SAIFUL
105960177714
SAIFUL
105960177714
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
Nama : Saiful
Nim : 105960177714
Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agribisnis
Judul Skripsi : Analisis Kelayakan dan Beak Event Point Usahatani Padi Sawah
di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan serta ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerimah sanksi yang di berlakukan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan kondisi sehat serta
tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Pembuat Pernyataan,
Saiful
iv
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Kelayakan dan Break Even
Point dalam usaha tani padi sawah di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten
Gowa, Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan petani responden
adalah 0.308 Ha, maka rata biaya produksi berupa saprodi pertanian yang harus
dikeluarkan petani adalah Rp. 645.648, rata – rata biaya tenaga kerja sebesar Rp.
313.243 dan rata – rata penerimaan adalah Rp. 8.339.243. Rata – rata penerimaan
yang diperoleh petani padi sawah di wilayah penelitian sebesar Rp 8.339.243 dan
biaya produksi dan tenaga kerja sebesar Rp. 948.351, maka R/C ratio diperoleh
sebesar Rp. 7.395.702. Artinya, setiap Rp. 958.891 yang dikeluarkan oleh petani
untuk biaya usahatani padi sawah maka akan menghasilkan keuntungan sebesar
Rp. 7.395.702. Karena nilai R/C Ratio lebih besar dari pada 958.891 (R/C>1)
maka usahatani padi sawah layak untuk diusahakan. Petani responden pada
usahatani padi sawah minimal harus mampu meningkatkan produksi mencapai
rata - rata 1.231 kg per musim tanam dengan rata – rata luas lahan 0.308 Ha agar
tidak merugi.
Break Even Point atau titik impas pada usahatani padi sawah di
Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa berdasarkan perhitungan
menghasilkan BEP Harga sebesar Rp 6.851 dan BEP Produksi 1.231 kg. Artinya,
bila petani responden di wilayah penelitian menghasilkan produksi padi sawah
sebesar 1.231 kg dengan harga jual Rp 6.851/kg. Break Even Point atau titik
impas pada usahatani padi sawah di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten
Gowa berdasarkan perhitungan menghasilkan BEP Harga sebesar Rp 778,952 dan
BEP Produksi 139,963 kg. Artinya, bila petani responden di wilayah penelitian
menghasilkan produksi padi sawah sebesar 139,963 kg dengan harga jual Rp
778,952 /kg maka usahatani padi sawah mengalami titik impas, yakni tidak
mengalami kerugian atau mendapatkan keuntungan
v
KATA PENGANTAR
berbagai pihak. Olehnya itu, ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu
Ir. Hj. Nailah Husain.,M.Si dan Ibu Sitti Arwati,.SP.,M.Si selaku dosen
para Pembantu Dekan, Ketua Jurusan Agribisnis, serta karyawan atas seluruh
PENULIS
SAIFUL
vi
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN SKRIPSI................................................................. iv
ABSRAK ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR........................................................................ vi
I. PENDAHULUAN
2.1 Kelayakan............................................................................. 5
vii
2.3 Break even Point (BEP) ........................................................ 12
viii
4.1.1 Sejaran Kecamatan Bontolempngan ................................... 24
6.1 Kesimpulan........................................................................... 42
6.2 Saran..................................................................................... 43
LAMPIRAN ...................................................................................... 46
RIWAYAT HIDUP............................................................................ 47
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Lluas panen produksi dan rata-rata produksi padi sawah di Kecamatan
............................................................................................................ 3
x
Tabel 5. Identitas Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga
............................................................................................................ 35
Tabel 6. Rata – rata Produksi Harga Usahatani Padi untuk luas lahan 0.308 ha di
Kecamatan Bontolempangan
............................................................................................................ 37
Tabel 7. Rata – rata Biaya Tenaga Kerja untuk luas lahan 0.308 Ha
............................................................................................................ 38
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
............................................................................................................ 46
............................................................................................................ 47
Lampiran 6.Biaya Kebutuhan Sarana Produksi Padi Sawah di Daerah Penelitian, Tahun
2018
............................................................................................................ 54
Produksi, Biaya Tenaga Kerja dan Pendapatan Bersih di Daerah Penelitian, Tahun
2018
............................................................................................................ 56
Lampiran 8. Dokumentasi
............................................................................................................ 58
xiii
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai sumber daya alam
yang sangat melimpah. Sumber daya alam ini berasal dari sektor pertanian,
alam dan logam. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tanaman, hewan, dan
bisa menjadi negara maju dari semua sektor tersebut, terutama dari sektor
pertanian.
Jawa yang memiliki peran besar sebagai penyedia pangan nasional. Sulsel sudah
Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai
tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah
potensi sumberdaya alam melimpah salah satunya adalah tanaman pangan padi
Gowa khususnya komoditi padi sawah. Namun hal yang terjadi di Kabupaten
Gowa mengenai hasil usaha tani padinya hampir tiap tahunnya tidak stabil dan
1
tingkat produksi kurang meningkat akibat kurangnya evaluasi mengenai
menurunnya pendapatan dan setiap tahunnya tidak stabil, hal ini mereka tidak
usahataninya. Oleh sebab, itu perlu adanya penanganan dan perhatian khusus dari
wilayah 188.333 ha dengan luas areal persawahan ± 35.319 ha dan sekitar 62,66
persen telah berpengairan. Ini merupakan salah satu faktor utama yang dapat
Table 1. Luas Panen, Produksi Dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah Di Kabupaten
Gowa 2010-2014
Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
merata di 7 (tujuh) kecamatan dari 9 (sembilan) kecamatan yang ada di daerah ini,
2
(13,3%), Bajeng (13,1%), Palllangga (11,6%), Tompobulu (10,3%) dan
Kabupaten Gowa?
