Anda di halaman 1dari 10

KEISTIMEWAAN QAWAID FIKHIYYAH SEBAGAI ILMU HUKUM

Makalah disusun untuk memenuhi tugas individu makalah mata kuliah

Qawaid Fikhiyyah

Dosen pengampu : Agus Sunaryo, MSI

Di susun oleh :

Ahmad Fauzi Ridwan 1917301057

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYAR'IAH

FAKULTAS SYARI'AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKETO

2020
1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………. ……………………...………. 1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..………… 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………………..………… 3

B. Rumusan Masalah ………………………………………………… ……..…………… 4

II PEMBAHASAN

A. Keistimewaan Qawaid Fiqhiyyah …………………………………… .………. 5

B. Faktor Pendorong Penyusunan Qawaid Fiqhiyyah ………… ………… 6

C. Ruang Lingkup Qawaid Fiqhiyyah……………………………………………..7-8

BAB III PENUTUP

A. Simpulan …………………………………………………………………….……………9-10

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai landasa umat islam sehai hari hari dalam usaha memahami
maksud maksud ajaran islam (​maqasidusy syariaah) ​Kaidah fiqih yaitu
kaidah-kaidah yang bersifat umum, yang mengelompokkan
masalah-masalah fiqih spesifik menjadi beberapa kelompok,juga
merupakan pedoman yang memudahkan penyimpulan hukum bagi
suatumasalah, yaitu dengan cara menggolongkan masalah-masalah yang
serupadibawah satu kaidah.Berhubung hukum fiqih lapangannya luas,
meliputi berbagai peraturandalam kehidupan yang menyangkut hubungan
manusia dengan khaliknya, danhubungan manusia dengan sesama
manusia. Yang dalam pelaksanaannya jugaberkaitan dengan situasi
tertentu, maka mengetahui kaidah-kaidah yang jugaberfungsi sebagai
pedoman berfikir dalam menentukan hukum suatu masalahyang tidak ada
nashnya, adalah perlu sekali.Qawaid sebagian lain mengatakan metode ini
sebagai Qaidah secarabahasa berarti prinsip – prinsip dasar atau beberapa
asas dari segala sesuatu.Sedangkan Fiqhiyyah berarti pemahaman
mendalam dalam suatu masalah. Secaraistilah Qawaid Fiqhiyyah
merupakan prinsip – prinsip umum terhadap suatuhukum yang didapat
melalui pemikiran yang mendalam dari dalil – dalil yangterperinci yang
mencakup keseluruhan.

3
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Keistiewaan Qawid Fiqhiyyah ?
2. Jelaskan faktor yang mendorong penyusunan Qawaid Fikhiyyah ?
3. Jelaskan Ruang Lingkup yang terdapat dalam ilmu Qawaid
Fiqhiyyah ?

4
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Keistimewaan Qawid Fiqhiyyah


Keistimewaan Qawaid fiqhiyyah
1. Memelihara dan menghimpun berbagai maslah fiqih yang sama
sekaligus menjadi alat ukur dalam mengidentifiksi berbagai persoalan
hukum yng masuk daam ruang lingkupnya.
2. Mempu menunjukan bahwa kasus hukum yang berbeda tetapi
memiliki satu jenis illat
3. Mampu menjelaskan maqosid syariah baik secara umum atau kusus
serta menjadi setandar ukuran dalam menentukan rahasia atau hikmah
dari sebuah aturan hukum
4. Dengan qawaid fiqhiyyah seseorang akan mampu mendalami ilmu
fiqih dan mampu mmberi analisa hukum terhadap berbagai persoalan
fikih.
5. Dengan qawaid fiqhiyyah seseorang saangat dibantu dalam menghfal
dan menetapkan hukum ats berbagai persoalan yang saling
terkait/berdektan
6. Dengan qawaid fiqhiyah seseorang juga dapat menetapkan hukum
secara lebih prakktis dan cepat
7. Qawaid fikhiyaah sangat membantu dalam upaya peyelesaikan
ersoalan fikih yang semakin komplks .

