Anda di halaman 1dari 52

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN KUE KACANG KERING

DI DESA TAMBAK BOYO KECAMATAN BUAY MADANG TIMUR


KABUPATEN OKU TIMUR

DOSEN PEMBIMBING : HJ. MUNSIARUM, S.TP., M.SI

KELOMPOK 5
1. SALIRA MAHA RANI (A210043)
2. OKTA ARLIANA DEWI (A210021)
3. ARLITA RISTANTI (A210013)
4. ANGGIH ARIATAMA (A210060)
5. MEI UMAIRYAH (A210020)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

(STIPER) BELITANG

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik dan

hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Metode

Ilmiah yang berjudul “Analisis Nilai Tambah Pada Pengolahan Kue Kacang

Kering di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU

Timur”. Sebagai bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan tugas kuliah

Metode Ilmiah.

Dalam upaya menyelesaikan penyusunan tugas ini, pihak peneliti telah

banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karenanya

penulis menghaturkan terimakasih kepada:

1. Ibu Hj. Munsiarum, S.Tp.,M.Si

2. Pemilik usaha pengolahan kue kacang di desa Tambak Boyo Kecamatan

Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur yang telah menyediakan waktu.

Kritik dan saran demi perbaikan laporan ini sangat diharapkan dan akan

diterima sebagai bagian untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik. Pada

akhirnya peneliti berharap semoga hasil penelitian yang telah dilakukan kiranya

dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang metode ilmiah.

Belitang, Januari 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL........................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................ 2

C. Tujuan.............................................................................................. 3

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN........................................................... 4

A. Tinjauan Pustaka.............................................................................. 4

B. Model Pendekatan............................................................................ 20

C. Hipotesis........................................................................................... 22

D. Batasan-batasan................................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 24

A. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 24

B. Metode Penelitian ........................................................................... 24

C. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 24

D. Metode Pengolahan Data................................................................. 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 28

A. Keadaan Umum Wilayah................................................................. 28

B. Profil Responden.............................................................................. 30

ii
C. Proses Pengolahan Kue Kacang Kering........................................... 31

D. Analis Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering................................ 32

1. Menghitung Pendapatan............................................................. 33

2. Analisis Nilai Tambah............................................................... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 37

A. Kesimpulan...................................................................................... 37

B. Saran................................................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 38

iii
DAFTAR TABEL

1. Jumlah Penduduk Desa Tambak Boyo

Berdasarkan Jenis Kelamin.................................................................... 29

2. Identitas Responden Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering................ 31

3. Biaya Produksi Pada Pengolahan Kue Kacang Kering.......................... 33

4. Produksi, Harga Jual, Penerimaan dan Pendapatan

Pada Pengolahan Kue Kacang Kering................................................... 35

5. Nilai Tambah Pada Pembuatan Kue Kacang Kering............................. 36

iv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Identitas Responden .............................................................................. 40

2. Nilai Sewa Tempat................................................................................. 40

3. Biaya Penyusutan Peralatan Pengolahan Kue Kacang Kering.............. 40

4. Biaya Tetap Pengolahan Kue Kacang Kering........................................ 40

5. Biaya Bahan Baku Pengolahan Kue Kacang Kering............................. 41

6. Biaya Tenaga Kerja Pengolahan Kue Kacang Kering........................... 42

7. Biaya Variabel Pengolahan Kue Kacang Kering................................... 43

8. Total Biaya Produksi Pengolahan Kue Kacang Kering......................... 44

9. Produksi, Harga dan Penerimaan Pengolahan Kue Kacang Kering...... 45

10. Analisis Pendapatan dan R/C Rasio

Pengolahan Kue Kacang Kering............................................................ 46

11. Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kue Kacang Kering....................... 46

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004) Agribisnis adalah setiap usaha yang

berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input

pertanian dan pengussahaan produksi itu sendiri, juga pengusahaan pengelolaan

hasil pertanian. Agribisnis dari cara pandang ekonomi ialah usaha penyediaan

pangan. Pendekatan analisis makro memandang agribisnis sebagai unit system

industri dan suatu komoditas tertentu, yang membentuk sektor ekonomi secara

regional atau nasional. Sedangkan pendekatan analisis mikro memandang

agribisnis sebagai suatu unit perusahaan yang bergerak, baik dalam salah satu

subsistem agribisnis, baik hanya satu atau lebih subsistem dalam satu lini

komoditas atau lebih dari satu lini komoditas sebagai subjek akademik, agribisnis

mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya,

penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran

(Firdaus, 2008)

Pada subsistem agribisnis/agroindustry hilir meliputi pengolahan dan

pemasaran (tata niaga) produk pertanian dan olahannya. Dalam subsistem ini

terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk usaha tani,

pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan

dari usaha tani didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau diluar negeri.

Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian

1
2

didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini ialah

pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, pengalengan dan

lain-lain.Industri yang mengolah produk usaha tani disebut agroindustri hilir

(downstream). Peranannya sangat penting bila ditempatkan di pedesaan karena

dapat menjadi motor penggerak roda perekonomian di pedesaan, dengan cara

menyerap/menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan

pendapatan dan kesejaahteraan masyarakat pedesaan (Baharsyah, 2002).

Menurut Maesen dan Somaatmadja (2005), mengemukakan bahwa kacang

tanah merupakan tanaman monocius yang berbentuk tegak atau menjalar dan

merupakan tanaman herba tahunan. Tinggi tanaman kacang tanah umurnya 15-70

cm. Batang utama berkembang dari epikotil dan membawa kotiledon pada tiap

daun ruas pertama. Kacang tanah merupakan produk usaha tani yang memiliki

berbagai macam nilai tambah seperti halnya yang akan diangkat dalam penelitian

ini yaitu “Analisa Nilai Tambah pada Pengolahan Kue Kacang Kering di Desa

Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah yang

diajukan pada penelitian ini adalah :

1. Berapa besar pendapatan pada pengolahan kue kacang kering di Desa Tambak

Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur ?

2. Berapakah nilai tambah pada pengolahan kue kacang kering di Desa Tambak

Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur ?


3

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menghitung besar pendapatan pada pengolahan kue kacang kering di

Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur

2. Untuk menghitung nilai tambah pada pengolahan kue kacang kering di Desa

Tambak Boyo Kabupaten Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur


BAB II

KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsepsi Agribisnis

Menurut Firdaus (2008) asal muasal nya kata kata agribisnis dimana

Agri(agriculture) artinya pertanian dan Business berarti usaha atau kegiatan yang

berorientasi profit. Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) adalah usaha

atau kegiatan pertanian serta apapun yang terkait dengan pertanian berorientasi

profit. Agribisnis adalah suatu system yang kompleks yang terdiri dari lima

subsistem yaitu pasokan input (agro-input), usaha tani (farm agro-production),

pasca panen dan pengolahan (agro-industry dan agro-processing), pemasaran

(agro-marketing) dan jasa-jasa pendukung (supporting service). Sub system

agroindustry adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan

baku. Agroindustry sebagai salah satu subsistem yang penting dalam agribisnis

memilki potensi untuk mendorong lajunya pertumbuhan yang tinggi karena

sasaran pasar memiliki nilai tambah relative besar dalam produk lainnya yang siap

dipasarkan baik berupa produk setengah jadi ataupun produk aktif siap

dikonsumsi. Dengan kata lain subsistem yang menggunakan hasil produksi

(produk premier) untuk diolah lebih lanjut menjadi produk sekunder dan tersier

(Nuraini, 2002).

Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu

atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang

4
5

ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas

adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha

yang ditunjang oleh kegiatan pertanian (Arsyad, 2003). Agroprocessing

merupakan suatu proses pengolahan baik dari bahan baku menjadi bahan setengah

jadi atau dari bahan jadi menjadi suatu produk yang siap dipasarkan dan

dimanfaatkan oleh konsumen. Produksi adalah hasil akhir dari suatu proses

produksi yang berupa produk (out put). Produk dalam bidang pertanian atau

lainnya dapat bervariasi antara lain desebabkan karena bidang perbedaan kualitas.

Hal ini dapat dimengerti karena kualitas yang baik dihasilkan oleh proses

produksi yang baik dan dilaksanakan dengan baik, begitu pula sebaliknya kualitas

produksi kurang baik bila usaha tersebut diupahkan dengan kurang baik (Asnawi

dan Teken, 2005).