3
2. Berapakah Titik Impas (BEP) dan Usahatani Padi di Kecamatan
Adapun tujuan penelitian ini, sesuai dengan yang dirumuskan sebagai upaya
agar penelitian ini lebih terarah secara jelas, maka penelitian ini akan
Kabupaten Gowa.
kabupaten gowa.
Muhammadiyah Makassar.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelayakan
dibuatkan artikelnya atau tidak. Konsep ini berbeda dengan "terkenal", "penting",
atau "populer".
Analisis Kelayakan usaha adalah Usaha atau disebut juga feasibility study
adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam
melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan
suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti
finansial maupun sosial benefit. Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:7) “studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis
yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha
tersebut dijalankan”.
rencana bisnis yang bukan hanya menganalisis layak atau tidaknya suatu bisnis
5
dijalankan, tetapi juga pengontrolan kegiantan operasionalnya secara rutin
dalam rangka untuk pencapaian tujuan serta keuntungan yang maksimal untuk
Menurut Husnan dan Muhammad (2004:4) studi kelayakan bisnis, yang juga
pendirian suatu usaha baru atau pengenalan suatu produk baru, modifikasi
Menurut Siswanto Sutojo (2002:7) hal-hal yang harus diketahui dalam studi
kelayakan yaitu:
secara keseluruhan.
6
2.1.3. Tujuan Studi Kelayakan
terlalu besar untukkegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi
kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila
yang berbeda. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007) studi kelayakan bisnis memiliki
lima tujuan mengapa studi kelayakan perlu dilakukan sebelum melakukan sebuah
dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. Kondisi masa yang akan
7
sistematik sehingga para karyawan dapat memiliki pedoman dan tetap fokus
pada tujuan, sehingga rencana bisnis dapat tercapai sesuai dengan apa yang
direcanakan.
yang telah disusun, maka pengawasan terhadap proses bisnis menjadi lebih
mudah. Pengawasan dilakukan, agar pelaksanaan usaha tetap pada jalur dan
2.2. Usahatani
Usaha tani merupakan agroekosistem yang sangat unik. Usaha tani terdiri
dari kombinasi sumberdaya fisik dan biologis seperti lahan, air, tumbuhan dan
hewan. Selain keunikannya, usaha tani memiliki sistem yang stabil dan dapat
dimasukkan pada perencanaan yang layak dalam melakukan kegiatan (usaha tani)
ekonomi. Selain itu kegiatan usaha tani disesuaikan dengan tujuan, kemampuan
pendapatan petani yang lebih besar. Ilmu usahatani juga didefinisikan sebagai
8
ilmu mengenai cara petani mendapatkan kesejahteraan (keuntungan), menurut
dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang
memperoleh hasil selanjutnya. Usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja, dan
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang apa, kapan, di mana, dan berapa
besar usahatani itu di jalankan. Gambaran atau potret usahatani sebagai berikut
(Soeharjo dan Patong, 1999) : a.) Adanya lahan, tanah usahatani, yang di atasnya
tumbuh tanaman, b.) Adanya bangunan yang berupa rumah petani, gedung,
kandang, lantai jemur dan sebagainya, c.) Adanya alat – alat pertanian seperti
cangkul, parang, garpu, linggis, spayer, traktor, pompa air dan sebagainya, d.)
9
Dalam usahatani terdapat konsep dasar yang biasa disebut sebagai Tri
Tunggal Usahatani. Tri Tunggal Usahatani adalah suatu konsep yang di dalamnya
terdapat tiga fondasi atau modal dasar dari kegiatan usahatani.Tiga modal dasar
tersebut adalah petani, lahan dan tanaman atau ternak. Petani memiliki suatu
sebagai mata pencaharian utamanya. Secara garis besar terdapat tiga jenis petani,
yaitu petani pemilik lahan, petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan,
dan buruh tani. Lahan diperlukan sebagai tempat untuk menjalankan usahatani.
Sebagian besar petani di Indonesia selain bercocok tanam mereka juga memiliki
(Tambunan, 2003).
Kegiatan usahatani dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang
dalam kegiatan usahatani. Umur petani merupakan salah satu faktor yang
usahatani. Petani yang bekerja dalam usia produktif akan lebih baik dan maksimal
10
dibandingkan usia non produktif. Selain itu, umur juga dapat dijadikan tolak ukur
sikap mental dan perilaku tenaga kerja dalam usahatani. Tingkat pendidikan yang
lebih tinggi akan lebih mudah dalam menerapkan inovasi. Pendidikan petani tidak
Petani yang memiliki tingkat pendidikan tinggi maka akan relatif lebih cepat
kegiatan usahatani yang dapat dilihat dari hasil produksi. Petani yang sudah lama
atau lama usahatani yang berbeda beda (Soeharjo dan Patong, 1999).
