Pada
Formulasi Dan Evaluasi Fisika Kimia Sediaan Body Scrub

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Ahli Madya Kesehatan Bidang Farmasi

Disusun Oleh:
Annisa’u Warosatul Anbiya
03422117034

AKADEMI FARMASI IKIFA


JAKARTA
2019
AKADEMI FARMASI IKIFA
PROGRAM D III ILMU KEFARMASIAN

PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH


DIPLOMA TIGA FARMASI

Nama : Annisa’u Warosatul Anbiya


NIM : 03422117034
Judul : Variasi Konsentrasi Ampas Kopi (Coffea Chanephora)
Pada Formulasi Dan Evaluasi Fisika Kimia Sediaan
Body Scrub

DISETUJUI OLEH

Pembimbing Pembimbing

[Nama Pembimbing 1] [Nama Pembimbing 2]

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapati gelar Ahli Madya Farmasi Akademi Farmasi IKIFA. Penulis
menyadari bahwa, tanpa bentuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan KTI ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk
meyelesaikan KTI ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
(1) Bapak Leonov Rianto,S.Si., M.Farm,Apt., selaku Direktur Akademi Farmasi
IKIFA yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba
banyak ilmu di Akademi Farmasi IKIFA.
(2) [Nama Pembimbing 1]., selaku pembimbing I dan [Nama Pembimbing 2].,
selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan banyak waktu dan
pikiran dalam memberikan bimbingan serta pengarahan yang sangat berharga
dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah sehingga dapat terselesaikan
dengan baik.
(3) Ibu Putri Eka Sari., S.Si., M.Si.selaku pembimbing akademik selama masa
perkuliahan.
(4) Seluruh dosen Akademi Farmasi IKIFA atas ilmu dan bimbingannya selama
proses perkuliahan dan penyusunan KTI.
(5) Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa memberikan kasih
saying, dukungan moral dan materil dalam menyelesaikan KTI ini.
(6) Teman-teman seperjuangan kelas Reguler-2 17D untuk 3 tahun penuh canda
tawa, suka duka, dan hari-hari yang berkesan, serta bantuan dan dukungan
dalam penyusunan KTI ini.
(7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang secara langsung
maupun tidak langsung membantu sehingga proposal KTI ini terselesaikan
dengan baik.

iii
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya tulis Ilmiah ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, 2019

Annisa’u Warosatul Anbiya

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.......................................................... 1
B. PERUMUSAN MASALAH................................................. 2
C. TUJUAN PENELITIAN...................................................... 2
D. MANFAAT PENELITIAN.................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 4
A. TANAMAN KOPI................................................................ 4
B. AMPAS KOPI....................................................................... 9
C. KULIT................................................................................... 10
D. BODY SCRUB...................................................................... 13
E. UKURAN PARTIKEL......................................................... 15
F. KRIM..................................................................................... 15
G. URAIAN BAHAN................................................................. 16
H. LANDASAN TEORI............................................................ 18
I. HIPOTESIS........................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 20
A. METODE............................................................................... 20
B. KERANGKA KONSEP....................................................... 20
C. DEFINISI OPERASIONAL................................................ 20
D. JENIS PENELITIAN........................................................... 21
E. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN............................. 21
F. ALAT DAN BAHAN............................................................ 21
G. LANGKAH KERJA............................................................. 22

v
H. PROSEDUR PENELITIAN................................................ 22
I. POPULASI DAN SAMPEL................................................. 25
J. INSTRUMEN PENELITIAN.............................................. 26
K. RANCANGAN ANALISIS DATA...................................... 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 27

vi
DAFTAR TABEL

III.1.Kerangka Konsep......................................................................... 20
III.2.Definisi Operasional..................................................................... 20
III.3.Formulasi Standart....................................................................... 23
III.4.Komposisi Konsentrasi 0%, 10%, 15%, dan 20%.................... 24

vii
DAFTAR GAMBAR

II.1.Biji Kopi Robusta........................................................................... 4


III.2.Struktur Kimia Asam Klorogenat.............................................. 8
III.3.Struktur Kimia Kafein................................................................. 9

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai Negara agraris mempunyai peluang yang cukup
besar dalam mengembangkan ekspor produk pertanian, khususnya komoditas
dari subsektor perkebunan. Besarnya potensi ekspor subsektor perkebunan di
dukung oleh iklim yang cocok untuk tanaman perkebunan seperti kelapa
sawit, kopi dan tembakau serta tersediaanya sumber daya manusia yang cukup
banyak. Kopi merupakan komoditas ekspor subsektor perkebunan yang dapat
memberikan kontribusi bagi devisa Negara selain kelapa sawit dan tembakau.
Indonesia adalah negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia
setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia dengan produksi rata-rata sebesar 639
ribu ton per tahun atau sekitar 8 % dari produksi kopi dunia. Komposisi
produksi kopi Indonesia adalah 72,84% kopi jenis robusta dan 27,16% kopi
jenis arabika (1)
Saat ini lebih dari 90% areal pertanaman kopi Indonesia terdiri atas
kopi robusta.berdasarkan data dari direktorat jendral perkebunan bahwa jawa
timur mrmiliki produksi tertinggi se Jawa-Bali, produksi kopi mencapai
54.189 t/thn pada tahun 2012.kabupaten malang memiliki lahan kopi robusta
seluas 13.568 ha dan lahan kopi arabika 1.020 ha (2)
Berdasarkan banyaknya jumlah kopi yang ada, maka berimbas
terhadap ampas kopi yang dibuang ke lingkungan. Ampas kopi merupakan
residu padat atau endapan dari seduhan biji kopi yang sudah diolah dan hanya
sedikit memiliki sari. Ampas kopi dapat dimanfaatkan untuk perawatan kulit,
diantaranya untuk mengangkat sel-sel kulit mati di permukaan kulit dan
menghaluskan kulit. Butiran kasar yang dimiliki ampas kopi dapat
menggantikan fungsi silika atau garam dalam body scrub(3)
Body scrub atau dalam beberapa produk ditulis dengan istilah lulur
mandi merupakan lulur yang digunakan saat tubuh dalam keadaan basah
(mandi).Penggunaannya adalah dengan mengoleskan pada seluruh bagian