2. Konsepsi Pengolahan

Agroprocessing merupakan suatu proses pengolahan baik dari bahan baku

menjadi bahan setengah jadi atau dari bahan jadi menjadi suatu produk yang siap

dipasarkan dan dimanfaatkan oleh konsumen. Produksi adalah hasil akhir dari

suatu proses produksi yang berupa produk (out put). Produk dalam bidang

pertanian atau lainnya dapat bervariasi antara lain desebabkan karena bidang

perbedaan kualitas. Hal ini dapat dimengerti karena kualitas yang baik dihasilkan

oleh proses produksi yang baik dan dilaksanakan dengan baik, begitu pula

sebaliknya kualitas produksi kurang baik bila usaha tersebut diupahkan dengan

kurang baik (Asnawi dan Teken, 2005).


6

Menurut Nuraini (2002), Agro-industry sebagai salah satu subsistem yang

penting dalam agribisnis yang memiliki potensi untuk mendorong lajunya

pertumbuhan yang tinggi karena sasaran pasar memiliki nilai tambah yang relative

besar dalam produk lainnya yang siap dipasarkan baik berupa produk setengah

jadi ataupun produk aktif siap dikonsumsi. Dengan kata lain subsistem yang

menggunakan hasil produksi (produk primer) untuk diolah lebih lanjut menjadi

produk sekunder dan tersier.

Tanaman kacang tanah (Archis hypogaea, L) berasal dari Amerika Selatan,

tepatnya Brazilia, namun sekarang telah menyebar luas keseluruh dunia yang

beriklim tropis atau subtropics. Diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun

1521-1529. Penanaman kacang tanah di Indonesia baru dimulai pada awal abad

ke-18. Kacang tanah yang ditanam adalah varietas tipe menjalar. Dalam dunia

tumbuhan, tanaman kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut :

Kindom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Leguminales

Famili : Papilionaceae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogeae L.


7

Kacang tanah mengandung lemak (40-50%) protein (27%), karbohidrat,

kolin, serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain

Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium, dan Sulphur, Protein

yang terkandung dalam kacang tanah jauh lebih tinggi dari pada yang terkandung

didalam daging, telur, dan kacang soya (kacang kedelai).

Menurut Maesen dan Somaatmadja (2005), mengemukakan bahwa kacang

tanah merupakan tanaman monocius yang berbentuk tegak atau menjalar dan

merupakan tanaman herba tahunan. Tinggi tanaman kacang tanah umumnya 15-

70 cm. Batang utama berkembang dari epikotil dan membawa kotiledon pada tiap

daun ruas pertama. Percabangan bersifat dwimorfik dengan cabang vegetative

dan cabang generative.

3. Konsepsi Biaya Produksi

Biaya memiliki pengertian yang beragam karena telah mengalami proses

perkembangan ilmu dari dahulu hingga sekarang, biaya dapat di rumuskan sebagai

suatu pengorbanan atau penyerahan sumber-sumber daya untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Biaya sering kali diukur dengan satuan-satuan moneter yang harus

di bayar untuk barang dan jasa. Biaya merupakan suatu pengorbanan sumber

ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan

akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi, 2007). Biaya yang

dikeluarkan oleh petani dalam roses membawanya menjadi produk disebut biaya

produksi. Termasuk didalamnya yang dibeli dan jasa yang dibayar didalam atau

diluar usaha tani.Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu biaya produksi
8

jangka pendek, adalah biaya yang digunakan jangka waktu dan situasi yang tidak

lama. Jumlah berapa masukan (faktor produksi) ada yang tidak dapat diubah-

ubah dan juga dapat berubah.Oleh karena itu biaya produksi jangka pendek sering

disebut juga dengan biaya variabel, sedangkan biaya jangka panjang dan situasi

yang lama sering disebut juga biaya tetap.

Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004), biaya merupakan landasan bagi harga

yang dapat diminta oleh perusahaan untuk setiap produk yang dihasikan. Biaya

produksi lebih rendah dengan demikian akan menyebabkan volume penjualan

produk pertanian serta perolehan laba menjadi besar. Biaya adalah jumlah uang

yang digunakan untuk semua proses produksi sampai produk tersebut dipasarkan.

Biaya tersebut dihitung dari pembelian input produksi agar produksi dapat

berlangsung. Dengan kata lain biaya produksi adalah semua pengeluaran untuk

membeli semua faktor-faktor produksi serta bahan penunjang lainnya agar

terwujud produk-produk yang direncanakan. Proses produksi diartikan sebagai

suatu kegiatan merubah suatu barang menjadi barang lain sehingga mempunyai

kegunaan yang lebih besar. Setiap kegiatan produksi tersebut membutuhkan

biaya.

Menurut Hernanto (2004), menyatakan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh

petani dari proses serta membawanya menjadi produk disebut biaya produksi

termasuk didalamnya yang dibeli dan jasa yang dibayar didalam maupun di luar

usahatani.

Adapun biaya produksi biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

menurut Soekartawi (2002):


9

a. Biaya tetap (fixed cost)

Biaya tetap ini biasanya didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap

jumlahnya terus di keluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau

sedikit. Contohnya biaya untuk alat dan mesin pertanian.

b. Biaya tidak tetap (variable cost)

Biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besarnya dipengaruhi oleh

produksi yang diperoleh.Contohnya biaya sarana produksi.

Menurut Hernanto (1997), biaya yang dikeluarkan oleh petani dari proses

serta membawanya menjadi produk disebut biaya produksi. Termasuk didalamnya

yang dibeli dan jasa yang dibayar di dalam maupun di luar usahatani. Biaya

produksi dapat dibagi dua yaitu pertama biaya produksi jangka pendek, adalah

biaya Jumlah berapa yang dipergunakan dalam waktu dan situasi yang tidak

lama.masukan (faktor produksi) ada yang tidak dapat berubah-ubah dan ada juga

yang dapat berubah. Oleh karena itu biaya produksi jangka pendek ini dapat

dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.Kedua, biaya produksi jangka

panjang adalah biaya yang dipergunakan dalam jangka waktu dan situasi yang

lama sertasemua ini dianggap biaya variabel.

TC= FC +VC

Dimana

TC = Total Cost/Total Biaya (Rp)

FC Fixed Cost/Biaya Tetap (Rp) =

VC = Variabel Cost/Biaya Tidak Tetap (Rp)


10

Menurut Samoelson dan Nardhous (2008), biaya adalah jumlah uang yang

digunakan untuk semua proses produksi sampai produk tersebut dipasarkan. Biaya

tersebut dihitung mulai dari pembelian input produksi agar produksi dapat

berlangsung, dengan kata lain biaya produksi adalah semua pengeluaran untuk

membeli semua faktor-faktor produksi serta bahan penunjang lainnya agar

terwujud produk-produk yang direncanakan. Selanjutnya menurut Bambang dan

Kartasapoetra (2003), untuk suatu usaha yang memproduksi suatu produk, biaya

merupakan bahan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output.Biaya

produksi sering menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan

apabila ada keluhan bahwa harga jual yang diterima tidak dapat menutupi biaya

produksi. Biaya produksi yang dikeluarkan dalam proses produksi terdiri dari

biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap sama dan tidak tergantung

pada jumlah output yang diproduksi, misalnya biaya sewa lahan dan biaya tenaga

kerja. Sedangkan biaya variable adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada

jumlah output yang diproduksi, misalnya biaya bahan mentah dan juga biaya

pengantaran (Muftiadi, 2008).

4. Konsepsi Produksi

Hasil dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Produk atau

produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi yang antara lain

disebabkan karena perbedaan kualitas. Hal ini dapat dimengerti karena kualitas
11

yang baik dihsailkan oleh proses produksi yang baik dilaksanakan dengan baik

dan begitu pula sebaliknya, kualitas produksi menjadi kurang baik bila

dilaksanakan dengan kurang baik (Soekartawi, 2001). Jika laju kenaikan

meningkat maka disebut skala efisiensi produksi yang semakin meningkat, kalau

kenaikan hasil sebanding atau tetap sama dengan hasil sebelumnya maka ini

berarti efesiensi produksi tetap. Sedangkan apabila sasaran yang ingin dicapai

keuntungan maksimal maka hasil ini secara ekonmis efesiensi (Soekartawi, 2005).

Pengolahan usahatani adalah ketrampilan dalam menentukan, mengorganisir dan

mengkondisikan faktor-faktor produksi yang dikuasai sebaik-baiknya memberikan

produksi pertanian sebagaimana diharapkan.Dengan demikian pengenalan secara

utuh faktor yang dimiliki dari ffaktor yang dapat dikuasai dengan sanagt

menentukan keberhasilan.

