Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KAPITA SELEKTA FIQIH

OLEH KELOMPOK 1

RIAN FERNANDES PUTRA : 2330404134

SELVI NUR RAHMADANI : 2330404147

WINDA DELFI HENDRA : 2330304160

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. FATHUR RAHMI, SHI., MA., CM

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat tuhan yang maha esa atas limpahan
rahmat dan karunia-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen mata kuliah
selekta fiqh yaitu Dr.Fathur Rahmi, SHI.,MA.,CM.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan mengenai materi yang saya bahas. Tak
lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah selekta fiqh yaitu
Dr. Fathur Rahmi, SHI.,McA.,CM,. Atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Dan juga kepda rekan rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan dan pandangan,
sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian makalah ini, dan juga penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak penyempurnaan makalah ini, sangat penulis
harapkan.

Batusangkar, 13 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
i

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 3

BAB II : PEMBAHASAN 2

A. Konsep Dasar Ilmu Fiqh 2


B. Kedudukan Fiqh Dalam Ajaran Islam 6
C. Perbedaan Antara Fiqh Dan Ushul 6
D. Qawaidul Fiqhiyah 7
1. Pengertian Qawaidul Fiqhiyah 7
2. Sejarah Perkembangan Dan Penyusunan Qawaidul Fiqhiyah 8
BAB III : PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
Daftar Pustaka 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fiqh merupakan sebuah cabang ilmu,yang tentunya bersifat ilmiah,logis dan
memiliki objek dan kaidah tertentu. Fiqh tidak tasawuf yang lebih merupakan gerakan
hati dan perasaan. Juga bukan seperti tarekat yang merupakan pelaksanaan ritual
ritual. Pembekalan materi yang baik,akan membentuk pribadi yang
mandiri,bertanggung jawab,dan memili budi pekerti yang luhur. Sehingga
memudahkan mahasiswa dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari.
Apalagi di zaman moden sekarang semakin banyak masalah masalah muncul yang
membutuhkan kajian fiqih. Oleh karena itu mahasiswa membutuhkan dasar ilmu dan
hukum islam untuk menanggapi permasalahan di masyarakat sekitar.
Tujuan pembelajaran fiqih adalah untuk membekali mahasiswa agar dapat
mengetahui dan memahami pokok pokok hukum islam secara terperinci dan
menyeluruh, baik berupa naqli dan dalil aqli melaksanakan dan mengamalkan
ketentuan hukum islam dengan benar.
Dalam mempelajari fiqih,bukan sekedar teori yang berarti tentang ilmu yang
jelas pembelajaran yang bersifat amaliyah, harus mengandung unsur teori dan
praktek. Belajar fiqih untuk diamalkan, bila berisi suruhan atau perintah,harus dapat
dilaksanakan, bila berisi larangan harus dapat ditinggalkan atau di jauhi.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja konsep dasar ilmu fiqh berdasarkan kepada pendapat beberapa ulama?
2. Bagaimana kedudukan fiqh dalam ajaran islam?
3. Apa saja perbedaan antara fiqh dengan ushul fiqh?
4. Apa itu qawaid fiqhiyah?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar ilmu fiqh
2. Memahami bagaimana kedudukan fiqh dalam ajaran islam
3. Mengetahui apa saja perbedaan antara fiqh dan ushul fiqh
4. Mengetahu apa itu qawaid fiqhiyah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Ilmu Fiqih


Fiqh sering disebut dengan hukum Islam, bahkan ketika mengenal secara
mendalam tentang fiqh berarti telah mengenal Islam, meskipun substansinya Islam,
bukan sekadar fiqh. Tanpa fiqh, Islam tidak begitu terlihat dalam praktik kehidupan
manusia. Dengan demikian, kedudukan fiqh sangat penting dalam Islam sebagai
agama.