AKADEMI FARMASI IKIFA 1


tubuh lalu menggosoknya perlahan. Lulur jenis ini relatif lebih cocok
digunakan untuk pemilik kulit sensitif karena butiran scrub yang lebih kecil
dan lembut, penggunaannya saat kulit dalam keadaan basah, dan terdapat
bahan pembawa yang berfungsi melicinkan kulit sehingga akan terhindar dari
iritasi saat penggosokan (4)
Salah satu bentuk sediaan kosmetik body scrub yang beredar di
pasaran adalah dalam bentuk sediaan krim. Krim merupakan bentuk sediaan
setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang sesuai . Krim mempunyai daya tarik estetika yang
lebih besar karena sifatnya tidak berminyak dan kemampuan menyerap dalam
kulit pada saat pengolesan (5).
Pemanfaatan ampas kopi hingga saat ini belum maksimal.
Pengembangan perkebunan, khususnya kopi yang dilakukan saat ini secara
tidak langsung juga akan menambah jumlah ampas kopi yang dihasilkan. Oleh
karena itu, perlu sebuah terobosan baru guna mengolah ampas kopi agar dapat
dimanfaatkan dan tidak terbuang sia-sia. Selain itu, ampas kopi yang tersedia
di lingkungan sebagai limbah lebih ekonomis dibandingkan memakai ekstrak
kopi atau kopi bubuk murni (3)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian
berdasarkan konsentrasi ampas kopi jenis robusta dalam formulasi dan
evaluasi fisika kimia sediaan body scrub.

B. PERUMUSAN MASALAH
Apakah variasi konsentrasi ampas kopi jenis robusta dalam formulasi
sediaan body scrub mempengaruhi stabilitas sediaan berdasarkan evalusi
fisika kimia?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi konsentrasi
ampas kopi terbaik dalam formulasi sediaan body scrub pada stabilitas sediaan
berdasarkan evaluasi fisika kimia.

AKADEMI FARMASI IKIFA 2


D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat bagi Peneliti
Mengetahui konsentrasi ampas kopi terbaik dalam formulasi sediaan
body scrub pada stabilitas sediaan berdasarkan evaluasi fisika kimia.
2. Manfaat bagi Instansi
a. Sebagai bahan bacaan mahasiswa di perpustakaan Akademi Farmasi
IKIFA
b. Sebagai bahan referensi untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah tentang,
formulasi body scrub, ampas kopi, teknik pembuatan krim.
3. Manfaat bagi Masyarakat
a. Sebagai sumber referensi untuk pelaksanaan penelitian tentang
formulasi body scrub, ampas kopi, teknik pembuatan krim
b. Sebagai bahan bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan
masyarakat..

AKADEMI FARMASI IKIFA 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TANAMAN KOPI

1. KLASIFIKASI (Coffea sp)

Gambar II.1 Biji Kopi robusta (6)


Kigdom : Plantae
Subkigdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea canephora

2. Morfologi kopi (Coffea sp) (7)


Tanaman kopi merupakan tanaman semak belukar yang berkeping
dua (dikotil), sehingga memiliki perakaran tunggang. Perakaran ini hanya
dimiliki jika tanaman kopi berasal dari bibit semai atau bibit sambung
(okulasi) yang batang bawahnya berasal dari bibit semai. Sebaliknya,
tanaman kopi yang berasal dari bibit setek, cangkok atau okulasi yang
batang bawahnya berasal dari bibit setek tidak memiliki akar tunggang,

AKADEMI FARMASI IKIFA 4


sehingga relatif mudah rebah.Tanaman kopi memiliki lima jenis cabang
yaitu cabang primer, sekunder, reproduktif, cabang balik, dan cabang
kipas.
Daun tanaman kopi hampir memiliki perwatakan yang sama dengan
tanaman kakao yang lebar dan tipis, sehingga dalam budidayanya
memerlukan tanaman naungan. Bagian pinggir daun kopi bergelombang
dan tumbuh pada cabang, batang, serta ranting. Letak daun pada cabang
plagiotrop terletak pada satu bidang, sedangkan pada cabang orthrotrop
letak daun berselang seling. Tanaman kopi mulai berbunga setelah
berumur sekitar dua tahun. Bunga tanaman ini tersusun dalam kelompok
yang tumbuh pada buku-buku cabang tanaman dan memiliki mahkota
yang berwarna putih serta kelopak yang berwarna hijau.
Buah kopi mentah berwarna hijau dan ketika matang akan berubah
menjadi warna merah. Buah kopi terdiri atas daging buah dan biji. Daging
buah terdiri atas tiga bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan
daging buah (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp). Kulit tanduk
buah kopi memiliki tekstur agak keras dan membungkus sepanjang biji
kopi. Daging buah ketika matang mengandung lender dan senyawa gula
yang rasanya manis.

3. Jenis-jenis kopi Indonesia (7)


Kopi jenis arabika, robusta, dan liberika merupakan jenis kopi yang
terdapat di Indonesia. Akan tetapi, kopi yang banyak dibudidayakan di
Indonesia adalah kopi jenis arabika dan robusta. Curah hujan yang sesuai
untuk tanaman kopi berkisar 1 500 sampai 2 500 mm tahun-1 dengan rata-
rata bulan kering 3 bulan. Rata-rata suhu yang diperlukan untuk tanaman
kopi berkisar 15 °C sampai 25 °C dengan kelas lahan S1 atau S2.
Ketinggian tempat penanaman sangat berkaitan dengan citarasa kopi
tersebut.
a. Kopi Arabika