Konsepsi produksi dalam arti sempit dideffinisikan sebagai suatu proses

pendayagunaan sumber-sumber yang tersedia dan diharapkan terwujud hasil dari

sebagai pengorbanan yang dibelikan. Sedangkan produksi dalam arti luas

adalahsalah satu pendayagunaan sumber-sumber yang tersedia untuk mewujudkan

hasil terjamin baik kualitas maupun kuantitas sehingga komuditi yang dapat

diperdagangkan. Produksi dari usaha pembuatan kue kerupukikan belida yang

utama adalah hasil produk kerupuk ikan belida tersebut. Sedangkan produksi

dalam usaha agribisnis pembuatan kerupukikan belida adalah buah produksi,

sehingga siap dipasarkan (Kastasapoetra, 2006).

Proses produksi diartikan sebagai proses kegiatan merubah suatu barang

menjadi barang lain sehingga menjadi kegunaan yang lebih besar. Setiap kegiatan
12

produksi tersebut membutuhkan biaya. Biaya merupakan nilai dari faktor

produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Biaya produksi

adalah biaya-biaya yang dikeluarkan petani dalam proses produksi serta

membawa menjadi hasil produksi. Biaya merupakan landasan bagi harga yang

dapat diminta oleh perusahaan untuk setiap produk yang dihasilkan. Biaya

produksi lebih rendah dengan demikian akan menyebabkan volume penjualan

produk serta perolehan laba menjadi besar (Sjarkowi dan Marwan, 2004).

Produksi yaitu hasil akhir dari kegiatan usahatani yang diperoleh dari

penggunaan satu satuan faktor produksi (input). Produksi secara teknis adalah

suatu proses pendaya gunaan sumber-sumber yang tersedia dan diharapakan

terwujudnya hasil yang lebih baik dari segala pengorbanan yang telah diberikan

(Kastasapoetra, 2006). Faktor-faktor produksi sangat menentukan besar kecilnya

produksi yang diperoleh, berbagai pengalaman menunjukan faktor produksi lahan,

modal yang digunakan, tenaga kerja, sarana adalah faktor produksi yang penting.

Kedudukan lokasi usaha merupakan salah satu faktor yang sangat mendukung

bagi keberhasilan usaha pengelolaan kue kacang kering, dimana lokasi usaha yang

paling baik adalah tidak jauh dari sumber bahan baku dan lokasi atau wilayah

tanaman kacang tanah, hal tersebut dipandang penting karena dapat

mengefisiensikan biaya dan marjin pemasaran kue kacang kering. Setiap kegiatan

produksi tersebut membutuhkan biaya. Biaya merupakan nilai dari faktor

produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam

proses produksi serta membawanya menjadi produksi. Biaya merupakan landasan


13

bagi harga yang dapat diminta oleh perusahaan untuk setiap produk yang

dihasilkan. Biaya produksi lebih rendah dengan demikian akan menyebabkan

volume penjualan produk pertanian serta perolehan laba menjadi besar (Sjarkowi

dan Sufri, 2004). Pengertian produk secara mudah dapat dipahami tetapi agak

sulit dirumuskan secara pasti. Di dalam kata produk itu terkandung pengertian

yang mencakup segi fisik dan hal-hal lain yang lebih ditentukan oleh konsumen

seperti masalah jasa yang meyertainya, masalah psikologi seperti kepuasan

pemakaian, symbol status, segi artistic dan lain sebagainya (Kotler, 2002).

Selanjutnya Prawirosentono (2008), merumuskan sebagai : "Hasil akhir yang

mengandung elemen-elemen fisik dan hal hal simbolis dibuat dan dijual oleh

perusahaan untuk memberikan kepuasan dan keuntungan bagi pembelinya".

Produksi kue kacang kering merupakan salah satu kegiatan pengolahan yang

terjadi di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU

Timur yang tidak terlalu jauh dari lingkungan kota atau desa-desa lainnya

sehingga untuk mendapatkan bahan baku tidak terlalu jauh. Produksi di Desa

Tambak Boyo ini mendayagunakan kacang tanah sebagai bahan olahan kue.

5. Konsepsi Penerimaan dan Pendapatan

Menurut Sjarkowi (2010), penerimaan merupakan hasil kali antara produksi

yang dihasilkan dalam satuan-satuan fisik dengan harga. Penerimaan adalah nilai

produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual maupun yang

tidak dijual. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa penerimaan memiliki unsur

dasar produktifitas pada agribisnis atau rendemen pada agroindustri disamping


14

juga unsur harga sebagai pembentuk nilai. Penerimaan usahatani adalah

merupakan hasil kali antara produksi yang dihasilkan dengan harga yang berlaku

saat ini, pendapatan usahatani adalah selisih usaha total yang dikeluarkan dengan

penerimaan yang diperoleh dalam suatu kegiatan produksi. Penerimaan secara

umum dapat diartiakan sabagai jumlah dari hasil produksi persatuan waktu dan

luas dikalikan dengan harga per satuan produksi tersebut.

Menurut Saragih (2001), penerimaan merupakan hasil kali antara produksi

yang dihasilkan dalam satu satuan fisik dengan harga. Penerimaan adalah nilai

produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual maupun yang

tidak dijual. Sedangkan menurut Joersan (3003), penerimaan (revenue) adalah

jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain

merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan.

Menurut Mulyadi (2007), penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima

oleh perusahaan atas penjualan produk yang dihasilkan, mcam-macam

penerimaan yaitu:

a. Penerimaan Total (TR = Total Revenue)

Penerimaan total adalah seluruh penerimaan produsen dari hasil penjualan

sejumlah produk (barang yang dihasilkan), dengan rumus: Y x P

Keterangan:

TR (Total Revenue) = Total Penerimaan

Y (Yield) = Jumlah produk yang dihasilkan

P (Price) = Harga jual per unit

b. Penerimaan rata-rata (AR = Average Revenue)


15

Penerimaan rata-rata adalah penerimaan per unit produk yang terjual, untuk

menghitung penerimaan rata-rata dapat dilakukan dengan cara membagi

penerimaan total dengan jumlah produk (barang) yang terjual, dan jika

dirumuskan: AR = TR/Y

Keterangan :

AR (Average Revenue) = Penerimaan rata-rata

TR (Total Revenue) = Penerimaan total

Y (Yield) = Jumlah produk yang dihasilkan

c. Penerimaan Marginal : MR = TR/Y

Keterangan :

MR (Marginal Revenue) = Tambahan Penerimaan

TR (Total Revenue) = Total Penerimaan

Y (Yield) = Jumlah barang yang dihasilakn

Penghasilan atau pendapatan merupakan faktor yang sangat menentukan

kemampuan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya. Pelaksanaan usahatani

bertujuan untuk memperoleh produksi dari lahan pertanian, pada akhirnya akan

dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Selisih antara

penerimaan dengan biaya usahatani merupakan pendapatan dari kegiatan

usahatani. Pendapatan adalah semua penerimaan dengan mengurangi biaya-biaya

dan alat-alat dari luar dengan bunga modal dari luar. Dan selanjutnya usahatani

adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan. Maka dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendapatan adalah semua barang, jasa
16

dan uang yang diperoleh atau diterima oleh seseorang atau masyarakat dalam

suatu priode tertentu dan biasanya diukur dalam satu tahun. Perubahan tingkat

pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang akan dikonsumsi, pada

tingkat pendapatan rumah tangga yang rendah, maka pengeluaran rumah

tangganya lebih besar dari prndapatannya. Hal ini berarti pengeluaran konsumsi

bukan hanya dibiayai oleh pendapatan mereka saja, tetapi juga dari sumber lain

seperti tabungan yang dimiliki, penjualan harta benda, atau dari pinjaman.

Semakin tinggi tingkat pendapatannya maka konsumsi yang dilakukan rumah

tangga akan semakin besar pula (Soekartawi, 2005)

Menurut Soeharjo dan Patong (2004), pendapatan adalah selisih antara

penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dan yang dalam suatu kegiatan untuk

mendapatkan produksi di lapangan pertanian, karena dalam kegiatan di atas petani

bertindak sebagai pekerja dan penanam modal dalam usaha budidaya maka

pendapatan itu dapat digambarkan sebagai balas jasa dari pekerja faktor produksi

yang biayanya dalam jangka waktu tertentu.