11
2.3. Break even Point (BEP)
Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi
maka tentunya akan mengeluarkan biaya produksi, maka dengan analisis titik
impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang
dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan
dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan. Hal
tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan
begitu pula sebaliknya, sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat
diketahui jumlah barang dan harga yang pada penjualan. Analisis break even
sering digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan.
Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk
mengetahui:
12
sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan kerugian,
Dalam penentuan titik impas perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah
3. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya
variable.
Teknik break even poin analysis atau cost volume profit analysis sering
dan menganalisis aspek hubungan antara besarnya investasi dan besarnya volume
dapat menutupi biaya total yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variable.
Break even berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba
dan juga tidak mengalami rugi, artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan produksi itu dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya(
biaya tetap dan biaya variable) sama dengan total penjualan, sehingga tidak terjadi
13
2.3.3. Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)
tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis
break even dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai hal-
mengalami kerugian.
4. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume
14
2.4. Kerangka Pikir
sehingga perlu didalami atau diteliti terkait dengan kelayakan usahatani padi
sawah sebagai salah satu upaya untuk meberikan kontribusi terhadap petani.
Adapun variabel penelitian ini adalah produksi padi, produktivitas, hasil produksi,
BEP dan kelayakan usahatani padi sawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Usahatani Padi
Hasil Produksi
Penerimaan
BEP Kelayakan
dikeluarkan dapat melebihi dari hasil produksi, sehingga Usahatani padi akan
15
III. METODOLOGI PENELITIAN
Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat petani padi yang ada di
untuk di jadikan sampel sejumlah 37 orang petani padi sawah. Petani responden
dalam penelitian ini adalah petani yang berusahatani padi sawah yang ada di
dipilih adah desa yang berpotensi besar dalam ushatani padinya dan responden
yang dipilih adalah petani yang melakukan musim tanam antara September 2018
sampai dengan Oktober 2018, hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh dari
penting dan layak meliputi luas lahan, umur, pendidikan, pengalaman dan
tanggungan. Bagi petani yang usianya lebih muda (usia produktif), biasanya akan
lebih bersemangat dalam berusaha bila dibandingkan dengan petani yang lebih
tua.
Beberapa jumlah populasi yang dipilih setiap desa dalam penelitian ini
16
Pengumpulan data ini dilakukan secara Porposive (sengaja) oleh peneliti untuk
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif yaitu
SPSS. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder (time series) dari tahun 2018 yang bersumber dari instansi yang terkait
seperti Biro Pusat Statistik (BPS), Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS),
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan melalui hasil data-
data dari Website Kementrian Pertanian, Survei Sosial Ekonomi Nasional Biro
Pusat Statistik.
- Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan langsung di lokasi penelitian
17
- Data sekunder, yaitu diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-
sumber yang ada. Data ini diperoleh dari perpustakaan, Dinas Pertanian
terkait lainnya.
1. Data primer
Data primer di ambil langsung dari beberapa petani padi sawah yang
diambil antara lain : luas lahan, produksi, harga jual dan pendapatan.
2. Data sekunder
besaran pendapatan petani padi sawah dalam satu kali musim tanam
18
budidaya padi sawah serta menganalisis hal – hal yang mempengaruhi
narasumber yang mengetahui tentang objek yang diteliti. Data yang diperoleh
1. Biaya tetap, yaitu biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa
produksi. Biaya tetap yang tergolong dalam kelompok ini antara lain : sewa
2. Biaya Variabel, yaitu biaya yang besar kecilnya sangat tergantung pada skala
produksi. Yang termasuk biaya variabel antara lain : benih, pupuk, pestisida,
upah tenaga kerja, biaya panen, biaya pasca panen, biaya transportasi dan lain
Keterangan :
penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan. Pendapatan kotor atau penerimaan
TR = P x Q
Keterangan : TR = Penerimaan Total (Rp/Periode)
yang diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama
proses produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil
= TR – TC
Keterangan : = Pendapatan/Keuntungan
TR = Total Total Revenue
20
TC = Total Cost
impas atau suatu usaha dapat dikatakan mengalami kerugian (Firdaus, 2008).
R/C Rasio = TR
TC
R/C ratio > 1, usaha budidaya padi sawah layak untuk diusahakan
R/C ratio = 1, maka usaha budidaya padi sawah tidak untung dan tidak rugi
R/C ratio < 1, usaha budidaya padi sawah tidak layak untuk diusahakan
Teknik break even poin analysis atau cost volume profit analysis sering
dan menganalisis aspek hubungan antara besarnya investasi dan besarnya volume
dapat menutupi biaya total yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variable.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh volume
kegiatan. Beroperasi atau tidak, biaya ini harus dikeluarkan, misalnya biaya
penyusutan, biaya sewa, biaya gaji, dan lain lain. Sebaliknya semakin banyak
21
volume kegiatan atau produksi semakin rendah biaya per unit biaya variable
adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada volume kegiatan. Jika ada kegiatan
pasti ada biaya variable ini. Semakin banyak volume kegiatan maka semakin
banyak biaya variable. Namun biaya per unit relative sama. Misalnya biaya bahan,
gaji tenaga kerja langsung, komisi penjualan, dll. Pengetahuan terhadap biaya
Break even berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba
dan juga tidak mengalami rugi, artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan produksi itu dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya(
biaya tetap dan biaya variable) sama dengan total penjualan, sehingga tidak terjadi
Untuk menghitung BEP kita bisa hitung dalam bentuk unit atau price
PERHITUNGAN BEP
22
Keterangan:
FC : Biaya Tetap
Biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan
apabila terjadi perubahan volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu
konstan sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap merupakan biaya yang akan
1. Usahatani adalah salah satu kegiatan yang terstruktur dalam melakukan strategi
dan kinerja untuk sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha
3. Titik impas (break even point) adalah sebuah titik dimana biaya atau
atau keuntungan.