2
Menurut bahasa, fiqh berasal dari kata faqiha-yafqahu-fighan yang berarti
"mengerti atau paham". Artinya, upaya aqliah dalam memahami ajaran-ajaran Islam
yang bersumber dari Al-Quran dan As- Sunnah. Al-Fiqh menurut bahasa adalah
mengetahui sesuatu dengan mengerti (al-'ilm bisyae'i ma'a al-fahm). Ibnu Al-Qayyim
mengatakan bahwa fiqh lebih khusus dari paham, yakni pemahaman mendalam
terhadap berbagai isyarat Al-Quran, baik secara tekstual maupun kontekstual.Secara
logika, pemahaman akan diperoleh apabila sumber ajaran yang dimaksudkan bersifat
tekstual, sedangkan pemahaman dapat dilakukan secara tekstual ataupun
kontekstual.Hasil dari pemahaman terhadap teks-teks ajaran islam disusun secara
sistematis untuk dapat diamalkan dengan mudah. Oleh karena itu ilmu fiqh
merupakan ilmu yg mempelajari ajaran islam yang disebut dengan syariat yang
bersifat Amaliah (praktis), yang diperoleh dari dalil-dalil yang sistematis1.
Rasyid Ridha mengatakan bahwa dalam Al-Quran banyak ditemukan kata-
kata fiqh, yang artinya paham yang mendalam dan luas terhadap segala hakikat.
Dengan fiqh, seorang 'alim menjadi ahli hikmah(filsuf), yaitu pengamal yang
memiliki sikap teguh.
Dalam terminologi Al-Quran dan sunnah, fiqh adalah pengetahuan yang luas
dan mendalam mengenai perintah dan realitas Islam serta tidak memiliki relevansi
khusus dengan bagian ilmu tertentu Dalam terminologi ulama, istilah fiqh secara
khusus diterapkan pada pemahaman yang mendalam atas hukum-hukum Islam.2
Allah SWT. berfirman dalam Al-Quran surat Al-An'am ayat 65

‫اْنُظْر َكْيَفُنَص ِّر ُفاآْل َياِتَلَع َّلُهْمَيْفَقُهوَن‬


Artinya :

Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda- tanda


(kekuasaan Kami) agar mereka memahami nya.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim
terdapat lafaz fiqh yang maksudnya cerdas atau paham dalam masalah agama.

‫منُيِرِد اللُهِبِه َخْيٌرُيفقههفيالدين‬

Artinya :

1
Wahab afif,studi perbandingan mazhab, Jakarta: Darul ulum press, 1991, hlm, 5.
2
Murthada Muthahari dan Muhammad Baqir Al-Sahdr, pengantar Ushul fiqh dan Ushul fiqh perbandingan,
Pustaka Hidayah, 1993, hlm, 176

3
"Barang siapa dikehendaki Allah kebaikan, maka Allah menjadikannya
mengerti/paham tentang agama-Nya"

Menurut Abdul Wahab Khalaf, fiqh adalah:

‫العلمبالكحكاِم الَّش ْر ِع َّيِةاْلَع َم ِلَّيِةالُم ْك َتَسَبِةمنأدلتهاالتفصيلية‬

Ilmu tentang hukum-hukum syara' yang bersifat amali yang diambil dari dalil-
dalil yang terperinci.

Menurut pengertian fuqaha (ahli hukum Islam), fiqh merupakan pengertian


zhanni (sangkaan atau dugaan) tentang hukum syariat yang berhubungan dengan
tingkah laku manusia.

Shadru Al-Syari'ah Ubaidillah bin Mas'ud menyebutkan, "Istilah fiqh menurut


generasi pertama identik atas ilmu akhirat dan pengetahuan tentang seluk-beluk
kejiwaan, sikap cenderung pada akhirat dan meremehkan dunia, dan tidak hanya
mencakup fatwa dan (urusan) hukum-hukum yang zahir". Definisi tersebut diperkuat
dengan perkataan Al-Imam Al-Hasan Al- Bashri, "Orang faqih adalah yang berpaling
dari dunia, menginginkan akhirat, memahami agamanya, konsisten beribadah kepada
Tuhan, bersikap mura, menahan diri dari privasi kaum muslimin, ta'afuf terhadap
harta orang, dan senantiasa menasihati jemaahnya."