Pendapatan petani diperoleh dari berbagai sumber usahatani antara lain dari

usahatani pokok dan di luar usahatani seperti buruh bangunan, berdagang dan

pegawai. Sedangkan pendapatan dari usahatani pokok adalah pendapatan yang

diterima dari kegiatan utama (Hernanto, 1997).

I = R – TC

Dimana

I = Income/Pendapatan (Rp)

R = Reveneu/Penerimaan (Rp)
17

TC = Total Cost/Total Biaya (Rp)

6. Konsepsi Nilai Tambah

Nilai tambah adalah jumlah balas jasa terhadap faktor-faktor produksi dalam

bentuk sewa tanah, upah, bunga dan keuntungan (Halwani, 2005). Nilai tambah

merupakan balas jasa atas faktor produksi yang digunakan, seperti modal, tenaga

kerja dan manajemen perusahaan yang dinikmati oleh produsen.Nilai tambah dari

suatu produk juga bisa berarti peningkatan nilai guna atas produk tersebut oleh

konsumen.

Menurut Hayami dalam Sudiyono (2004), menghasilkan beberapa informasi

nilai tambah adalah selisih antara nilai komoditas yang mendapat perlakuan pada

tahap tertentu dikurangi dengan nilai korbanan yang digunakan selama proses

produksi berlangsung. Ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai

tambah untuk pengolahan dan nilai tambah pemasaran. Sumber-sumber dari nilai

tambah adalah pemanfaatan faktor-faktor seperti tenaga kerja, modal, bahan baku

dan manajemen. Terdapat tiga komponen pendukung dalam Metode Hayami,

yaitu faktor konversi yang menunjukkan besaran output yang dihasilkan dari satu-

satuan input, faktor koefisien tenaga kerja yang menunjukkan banyaknya tenaga

kerja langsung yang diperlukan dalam mengolah satu-satuan input, dan nilai

produk yang menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari satu-satuan input.

Penggunaan Metode Hayami sebagai alat analisis

Metode Hayami dapat menghasilkan informasi berupa:

1. Perkiraan besarnya nilai tambah (Rp)


18

2. Rasio nilai tambah yang dihasilkan terhadap nilai produk yang dihasilkan (%)

menunjukkan presentase nilai tambah dari nilai produk.

3. Imbalan bagi tenaga kerja (RP), menunjukkan besar upah yang diterim oleh

tenaga kerja.

4. Bagian tenaga kerja dari nilai tambah yang dihasilkan (%), menunjukkan

persentase imbalan tenaga kerja dari nilai tambah.

5. Keuntungan pengolahan (Rp), menunjukkan bagian yang diterima pengusaha

(pengolah), karena menanggung resiko biaya.

6. Tingkat keuntungan pengolah terhadap output (%), menunjukkan persentase

keuntungan terhadap nilai tambah.

7. Margin pengolah (Rp), menunjukkan kontribusi pemilik faktor produksi

selain bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.

8. Persentase pendapatan tenaga kerja langsung terhadap marjin (%).

9. Persentase sumbangan input lain terhadap marjin (%)

Menurut Sudiyono (2004) suatu agroindustri diharapkan mampu

menciptakan nilai tambah yang tinggi selain mampu untuk memperoleh

keuntungan yang berlanjut. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan

merupakan selisih antara nilai komoditas yang mendapat perlakuan pada suatu

tahap dengan nilai korbanan yang harus dikeluarkan selama proses terjadi. Nilai

tambah yang diperoleh lebih dari 50 persen maka nilai dikatakan besar dan

sebaliknya nilai tambah yang diperoleh kurang dari 50 persen, maka nilai tambah

dikatakan kecil. Distribusi nilai tambah berhubungan dengan teknologi yang

diterapkan dalam proses pengolahan, kualitastenaga kerja dan bahan baku. Bila
19

teknologi padat karya yang dipilih, maka proporsi untuk bagian tenaga kerja yang

lebih besar daripada proporsi terhadap keuntungan perusahaan.Apabila padat

modal maka proporsi untuk bagian tenaga kerja lebih kecil. Besar kecilnya

imbalan terhadap tenaga kerja tergantung pada kualitas tenaga kerjanya. Apabila

faktor konversi bahan baku terhadap produk akhir berubah, maka yang terjadi

adalah adanya perubahan kualitas bahan baku atau perubahan teknologi.

Pengolahan hasil pertanian menjadi produk agroindustri ditujukan untuk

meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai tambah untuk pengolahan adalah faktor teknis yang meliputi kualitas produk,

penerapan teknologi, kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang digunakan dan

tenaga kerja serta faktor non teknis yang meliputi harga output, upah tenaga kerja,

harga bahan baku, dan nilai input selain bahan baku dan tenaga kerja. Faktor

teknis akan berpengaruh terhadap penentuan harga jual produk, sementara faktor

non teknis akan berpengaruh terhadap faktor konversi dan produksi.


20

B. Model Pendekatan

Model pendekatan yang digunakan adalah model pendekatan secara

diagramatis sebagai berikut :

Pengolahan
Bahan Baku
Kue Kacang Kering

Faktor Produksi

Produksi

Harga Jual

Penerimaan Nilai Tambah

Biaya Produksi

Pendapatan

Keterangan

Proses

Mempengaruhi

Gambar 1. Model Pendekatan secara Diagramatis


21

Model Pendekatan Secara Sistematis

1. Untuk menghitung biaya produksi (Soekartawi, 2002), digunakan rumus:

TC = VC+FC..................................................................... (1)

Dimana

TC = Total Cost/Total Biaya Produksi

VC = Variabel Cost/Biaya Tidak Tetap

FC = Fiex Cost/Biaya Tetap

2. Untuk menghitung penerimaan (Soekartawi, 2002), digunakan rumus

R = YxP............................................................................ (2)

Dimana

R = Revenius/Penerimaan (Rp)

Y = Yeild/ Output Produksi (Kg)

P = Price/ Harga (Rp/Kg)

3. Untuk menghitung pendapatan (Soekartawi, 2002), digunakan rumus:

I = R – TC........................................................................ (3)

Dimana

I = Income/Pendapatan

R = Revenius/Penerimaan

TC = Total Cost/Total Biaya Produksi

4. Untuk menghitung nilai tambah (Yudi, 2010) digunakan rumus:

AV = TR – IC................................................................... (4)

Dimana

AV = Added Value/Nilai Tambah


22

TR = Total Revenue/Total Penerimaan

IC = Interediate Cost/Biaya Antara (biaya produksi – tenaga kerja

keluarga)

C. Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka dapat ditarik suatu hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bahwa penerimaan pengolahan kue kacang kering di Desa Tambak Boyo

Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur lebih besar

dibanding biaya produksi.

2. Bahwa harga jual pengolahan kue kacang kering di Desa Tambak Boyo

Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur lebih besar

dibanding biaya produksi perunit sehingga akan diperoleh nilai tambah.

D. Batasan-batasan

1. Kacang tanah adalah jenis spesies kacang – kacangan yang memiliki vitamin

dan mineral yang diperlukan oleh tubuh.

2. Kue kacang adalah makanan yang terbuat dari kacang tanah yang diolah

melalui tahapan-tahapan tertentu.

3. Responden adalah pelaku pengolahan kue kacang tanah di Desa Tambak Boyo

Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur.

4. Proses produksi adalah waktu yang dibutuhkan dalam memproduksi kue

kacang (sehari).
23

5. Harga adalah harga jual kue kacang yang berlaku pada saat penelitian

(Rp/Pack).

6. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak berpengaruh terhadap

produksi, meliputi biaya penyusutan peralatan dan biaya sewa tempat

(Rp/Proses Produksi).

7. Biaya variable adalah biaya yang besar kecilnya berpengaruh terhadap

produksi, meliputi biaya bahan baku dan tenaga kerja (Rp/Proses produksi).

8. Biaya total adalah semua biaya yang digunakan dalam usaha pengolahan kue

kacang, meliputi biaya tetap ditambah biaya variable (Rp/Proses Produksi).

9. Penerimaan adalah perkalian antara produk yang terjual dengnan harga jual

(Rp/Proses Produksi).

10. Pendapatan adalah jumlah penerimaan yang dikurangi dengan biaya total

produksi (Rp/Proses Produksi).

11. Pengolahan adalah usaha yang jumlah pekerjanya 1-3 orang.

12. Nilai tambah adalah harga jual dikurangi nilai biaya variable dikurang biaya

tenaga kerja.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay

Madang Timur Kabupaten OKU Timur. Penentuan tempat penelitian ini

dilakukan dengan sengaja (Purposive), didaerah tersebut terdapat Usaha

Pengolahan Kue Kacang Kering. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

November-Desember 2022.

