Anda di halaman 1dari 20

KONSEP-KONSEP DASAR FILSAFAT

TUGAS MAKALAH
Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu pada
Program Strata Satu (S1) Program Hukum Keluarga Islam
Universitas Al-Khairaat (UNISA) Palu

Dosen Penganmpu:
Ustadz Ali Zainal Abidin Al-Habsyi, S.H, M.H

Disusun Oleh:
Ahmad (223111031)
Alif (223111034)
Amriadi (2231110**)
Irawan (223111037)
Irfansyah (223111035)
Masrur Marzuqi (223111059)
Muh. Nafis Al-Amri (223111047)
Taufik (223111057)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT (UNISA) PALU
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
karunia, rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Filsafat Ilmu ini yang berjudul “Konsep-Konsep Dasar Filsafat ".

Shalawat teriring salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad


SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman
Islamiyah seperti sekarang ini.

Rasa terima kasih kami sampaikan pula kepada Ustadz Ali Zainal Abidin
Al-Habsyi, S.H, M.H selaku dosen mata kuliah “Filsafat Ilmu” yang telah
membimbing kami dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari dalam menyusun makalah ini masih banyak terdapat


kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penyusun khususnya. Aamiin.

Palu Barat, Rabu 6 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Filsafat.................................................................................................. 3
B. Problem Dalam Filsafat........................................................................ 4
C. Berfikir Filsafat..................................................................................... 5
D. Cabang-Cabang Filsafat........................................................................ 5
BAB III PENUTUP......................................................................................... 8
A. Kesimpulan........................................................................................... 8

B. Saran..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fenomena perkembangan abad mutakhir menghendaki adanya suatu


sistem pengetahuan yang komprehensif dengan demikian berdampak pada ilmu
pengetahuan yang berkembang terus menerus tanpa berhenti seiring dengan
perkembangan pengetahuan manusia. Perkembangan pengetahuan manusia
tentang kehidupan, alam semesta dan hal-hal yang bersifat abstrak merupakan
tantangan dan tujuan dari pencarian kebenaran sejati.

Perkembangan masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan


manusia yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap, pengatahuan,
kecerdasan, keterampilan, kemampuan komunikasi, dan kesadaran akan ekologi
lingkungan dengan tujuan menjadikan manusia tidak hanya berintelektual tingggi,
tetapi juga memilki akhlak mulia.

Hal-hal demikian menjadikan seseorang untuk berfikir secara mendalam,


merenung, menganalisis dan menguji coba, serta merumuskan sesuatu kesimpulan
yang dianggap benar sehingga dengan melakukan kegiatan terebut dengan tidak
sadar sudah melakukan kegiatan berfilsafat, maka dari itu ilmu lahir dari filsafat
atau dapat dikatakan filsafat merupakan induk dari sebuah ilmu, oleh karena itu
filsafat mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan ilmu.

Adapun pengertian dari filsafat dapat dilihat dari segi etimologis,


terminologis, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat sebagai ilmu. Filsafat
merupakan sesuatu yang digunakan untuk mengkaji hal-hal yang ingin dicari
kebenaranya dengan menerapkan metode-metode filsafat.

1
Apakah Filsafat itu? dan
Bagaimana Deϐinisinya?
Pertanyaan itulah yang
pertama
kali muncul di kepala kita
ketika akan mempelajari
ilmu filsafat. Istilah
“filsafat”
dapat ditinjau dari dua
segi, yakni: a). Segi
semantik: perkataan
filsafat berasal dari
bahasa arab ‘falsafah’,
yang berasal dari bahasa

2
yunani, ‘philosophia’, yang
berarti
‘philos’= cinta, suka
(loving), dan ’sophia’ =
pengetahuan, hikmah
(wisdom). Jadi
‘philosophia’ berarti cinta
kepada kebijaksanaan atau
cinta kepada kebenaran.
Maksudnya, setiap orang
yang berfilsafat diharapkan
menjadi bijaksana. b). Segi
praktis: dilihat dari
pengertian praktisnya,

3
filsafat berarti ‘alam
pikiran’ atau ‘alam
berpikir’. Berfilsafat
artinya berpikir, olah pikir.
Namun tidak semua
berpikir berarti
berfilsafat. Berfilsafat
adalah berpikir secara
mendalam dan sungguh-
sungguh.
Sebuah semboyan
mengatakan bahwa “setiap
manusia adalah filsuf”.
Semboyan ini

4
benar juga, sebab semua
manusia berpikir. Akan
tetapi secara umum
semboyan itu
tidak benar, sebab tidak
semua manusia yang
berpikir adalah filsuf.
Tegasnya, filsafat
adalah hasil akal seorang
manusia yang mencari dan
memikirkan suatu
kebenaran
dengan sedalam-dalamnya.
Apakah Filsafat itu? dan
Bagaimana Deϐinisinya?
5
Pertanyaan itulah yang
pertama
kali muncul di kepala kita
ketika akan mempelajari
ilmu filsafat. Istilah
“filsafat”
dapat ditinjau dari dua
segi, yakni: a). Segi
semantik: perkataan
filsafat berasal dari
bahasa arab ‘falsafah’,
yang berasal dari bahasa
yunani, ‘philosophia’, yang
berarti

6
‘philos’= cinta, suka
(loving), dan ’sophia’ =
pengetahuan, hikmah
(wisdom). Jadi
‘philosophia’ berarti cinta
kepada kebijaksanaan atau
cinta kepada kebenaran.
Maksudnya, setiap orang
yang berfilsafat diharapkan
menjadi bijaksana. b). Segi
praktis: dilihat dari
pengertian praktisnya,
filsafat berarti ‘alam
pikiran’ atau ‘alam

7
berpikir’. Berfilsafat
artinya berpikir, olah pikir.
Namun tidak semua
berpikir berarti
berfilsafat. Berfilsafat
adalah berpikir secara
mendalam dan sungguh-
sungguh.
Sebuah semboyan
mengatakan bahwa “setiap
manusia adalah filsuf”.
Semboyan ini
benar juga, sebab semua
manusia berpikir. Akan

8
tetapi secara umum
semboyan itu
tidak benar, sebab tidak
semua manusia yang
berpikir adalah filsuf.
Tegasnya, filsafat
adalah hasil akal seorang
manusia yang mencari dan
memikirkan suatu
kebenaran
dengan sedalam-dalamnya.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini
sebagai beriku;
1. Jelaskan Definisi Filsafat!

9
2. Apa Problem Dalam Filsafat?
3. Bagaimana Berfikir Filsafat?
4. Sebutkan Cabang-Cabang Filsafat!

C. TUJUAN PENULISAN

Dalam penulisan makalah ini pastinya memiliki tujuan. Adapun tujuan


ditulisnya makalah ini yaitu;
1. Mengetahui Definisi Filsafat
2. Mengetahui Cara Berfikir Filsafat
3. Mengetahui Cabang-Cabang Filsafat
4. Dapat Menyimpulkan Konsep Dasar Filsafat dan Sebagai Bentuk
Tambahan Wawasan

10
BAB II
PEMBAHASAN

A. Filsafat

Istilah “filsafat” bisa dilihat dari dua segi, yakni segi semantik asal kata
filsafat berasal dari bahasa Arab “falsafah”, yang berasal dari bahasa yunani,
philosophia‟, yang berarti “philos” yang artinya cinta, suka (loving), dan ‟sophia”
yang artinya pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi „philosophia‟ artinya cinta
kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran.1

Dari segi praktis ditinjau dari pengertian praktisnya, filsafat artinya “alam
pikiran” atau “alam berpikir” (Kristiawan 2016). Adapun pengertian Filsafat
menurut beberapa ahli, yaitu:2
1. Francis Bacon: Filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu, dan filsafat
menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya.
2. Al Farabi: Filsafat adalah ilmu tentang alam maujud bagaimana hakikat
sebenarnya.
3. Rene Descartes: Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana
Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa filsafat merupakan perkembangan pemikiran
kefilsatan, antara satu ahli filsafat dan ahli filsafat lainya yang selalu
berbeda dan hampir sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri.

1
Tuti, dkk. Hubungan Filsafat dengan filsafat Pendidikan. Makalah 2017.
2
Eka Lathifa,Pakshi, dkk. Konsep Dasar Filsafast dan Filsafat Pendidikan. Makalah 2018.

11
B. Problem Dalam Filsafat

Adapun persoalan mengenai keheranan atau kekagumam terhadap suatu


hal, belum tentu semua persoalan tersebut termasuk persoalan filsafat. Ciri-ciri
dari persoalan filsafat yaitu:3
1. Bersifat Sangat Umum yaitu persoalan kefilsafatan tidak berkaitan dengan
objek-objek khusus. Dengan kata lain, sebagian besar masalah kefilsafatan
berhubungan dengan ide-ide besar.
2. Tidak Bersifat Fakta yaitu persoalan filsafat bersifat spekulatif. Berbagai
persoalan yang dihadapi melewati batasbatas pengetahuan ilmiah.
Sedangkan pengetahuan ilmiah sendiri adalah pengetahuan yang
menyangkut fakta.
3. Berkaitan Dengan Nilai-Nilai (Values) yaitu persoalan-persoalan
kefilsafatan berhubungan dengan penilaian, baik nilai moral, estetis,
agama, dan sosial. Nilai dalam pengertian ini merupakan suatu nilai
abstrak pada suatu hal. Nilai-nilai dapat dipahami dan dihayati
4. Bersifat Kritis adalah analisis secara kritis terhadap beberapa konsep dan
arti yang biasanya diterima dengan begitu saja oleh suatu ilmu tanpa
pemeriksaan secara kritis. Salah satu tugas ahli filsafat yaitu memeriksa
dan menilai berbagai dugaan, mengemukakan dan menentukan batas-batas
penerapannya.
5. Bersifat Sinoptik mencakup struktur kenyataan secara keseluruhan.
Filsafat adalah ilmu yang membuat susunan kenyataan sebagai
keseluruhan.
6. Bersifat Implikatif yaitu persoalan filsafat yang membutuhkan jawaban
dan dari jawaban itu akan menimbulkan persoalan baru yang saling
berkaitan. Jawaban yang diutarakan mengandung akibat-akibat lebih jauh
yang menyentuh berbagai kepentingan manusia.

3
“Ruang Lingkup Filsafat IIlmu”.burhanuddin.wordpress.com.23 September 2013.2
September2019.<ttps://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/ruanglingkup-filsafat-ilmu-2>

12
C. Berfikir Filsafat

Berpikir secara kefilsafatan sudah tentu berpikir secara menyeluruh dan


karena berpikir yaitu kegiatan pengetahuan mengelola informasi yang diterima.
Berpikir adalah suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Apa
yang disebut benar bagi tiap orang belum tentu benar bagi yang lain. Oleh karena
itu, proses kegiatan berpikir dapat menghasilkan pengetahuan yang benar dan
berbeda-beda. Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran memiliki kriteria
kebenaran dan kriteria kebenaran ini adalah landasan bagi proses penemuan
kebenaran tersebut. Karena pemikiran keilmuan bukanlah suatu pemikiran yang
biasa. Berpikir keilmuan, atau berpikir sungguh-sungguh merupakan salah satu
cara berpikir yang diarahkan dan didisiplinkan kepada pengetahuan.

D. Cabang-Cabang Filsafat

Banyak filsuf yang membagi filsafat ilmu menjadi berbagai cabang. Setiap
filsuf mempunyai perbedaan dalam membagi cabang filsafat ilmu. Walaupun ada
perbedaan dalam pembagiannya, namun persamaanya lebih dominan. Dari
beberapa pandangan filsuf tersebut, sekarang filsafat mempunyai beberapa
cabang, yaitu metafisika, logika, epistemologi, etika, dan estetika.4

1. Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang
yang ada atau sesuatu dibalik yang tampak. Metafisika tidak timbul
dengan karakter sebagai disiplin ilmu yang normatif tetapi tetap filsafat
yang ditujukan terhadap pertanyaan-pertanyaan seputar perangkat dasar
kategori untuk membedakan dan menghubungkan berbagai fenomena
percobaan yang dibuat oleh manusia. Persoalan metafisis dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu ontologi, kosmologi dan antropologi.

4
“Filsafat”.slideshare. net. 30 Maret 2013. <https://www.slideshare.net/susiyanti9619934/filsafat-
17903965>

13
a Ontologi (Teori Alam dan Tipe-Tipe Realitas)
Ontologi adalah salah satu kajian kefilsafatan yang paling
kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas
keberadaan sesuatu yang bersifat nyata atau realistis. Adapun teori
Ontologi utama meliputi, materialisme, Idealisme dan dualisme.
b Kosmologi (Teori Umum Proses Realitas)
Kosmologi berkepentingan terhadap cara berbagai benda
dan kejadian yang satu mengikuti cara berbagai benda dan kejadian
yang lain menurut pergantian waktu (satu benda ditentukan oleh
benda lainnya).
c Determinisme
Determinisme adalah pandangan tentang apapun yang
terjadi bersifat universal, tanpa terkecuali, dan secara lengkap
ditentukan oleh sebab-sebab sebelumnya. Bila pandangan ini
digabung dengan konsepsi materialisme, yaitu semua proses adalah
fisik secara ekslusif, maka pandangan deterministik ini dinamakan
mekanisme.
d Antropologi
Antropologi Adalah ilmu yang meneliti tentang manusia yang
berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang hakikat
manusia dan pentingnya dalam alam semesta.

2. Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang meneliti lurus tidaknya pemikiran
kita. Logika mengemukakan tentang berbagai prinsip inferensia
(kesimpulan) yang absah (valid) dan topik-topik yang saling berhubungan.
Logika dibagi menjadi dua, yaitu logika deduktif (deductive form of
inference), dan logika induktif (inductive form of inference).
3. Epistemologi
Epistemologi (dari bahasa Yunani episteme yang artinya pengetahuan dan
logos yang artinya kata/pembicaraan/ilmu) merupakan cabang filsafat

14
yang berhubungan dengan asal, sifat, serta jenis pengetahuan.
Epistomologi atau teori pengetahuan berkaitan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas
pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.
4. Etika
Etika merupakan cabang filsafat yang membahas perilaku (moral) atau
perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik maupun buruk. Etika
dalam kajian filsafatnya dapat diberi arti sebagai tata krama dan sopan
santun yang muncul dari pemahaman perbuatan yang baik dan buruk serta
sebuah aturan yang berlaku dalam masyarakat sehingga menjadi sebuah
kebudayaan yang wajib untuk taat dipatuhi.
5. Estetika
Estetika merupakan cabang filsafat yang membahas tentang keindahan.
Estetika disebut juga sebagai “filsafat keindahan” (philosophy of beauty).
Dalam Encyclopedia Americana (1973), estetika merupakan cabang
filsafat yang berkenaan dengan keindahan dan hal yang indah dalam alam
dan seni.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun pengertian dari filsafat dapat dilihat dari segi etimologis,
terminologis, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat sebagai ilmu. Filsafat
merupakan sesuatu yang digunakan untuk mengkaji hal-hal yang ingin dicari
kebenaranya dengan menerapkan metode-metode filsafat.

Ciri-ciri dari persoalan filsafat yaitu:


1. Bersifat Sangat Umum
2. Tidak Bersifat Fakta
3. Berkaitan Dengan Nilai-Nilai (Values)
4. Bersifat Kritis
5. Bersifat Sinoptik
6. Bersifat Implikatif

Cabang-cabang filsafat yaitu:


1. Metafisika
2. Logika
3. Epistemologi
4. Etika
5. Estetika

B. Saran
Sebagai makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna, kita diciptakaan
dengan akal. Salah satu bentuk bersyukur atas diciptakanya akal, kita harus
menggunakanya dengan sebaik mungkin. Namun dalam hal ini apabila ingin
berfilsafat secara syariat maka patutlah menyelerasikan antara dalil, pengalaman,
akal, dan data fakta.

16
DAFTAR PUSTAKA

Tuti, dkk. 2017. Hubungan Filsafat dengan filsafat Pendidikan. Makalah


Pakshi, Lathifa Eka,dkk. 2018. Konsep Dasar Filsafast dan Filsafat Pendidikan.
Makalah.
“Ruang Lingkup Filsafat IIlmu”.burhanuddin.wordpress.com.23 September
2013.2
September2019.<ttps://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/
ruanglingkup-filsafat-ilmu-2>
“Filsafat”.slideshare. net. 30 Maret 2013.
<https://www.slideshare.net/susiyanti9619934/filsafat-17903965>

17

Anda mungkin juga menyukai