AKADEMI FARMASI IKIFA 5


Kopi jenis arabika merupakan kopi yang paling pertama masuk
ke Indonesia. Kopi ini dapat tumbuh pada ketinggian optimum sekitar
1 000 sampai 1 200 m dpl. Semakin tinggi lokasi penanaman, citarasa
yang dihasilkan oleh bijinya semakin baik. Selain itu, kopi jenis ini
sangat rentan pada penyakit karat daun yang disebabkan oleh
cendawan Hemileia vastatrix, terutama pada ketinggian kurang dari
600 sampai 700 m dpl. Karat daun ini dapat menyebabkan produksi
dan kualitas biji kopi menjadi turun.Oleh sebab itu, perkebunan kopi
arabika hanya terdapat pada beberapa daerah tertentu. Kopi arabika
dapat tahan terhadap masa kering yang berat, walaupun kopi ini tidak
memerlukan bulan kering. Hal ini dikarenakan kopi arabika ditanam
pada elevasi yang dinggi dan relative lebih lembab serta akarnya lebih
dalam dari pada kopi robusta. Selain itu, Kopi arabika menghendaki
temperatur rata-rata berkisar 17° – 21°C.
Karakter morfologi yang khas pada kopi arabika adalah tajuk
yang kecil, ramping, ada yang bersifat ketai dan ukuran daun yang
kecil. Biji kopi arabika memiliki beberapa karakteristik yang khas
dibandingkan biji jenis kopi lainnya, seperti bentuknya yang agak
memanjang, bidang cembungnya tidak terlalu tinggi, lebih bercahaya
dibandingkan dengan jenis lainnya, ujung biji mengkilap, dan celah
tengah dibagian datarnya berlekuk.
b. Kopi Robusta
Kopi jenis robusta merupakan kopi yang paling akhir
dikembangkan oleh pemerintahan Belanda di Indonesia. Kopi ini lebih
tahan terhadap cendawan Hemileia vastatrix dan memiliki produksi
yang tinggi dibandingkan kopi liberika. Akan tetapi, citarasa yang
dimilikinya tidak sebaik dari kopi jenis arabika, sehingga dalam pasar
Internasional kopi jenis ini memiliki indeks harga yang rendah
dibandingkan kopi jenis arabika. Kopi ini dapat tumbuh dengan baik
pada ketinggian diatas 600 sampai 700 m dpl. Selain itu, kopi ini
sangat memerlukan tiga bulan kering berturut-turut yang kemudian

AKADEMI FARMASI IKIFA 6


diikuti curah hujan yang cukup. Masa kering ini diperlukan untuk
pembentukan primordia bunga, florasi, dan penyerbukan. Temperatur
rata-rata yang diperlukan tanaman kopi robusta berkisar 20° – 24°C.
Karakter morfologi yang khas pada kopi robusta adalah tajuk
yang lebar, perwatakan besar, ukuran daun yang lebih besar
dibandingkan daun kopi arabika, dan memiliki bentuk pangkal
tumpul. Selain itu, daunnya tumbuh berhadapan dengan batang,
cabang, dan ranting-rantingnya. Biji kopi robusta juga memiliki
karakteristik yang membedakan dengan biji kopi lainnya. Secara
umum, biji kopi robusta memiliki rendemen yang lebih tinggi
dibandingkan kopi arabika. Selain itu, karakteristik yang menonjol
yaitu bijinya yang agak bulat, lengkungan bijinya yang lebih tebal
dibandingan kopi arabika, dan garis tengah dari atas ke bawah hampir
rata

4. Kandungan kimia (3)


Biji kopi mengandung jumlah polisakarida sekitar 50% yang
tersusun membentuk dinding sel. Polisakarida berkontribusi terhadap
karakteristik organoleptik minoman kopi seperti creaminess (viskositas),
mouth-feel (rasa dalam mulut), komponen aroma, dan stabilitas busa. Tiga
polisakarida utama dalam kopi yaitu arabinogalactan, mannan dan
cellulose.
Kandungan lemak pada biji kopi berkisar antara 12-18% tergantung
varietas kopi. Komponen lemak terbesar dalam kopi adalah diterpene yang
berupa cafestol dan kahweol Kandungan kopi yang dianggap paling
penting adalah kafein dan asam klorogenat yang memiliki efek
farmakologis yang bermanfaat secara klinis untuk menstimulasi susunan
syaraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus dan stimulasi
otot jantung. Kafein termasuk salah satu derivat xantin yang mengandung
gugus metil.
a. Asam Klorogenat

AKADEMI FARMASI IKIFA 7


Asam klorogenat pada kopi terdiri dari 9 isomer utama
diantaranya 3 isomer dari CQA (3-, 4- dan 5-CQAs), 3 isomer dari
CQAs (3,4-,3,5-. dan 4,5-diCQAs)dan tiga dari FQAs (3-,4-, dan 5-
FQA).

Gambar II.2.Struktur Kimia Asam Klorogenat (9)


Asam klorogenat adalah suatu senyawa yang termasuk kedalam
komponen fenolik, mempunyai sifat yang larut dalam air dan
terbentuk dari esterifikasi asam quinic dan asam transcinnamic
tertentu seperti asam kafein, asam ferulic, dan asam pcoumaric.
Subgrup utama dari isomer asam klorogenat pada kopi adalah asam
caffeoylquinic (CQA), asam feruloylquinic (FQA), asam
dicaffeoylquinic (diCQA) dan asam p-couma-roylquinic (p-CQA)
pada jumlah yang lebih kecil
Banyak penelitian yang melaporkan bahwa dengan
dilakukannya proses penyangraian, asam klorogenat dapat terurai
menjadi derivat fenol dan dapat menyebabkan nilai kandungannya
menjadi berkurang didalam biji kopi tersebut. Nilai asam klorogenat
pada biji kopi hijau berbeda dengan biji kopi yang sudah disangrai.
Selain itu, biji kopi pada setiap daerah memberikan nilai kandungan
asam klorogenat yang berbeda.
Berdasarkan penelitian Yen, dkk., (2005) ditemukan sejumlah
setara kandungan fenolat dalam residu ampas kopi. Mussatto dkk.,
(2011) menganalisis ampas kopi dan memverifikasi keberadaan
konten asam klorogenik. Penelitian oleh Aprilia (2013) menemukan
rata-rata sebesar 80 – 222 mg/100 g kandungan asam klorogenik dari
10 jenis residu ampas kopi berbeda yang dikumpulkan dari berbagai
kedai kopi.

