DOSEN PENGAMPU ;
Disusun Oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas mata kuliah Ushul Fiqh. Dalam penyusunan
makalah ini, kami mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan tantangan
dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Kami mengharapkan adanya
kritik dan saran member sifat positif, yang akan kami pergunakan bekal untuk penulisan makalah
yang lebih baik lagi masa akan datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ushul fiqh adalah dalil-dalil fiqh. Ia juga berarti kaidah-kaidah yang membimbing
seorang mujtahid dalam mengistinbat, mengambil kesimpulan dan mengeluarkan hukum
syara', dari dalil-dalilnya yang terperinci. Sementara yang dimaksud dengan kaidah itu
sendiri adalah rumusan-rumusan yang bersifat umum dan mencakup terhadap hukum-
hukum praktis yang spesifik.1
Uṣūl al-Fiqh adalah cabang penting dalam ilmu hukum Islam yang berfokus pada
metodologi penarikan hukum dari sumber-sumber utama, yaitu Al-Quran dan Hadis.
Latar belakangnya dapat ditelusuri hingga zaman awal Islam ketika para ulama perlu
merumuskan cara yang sah untuk menafsirkan teks-teks suci dan mengambil hukum
darinya. Selama berabad-abad, Uṣūl al-Fiqh berkembang pesat dengan munculnya
metode-metode seperti Ijma' (konsensus), Qiyas (analogi), Istihsan (kebijaksanaan
istislahi), dan lainnya. Ini membantu menjaga keakuratan dan relevansi hukum Islam
dalam berbagai konteks zaman.
Di sisi lain, Qawā'id al-Fiqh adalah seperangkat prinsip-prinsip hukum Islam yang
memberikan landasan penting dalam pemahaman hukum Islam secara umum. Prinsip-
prinsip ini, seperti "Kemudharatan harus dihilangkan" dan "Kemudahan diberikan dalam
agama," membantu dalam menghadapi situasi-situasi hukum yang belum diatur secara
eksplisit dalam teks-teks hukum. Qawā'id al-Fiqh juga dapat digunakan untuk
merumuskan hukum-hukum baru yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dalam
berbagai konteks sosial dan ekonomi. Dengan demikian, Qawā'id al-Fiqh memberikan
fleksibilitas dalam menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari dan mengatasi
tantangan-tantangan modern.
1
Wahbah Az Zuhaily, Al Wajîz fi ushûl al afiqh, (Beirut: Dar el Fikr, 1999), h. 13.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Fiqh, Ushul Fiqh dan Qawaid Fiqh?
2. Apa saja ruang lingkup Ushul Fiqh dan Qawaid Fiqh?
3. Apa saja perbedaan Fiqh, Ushul Fiqh dan Qawaid fiqh?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Fiqh, Ushul Fiqh dan Qawaid Fiqh .
2. Untuk mengetahui ruang lingkup Ushul Fiqh dan Qawaid Fiqh .
3. Untuk mengetahui perbedaan Fiqh, Ushul Fiqh dan Qawaid fiqh
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN USHUL FIQH DAN QAWAID FIQH
1. PENGERTIAN FIQH
Tentu saja, secara logika, pemahaman akan diperoleh apabila sumber ajaran yang
dimaksudkan bersifat tekstual, sedangkan pemahaman dapat dilakukan secara tekstual
maupun kontekstual. Hasil dari pemahaman terhadap teks-teks ajaran Islam disusun
secara sistematis agar mudah diamalkan. Oleh karena itu, ilmu fiqh merupakan ilmu yang
mempelajari ajaran Islam yang disebut syari’at yang bersifat amaliah(praktis) yang
diperoleh dari dalil-dalil yang sistematis.2
Dalam terminologi Al-Qur’an dan Sunnah, fiqh adalah pengetahuan yang luas dan
mendalam mengenai perintah-perintah dan realitas Islam dan tidak memiliki relevansi
khusus dengan bagian ilmu tertentu. Akan tetapi, dalam terminologi ulama, istilah fiqh
secara khusus diterapkan pada pemahaman yang mendalam atas hukum-hukum Islam.3
Ushul fiqh merupakan gabungan dari dua kata, yakni ushul yang berarti pokok,
dasar, pondasi, dan kata "fiqh" secara literal berarti paham atau mengerti tentang sesuatu4,
kemudian mendapat tambahan ya’ nisbah yang berfungsi mengkategorikan atau
penjenisan. Penggunaan kata fiqh dengan pengertian "paham", antara lain tersebut dalam
QS al-Taubah 122 disebutkan :
2
Wahab Afif, Studi Perbandingan Madzhab, 1991 (Darul Ulum Press, Jakarta). Hlm.5
3
Murthada Muthahari dan Muhammad Baqir As-Sahdr, Pengantar Ushul Fiqh dan Ushul Fiqh
Perbandingan,1993, hlm 176, Pustaka Hidayah.
4
Abu Luwis Ma’luf, Al-Munjid fi al-Lughat wa al-A’lam, Cet. Ke-27 (Beirut : Dar al- Masyriq, 1987), hlm.
591; Muhammad Sallam Madkur, Al-Fiqh al-Islami (Kairo : Maktabah Abdullah Wahbah, 1955), hlm. 44.
6
Artinya : Hendaklah setiap golongan dari mereka ada sekelompok orang yang pergi untuk
memamahmi ajaran agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya ketika
kembali kepada mereka (QS al-Taubah : 122 )
Menurut Kamaluddin bin Al-Hammam dalam kitab tahrir, yang dikutip oleh Prof.