B. Metode Penelitian dan Penarikan Contoh

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus,

fakta dan keterangan yang dicari dalam penelitian ini yaitu mengenai bagaimana

proses pengolahan kacang tanah menjadi kue kacang kering guna memperoleh

informasi yang dibutuhkan.

Metode penarikan contoh dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

sensus dengan 1 populasi dan 1 sample yaitu pembuatan kue kacang kering di

Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur

sudah lima tahun menjalankan usahanya.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan

24
25

menggunakan daftar pertanyaan atau data quisioner yang telah dipersiapkan

terlebuih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka dan

diperoleh melalui browsing internet guna mencari artikel dan data lainnya yang

mendukung penelitian. Adapun data yang dikumpulkan melalui tahapan-tahapan

berikut :

1. Quisioner

Quisioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada

responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam quisioner

kemudian dicatat/direkam.

2. Observasi

Pengamatan melibatkan semua indra (penglihatan, pendengaran,

penciuman, pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan

alat rekam elektronik.

3. Wawancara

Pengambilan data melalui wawancara/secara lisan langsung dengan

sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone. Jawaban

responden di rekam dan diraangkum sendiri oleh peneliti.

4. Dokumen

Pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari

lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendeukung kelengkapan data

yang lain (Sutrisno, 1992).


26

D. Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari lapangan, diolah secara tabulasi dan matematis.

Yang meliputi biaya produksi, penerimaan, pendapatan, menghitung R/C Ratio,

Nilai Tambah.

1. Untuk menjawab tujuan pertama yaitu menghitung besarnya pendapatan yang

diperoleh dari Pengolahan Kue Kacang Kering di Desa Tambak Boyo

Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur menggunakan rumus

sebagai berikut :

a. Biaya Produksi menggunakan rumus (Soekartawi, 2002)

TC = VC+FC……….(1)

Dimana :

TC = Total Cost/Total Biaya Produksi (Rp)

VC = Variabel Cost/Biaya Tidak Tetap (Rp)

FC = Fiex Cost/Biaya Tetap (Rp)

b. Untuk menghitung penerimaan (Soekartawi, 2002), digunakan rumus;

R = Y x P……….(2)

Dimana :

R = Revenius/Penerimaan (Rp)

Y = Yeild/Output Produksi (Rp)

P = Price/Harga

a = (Rp/Kg)

c. Untuk menghitung pendapatan (Soekartawi, 2002), digunakan rumus;

I = R – TC……….(3)
27

Dimana :

I = Income/Pendapatan (Rp)

R = Revenius/Penerimaan (Rp)

TC = Total Cost/Total Biaya Produksi (Rp)

2. Untuk menjawab tujuan kedua yaitu besarnya nilai tambah yang diperoleh

dari Pengolahan Kue Kacang Kering di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay

Madang Timur Kabupaten OKU Timur menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Untuk menghitung nilai tambah (Yudi, 2010) digunakan rumus:

AV = TR – IC……….(4)

Dimana :

AV = Added value/Nilai Tambah

TR = Total Revenue/Total Penerimaan

IC = Interediate Cost/Biaya Antara

(biaya produksi – tenaga kerja keluarga)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Wilayah

1. Letak dan Batas Wilayah Kelurahan Tambak Boyo

Desa Tambak Boyo merupakan salah satu desa yang berada di wilayah

Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur. Luas Desa Tambak

Boyo mencapai 600 Ha dengan jumlah penduduk mencapai 2.343 jiwa yang

terdiri dari 1.185 jiwa penduduk laki-laki dan 1.158 jiwa penduduk perempuan.

Adapun batas wilayah Desa Tambak Boyo secara administratif adalah:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Rejodadi dan Desa Sukajadi

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sukoharjo

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sumbersuko

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pangandonan

Berdasarkan wilayah Kelurahan Tambak Boyo termasuk ke dalam

wilayah yang strategis, karena dapat ditempuh menggunakan aneka transportasi

darat di antaranya sepeda, motor, dan mobil. Kondisi jalan darat yang dimiliki

Desa Tambak Boyo saat ini sudah bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Kondisi

jalan desa sebagian besar masih merupakan jalan tanah berbatu dan sebagian lagi

ada yang aspal maupun di cor. Adapun jarak Desa Tambak Boyo dengan ibu kota

pemerintahan adalah:

a. Jarak dengan Ibukota Kecamatan Buay Madang Timur + 10 Km

b. Jarak dengan Ibukota Kabupaten OKU Timur + 50 km

28
29

c. Jarak dengan ibukota Propinsi Sumatera Selatan (Palembang) + 190 km

2. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Tambak Boyo pada bulan Desember 2016 adalah

2.343 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 913 KK. Pada umumnya

mata pencaharian penduduk Desa Tambak Boyo adalah sebagai petani, baik

sebagai pemilik lahan maupun petani penggarap. Menurut jenis kelaminnya,

penduduk Desa Tambak Boyo terdiri dari 1.185 jiwa penduduk laki-laki dan

1.158 jiwa penduduk perempuan.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Tambak Boyo Berdasarkan Jenis Kelamin, 2016

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Laki-laki 1.185 51

2. Perempuan 1.158 49

Jumlah 2.343 100

Sumber : Monografi Desa Tambak Boyo, 2016.

Berdasarkan data monografi desa, Desa Tambak Boyo mempunya luas

lahan kurang lebih 600 Ha, yang terdiri dari lahan persawahan seluas 354 Ha,

lahan pemukiman seluas 198 Ha, lahan ladang 46 Ha dan sisanya seluas 1 Ha

terdiri dari lahan perkantoran, bangunan sekolah dan tempat ibadah, lahan

pemakaman seluas 1 Ha.


30

3. Sarana dan Prasarana Desa Tambak Boyo

Transportasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung

perkembangan suatu daerah atau kawasan. Seluruh hasil pertanian di distribusikan

melalui jalan darat. Alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat Desa

Tambak Boyo yaitu sepeda, motor ataupun mobil. Sarana perhubungan yang

paling utama di Desa Tambak Boyo adalah melalui perhubungan jalan darat.

Untuk jalan yang menghubungkan antara desa dengan Kecamatan sebagian besar

telah beraspal dan dicor, sedangkan jalan yang menghubungkan dengan rumah-

rumah penduduk dalam setiap kampong atau dusun masih berupa jalan tanah

berbatu dan sebagian aspal.

Transportasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung

perkembangan suatu daerah atau kawasan. Seluruh hasil pertanian di distribusikan

melalui jalan darat. Alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat Desa

Tambak Boyo yaitu sepeda, motor ataupun mobil.

B. Profil Responden

Usaha pengolahan kacang tanah nenjadi kue kacang kering yang diproduksi

oleh responden bernama Bapak Muhlison (45 tahun) yang beralamat di Desa

Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur

merupakan salah satu usaha pengolahan. Menurut responden usaha pengolahan

kacang tanah menjadi kue kacang merupakan usaha pokok yang sudah dimulai

sejak tahun 2017. Usaha pengolahan kue kacang kering terus berlanjut

dikarenakan usaha tersebut cukup memberikan keuntungan. Bapak Muhlison yang


31

sudah menikah dan dikaruniai dua anak yang berarti memiliki tanggungan

sebanyak empat orang. Untuk mengetahui identitas responden usaha pengolahan

kue kacang kering dapat dilihat melalui tabel dibawah ini.

C. Proses Pengolahan Kue Kacang Kering

Proses pengolahan kue kacang kering diawali dengan pengadaan bahan

baku dari pedagang. Berdasarkan penelitian dan kunjungan di lapangan proses

produksi dan pengolahan kacang tanah menjadi kue kacang kering di Desa

Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur. Dalam satu

bulannya dapat melakukan kurang lebih 20 kali proses produksi tergantung

kondisi dan keadaan responden. Berikut ini adalah beberapa kegiatan teknis yang

dilakukan dalam pengolahan kacang tanah menjadi kue kacang kering diantaranya

sebagai berikut:

1. Menyiapkan bahan baku utama yaitu kacang tanah. Menurut penelitian

dilapangan, dalam sekali produksi responden menggunakan bahan baku

kacang tanah 2 kg, minyak goreng 3 kg, gandum 15 kg, gula 2 kg, dan garam

20 gr.

2. Menyiapkan alat-alat pendukung proses pengolahan kue kacang kering seperti

oven, loyang, baskom stainless, gilingan, timbangan, cetakan, plastic dan

gunting.
32

3. Selanjutnya haluskan kacang tanah yang sudah disangrai dan gula

menggunakan gilingan khusus selama 60 menit.