23
IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Pada tahun 1989 Kampung Gallarang Ulujangang juga dipisahkan dari Desa
Pada tahun 1992 Desa Persiapan Paranglompoa resmi menjadi desa defenitif
pemilihan pada waktu itu adalah: H. Appo’ yang memerintah sampai pertengahan
tahun 2003 yang kemudian pada pemilihan kedua digantikan oleh kepala desa
ibu kota provinsi atau 135 km dari Kota Sungguminasa Ibu Kota Kabupaten
24
1. Iklim
dengan ketinggian 200-700 dari permukaan laut dan dikenal 2 (dua) musim
yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada musim kemarau biasanya
dimulai pada bulan Desember hingga bulan Maret. Keadaan seperti itu berganti
sekitar bulan April sampai Mei dan bulan Oktober sampai November. Jumlah
2. Penggunaan Lahan
datar yang memiliki persentase 31,75 %, kemudian sawah irigasi mempunyai luas
lahan yaitu 6,78 %, sedangkan lahan pekarangan persentase luasnya 61,47 % dari
total luas lahan yang ada di Kecamatan Bontolempangan. Namun keadaan lahan
yang ada di Kecamatan Bontolempangan saat ini banyak yang tidak lagi digarap
25
karena pemiliknya lebih memilih untuk merantau dan menjadi tenaga kerja
indonesia (TKI)
3. Keadaan Penduduk
Setiap desa tentu memiliki penduduk sebagai salah satu elemen penting,
tabel berikut akan menunjukan keadaan penduduk berdasarkan tingkat umur dan
nyata tentang sumberdaya manusia pada wilayah tersebut. Berdasarkan data yang
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.410 jiwa dan wanita sebanyak 1.751 jiwa.
kemampuan masyarakat dalam hal penerimaan inovasi baru selain itu pendidikan
dan pengetahuan yang memadai atau tidak cukup memadai akan berpengaruh pula
26
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mampu menata
berbagai aktifitas baik disektor pertanian industri kecil maupun jasa. Banyaknya
27
berdasarkan mata pencaharian masyarakat Kecamatan Bontolempangan dapat
Bontolempangan bermata pencaharian petani yaitu 1.462 jiwa dan yang paling
itu pada kegiatan pembangunan ataupun untuk kemajuan wilayah tersebut. Untuk
lebih jelasnya keadaan sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.
28
Tabel 5. Jumlah Sarana dan Prasarana di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten
Gowa, 2018
No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (buah)
1. Mesjid 32
2. Lapangan 9
3. Pustu 9
4. Posyandu 8
5. Sekolah 7
6. Kantor Desa 8
7. Mushollah 27
8. Pemakaman 29
9. Jembatan 11
10. SPAS 7
11. Pos Kamling 9
12. Gedung PKK 8
Sumber : Monografi Kecamatan Bontolempangan, 2018
Kecamatan yang tergolong cukup lama dalam hal pembangunan walaupun sarana
29
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
melakukan musim tanam antara September 2018 sampai dengan Oktober 2018,
hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh dari hasil wawancara lebih akurat.
Beberapa karakteristik responden yang dianggap penting dan layak meliputi luas
lahan, umur, pendidikan, pengalaman dan tanggungan. Bagi petani yang usianya
lebih muda (usia produktif), biasanya akan lebih bersemangat dalam berusaha bila
dibandingkan dengan petani yang lebih tua. Pendidikan adalah sarana belajar yang
Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan rata- rata karakteristik petani padi sawah
30
Tabel 1. Rata-rata Karateristik Petani Padi Sawah di Kecamatan Bontolempangan
Kabupaten Gowa 2018
No Karakteristik Satuan Rata – rata
1 Umur th 40
2 Pendidikan th 6
3 Pengalaman th 19
4 Jumlah Tanggungan jiwa 5
5 Luas Lahan ha 0.308
Sumber : Data Primer (Diolah, 2018)
adalah 40 tahun. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan berfikir.
Petani yang berumur lebih muda dan sehat biasanya mempunyai kemampuan fisik
yang lebih kuat serta lebih cepat dalam mengadopsi inovasi baru dari pada petani
yang berumur tua. Hal ini di sebabkan karna petani muda lebih agresif dan lebih
berani dalam mengambil resiko, lebih dinamis, sehingga lebih cepat mendapatkan
penyerapan teknologi oleh petani. Rata – rata pendidikan para responden adalah 8
Usahatani padi sawah sudah menjadi profesi semenjak kecil sehingga rata – rata
31
pengeluaran keluarga petani. Semakin banyak jumlah tanggungan akan menjadi
beban bagi petani bila di tinjau dari segi konsumsi. Namun, jumlah keluarga juga
merupakan aset yang penting dalam membantu kegiatan petani karena akan
menambah pencurahan tenaga kerja keluarga, sehingga biaya produksi yang harus
dikeluarkan oleh petani akan lebih kecil. Rata- rata jumlah tanggungan petani
sampel berjumlah rata – rata berjumlah 5 orang. Sedangkan rata – rata luas lahan
Bila ditinjau dari luas lahan padi sawah di wilayah penelitian maka sangat
Kabupaten Aceh Barat. Namun hal ini sangat sulit terjadi tanpa ada campur
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan
suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur
manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu
32
dihitung.