AKADEMI FARMASI IKIFA 8


b. Kafein

Gambar III.3. Stuktur Kimia Kafein (10)


Kafein, 1,3,7-trimethyl-xanthine, alkaloid purin, adalah senyawa
inti yang terkandung dalam kopi. Meskipun kandungan kafein dalam
ampas kopi lebih rendah dibandingkan dari biji kopi, sejumlah besar
kafein masih tetap ada. Berbagai konsentrasi kafein (0,007 - 0,5%)
telah didapat melalui penelitian tergantung pada proses ekstraksi dan
sumber ampas kopi.
Kafein semakin banyak digunakan dalam kosmetik karena sifat
aktivitas biologisnya tinggi dan kemampuan menembus barrier kulit.
Formulasi topical yang tersedia secara komersial, biasanya
mengandung 3% kafein. Untuk tujuan kosmetik, kafein digunakan
untuk membantu melindungi sel terhadap radiasi UV, memperlambat
proses fotoaging kulit, dan meningkatkan mikrosirkulasi darah.

B. Ampas Kopi (3)


Ampas kopi adalah residu padat sebagai hasil dari perlakuan antara
bubuk kopi dan air panas dan merupakan residu utama dalam industri kopi.
Ampas kopi tersedia sangat banyak di lingkungan sebagai limbah sehingga
lebih ekonomis dibandingkan memakai ekstrak kopi atau kopi bubuk murni.
Menurut penelitian Cameron dan O’Melly (2016) ampas kopi adalah produk
limbah utama yang dihasilkan oleh proses ekstraksi kopi espresso. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa residu ampas kopi masih mengandung
sejumlah senyawa bioaktif tertentu seperti senyawa fenolik, asam klorogenik,
flavonoid, dan senyawa organic.
Menurut penelitian Aprilia (2013), ampas kopi juga memiliki zat
antibakteri alami dan juga dikenal sebagai abrasiver (pengampelas) yang

AKADEMI FARMASI IKIFA 9


berfungsi sebagai penghalus kulit. Menurut Yhulia dan Niker (2015)
ampas seduhan kopi memiliki aktivitas antioksidan yaitu mengandung
antioksidan sebesar 3,88% dan aktivitas antioksidan 16,01%
penghambatan. Selain kafein, tanin dan polifenol, ampas kopi juga
mengandung mineral, melanoidin, lipid dan wax, lignin, protein dan
polisakarida (selulosa dan hemiselulosa kurang lebih 50% dalam ampas
kopi anhidrat). Komponen komponen ini memiliki karakteristik dan
kualitas tinggi yang dapat di eksploitasi. Dalam bidang kosmetik, ampas
kopi dapat dimanfaatkan kedalam bentuk sediaan scrubs, masker
exfoliating, serum wajah dan antiselulit.

C. KULIT (3)
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1,5 m² dengan
berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan
vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat
kompleks, elastis dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks,
ras, dan lokasi tubuh.
1. Struktur kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan
dalam atau lapisan dermis, serta lapisan subkutan.
a. Epidermis
Lapisan epidermis berada di paling luar, dibentuk oleh zat
tanduk (keratin), atau merupakan lapisan dermis (korium) yang sudah
tua. Pada orang tertentu bagian kulit ini memberi gambaran seperti
sisik tipis. Lapisan paling dalam epidermis dinamakan lapisan basal
atau stratum gorneum. Epidermis terdiri dari empat lapisan,
diantaranya :
1) Lapisan Basal / stratum gorneum
Terdiri dari sel-sel kuboit yang tegak lurus terhadap dermis,
tersusun sebagai tian pagar atau palisade, dan merupakan lapisan

AKADEMI FARMASI IKIFA 10


terbawah dari epidermis. Dalam lapisan ini, terdapat melanosit
yaitu sel dendritik yang membentuk melanin yang berfungsi
sebagai pelindung kulit dari sinar matahari.
2) Lapisan Malphigi/ stratum spinosum
Yaitu merupakan lapisan epidermis paling tebal, terdiri atas
sel polygonal. Sel-sel ini memiliki protoplasma yang menonjol
dan terlihat seperti duri.
3) Lapisan Granular/ stratum granulosum
Merupakan lapisan yang terdiri atas butir-butir granul
keratohialin yang basofilik.
4) Lapisan Tanduk / stratum korneum
Yaitu lapisan yang banyak mengandung keratin. Lapisan ini
merupakan protein fibrous insoluble yang membentuk pertahanan
terluar dari kulit. Fungsinya untuk mengusir mikroorganisme
patogen, mencegah kehilangan cairan berlebih dari dalam tubuh,
unsur utama yang memadatkan rambut atau kuku.
b. Dermis
Dermis merupakan lapisan yang berada di bawah lapisan
epidermis. Lapisan ini terdiri dari beberapa jaringan ikat yang
memiliki dua lapisan.
1) Pars papilaris, terdiri atas sel fibroblast yang memproduksi
kolagen.
2) Retikularis, yaitu lapisan yang memiliki banyak pembuluh darah,
tempat akar rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaseus.
c. Lapisan Subkutan
Pada lapisan subkutan dapat ditemukan banyak pembuluh darah,
saraf, dan folikel atau otot rambut, beserta merector pilli. Lapisan
subkutan merupakan lapisan terdalam yang banyak mengandung sel
liposit penghasil lemak. Lapisan ini merupakan jaringan adipose, yaitu
jaringan yang berfungsi sebagai bantalan antara kulit dan struktur
internal seperti otot dan tulang. Lapisan ini juga berfungsi sebagai

AKADEMI FARMASI IKIFA 11


jaringan mobilitas kulit, perubahan kontur dan penyekatan panas, serta
tempat penumpukan energi.

2. Jenis-jenis kulit
Jenis-jenis kulit berdasarkan ciri-cirinya terbagi atas tiga bagian:
a. Kulit normal
Merupakan kulit ideal atau kulit dambaan. Dengan ciri-ciri kulit
bertekstur halus atau lembut, terlihat cerah, tampak segar, pori-
porinya kecil, elatis, memiliki kelembaban yang bagus serta tidak
berminyak dan tidak kering.
b. Kulit berminyak
Adalah kulit yang mempunyai kadar minyak di permukaan kulit
yang berlebihan sehingga tampak mengkilap, kotor, kusam, biasanya
pori-pori kulit lebar sehingga kesannya kasar dan lengket.
c. Kulit kering
Kulit kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat
rendah, sehingga terlihat pecah-pecah karena kulit tidak mampu
mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit kering adalah kulit
terasa kaku, kering, kusam, bersisik dan mudah timbul keriput. Garis
atau kerutan sekitar pipi, mata dan sekitar bibir dapat muncul dengan
mudah pada wajah yang berkulit kering.