5
8. Dengan mempelajari kaidah kaidah fikih fiqih lebih arif dalam
menerapkan materi materi dalam waktu yang berbeda, untuk keadaan
da adat yang berbeda.​1

B. Faktor pendorong penyusunan Qawaid Fiqhiyyah

▪ Perkembangan fikih telah melahirkan banyak sekali kitab fiakih

yang sangat tebal dan bermuan banyak sekali persolan. Ha ini


menyebabkan umat islam kesulitan menghafal dan memahami
sluruh bahasan fikih dalam kitab kitab tersebut.

▪ Inspirasi dari beberapa bahasa yang nas, baik al quran maupun

asunah yang terkadang menggunakan gaya bahaa jawami almm


kalim singkat dan padat, karna itu ada beberapa hadist nabi yang
yang dijadikan sebagai qawaid fikhiyah.

▪ Pengalman par ulama dilapangan menuntut mereka untuk emberi

jawaban fikih secara cepat dan akurat memberi jawaban yang


digunakan juga redaksi dan akurat, redaksi jawabanya yang
digunakn juga redaksi yang singkat dan mudah dipahami model
memberi jaaban seperti inilah yang kemudian melahiran banyak
sekali qawaid fikhiyyah.

▪ Makin bertambah banyaknya hukum fiqh, sehingga menyebabkan

semakin sulitnya menghafal hukum-hukum fiqh tersebut. Maka


untuk mempermudah menghafal dan mengidentifikasi hukum fiqh
yang sangat banyak tersebut, disusunlah qawaid fiqhiyyah.

1
Sokon Saragih, “Masa Perkembangan dan Pembukuan Qawaid Fiqhiyyah” dalam (TAZKIA, Vol. IX No. 1),
2020.

6
▪ Para ulama dalam menyusun qawaid fiqhiyyah terinspirasi oleh

sebagian teks alquran dan hadist yang bersifat jawami’ al-kalim

▪ Secara praktis, pembentukan qawaid fiqhiyyah didorong oleh

pengalaman para ulama dilapangan. Para ulama kadang-kadang


dituntut untuk memberikan jawaban yang cepat dan tepat terhadap
pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Dengan kecepatan dan
ketajaman pemikiran, mereka memberikan jawaban yang singkat
dan padat.​2

C. Ruang Lingkup Qawaid fikhiyyah

Al qawaid al asasiyah al kubra yaitu kaidah kaidah yang bersifat


dasar dan mencangku berbagai bab dan permasalhan fiqh. Al Qawaid
al kulliyah yaitu kaidah kaidah yang bersifat menyeluruh yang
diterima oleh semua mazhab, tetapi kaidah turunanya (cabang/furu)
dan tidak sebanya Qawaid al asasinyah.

Al – Qawaid Al – Madzabiyyah yaitu kaidah – kaidah yang


menyeluruhkan pada sebagian madzhab yang lain. Kaidah ini terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Kaidah yang di tetapkan dan didapatkan karna maksiat


2. Kaidah yang dipersilisihkan pada satu mazhab
Menurut M. az-Zuhayliy dalam kitabnya al-Qawa’id
al-fiqhiyyah berdasarkan cakupannya yg luas terhadap cabang dan
permasalahan fiqh, serta berdasarkan disepakati atau
diperselisihkannya qawa’id fiqhiyyah tersebut oleh
madzhab-madzhab atau satu madzhab tertentu, terbagi pada 4
bagian, yaitu :

2
http://abufathirabbani.blogspot.co

7
a. Al-Qawa’id al-Fiqhiyyah al-Asasiyyah al- Kubra, yaitu
qaidah-qaidah fiqh yangg bersifat dasar dan mencakup berbagai
bab dan permasalahan fiqh. Qaidah-qaidah ini disepakati oleh
seluruh madzhab. Yang termasuk kategori ini adalah :
1. Al-Umuru bi maqashidiha.
2. Al-Yaqinu la Yuzalu bi asy-Syakk.
3. Al-Masyaqqatu Tajlib at- Taysir.
4. Adh-Dhararu Yuzal,
5. Al- ’Adatu Muhakkamah.
b. Al-Qawa’id al-Kulliyyah : yaitu qawa’id yang menyeluruh yang
diterima oleh madzhab-madzhab, tetapi cabang-cabang dan
cakupannya lebih sedikit dari pada qawa’id yang lalu. Seperti
kaidah : al-Kharaju bi adh-dhaman/Hak mendapatkan hasil
disebabkan oleh keharusan menanggung kerugian, dan kaidah :
adh-Dharar al- Asyaddu yudfa’ bi adh-Dharar al-Akhaf Bahaya
yang lebih besar dihadapi dengan bahaya yang lebih ringan.
Banyak kaidah- kaidah ini masuk pada kaidah yang 5, atau masuk
di bawah kaidah yg lebih umum.