Berdasarkan data pada tabel 2 di atas diketahui bahwa umur petani dari 17
Hal ini berarti bahwa sebagian besar petani berada pada kelompok umur yang
menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2018 adalah angkatan kerja yang berada
otodidak.
33
umur 7 – 8 tahun sebanyak 8 orang (24,24%) dan umur 9 – 10 sebanyak 6 orang
(18,18%) petani. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani menempuh
tahu dan hasil tahu ini kemudian disebut pengetahuan. Dalam dunia kerja istilah
34
sebanyak 7 orang (17,07%) 32 – 39 tahun sebanyak 3 orang (7,31%) 40 – 43
tahun sebanyak 1 orang (2,43%). Padai hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
terdiri dari istri, dan anak, serta orang lain yang turut serta dalam keluarga berada
atau hidup dalam satu rumah dan makan bersama yang menjadi tanggungan
kepala keluarga.
menujjukan bahwa kebanyakan dalam satu kepala keluarga dari lokasi penelitian
ada 5 – 6 orang.
Luas lahan juga akan menpengaruhi pendapatan petani padi sawah. Luas
yang dapat mempengaruhi pendapatan dan keuntungan yang di terima oleh petani.
lassa dan Ulujangan, satu orang petani sampel memiliki 4 sampai dengan 12 petak
35
sawah Berdasarkan hasil survey, di Pa’ladingan dan umumnya lahan sawah milik
petani itu sendiri dengan rata – rata luas per petak adalah 400 M2 dan 625 M2.
usahatani meliputi analisis pendapatan atas biaya tunai dan analisis pendapatan
atas biaya total. Pada komponen biaya, biaya yang dikeluarkan oleh petani terdiri
dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari biaya sarana
produksi yang digunakan dalam usahatani padi sawah seperti benih, pupuk,
pestisida, sewa lahan, biaya angkut, biaya tenaga kerja luar keluarga dan biaya
Biaya produksi adalah semua biaya atau modal baik yang dibayar tunai
maupun yang tidak dibayar tunai selama proses produksi berlangsung. Biaya tunai
adalah biaya yang dikeluarkan secara nyata dalam memproduksi padi sawah,
seperti membeli sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida dan lain sebagainya),
alat-alat pertanian dan upah tenaga kerja dari dalam dan luar keluarga. Biaya tidak
tunai yaitu biaya yang tidak dikeluarkan secara langsung tetapi diperhitungkan,
biaya tidak tunai dalam penelitian ini adalah upah tenaga kerja dalam keluarga
Perincian biaya sarana produksi pada usahatani padi sawah per musim
36
Lampiran 4 dan 5. Sedangkan rata-rata penggunaan biaya produksi dengan rata-
Tabel 6. Rata – rata Produksi Harga Usahatani Padi untuk luas lahan 0.308 ha di
Kecamatan Bontolempangan
Satuan Harga Total
No Produksi Harga (Rp/Kg) Harga (Rp)
(Kg)
1 Biaya Variabel :
a. Benih 7 49.000 343.000
b. Pupuk Urea 14 25.000 350.000
c. Pupuk Sp-36 5 10.000 50.000
d. Pupuk NPK 9 20.000 180.000
e. Pestisida 5 15.000 75.000
f. Insektisida 5 15.000 75.000
2 Biaya Tetap :
a. Goni/Karung 6 9.000 54.000
b. Cangkul 2 50.000 100.000
c. Parang/Sabit 1 40.000 40.000
d. Sprayer 1 400.000 400.000
e. Pajak 1 10.000 10.000
Jumlah 56 643.000 1.677.000
Sumber : Data Primer (Diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 6 di atas, jika rata – rata luas lahan padi sawah untuk
setiap responden 0.308 Ha, maka jumlah biaya produksi yang harus dikeluarkan
dalam usahatani budidaya padi sawah untuk satu musim tanam yang meliputi
benih, pupuk Urea, NPK, Sp-36, pestisida, insektisida, goni/karung cangkul, sabit
hama penyakit panen dan pascapanen. Adapun biaya yang harus dikeluarkan
untuk tenaga kerja dengan luas lahan rata – rata 0.308 ha dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
37
Tabel 7. Rata – rata Biaya Tenaga Kerja untuk luas lahan 0.308 Ha
No Uraian Jumlah Biaya (Rp)
1 Pengolahan tanah 70.500
2 Penanaman 77.500
3 Penyiangan 24.500
4 Pemupukan 39.500
5 Pengendalian Hama dan Penyakit 25.000
6 Pemanenan 72.000
Jumlah 309.000
Sumber : Petani Responden (2018)
wawancara dengan responden bahwa total biaya tenaga kerja untuk kegiatan
Pemanenan yang harus dikeluarkan oleh petani responden jika rata – rata luas
adalah bentuk fisik terhadap padi sawah yang dihasilkan oleh petani dan juga
yang akan diterima oleh para petani. Rata – rata nilai produksi dan harga jual/kg
38
Tabel 8. Rata-rata Penerimaan, Biaya Produksi, Biaya Tenaga Kerja dan