3. Fungsi kulit
Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan
memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan
dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah
mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-
menerus (keratinisasi dan pelepasan selsel yang sudah mati), respirasi dan
pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan
pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya ultra violet matahari,

AKADEMI FARMASI IKIFA 12


sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi
dari luar.
Kulit melindungi bagian dalam tubuh manusia terhadap gangguan
fisik maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan
kimiawi, seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam atau basa kuat
lainnya), gangguan panas atau dingin, gangguan sinar radiasi atau sinar
ultraviolet, gangguan kuman, jamur, bakteri atau virus.
Ganguan fisik dan mekanik ditanggulangi dengan adanya bantalan
lemak subkutis, tebalnya lapisan kulit dan serabut penunjang yang
berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh. Gangguan sinar ultraviolet
diatasi oleh sel melanin yang menyerap sebagian sinar tersebut. Dengan
adanya lemak pada kulit dapat melindungi kulit dari bahan – bahan kimia.
Kulit sebagai organ tubuh yang paling penting mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Kulit sebagai pelindung. Kulit mempunyai kemampuan untuk memilih
bahan-bahan yang penting bagi tubuh sehingga dapat mencegah
bakteri dan zat kimia masuk ke dalam tubuh. Selain itu, kulit dapat
melindungi tubuh terhadap benturan fisik, sinar matahari, panas dan
dingin.
b. Kulit mengatur suhu tubuh. Kulit membantu dan menjaga suhu tubuh
agar tetap normal dengan cara melepaskan keringat ketika tubuh
terasa panas. Keringat tersebut menguap sehingga tubuh terasa dingin.
Demikian pula sebaliknya, bila seseorang merasa kedinginan,
pembuluh darah dalam kulit akan menyempit sehingga tubuh akan
tertahan.
c. Kulit menjaga kelembaban dengan mencegah keluarnya cairan dalam
jaringan tubuh. Lapisan kulit bersifat padat dan kencang terutama dari
dalam tubuh

D. BODY SCRUB (3)

AKADEMI FARMASI IKIFA 13


Body scrub atau dikenal juga dengan istilah lulur mandi atau lulur badan
merupakan lulur yang digunakan saat tubuh dalam keadaan basah (mandi).
Luluran adalah aktivitas menghilangkan kotoran, minyak atau sel kulit mati
yang dilakukan dengan pijatan diseluruh badan. Hasilnya dapat langsung
terlihat, kulit lebih halus, kencang, harum, dan sehat bercahaya.
Body scrub (lulur badan) merupakan perawatan tubuh oleh dalam
keadaan tubuh basah dengan menggunakan berbagai ramuan, seperti herbal
lulur badan. Tujuan penggunaan dari body scrub (lulur badan) adalah untuk
mengangkat sel kulit mati, kotoran, dan membuka pori-pori sehingga
pertukaran udara bebas dan kulit menjadi lebih cerah dan putih. Meskipun
termasuk masih baru di dunia barat, scrub tubuh ini sudah menjadi tradisi di
negara-negara timur tengah selama berabad-abad. Body scrub yang baik
mempunyai butiran sehingga ketika dipegang dan dioleskan terasa kasar
sehingga semua kotoran yang menempel pada kulit dapat terangkat. Butiran itu
tidak boleh terlalu kasar supaya tidak melukai kulit, terlalu halus sehinggatidak
berfungsi sebagai pengampelas, terlalu runcing, dan terlalu bulat sehingga licin
dan tidak bekerja sebagai pengampelas
Berikut beberapa manfaat body scrub untuk tubuh:
a. Membuang sel kulit mati lebih maksimal.
Setiap hari kulit mengalami regenerasi. Mandi adalah usaha
membersihkan kulit dan membuang sel kulit mati. Namun mandi saja tak
cukup membersihkan semua sel kulit mati, yang akhirnya menumpuk dan
menyebabkan kulit kusam. Body scrub membantu pengelupasan kulit
dengan lebih sempurna. Universitas Sumatera Utara
b. Menyehatkan kulit.
Dengan membersihkan lapisan sel kulit mati, berarti kulit menjadi
lebih sehat. Kulit yang bersih akan merangsang tumbuhnya sel kulit baru,
yang akan menampilkan kulit yang lebih halus dan bersih.
c. Menghaluskan kulit.
Body scrub bekerja seperti mengampelas kulit, sehingga kulit kasar
akan hilang. Sesudah memakai body scrub, kulit tubuh akan terasa lebih

AKADEMI FARMASI IKIFA 14


licin dan halus. Manjakan kulit dengan melakukan scrub minimal 2 minggu
sekali, dan hal ini bisa dilakukan sendiri tanpa harus memboroskan uang
untuk datang ke salon

E. UKURAN PARTIKEL (11)


Ukuran partikel menentukan luas permukaan total. Semakin kecil ukuran
partikel, dengan berat yang sama, semakin besar luas permukaannya. Hal ini
mempengaruhi efektivitas lulur/scrub dalam mengiritasi kulit
Ukuran partikel yang sesuai untuk scrub tubuh yaitu berukuran 200-700
microns, jika dikonversikan menjadi millimeter menjadi 0,2-0,7. Menurut sieve
conversion chart ISO ukuran partikel 30 mesh yaitu berukuran 595 microns
jika dikonversikan menjadi millimeter menjadi 0,595 dan dapat disimpulkan
bahwa hasil ayakan 30 mesh memenuhi ukuran partikel yang sesuai scrub
tubuh.

F. KRIM (3)
Menurut FI ed. III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa
emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60%, dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Adapun menurut FI ed. IV, krim adalah bentuk sediaan
setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Secara garis besar krim terdiri dari 3 komponen yaitu bahan aktif, bahan
dasar dan bahan pembantu. Bahan dasar terdiri dari fase minyak dalam fase air
yang dicampur dengan penambahan bahan pengemulsi (emulgator) kemudian
akan membentuk basis krim.
Sebagai sediaan luar, krim harus memenuhi beberapa persyaratan
berikut:
1. Stabil selama pemakaian. Oleh karena itu, krim harus bebas dari
inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada di
dalam kamar.