4. Setelah proses penghalusan kemudian bahan-bahan dicampurkan dalam

baskom stainless selama 5 menit.

5. Bahan yang sudah dicampurkan lalu diadoni selama 5 menit menggunakan

tangan yang dilapisi sarung tangan plastic.

6. Kemudian adonan dicetak menggunakan cetakan khusus. Lama pencetakan

kurang lebih 60 menit jika dikerjakan oleh 2 orang

7. Selanjutnya, adonan yang sudah dicetak akan ditata pada loyang dan

dipanggang di oven selama 120 menit untuk adonan 10 kg.

8. Kue kacang yang telah di oven selanjutkan didinginkan lalu dikemas. Lama

pengemasan oleh 1 orang adalah 60 menit

9. Setelah selesai dikemas dalam bentuk pack, kue kacang tersebut siap di

pasarkan.

Dalam pemasaran nya sendiri, produk dipasarkan di warung-warung dan

toko-toko sekitar kota Belitang.

D. Analisa Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering

Berdasarkan adanya pengumpulan data yang di dapat dari lapangan, data

yang diperoleh diolah dengan analisis matematis. Analisis matematis dilakukan

dengan cara data yang sudah dikumpulkan diolah berdasarkan rumus-rumus yang

sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan hipotesis, yaitu menghitung besar dari
33

pendapatan, nilai tambah dari pengolahan kue kacang kering di Desa Tambak

Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur.

Berikut ini penjelasan secara rinci atau analisis matematis yang telah

peneliti lakukan dilapangan.

1. Pendapatan Pada Pengolahan Kue Kacang Kering di Desa Tambak Boyo

a. Total Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan akumulasi biaya yang dibutuhkan dalam proses

produksi, termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja. Biaya produksi yang

ada dalam pengolahan kue kacang kering yaitu biaya tetap dan biaya variable.

Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang tidak habis dalam satu kali proses

produksi dan dalam jumlah dari biaya tetap itu tidak mempengaruhi jumlah

produksi

Tabel 3. Biaya Produksi Pada Pengolahan Kue Kacang Kering di Desa Tambak

Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur

No Uraian Nilai Satuan

1 Biaya Tetap 11.300 (Rp/PP)

a. Sewa Tempat 9.000 (Rp/PP)

b. Penyusutan Alat 2.300 (Rp/PP)

2 Biaya Variabel 413.163 (Rp/PP)

a. Sarana Produksi 342.663 (Rp/PP)

b. Tenaga Kerja 70.500 (Rp/PP)

Total Biaya Produksi 424.463 (Rp/PP)


34

Sumber : Data Olahan, lampiran 7-8

Jumlah total biaya produksi diperoleh dari penjumlahan total biaya tetap

yaitu Rp. 11.300/proses produksi ditambah dengan rata-rata total biaya variabel

yaitu Rp. 413.163/proses produksi sehingga diperoleh rata-rata total biaya

produksi dalam usaha tersebut adalah Rp.424.463 /proses produksi.

b. Produksi, Harga Jual, Penerimaan dan Pendapatan Pada Pengolahan Kue

Kacang Kering di Desa Tambak Boyo

Produksi adalah suatu kegiatan pengolahan bahan baku sehingga menjadi

suatu produk yang dapat digunakan untuk kebutuhan. Jumlah kue kacang yang

dihasilkan setiap kali proses produksi adalah 10 kg dengan harga 5.000 per pack.

Harga jual adalah besarnya harga yang akan di bebankan kepada konsumen

yang diperoleh atau dihitung dari biaya-biaya produksi ditambah biaya non-

produksi dan ditambahkan dengan laba yang ditambahkan.

Penerimaan adalah jumlah dari hasil produksi yang diperoleh dari usaha

pengolahan kue kacang dalam sekali proses.

Sedangkan pendapatan adalah nilai bersih yang diterima oleh responden dari

hasil usaha pengolahan kue kacang kering, yaitu jumlah penerimaan dihitung

dengan mengalikan semua total produksi dengan harga yang diterima oleh

responden dikurang dengan biaya total. Biaya total itu sendiri dari biaya tetap dan

biaya variable.
35

Tabel 4. Produksi, Harga Jual, Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan pada

pengolahan kue kacang kering.

No Uraian Jumlah
1. Produksi 110 (Pack/Pp)

2. Harga Jual 5.000 (Rp/Pack)

3. Biaya Produksi 424.463 (Rp/Pp)

4. Penerimaan 550.000(Rp/PP)

5. Pendapatan 125.538 (Rp/PP)

Sumber : Olahan Data Primer, 2022 (Lampiran 9 dan 10)

Dalam pengolahan kacang tanah menjadi kue kacang, responden

membutuhkan kacang tanah rata-rata 2 kg/proses produksi. Dan dari 10 kg/proses

tersebut menghasilkan produksi 10 kg/proses produksi dan dikemas dalam plastik

primer dan sekunder dengan harga jual Rp 5000/pack. Dengan harga jual tersebut

diperoleh penerimaan sebesar Rp 550.000/rata-rata proses produksi, kemudian

rata-rata biaya produksi sebesar Rp 424.463/proses produksi maka diperoleh

pendapatan rata-rata sebesar Rp 125.538/proses produksi.

2. Nilai Tambah Usaha Pengolahan Kue kacang Kering di Desa Tambak

Boyo

Nilai tambah adalah selisih antara nilai komoditi yang mendapat perlakuan

dengan tahap tertentu dikurangi dengan nilai korbanan yang digunakan selama

proses produksi berlangsung.


36

Tabel 5. Nilai Tambah pada pembuatan kue kacang kering.

No Uraian Nilai Satuan

1. Kacang Tanah 2 Kg

2. Produksi 110 Pack

3. Harga Jual 5.000 (Rp/Pack)

4. Penerimaan 550.000 (Rp/PP)

5. Biaya Produksi 424.463 (Rp/PP)

6. Tenaga Kerja Keluarga 70.500 (Rp/PP)

7. Biaya Antara 353.963 (Rp/PP)

8. Nilai Tambah 196.038 (Rp/PP)

9. Nilai Tambah 98.019 (Rp/Kg)

Sumber : Data Olahan, (Lampiran 12)

Karena tenaga kerja tidak hanya dikerjakan dari luar keluarga (upahan) dan

juga dikerjakan oleh anggota keluarga yaitu sebagai control quality, maka tenaga

kerja keluarga adalah Rp 70.500, maka diperoleh biaya antara yaitu Rp 353.963.

Nilai tambah rata-rata yang dihasilkan dari Pengolahan Kue Kacang Kering di

Desa Tambak Boyo adalah Rp 196.038 (Rp/Proses) dan Rp 98.019 (Rp/Kg). Jadi

setiap satu kali proses produksi pada Pengolahan Kue Kacang Kering diperoleh

nilai tambah sebesar Rp 196.038. Kemudia setiap 1 Kg bahan baku kacang tanah

nilai tambahnya sebesar Rp 98.019.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah

dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendapatan yang diperoleh dalam usaha Pengolahan Kue Kacang Kering di

Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur

adalah Rp 125. 538/Proses Produksi

2. Sedangkan nilai tambah yang dihasilkan dalam usaha Pengolahan Kue Kacang

Kering di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten

OKU Timur adalah Rp 196.038 Rp/Proses dan Rp 98.019 Rp/Kg Kacang.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan peneliti dalam usaha tersebut adalah :

1. Hendaknya pengelola kacang tanah menjadi kue kacang kering agar tetap

menjaga dan senantiasa memperhatikan kualitas dan mutu produk dengan

quality control yang baik.

2. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku hendaknya pengelola kacang tanah

menjadi kue kacang kering memperbanyak mitra dengan pemasok bahan baku

tersebut agar produksi tidak terhambat.

37
38

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, L. 2003. Ekonomi Manajerial. Edisi Kelima. Balai Pustaka. Yogyakarta.

Baharsyah. 2002. Pengembangan Pengembangan Wilayah Perikanan di Indonesia.

Departemen Pertanian. Jakarta.

Firdaus, M. 2008.Manajemen Agribisnis.Jakarta: Bumi Aksara.

Fitriyani. 2019. Analisis Nilai Tambah Pengolahan Terong Menjadi Kripik

Terong di Desa Sriwangi Kecamatan Semendawai Suku III Kabupaten

OKU Timur. STIPER Belitang. Belitang. Tidak dipublikasikan.