Keuntungan tiap Responden di Kecamatan Bontolempangan
No Karakteristik Rata – rata
1 Luas Lahan (Ha) 0.308
2 Produksi (kg) 1.231
3 Harga Jual (Rp) 6.851
4 Penerimaan (Rp) 8.339.243
5 Biaya Produksi (Rp) 645.648
6 Biaya TK (Rp) 313.243
7 Keuntungan (Rp) 7.395.702
Sumber : Data Primer (Diolah, 2018)
dengan rata – rata luas lahan 3.078 M2 (0.308 Ha), rata-rata jumlah produksi padi
sawah untuk satu orang responden rata-rata mencapai 1.231 kg dengan harga jual
8.339.243, rata – rata biaya produksi adalah sebesar Rp 645.648, dan rata – rata
biaya tenaga kerja sebesar Rp 313.243. Setelah dikurangi biaya produksi dan
tenaga kerja maka rata – rata keuntungan yang diperoleh petani padi sawah di
daerah tersebut sangat bagus untuk usahatani padi karena kondisi lahan selalu
dalam keadaan basah meskipun dalam musim kemarau sehingga tidak menjadi
kendala bagi masyarakat di daerah tersebut. Selain itu, menurut para Penyuluh
39
teknologi pertanian terutama dalam bidang budidaya padi sawah.
balik modal atau tidak menguntungkan (rugi). Suatu usahatani padi sawah
dikatakan layak dan memberi manfaat apabila nilai R/C ratio > 1, semakin besar
nilai keuntungan atas biaya maka semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh
dari usaha tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan sistematis (R/C Rasio) maka
. .
R/C Ratio = = = 7.395.702
.
bahwa jika rata – rata penerimaan yang diperoleh petani responden di wilayah
penelitian sebesar Rp 8.339.243 dan jika rata – rata biaya tetap baik biaya
produksi sebesara Rp 645.648 dan biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan
petani responden sebesar Rp 313.000 maka diperoleh nilai R/C Ratio sebesar
7.395.702.
Karena nilai R/C Ratio lebih besar dari pada 958.891 (R/C > 958.891) maka
usahatani padi sawah layak untuk diusahakan. Dengan demikian, bila petani
menanaman padi dengan luasan yang semakin besar maka keuntungan yang
40
5.5. Analisis Titik Pulang Pokok
Titik pulang pokok (Break Event Point) adalah suatu titik level output
dimana kegiatan usahatani padi sawah tidak mendapatkan laba/untung dan pula
.
BEP Harga = = = 778,95
.
.
BEP Produksi = = = 139,96
.
Break Even Point atau titik impas pada usahatani padi sawah di
menghasilkan BEP Harga sebesar Rp 778,952 dan BEP Produksi 139,963 kg.
sawah sebesar 139,963 kg dengan harga jual Rp 778,952 /kg maka usahatani padi
sawah mengalami titik impas, yakni tidak mengalami kerugian atau mendapatkan
keuntungan,
41
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis yang telah dilakukan
Karena nilai R/C Ratio lebih besar dari pada 958.891 (R/C >1) maka, usahatani
2. Break Even Point atau titik impas pada usahatani padi sawah di Kecamatan
BEP Harga sebesar Rp 6.851 dan BEP Produksi 1.231 kg. Artinya, bila petani
1.231 kg dengan harga jual Rp 6.851/kg. Break Even Point atau titik impas
BEP Produksi 139,963 kg. Artinya, bila petani responden di wilayah penelitian
778,952 /kg maka usahatani padi sawah mengalami titik impas, yakni tidak
42
6.2 Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
AKK (1980). Pengenalan energy gizi dari padi. Pakar kesehatan tanaman
Ayu Ismaini Selasa, 17 Desember 2013 Materi Titik Impas/Bep Jaka Mulya
Bekasi Selatan Kota Bekasi jawa Barat 17146
Badan Pusat Statistik (BPS) Data penduduk petani padi sawah. Kabupaten gowa
Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L Pengertian evaluasi. Lingkup
pertanian modern
Hendra Setya Raharja, January 28, 2017, Metode Analisis, Statistika. Surabaya
44
Jurnal Susilo, Sudarman, Salmiah dan M. Jufri: Evaluasi Pendapatan Usahatani
Padi Sawah Dalam Sistem Tanam Legowo 4:1. Semarang
Komunitas Sayang Petani, Oktober 3, 2011 Analisis Data Ilmu Usahatani, Se-
Indonesia
Umar H (2007:5)
45
LAMPIRAN-LAMPIRAN
46
Lampiran 2. Kosioner Penelitian
Dengan Hormat,
karena itu saya mohon bantuan dan kerja sama dari Masyarakat Petani Padi
Sawah mengisi kuesioner ini untuk dijadikan bahan skripsi saya. Sumber
Informasi dari kuesioner ini terjaga kerahasiaannya dan hasil dari kuesioner ini
tidak akan mempengaruhi keberadaan Anda sebagai Petani Padi Sawah, ini hanya
untuk kepentingan ilmiah dalam penyusunan skripsi saya. Jawaban yang saya
Hormat
SAIFUL .