AKADEMI FARMASI IKIFA 15


2. Lunak. Semua bahan dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi
lunak dan homogen.
3. Mudah dipakai. Umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah
dipakai dan dihilangkan dari kulit.
4. Terdistribusi secara merata. Obat harus terdispersi merata melalui dasar
krim padat atau cair pada penggunaan.
Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal
asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat
dicuci dengan air atau disperse air dalam minyak tergantung tipe emulsi
sediaan serta lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetik dan estetika.
Stabilitas krim akan rusak jika sistem campurannya terganggu oleh
perubahan suhu dan komposisi, misalnya adanya penambahan salah satu
fase secara berlebihan. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika
sesuai dengan pengenceran yang cocok yang harus dilakukan dengan
teknik aseptis. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu
satu bulan.

G. URAIAN BAHAN(3)
1. Asam Stearat
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh
dari lemak. Pemeriannya yaitu keras, berwarna putih atau kuning pucat,
agak mengkilap, kristal padat atau serbuk putih atau putih kekuningan, bau
lemah atau berasa lemak. Kelarutannya yaitu mudah larut dalam benzena,
kloroform dan eter; larut dalam etanol (95%); praktis tidak larut dalam air.
Memiliki titik lebur 69-70oC. Penggunaannya dalam sediaan topikal
sebesar 1-20%, meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur dan
meningkatkan konsistensi. Tidak hanya itu, asam stearat juga digunakan
sebagai bahan pengemulsi ketika direaksikan dengan basa.
2. Setil alkohol
Setil alkohol berbentuk lilin, lempengan putih, granul atau dadu.
Memiliki bau yang lemah dan tidak berasa. Kelarutannya yaitu larut

AKADEMI FARMASI IKIFA 16


dalam etanol (95%) dan eter, tidak larut dalam air, larut saat dilebur
dengan minyak, parafin cair dan padat dengan titik lebur 45-520C. Dapat
meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur sediaan, dan meningkatkan
konsistensi (Raymond, 2009). Dalam losion, krim dan salep, digunakan
karena sifat emoliennya dan sebagai bahan pengemulsi. Sebagai emolien
dan emulgator, digunakan dalam konsentrasi 2-5%.
3. Trietanolamin
Trietanolamin merupakan cairan kental yang bening, tidak
berwarna sampai kuning pucat dan memiliki bau ammoniak yang lemah,
bersifat sangat higroskopis, memiliki titik lebur 20- 25°C dan pH 10,5.
Kelarutannya yaitu mudah larut dalam air, metanol dan aseton.
Digunakan sebagai bahan pengemulsi dengan konsentrasi 0,5-3%,
pengatur pH pada sediaan topikal, dan sebagai humektan. (Rowe dkk.,
2009).
4. Propilen glikol
Pemeriannya cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa
agak manis, higroskopik. Kelarutan dapat campur dengan air, dengan
etanol (95%) P, dan dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P,
tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P, dan dengan minyak
lemak. Jarak didih pada suhu 1850C sampai 1890C tersuling tidak kurang
dari 95,0 % v/v (Depkes RI, 1979). Propilen glikol banyak digunakan
pelarut dan pembawa dalam pembuatan sediaan farmasi dan kosmetik.
Propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut, humektan dan
pengawet dalam berbagai formulasi parenteral dan nonparenteral.
5. Metil paraben
Metil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih
dari 101,0% C8H803. Pemerian metil paraben berbentuk kristal tidak
berwarna atau serbuk kristal putih; tidak berbau atau hampir tidak berbau
dan berasa sedikit terbakar. Kelarutannya larut dalam 500 bagian air,
dalam 20 bagian air mendidih, dan dalam 3,5 bagian etanol (95%) P, dan
dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P, dan dalam larutan

AKADEMI FARMASI IKIFA 17


alkali hidroksi (Ditjen POM, 1979). Dapat digunakan sendiri, kombinasi
dengan pengawet paraben lain atau dengan antimikroba lainnya. Lebih
efektif terhadap gram negatif daripada gram positif. Penggunaan dalam
sediaan topikal sebanyak 0,02-0,3% sebagai antimikroba, efektif pada pH
4-8.
6. Propil paraben
Propil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak
lebih dari 101,0% C10H1203. Propil paraben digunakan sebagai bahan
pengawet dengan konsentrasi 0,01- 0,6%. Aktivitas antimikroba
ditunjukkan pada pH antara 4-8. Secara luas digunakan sebagai bahan
pengawet dalam kosmetik, makanan, dan produk farmasetika.
Penggunaan kombinasi paraben dalam meningkatkan aktivitas
antimikroba. Kelarutan yang sangat larut dalam aseton dan eter, mudah
larut dalam etanol dan metanol, sangat sedikit larut dalam air. Titik didih
propil paraben 295oC.
7. Parfum
Pemilihan parfum yang digunakan pada sediaan krim biasanya
didasarkan atas nilai keindahan, tetapi sudah pasti jika wangi yang
ditimbulkan dari parfum menambah daya tarik dari konsumen untuk
memilih produk yang ditawarkan produsen.
8. Aquadest
Aquadest adalah air murni yang diperoleh dengan cara
penyulingan. Air murni dapat diperoleh dengan cara penyulingan,
pertukaran ion, osmosis, atau dengan cara yang sesuai. Air murni lebih
bebas kotoran maupun mikroba. Air murni digunakan dalam sediaan-
sediaan yang membutuhkan air terkecuali untuk parenteral, aquadest
tidak dapat digunakan.
H. LANDASAN TEORI
Perlu dilakukan pengujian Apakah variasi konsentrasi ampas kopi jenis
robusta dalam formulasi sediaan body scrub mempengaruhi stabilitas sediaan
berdasarkan evalusi fisika kimia karena apabila konsentrasi ampas kopi

AKADEMI FARMASI IKIFA 18


robusta terlalu rendah maka sediaan cenderung pucat dan apabila konsentrasi
ampas kopi robusta terlalu tinggi maka sediaan cenderung lebih gelap.

I. HIPOTESIS
Hipotesis dari penelitian ini adalah faktor konsentrasi ampas kopi
sebagai scrub memiliki pengaruh pada stabilitas sediaan memalui evalusi
fisika kimia sediaan body scrub.
H0 : Tidak terdapat pengaruh variasi konsentrasi ampas kopi terhadap
stabilitas sediaan melalui evalusi fisika kimia sediaan body scrub
H1 : terdapat pengaruh variasi konsentrasi ampas kopi terhadap
stabilitas sediaan melalui evaluasi fisika kimia sediaan body scrub

AKADEMI FARMASI IKIFA 19


BAB III
METODE PENELITIAN

A. METODE
Penelitian ini menggunakan metode dan prinsip pembuatan krim
sediaan body scrub untuk menentukan Pengaruh Konsentrasi Ampas Kopi
(Coffea Chanephora) Pada Formulasi Dan Evaluasi Fisika Kimia Sediaan
Body Scrub.

B. KERANGKA KONSEP

Tabel III.1. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat


(Independen) (Dependen)
Variasi konsentrasi ampas kopi Sifat fisika kimia sediaan body scub

C. DEFINISI OPERASIONAL
Tabel III.2. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Skala


Ukur
Independen (Variabel Bebas)
Variasi Ampas kopi yang Timbangan Gram Ratio
konsentrasi digunakan adalah sisa Analitik
ampas kopi seduhan kopi yang
tidak terlarut ( 10%,
15% dan 20%)
Dependen (Variabel Terikat)
Sifat fisika Organoleptis Panca indra Warna, Ordinal
kimia (penampilan) bau dan
sediaan bentuk
body scrub
Homogenitas Panca indra Homog Nomin

AKADEMI FARMASI IKIFA 20


(bahan tercampur en/tidak al
merata)
Daya sebar Jangka mm Interval
(kekuatan bahan sorong
untuk menyebar pada
permukaan)
Viskositas Viscometer Cps Interval
(kekentalan bahan) Brookfield
Ukuran partikel Mesh B30 Angka Ratio
(untuk mengetahui
ukuran partikel yang
digunakan untuk
bahan scrub)
pH pHmeter Angka Ratio
(tingkat keasaman digital
yang diseuaikan
dengn kulit)

D. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan
variasi konsentrasi ampas kopi sebagai variabel bebas dan sifat fisika kimia
sediaan body scrub sebagai ariabel terikat.

E. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Semisolid Akademi Farmasi
IKIFA pada bulan Januari – Agustus 2020.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Homogenizer, gelas ukur, timbangan analitik, mesh B 30, pHmeter,
viskometer Brookfield, jangka sorong

AKADEMI FARMASI IKIFA 21


2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
ampas kopi, air suling (aquadest), asam stearat, setil alkohol, propilen
glikol, trietanolamina (TEA), parfum, propil paraben, metil paraben,
larutan dapar pH asam (4,01), larutan dapar pH netral (7,01), metilen blue
G. LANGKAH KERJA
1. Pengumpulan kopi robusta
2. Determinasi kopi robusta
3. Penyiapan ampas kopi robusta
4. Formula dan pembuatan krim body scrub
5. Pembuatan basis krim
6. Formula mengandung ampas kopi
7. Evaluasi sediaan krim body scrub
8. Cara pengolahan dan analisis data

H. PROSEDUR PENELITIAN
1. Pengumpulan Kopi Robusta
Pembelian biji kopi robusta sebanyak 2 kg dari malang jawa timur
2. Determinasi Kopi Robusta
Biji kopi robusta yang sudah didapatkan dibawa ke LIPI cibinong
untuk di determinasi.
3. Penyiapan Ampas Kopi Robusta
Persiapan sampel yaitu penggilingan biji kopi dan pengeringan.
Sebanyak 5 gram biji kopi arabika digiling langsung dengan menggunakan
mesin kopi espresso automatic dalam 100 ml air panas pada suhu 920C,
kemudian diseduh. Biji kopi yang sudah digiling akan menghasilkan
minuman kopi dan ampas kopi segar yang masih basah. Ampas kopi yang
masih basah dikeringkan dengan nyala api kecil untuk menurunkan
kandungan air yang terdapat di dalam ampas kopi. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh ampas kopi segar yang telah kering dan tidak cepat berjamur.
Kemudian di ayak dengan pengayak B30.

AKADEMI FARMASI IKIFA 22


4. Formula dan pembutan sediaan krim body scrub ampas kopi
Formulasi yang digunakan merupakan formulasi standar (3)
Tabel III.3 Formulasi standart

Konsentrasi
Bahan
0% 10% 15% 20%
Setil Alkohol (g) 1 1 1 1
Asam Stearate (g) 15 15 15 15
Trietanolamin (g) 2 2 2 2
Propilen Glikol (g) 5 5 5 5
Metil Paraben (g) 0.3 0.3 0.3 0.3
Propil Paraben (g) 0.05 0.05 0.05 0.05
Ampas Kopi (g) - 10 15 20
Parfum 3 Tetes 3 Tetes 3 Tetes 3 Tetes
Aquadest Ad (ml) 100 100 100 100
5. Pembuatan basis krim
Ditimbang semua bahan yang diperlukan. Pisahkan bahan menjadi
duakelompok yaitu fase minyak dan fase air. Fase minyak terdiri dari asam
stearat dan setil alkohol, dilebur di atas penangas air dengan suhu 70ºC,
kemudian ditambahkan propil paraben (massa I). Fase air yang terdiri dari
propilen glikol, trietanolamin dan metil paraben dilarutkan di dalam air
panas dengan suhu 70°C (massa II). Masukkan massa I ke dalam lumpang
panas, lalu masukkan massa II sedikit demi sedikit digerus konstan sampai
terbentuk massa krim. Setelah terbentuk massa krim, dicampurkan dengan
ampas kopi sesuai konsentrasi sedikit demi sedikit, digerus sampai
terbentuk krim yang homogen. Ditambahkan 3 tetes parfum,
dihomogenkan sampai terbentuk basis krim.
6. Formula mengandung ampas kopi
Konsentrasi ampas kopi yang digunakan adalah 10%, 15% dan
20%.
Formula dasar krim yang tidak mengandung ampas kopi digunakan
sebagai
blanko. Formulasi masing-masing konsentrasi sediaan krim body scrub
dapat dilihat pada Tabel III.4
Tabel III.4 Komposisi Konsentari 0%,10%,15% dan 20%.

AKADEMI FARMASI IKIFA 23


Konsentrasi
Bahan
F0 F1 F2 F3
Ampas kopi 0 10 15 20
Basis 100 90 85 80
Keterangan :
F0 : krim body scrub tanpa ampas kopi (blanko)
F1 : krim body scrub ampas kopi 10%
F2 : krim body scrub ampas kopi 15%
F3 : krim body scrub ampas kopi 20%
Cara pembuatan untuk formula yang mengandung ampas kopi
adalah ampas kopi yang telah ditimbang ditambahkan basis krim yang
telah dibuat sedikit demi sedikit. Gerus hingga merata dan terbentuk krim
homogen.
7. Evalusi Sediaan Krim Body Scrub
a. Organoleptis
Dilakukan pengamatan secara organoleptis yang terdiri dari
warna dan bau dimana sediaan krim body scrub ampas kopi
b. Homogenitas
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada kaca objek atau
bahan lain yang transparan yang cocok, sediaan harus menunjukkan
susunan homogen, tidak terlihat adanya butiran kasar
c. Daya sebar
Diartikan sebagai kemampuan krim menyebar pada kulit.
Dengan sejumlah tertentu sediaan diletakkan di pusat antara 2
lempeng kaca. Lempeng atas dalam interval waktu tertentu dibebani
dengan peletakan anak timbangan. Permukaan penyebaran yang
dihasilkan dengan menaikkan pembeban menggambarkan suatu
karakteristik untuk daya sebar. Semakin meyebar menunjukkan
kemampuannya terdistribusi merata
d. Viskositas
Merupakan pernyataan tahanan dari suatu sediaan untuk
mengalir makin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya atau

AKADEMI FARMASI IKIFA 24


semakin kental. Viskositas sediaan di uji dengan menggunakan
viskometer brookfield
e. PH sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH
meter.Cara: alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan
larutan dapat standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH
4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian
elektroda dicucu dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tisu.
Sampel dibuat dalam masing-masing konsentrasi yaitu ditimbang 0,25
gram sediaan dan dilarutkan hingga 25 ml air suling. Kemudian
elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat
menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH
meter merupakan pH sediaan
f. Stabilitas sediaan
Masing-masing formula krim dimasukkan ke dalam pot
plastik, disimpan pada suhu kamar dan diukur parameter-parameter
kestabilan seperti bau, warna, dan terpisahnya emulsi selama
penyimpanan 12 minggu dengan interval pengamatan pada saat
sediaan selesai dibuat, penyimpanan 0 (selesai dibuat), 2, 4,6, 8, 10
dan 12 minggu
8. Cara Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil analisis dan pengamatan sediaan krim
body scrub ampas kopi terkait stabilitas sediaan dalam kurun waktu yaan
di tentukan.
I. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dari penelitian ini adalah tanaman kopi, dan sampel dari
penelitian ini adalah ampas kopi robusta.

J. INSTRUMEN PENELITIAN
Data dikumpulkan dengan cara pengamatan dengan menggunakan alat
alat untuk evaluasi sediaan secara fisika kimia.

AKADEMI FARMASI IKIFA 25


K. RANCANGAN ANALISA DATA
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel untuk mengevaluasi
sifat fisika kimia dari sediaan body scrub

AKADEMI FARMASI IKIFA 26


DAFTAR PUSTAKA

1. Indonesia Negara penghasil kopi terbesar ke empat di dunia di ambil dari


http://indonesiabaik.id/infografis/indonesia-negara-penghasil-kopi-terbesar-
keempat-dunia diakses pada 29 oktober 2019 pukul 20.19
2. Soemarno M.S Ryan. Pengelolaan Lahan Untuk Kebun Kopi. Malang:
Penerbit Gunung Samudra;2016, h 1
3. Harefa Reni Aster Pertiwi. Formulasi dan Uji Efektivitas Sediaan Krim Body
Scrub yang Mengandung Ampas Kopi (Coffea arabica L.). Medan:
Universitas Sumatera Utara;2018, h 2, 2-3, 8-10, 10-11, 11-15, 16-17,17-18,
18-21,30
4. Novitasari Ni Komang Asri. Uji Angka Lempeng Total Dan Identifikasi
Staphylococcus Aureus Pada Lulur Tradisional (Studi Pada Pemijat Di Daerah
Wisata Pantai Kuta). Denpasar: Politeknik Kesehatan Denpasar;2018, h 8-9
5. Ansel, H.C.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta:
Penerbit UI-Press; 1989, h 491
6. Gambar biji kopi diambil dari https://www.agromaret.com/jual/183923/jual-
kopi-robusta-dampit-malang diakses pada 1 November 2019 pukul 14.59
7. Rahardjo Pudji. Berkebun Kopi. Jakarta: Penebar Swadaya;2017, h 6
8. Anshori Muhammad Fuad. Analisis Keragaman Morfologi Koleksi Tanaman
Kopi Arabika Dan Robusta Balai Penelitian Tanaman Industri Dan Penyegar
Sukabumi. Bogor:Instituti Pertanian Bogor; 2014 h 3, 3-5.
9. Farhaty Naeli,Muchtaridi. Tinjauan Kimia Dan Aspek Farmakologi Senyawa
Asam Klorogenat Pada Biji Kopi. Bandung: Universitas Padjajaran; Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1, h 217
10. Novita lenny, barita aritonang. Penetapan Kadar Kafein Pada Minuman
Berenergi Sediaan Sachet Yang Beredar Di Sekitar Pasar Petisah Medan.
Medan: universitas sari mutiara Indonesia;2017 h 37
11. Rahayu Diah. Pembuatan bahan baku scrub tubuh dari limbah tongkol jagung
(zea mays l.) dengan menggunakan metode pretreatment. Jakarta: Akademi
Farmasi Ikifa;2018 h

AKADEMI FARMASI IKIFA 27

Anda mungkin juga menyukai