Menurut Zakaria Al-Anshari, pengertian fiqh menurut istilah adalah


pengetahuan tentang hukum-hukum syariat mengenai amal perbuatan yang diperoleh
dari dalil-dalil terperinci bagi hukum- hukum tersebut. 3

Pengertian fiqh terdiri atas beberapa unsur yang mengungkapkan ciri khas
bagi fiqh. Ciri khas tersebut membedakan fiqh dari ilmu yang lain, antara lain sebagai
berikut:

1) Al-Ilmu bi Al-Alkam (pengetahuan tentang semua hukum). Para ulama


mengungkapkan bahwa fiqh adalah Al-Ilmu bi Al-Ahkam (pengetahuan tentang
hukum-hukum). Artinya, Ma'rifat Al-Insan Bila (pengetahuan manusia tentang
hukum-hukum). Dengan demikian, fiqh adalah sifat keilmuan yang dimiliki
manusia. Manusia yang memiliki sifat tersebut dipandang sebagai faqih (ahli
figh). Ciri fiqh ini terdapat dua unsur, yaitu manusia (orang) dan pengetahuan.
3
Musthafa Ahmad Az-zarqa', Al-Madkhal al fiqhi Al 'Am, Damaakus: Al Adib, 1967-1968, jilid 1, hlm, 42.

4
Wujud fiqh memerlukan adanya manusia dan pengetahuan. Pengetahuan itulah
yang disebut fiqh.
2) Bi Al-Ahkam (tentang hukum-hukum). Tidak semua pengetahuan disebut figh.
Fiqh adalah pengetahuan manusia khusus mengenai hukum-hukum. Pengetahuan
tentang hukum-hukum tersebut sudah ada pada masa sahabat Nabi Muhammad
SAW. Sahabat-sahabat yang mengetahui hukum-hukum tersebut disebut faqih,
yaitu orang yang ahli hukum.
3) Asy-Syar'iyah (yang diambil dari syariat). Hukum yang dimaksud hanyalah
hukum yang diambil dari syariat. Pengertian Asy-Syar'iyahadalah hukum-hukum
yang diambil (diperoleh) dari syara', pada saat Nabi Muhammad SAW. diutus
untuk menyampaikannya Al-Bannany menjelaskan bahwa hukum-hukum yang
diambil dari dalil-dalil yang ditetapkan Pencipta Syariat? Artinya, Allah sebagai
pembuat hukumnya, bukan hukum buatan manusia.
4) Al-'Amaliyals (tata cara beramal). Kata Al-Amaliyah memberikan batasan bahwa
fiqh terbatas pada hukum-hukum yang berkenaan dengan cara beramal. Dengan
pembatasan ini, pengetahuan manusia tentang akidah tidak termasuk fiqh karena
akidah bukan kaifiyyah amaliyah. Menurut Bannany, hukum-hukum figh
berkenaan dengan kaifiyyah (cara pelaksanaan) amal perbuatan yang mayoritas
bersifat mujmal atau umum, artinya fiqh bisa berkaitan dengan aspek perbuatan
lainnya yang menjadi bagian dari kehidupan manusia. Menurut Al-Amidi,
mengganti kata Al-'Amaliyah (amal perbuatan) dalam pengertian fiqh ini dengan
kata Al-Far'iyah (cabang). Tujuannya untuk membedakan figh dari pengetahuan
tentang dalil-dalil fiqh. Dalil-dalil fiqh adalah Al-Quran dan As-Sunnah."
5) Al-Muktasib Min Adillatiha At-Tafshiliyyat (pengetahuan yang diperoleh dari
dalil-dalil hukum yang terperinci). Hal ini berarti dalam fiqh atau hukum Islam
terdapat hujjah yang diambil dari sumber hukum Islam yang utama, yaitu Al-
Quran dan As- Sunnah Dengan demikian, fiqh bukan kecenderungan atau
keinginan manusia, melainkan kehendak Allah".