c. Al-Qawa’id al-Madzhabiyyah (Kaidah Madzhab), yaitu


kaidah-kaidah yang menyeluruh pada sebagian madzhab, tidak
pada madzhab yang lain. Kaidah ini terbagi pada 2 bagian :
1. Kaidah yang ditetapkan dan disepakati pada satu madzhab.
2. Kaidah yang diperselisihkan pada satu madzhab.
d. Al-Qawa’id al-Mukhtalaf fiha fi al-Madzhab al-Wahid, yaitu
kaidah yang diperselisihkan dalam satu madzhab. Kaidah-kaidah
itu diaplikasikan dalam satu furu’ (cabang) fiqh tidak pada furu’ yg
lain, dan diperselisihkan dalam furu’ satu madzhab.
Contoh, kaidah : Hal al-’Ibroh bi al-Hal aw bi al-Maal ?
(Apakah hukum yang dianggap itu pada waktu sekarang atau
waktu nanti? )
8
Kaidah ini diperselisihkan pada madzhab Syafi’i. oleh karena
itu pada umumnya diawali dengan kata : ‫ ﻫﻞ‬/ /apakah.​3

BAB III KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Qawaid fiqhiyah berasal dari bahasa arab yang terdiri dari


dua suku kata, yaitu Qawaid dan fiqhiyah. Qawaid adalah
bentuk jama’ dari kata qa’idah yang secara etimologi
berarti dasar atau fondasi (al-asas).

Secara terminologi, al-Taftazani mendefinisikan qa’idah


dengan “hukum yang bersifat universal (kulli) dan dapat
diterapkan pada seluruh bagian-bagiannya, yang mana
persoalan-persoalan bagian(juz’i) tersebut dapat dikenali
darinya.”

2. Al-qawaid al-ushuliyyah adalah kaidah-kaidah bersifat kulli


(umum) yang dapat diterapkan pada semua bagian-bagian
dan objeknya.
3. Qawaid fiqhiyah dan dhawabith fiqhiyah memiliki
kesamaan dan perbedaan. Perbedaannya hanya terletak
pada ruang lingkupnya. Qawaid fiqhiyah ruang lingkupnya
tidak terbatas pada satu masalah fikih, sedangkan
dhawabith fiqhiyah terbatas pada satu masalah fikih.
Perbedaan ini telah disyariatkan oleh al- Maqqary
al-Maliky (w. 758 ), ia menyatakan bahwa qawa’id fiqhiyah
lebih umum dari dhawabith fiqhiyyah..

https://wakidyusuf.wordpress.com/2017/02/04/ruang-lingkup-kaidah-kaidah-fiqh-hukum-syarak-qawaid-fiq
hiyyah/

9
Kaidah-kaidah fiqhiyah mempunyai implementasi dan
contoh penerapan yang cukup banyak, baik berkaitan
dengan permasalahan ibadah ataupun mu’amalah (intraksi
antara sesama manusia). Diantara contohnya. Apabila
seseorang mewakafkan tanah dengan mengatakan, “Tanah
ini saya wakafkan untuk orang-orang fakir”. Maka
konsekuensi dari perkataan ini adalah yang berhak
memanfaatkan tanah wakaf tersebut hanyalah orang-orang
yang tergolong fakir, tidak selainnya.

Ruang lingkup qawaid fiqhiyyah

a. Al-Qawa’id al-Fiqhiyyah al-Asasiyyah al- Kubra

b. Al-Qawa’id al-Kulliyyah

c. Al-Qawa’id al-Madzhabiyyah (Kaidah Madzhab),

d. Al-Qawa’id al-Mukhtalaf fiha fi al-Madzhab al-Wahid

10

Anda mungkin juga menyukai