Diakses pada tanggal 27 Oktober 2022.

Hansen dan Mowen. 2005. Manajemen Biaya. http://sutondoscript.blogspot.com.

Diakses pada tanggal 10 November 2022.

Hernanto, F. 2010. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Muftiadi, A. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Kareka. Bandung.

Nuraini. 2002. Pengantar Manajemen Agribisnis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nurbaiti, I. 2016. Analisi Nilai Tambah Pengolahan Cincau Hijau di Kabupaten

Ogan Komering Ilir. STIPER Belitang. Belitang. Tidak dipublikasikan.

Diakses Pada Tanggal 27 Oktober 2022

Samoelsoen., Nardhous. 2008. Pengantar Ekonomi Makro. Erlangga. Jakarta.

Saragih. 2001. Suara dari Bogor Membangun Sistem Agribisnis. Bogor.

Sjarkowi. 2010. Manajemen Pembangunan Agribisnis. Baldad Grafiti Press.

Palembang.

Sjarkowi, F dan Sufri, M. 2004. Manajemen Agribisnis. CV Balddad Grafitti

Press.Palembang ISBN: 979-96207-1-6. SKRIPSI Stiper Belitang. Diakses

Pada tanggal 12 Oktober 2022.


39

Soekartawi. 2001. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta.

Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia (UI Pres). Jakarta.

Suharjo dan Patong. 2004. Sendi-sendi Pokok Ekonomi Usahatani. Departemen

Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Bogor. Bogor.

Teken dan Asnawi. 2005. Faktor-faktor Produksi. Gramedia. Jakarta.

Yudi, AB. 2010. Agribisnis terintegrasi Hulu dan Hilir. CV Muara Indah.

Bandung.
40

Lampiran 1. Identitas Responden Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering


di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur
Umur Luas Lahan Lama Usaha Jumlah
No Nama Pendidikan
(Tahun) (M²) (Tahun) Tanggungan
1. Muhlison 45 48 5 SMK 4

Lampiran 2. Nilai Sewa Tempat Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering


di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur
Luas Lahan Sewa Tempat Sewa Tempat Sewa Tempat Pembulatan
No
(M²) (Rp/Tahun) (Rp/Bulan) (Rp/Proses) (Rp/Proses)
1. 48 3.000.000 250.000 8.333,33 9.000

Lampiran 3. Biaya Penyusutan Peralatan Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering Tambak Boyo Buay Madang Timur

Harga Beli Jumlah Nilai Sisa JUE Nilai Penyusutan Nilai Penyusutan Nilai Pembulatan
No Nama Alat Jumlah Satuan
(Rp/Satuan) (Rp) (Rp) (Bulan) (Rp/Bulan) (Rp/Proses) (Rp/Proses)
1. Oven 1 Unit 1.400.000 1.400.000 46.667 60 22.556 752 800
2. Tabung Gas 3 Kg 1 Unit 150.000 150.000 5.000 60 2.417 81 100
3. Baskom Stainless 1 Unit 45.000 45.000 1.500 60 725 24 100
4. Loyang 8 Unit 40.000 320.000 1.333 60 5.156 172 200
5. Mesin Penggilingan 1 Unit 1.200.000 1.200.000 40.000 60 19.333 644 700
6. Timbangan 1 Unit 100.000 100.000 3.333 60 1.611 54 100
7. Necis 2 Unit 15.000 30.000 5.000 6 3.333 111 200
8 Cetakan 2 Unit 7.000 14.000 1.167 12 972 32 100
2.957.000 3.259.000 104.000 56.103 1.870 2.300

Lampiran 4. Biaya Tetap Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering


di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur
No Komponen Nilai
Biaya (Rp/Proses)
1. Sewa Tempat 9.000
2. Penyusutan Alat 2.300
Jumlah 11.300
41

Lampiran 5. Biaya Bahan Baku Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur
(Proses 1)
Volume Satuan Harga Beli Jumlah Jumlah
No Nama Barang
(Rp/Satuan) (Rp/Proses) (Rp/Bulan)
1. Kacang Tanah 2 Kg 28.000 56.000 1.400.000
2. Minyak Goreng 3 Kg 14.000 42.000 1.050.000
3. Gula 2,5 Kg 13.000 32.500 812.500
4. Gandum 15 Kg 8.000 120.000 3.000.000
5. Garam 0,5 gram 1.000 500 12.500
6. Isi Necis 0,5 Bungkus 3.000 1.500 37.500
7. Gas Elpiji Isi Ulang 3 Kg 7.000 21.000 525.000
8. Plastik Kecil 1100 Lembar 50 55.000 1.375.000
9. Plastik Besar 110 Lembar 100 11.000 275.000
74.150 339.500 8.487.500

Lampiran 5. Biaya Bahan Baku Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur
(Proses 2)
No Nama Barang Volume Satuan Harga Beli Jumlah Jumlah
(Rp/Satuan) (Rp/Proses) (Rp/Bulan)
1. Kacang Tanah 2 Kg 28.000 56.000 1.400.000
2. Minyak Goreng 3 Kg 14.000 42.000 1.050.000
3. Gula 2,5 Kg 13.000 32.500 812.500
4. Gandum 15 Kg 8.000 120.000 3.000.000
5. Isi Necis 0,5 Bungkus 3.000 1.500 37.500
6. Plastik Kecil 1100 Lembar 50 55.000 1.375.000
7. Plastik Besar 110 Lembar 100 11.000 275.000
66.150 318.000 7.950.000

Lampiran 5. Biaya Bahan Baku Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering Kecamataan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur
(Proses 3)
No Nama Barang Volume Satuan Harga Beli Jumlah Jumlah
(Rp/Satuan) (Rp/Proses) (Rp/Bulan)
1. Kacang Tanah 2 Kg 28.000 56.000 1.400.000
2. Minyak Goreng 3 Kg 14.000 42.000 1.050.000
3. Gula 2,5 Kg 13.000 32.500 812.500
4. Gandum 15 Kg 8.000 120.000 3.000.000
5. Isi Necis 0,5 Bungkus 3.000 1.500 37.500
6. Gas Elpiji Isi Ulang 3 Kg 50 150 3.750
7. Plastik Kecil 1100 Lembar 100 110.000 2.750.000
8. Plastik Besar 110 Lembar 300 33.000 825.000
66.450 395.150 9.878.750

Lampiran 5. Biaya Bahan Baku Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering Kecamataan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur
(Proses 4)
No Nama Barang Volume Satuan Harga Beli Jumlah Jumlah
(Rp/Satuan) (Rp/Proses) (Rp/Bulan)
1. Kacang Tanah 2 Kg 28.000 56.000 1.400.000
2. Minyak Goreng 3 Kg 14.000 42.000 1.050.000
3. Gula 2,5 Kg 13.000 32.500 812.500
4. Gandum 15 Kg 8.000 120.000 3.000.000
5. Isi Necis 0,5 Bungkus 3.000 1.500 37.500
6. Plastik Kecil 1100 Lembar 50 55.000 1.375.000
7. Plastik Besar 110 Lembar 100 11.000 275.000
66.150 318.000 7.950.000
42

Lampiran 5. Rata-rata Penggunaan Bahan Baku

No Nama Barang Volume Satuan Harga Beli Jumlah Jumlah


(Rp/Satuan) (Rp/Proses) (Rp/Bulan)
1. Kacang Tanah 2 Kg 28.000 56.000 1.400.000
2. Minyak Goreng 3 Kg 14.000 42000 1.050.000
3. Gula 2,5 Kg 13.000 32500 812.500
4. Gandum 15 Kg 8.000 120000 3.000.000
5. Garam 0,125 Kg 3.000 375 9.375
6. Isi Necis 1 Bungkus 50 25 625
7. Gas Elpiji Isi Ulang 2 Kg 100 150 3.750
8. Plastik Kecil 1100 Lembar 100 110000 2.750.000
9. Plastik Besar 110 Lembar 300 33000 825.000
66.550 394.050 9.851.250

Lampiran 6. Biaya Tenaga Kerja Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering (Proses 1)
di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur
Jumlah Lama Proses HOK Upah Upah
No Uraian Kegiatan
TK (Jam) (Rp/HOK) (Rp/Proses)
1 Penggilingan kacang dan gula 1 1,00 0,13 80.000 10.000
2 Pencampuran bahan dan pengadonan 1 0,05 0,01 80.000 500
3 Pencetakan 2 1,00 0,25 80.000 20.000
4 Pemanggangan 1 2,00 0,25 80.000 20.000
5 Pengemasan 1 1,00 0,13 80.000 10.000
6 Pemasaran 1 1,00 0,13 80.000 10.000
Jumlah 70.500
Tenaga Kerja Keluarga 70.500

Lampiran 6. Biaya Tenaga Kerja Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering (Proses 2)
di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur
Jumlah Lama Proses HOK Upah Upah
No Uraian Kegiatan
TK (Jam) (Rp/HOK) (Rp/Proses)
1 Penggilingan kacang dan gula 1 1,00 0,13 80.000 10.000
2 Pencampuran bahan dan pengadonan 1 0,05 0,01 80.000 500
3 Pencetakan 2 1,00 0,25 80.000 20.000
4 Pemanggangan 1 2,00 0,25 80.000 20.000
5 Pengemasan 1 1,00 0,13 80.000 10.000
6 Pemasaran 1 1,00 0,13 80.000 10.000
Jumlah 70.500
Tenaga Kerja Keluarga 70.500

Lampiran 6. Biaya Tenaga Kerja Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering (Proses 3)
di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur
Jumlah Lama Proses HOK Upah Upah
No Uraian Kegiatan
TK (Jam) (Rp/HOK) (Rp/Proses)
1 Penggilingan kacang dan gula 1 1,00 0,13 80.000 10.000
2 Pencampuran bahan dan pengadonan 1 0,05 0,01 80.000 500
3 Pencetakan 2 1,00 0,25 80.000 20.000
4 Pemanggangan 1 2,00 0,25 80.000 20.000
5 Pengemasan 1 1,00 0,13 80.000 10.000
6 Pemasaran 1 1,00 0,13 80.000 10.000
Jumlah 70.500
Tenaga Kerja Keluarga 70.500
43

Lampiran 6. Biaya Tenaga Kerja Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering (Proses 4)
di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur
Jumlah Lama Proses HOK Upah Upah
No Uraian Kegiatan
TK (Jam) (Rp/HOK) (Rp/Proses)
1 Penggilingan kacang dan gula 1 1,00 0,13 80.000 10.000
2 Pencampuran bahan dan pengadonan 1 0,05 0,01 80.000 500
3 Pencetakan 2 1,00 0,25 80.000 20.000
4 Pemanggangan 1 2,00 0,25 80.000 20.000
5 Pengemasan 1 1,00 0,13 80.000 10.000
6 Pemasaran 1 1,00 0,13 80.000 10.000
Jumlah 70.500
Tenaga Kerja Keluarga 70.500

Lampiran 6. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja


di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur
No Uraian Kegiatan Jumlah Lama Proses HOK Upah Upah
TK (Jam) (Rp/HOK) (Rp/Proses)
1 Penggilingan kacang dan gula 1 1,00 0,13 80.000 10.000
2 Pencampuran bahan dan Pengadonan 1 0,05 0,01 80.000 500
3 Pencetakan 2 1,00 0,25 80.000 20.000
4 Pemanggangan 1 2,00 0,25 80.000 20.000
5 Pengemasan 1 1,00 0,13 80.000 10.000
6 Pemasaran 1 1,00 0,13 80.000 10.000
Jumlah 70.500
Tenaga Kerja Keluarga 70.500

Lampiran 7. Total Biaya Variabel Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering


di Desa Tambak Boyo Buay Madang Timur (Proses 1)
No Nilai
Uraian
(Rp/Proses)
1 Biaya Bahan Baku 339.500
2 Biaya Tenaga Kerja 70.500
Jumlah 410.000

Lampiran 7. Total Biaya Variabel Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering


di Desa Tambak Boyo Buay Madang Timur (Proses 2)
No Nilai
Uraian
(Rp/Proses)
1 Biaya Bahan Baku 318.000
2 Biaya Tenaga Kerja 70.500
Jumlah 388.500
44

Lampiran 7. Total Biaya Variabel Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering


di Desa Tambak Boyo Buay Madang Timur (Proses 3)
No Nilai
Uraian
(Rp/Proses)
1 Biaya Bahan Baku 395.150
2 Biaya Tenaga Kerja 70.500
Jumlah 465.650

Lampiran 7. Total Biaya Variabel Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering


di Desa Tambak Boyo Buay Madang Timur (Proses 4)
No Nilai
Uraian
(Rp/Proses)
1 Biaya Bahan Baku 318.000
2 Biaya Tenaga Kerja 70.500
Jumlah 388.500

Lampiran 7. Rata-rata Biaya Variabel Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering


di Desa Tambak Boyo Buay Madang Timur
No Nilai
Uraian
(Rp/Proses)
1 Biaya Bahan Baku 342.663
2 Biaya Tenaga Kerja 70.500
Jumlah 413.163

Lampiran 8. Total Biaya Produksi Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering


di Desa Tambak Boyo Buay Madang Timur (Proses 1)
No Nilai
Uraian
(Rp/Proses)
1 Biaya Tetap 11.300
2 Biaya Variabel 410.000
Jumlah 421.300
45

Lampiran 8. Total Biaya Produksi Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering


di Desa Tambak Boyo Buay Madang Timur (Proses 2)
No Nilai
Uraian
(Rp/Proses)
1 Biaya Tetap 11.300
2 Biaya Variabel 388.500
Jumlah 399.800

Lampiran 8. Total Biaya Produksi Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering


di Desa Tambak Boyo Buay Madang Timur (Proses 3)
No Nilai
Uraian
(Rp/Proses)
1 Biaya Tetap 11.300
2 Biaya Variabel 465.650
Jumlah 476.950

Lampiran 8. Total Biaya Produksi Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering


di Desa Tambak Boyo Buay Madang Timur (Proses 4)
No Nilai
Uraian
(Rp/Proses)
1 Biaya Tetap 11.300
2 Biaya Variabel 388.500
Jumlah 399.800

Lampiran 8. Rata-rata Total Biaya Produksi Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering
di Desa Tambak Boyo Buay Madang Timur
No Nilai
Uraian
(Rp/Proses)
1 Biaya Tetap 11.300
2 Biaya Variabel 413.163
Jumlah 424.463

Lampiran 9. Produksi, Harga dan Penerimaan Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering
di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur
No Kebutuhan Kacang Produksi Kue Kacang Produksi Kue Kacang Harga Penerimaan
(Kg/Proses) (Kg/Proses) (Pack/Proses) (Rp/pack) (Rp/Proses)
1 2 10 110 5.000 550.000
2 2 10 110 5.000 550.000
3 2 10 110 5.000 550.000
4 2 10 110 5.000 550.000
Ʃ 2.200.000
Ӯ 550.000
46

Lampiran 10. Analisis Pendapatan dan R/C Rasio Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering
di Desa Tambak Boyo Buay Madang Timur
No Penerimaan Biaya Produksi Pendapatan
R/C B/C
(Rp/Proses) (Rp/Proses) (Rp/Proses)
1 550.000 421.300 128.700 1,31 0,31
2 550.000 399.800 150.200 1,38 0,38
3 550.000 476.950 73.050 1,15 0,15
4 550.000 399.800 150.200 1,38 0,38
Ʃ 2.200.000 1.697.850 502.150 5,21 1,21
Ӯ 550.000 424.463 125.538 1,30 0,30

Lampiran 12. Analisis Nilai Tambah Usaha Pengolahan Kue Kacang Kering di Desa Tambak Boyo
Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur
Kebutuhan Harga Produksi Produksi Total
No Kacang Tanah Kue Kacang Kue Kacang Kering Kue Kacang Kering Penerimaan
(Kg/Proses) (Rp/Pack) (Kg/Proses) (Pack/Proses) (Rp/Proses)
1 2 5.000 10 110 550.000
2 2 5.000 10 110 550.000
3 2 5.000 10 110 550.000
4 2 5.000 10 110 550.000
Ʃ 2.200.000
Ӯ 550.000

Biaya Biaya Intermediate Cost Nilai Nilai


Produksi Tenaga Kerja Keluarga (Biaya Antara) Tambah Tambah
(Rp/Proses) (Rp/Proses) (Rp/Proses) (Rp/Proses) (Rp/Kg )
421.300 70.500 350.800 199.200 99.600
399.800 70.500 329.300 220.700 110.350
476.950 70.500 406.450 143.550 71.775
399.800 70.500 329.300 220.700 110.350
1.697.850 282.000 1.415.850 784.150 392.075
424.463 70.500 353.963 196.038 98.019

Anda mungkin juga menyukai