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fiqh dan syariat


adalah dua sisi yang tidak bisa dipisahkan meskipun keduanya dapat dibedakan.
Keduanya saling berkaitan dan berbicara pada aspek yang sama, yaitu hukum syariat.
Fiqh adalah pengetahuan terhadap sejumlah hukum syariat yang digali dari dalil-dalil

5
yang terperinci Syariat adalah hukum Allah yang berlaku pada benda dan perbuatan
manusia.

Secara istilah, fiqh adalah pemahaman mendalam para ulama tentang hukum
syara' yang bersifat amaliyah atau praktis yang digali dari dalil-dalil yang terperinci.
Fiqh diartikan pula sebagai ilmu yang mengkaji syariat. Penggunaan istilah fiqh
mengalami perkembangan dan perubahan makna setelah Islam berkembang. Akhirnya
ilmu fiqh menjadi konsep ulama yang didefinisikan sebagai hukum-hukum syara'
yang dalam pengambilan hukumnya memerlukan renungan (ta'ammul) yang
mendalam, pemahaman dan ijtihad, sehingga fiqh merupakan suatu term yang
digunakan sekelompok hukum yang bersifat amaliyah." Fiqh dapat berlaku untuk
yang sifatnya nagliah ataupun 'aqliah.

Makna fiqh identik dengan hukum Islam atau syariat Islam. Figh adalah
koleksi daya upaya para fuqaha dalam menerapkan syariat Islam sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Fiqh merupakan syari'ah amaliyah. Dalam melaksanakan
syariat Islam pedomannya mengacu pada hasil pemahaman ulama atau fuqaha yang
digali melalui metode ijtihad tertentu.4

B. Kedudukan Fiqih Dalam Ajaran Islam


Kedudukan fiqih dalam ajaran islam sangat penting. Dengan adanya fiqh
Islam, dalil-dalil yang berkaitan dengan syariat mudah dimengerti sehingga umat
Islam yang awam tidak mengalami kesulitan melaksanakan perintah Allah dan
Rasulullah SAW dalam pengamalan ibadah ataupun muamalah.
Tujuan utama figh Islam adalah tergalinya pesan-pesan hukum yang termuat
dalam nash Al-Quran dan As-Sunnah sehingg memudahkan umat Islam
mengamalkannya dalam kehidupan sehar hari sebagaimana yang menjadi tuntunan
dari Allah dan Rasulullah SAW.
Menurut Al-Syatibt, tujuan syariat Islam adalah untuk mencapai
kemaslahatan, baik di dunia maupun di akhirat. Kemaslahatan tersebut didasarkan
pada lima hal mendasar, yaitu:

4
Prof.Dr.H.Boedi Abdullah, M.Ag, Pengantar Ilmu Fiqh, Hlm, 1.

6
a. Memelihara agama (hif aldie)
b. Memelihara jiwa (kifah al-nafs)
c. Memelihara akal (it al-agh)
d. Memelihara keturunan (hifah al-nasl)
e. Memelihara harta kekayaan (hifokal-mal)"(buku pengantar ilmu fiqh dr.beni
ahmad saebani, m.si.encep taufiqurrahman,s.ag.,m.ag)
C. Perbedaan Antara Ilmu Fiqh Dan Ushul Fiqh
Dilihat dari sudut bahasa,fiqh berasal dari kata faqaha (‫ )فقه‬yang berarti
"memahami" dan "mengerti".
Dalam peristilahan syar’i,ilmu fiqih dimaksudkan sebagai ilmu yang berbicara
tentang hukum hukum syar’i amali (praktis) yang penetapannya diupayakan melalui
pemahaman yang mendalam terhadap dalil dalilnya yang terperinci dalam nask
(Alquran dan hadis ).
Pengertian ushul fiqh dilihat dari dua sisi. Pertama, sebagai rangkaian dari dua
kata ushul dan fiqh. Kedua, sebagai satu bidang ilmu dari ilmu ilmu syariat.
Kalau ilmu fiqh berbicara tentang hukum dari sesuatu perbuatan,maka ilmu
ushul fiqh berbicara tentang metode dan proses bagaimana menemukan hukum itu
sendiri atau, dilihat dari sudut aplikasinya, fikih akan menjawab pertanyaan"apa
hukum dari suatu perbuatan", dan ushul fiqh akan menjawab pertanyaan "bagaimana
cara atau proses menemukan hukum yang digunakan sebagai jawaban permasalahan
yang dipertanyakan tersebut". Oleh karena itu, fiqh lebih bercorak produk sedangkan
ushul fiqh lebih bermakna metodologis. Dan oleh sebab itu, fiqh terlihat sebagai
koleksi produk hukum, sedangkan ushul fiqh merupakan koleksi metodis yang sangat
diperlukan untuk memproduk hukum.5