105960177714
47
I. DATA SAMPEL PETANI
1. Nomor Sampel :
2. Nama Petani :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Pendidikan :
6. Jumlah Tanggungan Keluarga :
7. Pengalaman Usahatani :
1. Luas Lahan :
2. Penggunaan Faktor Produksi
No Uraian Volume (Kg) Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp)
1 Benih
2 Pupuk
3 Pestisida
3. Tenaga Kerja
No Uraian kegiatan Volume Biaya/Satuan Total Biaya
(Rp) (Rp)
1 Pengolahan tanah
2 Penanaman
3 Pemupukan
4 Pemeliharaan
5 Panen
6 Pasca panen
4. Total Biaya :
5. Jumlah Produksi :
6. Harga Jual :
7. Penerimaaan Kotor :
8. Pendapatan Bersih :
48
Lampiran 3. Perincian Karakteristik Responden Menurut Jenis Kegiatan
Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian , Tahun 2018
Jumlah Luas
No Umur Pendidikan Pengalaman
Tanggungan Lahan
1 20 8 3 5 0.143
2 17 9 2 3 0.12
3 40 6 17 5 0.365
4 42 6 17 6 0.263
5 50 6 19 5 0.205
6 43 6 20 5 0.32
7 30 8 13 4 0.228
8 40 6 22 5 0.143
9 32 8 15 5 0.125
0 41 6 21 5 0.753
10 37 6 19 5 0.548
11 26 8 17 3 0.16
12 45 6 24 6 0.263
13 40 6 27 5 0.24
14 61 0 29 5 0.183
15 70 0 43 8 0.268
16 61 0 34 6 0.143
17 40 6 23 5 0.285
18 33 10 19 4 0.228
19 21 9 4 4 0.205
20 40 6 25 5 0.268
21 58 6 35 7 0.445
22 20 9 1 3 0.223
23 18 9 1 3 0.325
24 26 9 12 5 0.41
26 45 6 19 5 0.205
27 44 6 22 5 0.423
28 36 8 12 5 0.33
29 50 1 30 5 0.205
30 21 8 2 4 0.575
31 32 8 19 5 0.268
32 40 3 24 5 0.33
33 56 0 33 5 0.57
34 32 8 11 5 0.365
35 61 6 29 6 0.525
36 45 6 18 5 0.33
37 67 3 22 8 0.42
Jumlah 1480 222 703 185 11.395
Rata-rata 40 6 19 5 0.308
49
Lampiran 4. Perincian Penggunaan Tenaga Kerja Menurut Jenis Kegiatan Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian , Tahun 2018
Luas Lahan Olah Tanah Penanaman Penyiangan Pemupukan Pengendalian Pemanenan Total
No Sampel
(M²) (HKP) (HKW) (HKP) (HKP) H/P (HKP) (HKP) HKP
1 0.143 1 3 2 1 1 3 12
2 0.12 1 2 1 1 1 2 9
3 0.365 1 3 2 1 1 3 12
4 0.263 1 3 2 1 1 3 12
5 0.205 1 3 2 1 1 3 12
6 0.32 1 2 1 1 1 2 9
7 0.228 1 2 1 1 1 2 9
8 0.143 1 2 1 1 1 2 9
9 0.125 1 2 1 1 1 2 9
10 0.753 1 3 2 1 1 3 12
11 0.548 1 3 2 1 1 3 12
12 0.16 1 2 1 1 1 2 9
13 0.263 1 3 2 1 1 3 12
14 0.24 1 2 1 1 1 2 9
15 0.183 1 3 2 1 1 3 12
16 0.268 1 2 1 1 1 2 9
17 0.143 1 2 1 1 1 2 9
18 0.285 1 2 1 1 1 2 9
19 0.228 1 3 2 1 1 3 12
20 0.205 1 3 2 1 1 3 12
21 0.268 1 2 1 1 1 2 9
22 0.445 1 3 2 1 1 3 12
23 0.223 1 2 1 1 1 2 9
24 0.325 1 3 3 1 1 3 12
25 0.41 1 2 1 1 1 2 9
26 0.205 1 2 1 1 1 2 9
27 0.423 1 3 2 1 1 3 12
28 0.33 1 2 1 1 1 2 9
29 0.205 1 2 1 1 1 2 9
30 0.575 1 3 2 1 1 3 12
50
Luas Lahan Olah Tanah Penanaman Penyiangan Pemupukan Pengendalian Pemanenan Total
No. Sampel (M²) (HKP) (HKW) (HKP) (HKP) H/P (HKP) (HKP) HKP
31 0.268 1 3 2 1 1 3 12
32 0.33 1 2 1 1 1 2 9
33 0.57 1 2 1 1 1 2 9
34 0.365 1 3 2 1 1 3 12
35 0.525 1 3 2 1 1 3 12
36 0.33 1 2 1 1 1 2 9
37 0.42 1 2 1 1 1 2 9
Jumlah 21.200 37 91 55 37 37 91 384
Rata-rata 0.308 1 2 1 1 1 2 12
51
Lampiran 5. Perincian Penggunaan Biaya Tenaga Kerja Menurut Jenis Kegiatan Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian , Tahun 2018
Pengolahan Tanah Penanaman Penyiangan Pemupukan Pengendalian H/P Pemanenan
No Sampel Luas Lahan Total Biaya
Sawah (M²) Tenaga Kerja (Rp)
Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp)
29 0.205 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 2 40.000 1 400.000 10.000 657.000
Sarana Produksi
Luas Total
NO. Benih Urea (Kg) SP-36 (kg) NPK (Kg) Pestisida Insektisida Goni/Karung Cangkul Sabit Sprayer Pajak
Lahan Biaya
Sampel (Kg) (Liter) (Liter)
(M²) (Rp)
Vol Harga/kg Vol Harga/Kg Vol Harga/Kg Vol Harga/Kg Vol Harga Vol Harga Vol Harga/Buah Vol Harga/buah Vol Harga/buah Vol Harga/buah Harga
30 0.575 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 1 40.000 1 350.000 20.000 607.000
31 0.268 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 1 40.000 1 400.000 10.000 657.000
32 0.33 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 5 7.500 1 45.000 1 42.000 1 400.000 10.000 624.700
33 0.57 7 52.500 14 25.200 5 10.000 10 22.000 0,4 14.000 0,4 14.000 6 9.000 1 50.000 1 40.000 1 400.000 10.000 646.700
34 0.365 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,3 10.500 0,3 10.500 5 7.500 2 50.000 1 40.000 1 350.000 10.000 570.700
35 0.525 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 2 40.000 1 400.000 20.000 657.000
36 0.33 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 1 40.000 1 400.000 10.000 657.000
37 0.42 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 2 35.000 1 400.000 10.000 652.000
Jumlah 21.200 243 1.822.500 521 937.400 172 344.000 53 776.600 - 591.500 - 584.500 234 355.500 78 1.800.000 47 1.480.000 37 14.800.000420.000 23.889.000
Rata-Rata 0.308 7 49.257 14 25.054 5 9.189 9 20.751 - 15.797 - 15.797 6 9.486 2 2 50.000 1 1 40.000 1 400.000 10.000 645.648
55
Lampiran 7. Perincian rata-rata Volume Produksi, Harga Jual, Penerimaan, Biaya Produksi, Biaya Tenaga Kerja dan Pendapatan Bersih
di Daerah Penelitian, Tahun 2018
No Luas Areal Volume Produksi Harga jual Nilai Penerimaan Biaya Produksi Biaya Tenaga Kerja Pendapatan
Sampel Lahan (M²) (Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Rp) (Rp) Bersih (Rp)
1 0.143 570 6.500 3.107.000 707.000 355.000 2.643.000
2 0.12 480 7.000 3.360.000 629.700 245.000 2.485.300
3 0.365 1.460 7.000 10.220.000 577.700 245.000 9.397.300
4 0.263 1.050 6.500 6.825.000 647.000 355.000 5.823.000
5 0.205 820 7.000 5.740.000 605.400 235.000 4.899.600
6 0.32 1.280 7.000 8.960.000 659.000 355.000 7.946.000
7 0.228 910 7.000 6.370.000 649.000 355.000 5.366.000
8 0.143 570 7.000 3.990.000 619.700 245.000 3.125.300
9 0.125 500 7.500 3.750.000 590.600 195.000 2.964.400
10 0.753 3.010 6.500 19.565.000 672.400 355.000 18.537.600
11 0.548 2.190 7.000 15.330.000 613.900 235.000 14.481.100
12 0.16 640 7.000 4.480.000 707.000 355.000 3.418.000
13 0.263 1.050 7.000 7.350.000 652.000 355.000 6.343.000
14 0.24 960 6.500 6.240.000 657.000 355.000 5.228.000
15 0.183 730 7.000 5.110.000 607.000 355.000 4.148.000
16 0.268 1.070 6.500 6.955.000 629.200 245.000 6.080.800
17 0.143 570 7.000 3.990.000 634.500 355.000 3.000.500
18 0.285 1.140 7.000 7.980.000 684.600 245.000 7.050.400
19 0.228 910 7.000 6.370.000 684.800 355.000 5.330.200
20 0.205 820 6.500 5.330.000 657.000 355.000 4.318.000
21 0.268 1.070 7.000 7.490.000 629.200 265.000 6.595.800
22 0.445 1.780 6.500 11.570.000 661.400 355.000 10.553.600
23 0.223 890 7.000 6.230.000 684.800 355.000 5.190.200
24 0.325 1.300 7.000 9.100.000 684.800 355.000 8.060.200
25 0.41 1.640 7.000 11.480.000 711.400 355.000 10.413.600
26 0.205 820 6.500 5.330.000 635.600 245.000 4.449.400
27 0.423 1.690 6.500 10.985.000 611.200 235.000 10.128.800
28 0.33 1.320 7.000 9.240.000 657.000 355.000 8.228.000
56
58
Gambar. 2. Proses penjemuran
59
Gambar 3. Penggilingan gabah
60
RIWAYAT HIDUP
Gowa 1 Januari 1994, dari. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2002 di SD
Mis GUPPI Paranglompoa dan tamat tahun 2008, tamat SMP Negeri 1
2014.), penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata satu (S1) Program
dengan menulis skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Dan Break Event
62