Abu Zahrah, yaitu: ilmu untuk menemukan kaidah-kaidah yang menghasilkan istinbath
fiqh. Dalam definisi ini ushul fiqh berarti ilmu tentang metode atau cara menggali
hukum-hukum amaliyah yang bersumber dari dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
bersifat rinci (tafsili).
Menurut mazhab Syafi’i, pengertian ushul fiqh adalah ilmu untuk mengetahui
dalil-dalil fiqh secara global, metode istinbath dan persyaratan mujtahid. Sedangkan
menurut mazhab Hanafi, Maliki dan Hambali pengertian ushul fiqh adalah ilmu tentang
kaidah-kaidah yang membahas tentang metode istinbath hukum dari dalil-dalil yang
terperinci, atau disebut juga dengan ilmu kaidah-kaidah fiqh.5
Qawaid merupakan bentuk jamak dari qaidah, yang kemudian dalam bahasa
Indonesia disebut dengan istilah kaidah yang berarti aturan atau patokan. Ahmad Warson
menembahkan bahwa, kaidah bisa berarti al-asas (dasar atau pondasi), al-Qanun
(peraturan dan kaidah dasar), al-Mabda’ (prinsip), dan al-nasaq (metode atau cara).
Qowa’idul fiqiyyah atau kaidah-kaidah fiqih yaitu kaidah-kaidah yang bersifat umum
(kulli)yang mengelompokkan masalah-masalah fiqih terperinci menjadi beberapa
kelompok yang pula merupakan kaidah atau pedoman yang memudahkan dalam
mengistinbathkan (menyimpulkan) hukum bagi suatu masalah yaitu dengan cara
menggolongkan masalah-masalah yang serupa dengan suatu kaedah.
5
Mardani, IlmuUshulFiqih,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal.1
7
mengembalikan masalah-masalah hukum fiqh kepada kaidah-kaidahnya. Maka,
Qawaidul fiqhiyah (kaidah-kaidah fiqih) adalah sesuatu yang sangat penting dan menjadi
kebutuhan bagi kaum Muslim. Akan tetapi tidak sedikit orang yang kurang memahami
tentang hal ini, untuk itu perlu kiranya bagi kaum muslim untuk mempelajari dan
mengkaji ulang ilmu ini.
8
(al-hukm), sasaran hukum (al mahkum‟alaih), dan objek yang dihukumi (al-mahkum
fih).6
3. Pembahasan tentang qaidah. Pembahasan tentang qaidah yang digunakan sebagai jalan
untuk memperoleh hukum dari dalil-dalilnya antara lain mengenai macammacamnya,
kehujjahannya, dan hukum-hukum dalam mengamalkannya.
4. Ijtihad dan taklid, yang meliputi makna, syarat, klasifikasi dan hukumnya, serta ta’adul
dan tarajih, yang meliputi makna, cara memanfaatkan keduanya dalam menyelesaikan
makna-makna syara‟.
C. PERBEDAAN FIQH, USHUL FIQH DAN QAWAID FIQH
Fiqh, Ushul Fiqh, dan Qawaid Fiqh adalah konsep-konsep penting dalam studi
Islam yang berkaitan dengan hukum dan pemahaman agama. Berikut adalah perbedaan
antara ketiganya:
1. Fiqh adalah istilah umum yang merujuk pada pemahaman dan penerapan hukum-
hukum Islam berdasarkan sumber-sumber hukum seperti Al-Quran, Hadis (tradisi
Nabi Muhammad), Ijma (konsensus ulama), dan Qiyas (analogi hukum). Fiqh lebih
fokus pada aplikasi praktis hukum-hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari, seperti
ibadah, muamalah (urusan dunia), dan akhlak.
2. Ushul Fiqh adalah cabang ilmu yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar yang
digunakan untuk mengekstrak hukum-hukum dalam Fiqh. Ini mencakup metode
interpretasi hukum Islam dan pertimbangan tentang bagaimana menentukan hukum
dari sumber-sumber utama seperti Al-Quran dan Hadis. Ushul Fiqh membantu
memahami dasar-dasar pemikiran yang digunakan dalam pengembangan Fiqh.
3. Qawaid Fiqh adalah seperangkat prinsip atau aturan umum dalam Fiqh yang
digunakan untuk menentukan hukum-hukum dalam situasi yang tidak jelas atau
ketika sumber-sumber utama tidak memberikan panduan langsung. Ini sering disebut
sebagai "prinsip-prinsip hukum Islam" dan digunakan untuk memberikan arahan
dalam konteks yang lebih luas. Contoh Qawaid Fiqh termasuk prinsip kemaslahatan
(maslahah), prinsip menghindari mudarat (dampak negatif), dan prinsip memudahkan
(taysir).
6
Hafidz Abdurrahman. Ushul Fiqih, Membangun Paradigma Berpikir Tasyri’i. h. 25-29.
9
Jadi, sementara Fiqh adalah aplikasi konkret dari hukum-hukum Islam, Ushul
Fiqh adalah tentang metode dan prinsip yang digunakan untuk mengambil hukum-
hukum tersebut, dan Qawaid Fiqh adalah aturan-aturan umum yang digunakan
sebagai panduan dalam merumuskan hukum-hukum Islam dalam situasi yang
berbeda. Semua ini merupakan bagian penting dalam pemahaman dan praktik hukum
Islam.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fiqh adalah pemahaman dan aplikasi hukum Islam. Ushul Fiqh adalah studi
metode penentuan hukum Islam, sementara Qawaid Fiqh adalah prinsip-prinsip umum
dalam Fiqh untuk panduan dalam berbagai situasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12