D. Qawaidul Fiqhiyah
1. Pengertian Qawaidul Fiqhiyah
Qawaid merupakan bentuk jamak dari qoidah. Dalam bahasa indonesia
dikenal dengan istilah kaidah yang berarti aturan atau patokan. Dalam tinjauan
terminologi kaidah mempunyai beberapa arti. Dr.Ahmad asy-syafi’i dalam buku
ushul fiqh islami menyatakan bahwa kaidah hukum yang bersifat universal yang
diikuti oleh satuan-satuan hukum juz'i yang banyak.

5
Prof. Dr. H. ALAIDDIN KOTO, m.a, Ilmu fiqh dan Ushul fiqh(sebuah pengantar), Jakarka : PT rajagrafindo
persada, hlm, 4.

7
Sedangkan arti fiqhiayah diambil dari kata 'fiqh’ yang diberi tambahan ya’
nisbah yang berfungsi sebagai penjenisan atau membangsakan. Secara etimologi
makna fiqh lebih dekat dengan makna ilmu sebagaimana yang banyak dipahami
oleh para sahabat .
Sedangkan dalam arti istilah,fiqh berarti:
a) Menurut Al-Jurjani Al-Hanafi;
Ilmu yang menerangkan hukum hukum syara’yang amaliyah yang di
ambil dari dalil dalilnya yang tafshili,dan di instabatkan lewat ijtihad yang
memerlukan analisa dan perenungan. ”Hasbi ash-shiddiqi,1975:25”
b) Menurut Ibnu Khaldun ;
Ilmu yang denganya di ketahui segala hukum allah yang berhubungan
dengan segala perbuatan mukallaf, dari al-quran dan as-sunnah dan dari dalil
dalil yang di tegaskan berdasarkan syara’bila di keluarkan hukum hukum
dengan jalan ijtihad dari dalil dalil maka terjadilah apa yang dinamakan fiqh.
(hasbi ash-shiddiqi,1975:27).
Makna fiqh berkisar pada rumusan sebagai berikut:
1) Fiqh merupakan bagian dari syariah
2) Hukum yang dibahas mencakup hukum amali
3) Obyek hukum pada orang orang mukallaf
4) Sumber hukum berdasarkan al-quran atau as-sunnah atau dalil lain yang
bersumber pada kedua sumber utama tersebut
5) Dilakukan dengan jalan istinbath atau ijtihad sehingga kebenarannya
kondisional dan temporer adanya.
Kaidah fiqhiyah di sebut juga kaidah syari’iyah yang berfungsi untuk
memudahkan mujtahid mengistinbathkan hukum yang bersesuaian dengan tujuan
syarak dan kemaslahatan manusia.

2. Sejarah Perkembangan Dan Penyusunan Qawaidul Fiqhiyah


Sejarah perkembangan dan penyusunan qawaidul fiqhiyah diklasifiksikan
menjadi 2 stadium:
1) Stadium Pembentukan
Para iman madzahib dalam menginstinbathkan suatu hukum memiliki
kerangka pikir tertentu yang dapat dijadikan aturan pokok,sehingga hasil
instinbathnya dapat di evaluasi secara obyektif oleh penerus penerusnya. Kendati

8
demikian kemampuan imam madzahib tidaklah sama, ketidaksamaan itu ada
kalanya di latarbelakangi oleh oleh kondisi serta alam dimana ia berada, karena itu
mereka mencoba membuat generalisasi pokok pokok pikiranya melalui kaidah
kaidah dasar sebagai acuan dalam beristinbath, melalui kaidah kaidah dasar
tersebut maka dapat di ketahui titik relevansi antara ijtihad satu dengan ijtihad
lainnya, meski konfigurannya berbeda beda namun substansinya dapat dikatakan
sama.aturan aturan pokok itulah yang disebut dengan kaidah fiqhiyah.
Kaidah fiqhiyah pada mulanya merupakan surat khusus atau semacam saran
bagi yang memerlukan hukum. Imam Nujaim seorang ulama Hanafiah yang
menyelaraskan kaidah-kaidah yang diambil atau dinukil dari al-Asyba' Wan
Nadhoir yang dikarang oleh as-Suyuti dengan Mazhab Hanafi. Atau dapat
dikatakan bahwa kaidah yang dicetuskan oleh imam Nujaim merupakan kaidah
dasar dalam khazanah Mazhab Hanafiah.
2) Stadium Kodifikasi
Usaha kodifikasi kaidah kaidah fiqhiyah bertujuan agar kaidah kaidah itu
dapat berguna bagi perkembangan ilmu fiqh pada masa masa berikutnya, serta
untuk mempertahankan loyalitas hasil ijtihad para mazhabi, sehingga bagi
pengikutnya tidak bermazhab bilqouli (hasil ijtihad), namun yang lebih tepat
adalah bermazhab bil manhaji (metodologinya).6

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut bahasa, fiqh berasal dari kata faqiha-yafqahu-fighan yang berarti
"mengerti atau paham". Artinya, upaya aqliah dalam memahami ajaran-ajaran Islam
6
Drs. H. Muchlis Usman, Ma, Kaidah Kaidah ushuliyah dan fiqhiyah, Jakarta, hlm, 98.

9
yang bersumber dari Al-Quran dan As- Sunnah. Al-Fiqh menurut bahasa adalah
mengetahui sesuatu dengan mengerti (al-'ilm bisyae'i ma'a al-fahm).
Fiqh adalah pemahaman mendalam para ulama tentang hukum syara' yang
bersifat amaliyah atau praktis yang digali dari dalil-dalil yang terperinci. Fiqh
diartikan pula sebagai ilmu yang mengkaji syariat. Penggunaan istilah fiqh mengalami
perkembangan dan perubahan makna setelah Islam berkembang. Akhirnya ilmu fiqh
menjadi konsep ulama yang didefinisikan sebagai hukum-hukum syara' yang dalam
pengambilan hukumnya memerlukan renungan (ta'ammul) yang mendalam,
pemahaman dan ijtihad, sehingga fiqh merupakan suatu term yang digunakan
sekelompok hukum yang bersifat amaliyah." Fiqh dapat berlaku untuk yang sifatnya
nagliah ataupun 'aqliah.
Dengan adanya fiqh Islam, dalil-dalil yang berkaitan dengan syariat mudah
dimengerti sehingga umat Islam yang awam tidak mengalami kesulitan melaksanakan
perintah Allah dan RasulullahSAW dalam pengamalan ibadah ataupun muamalah.

B. SARAN
Demikianlah makalah ini penulis uraikan, semoga berguna dan bermanfaat
bagi kita semua. Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna untuk itu diharapakan agar pembaca mencari tahu dari sumber yang
lebih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Wahab afif,studi perbandingan mazhab, Jakarta: Darul ulum press, 1991

Murthada Muthahari dan Muhammad Baqir Al-Sahdr, pengantar Ushul fiqh dan Ushul fiqh
perbandingan, Pustaka Hidayah, 1993

usthafa Ahmad Az-zarqa', Al-Madkhal al fiqhi Al 'Am, Damaakus: Al Adib, 1967-1968, jilid
1 Prof.Dr.H.Boedi Abdullah, M.Ag, Pengantar Ilmu Fiqh

10
Prof. Dr. H. ALAIDDIN KOTO, m.a, Ilmu fiqh dan Ushul fiqh(sebuah pengantar), Jakarka :
PT rajagrafindo persada

Drs. H. Muchlis Usman, Ma, Kaidah Kaidah ushuliyah dan fiqhiyah, Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai