Oleh :
Bimas Ardiansyah
Fikri Muh.Zulfikar
Firman
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Manfaat Kaidah Hukum Islam ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas sebagai mahasiswa . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang kaidah-kaidah fiqih dan manfaatnya bagi para pembaca dan juga
bagi penulis. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Sayamenyadari,makalahyangsayatulisinimasihjauhdarikatasempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalahini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI Sampul........................................i
KataPengantar..........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BABIPendahuluan....................................................................................................1
A. LatarBelakangMasalah...................................................................................1
B. RumusanMasalah............................................................................................1
C. TujuanPembahasan.........................................................................................1
BABII.......................................................................................................................2
A. Pengertiankaidahfiqih.....................................................................................2
B. Manfaatkaidahfiqih.........................................................................................3
C. Dasar pengambilankaidahfiqih.......................................................................3
D. Proses pembentukankaidahfiqih.....................................................................4
E. Hal-halyangharusdiperhatikandalampenerapankaidahfiqih............................7
BABIIIKesimpulan..................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
DaftarPustaka...........................................................................................................9
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Fiqih adalah ilmu hukum yang mengatur manusia agar berbuat sesuai
dengan syariah agama islam. Manusia sangat membutuhkan fiqih, karena jika
tidak ada fiqih maka manusia bisa semena-mena dalam menjalani hidup, terlalu
bebas. Dan dengan fiqih ini membuat manusia yang bebas menjadi lebih tertata
dan membuat kehidupan menjadi lebih baik.
Dalam mempelajari fikih, maka kita perlu mengetahui kaidah nya pula.
kaidah adalah dasar hukum-hukum fikih atau pondasi-pondasi fiqih. Jika kita
mempelajarisuatuilmu,makakitaperlumemahamidasar-dasarnya,dandiilmu fiqih
ini, kaidah-kaidah adalah dasar nya.
Dalam makalah ini, kami akan mencoba menerangkan tentang aspek dari
kaidahfiqih,termasukpengertian,manfaat,dasarpengambilan,danhal-halyang
perludiperhatikan.
B. RumusanMasalah
1. Mengerti dan memahami pengertian kaidahfiqih
2. Mengerti dan memahami manfaat kaidahfiqih
3. Mengerti dan memahami dasar pengambilan kaidahfiqih
4. Memahami proses pembentukan kaidahfiqih
5. Memahami hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerapan kaidahfiqih
C. TujuanPembahasan
Makalah ini disusun bertujuan agar kita mengetahui, memahami dan
mengerti tentang hal-hal yang berhubungan dengan kaidah-kaidah fiqih, mulai
dari definisi, manfaat dan penerapan kaidah fiqih.
2
BAB II
PEMBAHASA
N
1. AbuZahra
Merurutnya kaidah fikih yaitu kumpulan hukum-hukum yang serupa yang
kembali kepada qiyas/analogi yang mengumpulkan.
2. Al –Jurjani
Menurutnya kaidah fikih yaitu ketetapan yang kulli (menyeluruh atau general)
yang mencakup seluruh bagian-bagiannya.
3. Imam Tajjuddinal-Subki
Kaidah adalah sesuatu yang bersifat general yang meliputi bagian yang banyak
sekali, yang bisa dipahami hukum bagian tersebut dengan kaidah tadi.
4. IbnuAbidin
Kaidah yaitu sesuatu yang dikembalikan kepada hukum dan dirinci dari
hukum.
5. Imamal-Suyuthi
Kaidah yaitu hukum kulli (menyeluruh, general) yang meliputi bagian-
bagiannya.[3]
B. Manfaat kaidahfiqih
1. Dasar formal
3
Kaidah fiqihiyyah adalah hukum-hukum furu’ yang dikumpulkandalam
satu kalimat yang sempurna dan pengertiannya dapat mencakup banyak
satuan hukum furu’ yang sejenis, misalnya soal niat. Dalam ibadah niat
menjadi kriteria sah tidaknya suatu perbuatan. Jadi yang dimaksud dasar
formal yaitu hukum-hukum furu’ yang ada dalam untaian satu kaidah yang
memuat satu masalah tertentu, ditetapkan atas dasar nash, baik dari Al-
Quran maupun as- Sunnah. Dasar formal penyusunan kaidah fikih ialah
dasar-dasar ulama yang digunakan dalam melakukan istinbath dan
ijtihad.Misalnya dalam surat Al-Bayyinah: 5 dan Hadis nabi Riwayat
Bukhari dan Muslim dari sahabat Umar bin Khatob: “Innamal a’malu
biniat”, diistinbathkan untuk berniat dalam melakukan setiap perbuatan
ibadah.[5]
2. Dasarmaterial
Adapun dasar material yaitu bahan-bahan yang dijadikan kata-kata
kaidah, terkadang dari nash hadis. Kaidah dari hadis berlaku untuk semua
lapangan hukum baik ibadah, muamalah, munakahat, jinayah. Disamping
kaidah fiqiyyah yang dirumuskan dari lafadh hadis, maka dapat dipastikan
bahwa kaidah fikih itu hasil rumusan ulama yang kebanyakan sulit
ditemukan siapa perumusnya.[6]
4
2. Kemudian muncul ushul fiqh sebagai metodologi di dalam penarikanhuku
(istinbath al-ahkam). Dengan metodologi ushul fiqh yang menggunakan
pola pikir deduktif menghasilkanfiqih.
3. Fikih ini terdapat banyak materi yang kemudian oleh para ulama-ulama
yang di dalam ilmunya di bidang fiqih, diteliti persamaannya dengan
menggunakan pola pikir induktif, kemudian dikelompokkan, dan tiap-tiap
akhirnya disimpulkan menjadi kaidah-kaidahfikih.
4. Kaidah-kaidahtadidikritisikembalidenganmenggunakanayatdanbanyak
Hadis,terutamauntukdinilaikesesuaiannyadengansubstansiayat-ayatAl-
Quran dan Hadisnabi.
5. Apabila sudah dianggap sesuai dengan ayat-ayat Al-Quran dan banyak
hadis nabi, baru kaidah fikih tadi menjadi kaidah fikih yangmapan.
6. Apabila sudah menjadi kaidah yang mapan dan akurat, makaulama-ulama
fikih menggunakan kaidah tadi untuk menjawab tantangan perkembangan
masyarakat, baik di bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya, akhir-
akhirnya memunculkan fikihbaru.
7. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila ulama memberi fatwa,
terutama dalam hal-hal baru yang praktis selalu menggunakan kaidah-
kaidahfikih.
8. Qanum yaitu kumpulan peraturan yang mengatur hubungan masyarakat
dari sisi individu maupun harta benda, seperti yang telah disinggung
sebelumnya.[7]
5
Bagan Penjelasan Kaidah Fiqih
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan dasar kaidah fiqih yaitu:
1. Menentukan SkalaPrioritas
Dalam pengambilan kaidah-kaidah fiqih tentu harus mempertimbangkan
suatu pilihan, karena pilihan yang diambil akan menentukan hasil untuk
kedepannya. Jika salah dalam mengambil kaidah-kaidah fiqih maka akan
berpengaruh untuk kedepannya. Maka dari itu harus membuat skala
prioritas, harus bisa memposisikan mana yang harus diutamakan dan mana
yang harus diakhirkan. Para ulama mengatakan “Jika mampu memilih
secara tepat maka mampu pula menempatkan sesuatu pada tempatnya”.[8]
2. DhabithAl-Fiqh
Dhabith (jamaknyya al-dhawabith) adalah kumpulan yang serupa dari bab-
bab fiqih yang khusus. Dari situ perbedaan antara kaidah fiqih dengan
dhabithfiqhadalahkaidahfiqihyangmengumpulkancabang-cabang(furu’)
daibabyangbermacam-macam.Sedangkandhabithmengumpulkanbanyak
6
cabang dari satu bab fiqih. Proses pembentukannya sebenarnya sama
perbedaannya hanya ruang lingkup cakupannya saja.[9]
7
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Para ulama mengartikan qaidah secara etimologis dan terminologis. Dalam
arti bahasa, qaidah bermakna asas, dasar, atau fondasi, baik dalam arti yang
konkret maupun abstrak, seperti kata-kata qawaid al-bait, yang artinyafondasi
rumah, qawaid al-adin, artinya dasar-dasar agama, qawaid al-‘ilm, artinya
kaidah-kaidahilmu.Dandalampenerapankaidahfiqihmemilikimanfaatsalah
satunya kita akan mengetahui asas-asas umum fikih, lebih mudah menerapkan
hukum bagi masalah yang dihadapi, dan masih banyak lagi. Dan dalam
pengambilan dasar kaidah fiqih ada dua dasar yaitu dasar formal dan material,
dan dalam pengambilan dasar kaidah fiqih ada hal-hal yang perludiperhatikan
dalam pengambilannya yaitu: menentukan skala prioritas, Dhabith Al-
Fiqh. Dalam penerapan kaidah fiqih ada hal-hal yang harus diperhatikan
yaitu: Kehati-hatian dalam Penggunaannya, Ketelitian dalam Mengamati
Masalah-masalah diluar Kaidah yang digunakan, Hubungan Antara Kaidah
Satu dengan Kaidahlainnya.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis ingin meminta saran dan
masukan dari segala pihak yang membaca makalah ini agar dapat membuat
makalah lebih baik lagi kedepanya.
Daftar Pustaka
[1] A. Djazuri. Kaidah-kaidah Fiqih. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006. hlm.
2.
[2] Asyumuni A. Rahman. Qaidah-qaidah Fiqih. Jakarta: Bulan Bintang.1976.cet.
I.
[3] A. Djazuri. Kaidah-kaidah Fiqih. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006.
hlm. 2-4.
[4] A. Djazuri. Kaidah-kaidah Fiqih. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006.
hlm. 26.
[5] Kamal Muchtar, Dkk. Ushul Fiqih. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf. 1995.
hlm. 189-190.
[6] Kamal Muchtar, Dkk. Ushul Fiqih. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf. 1995.
hlm. 191.
[7] A. Djazuri. Kaidah-kaidah Fiqih. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006. hlm.
13-14.
[8]A. Djazuri. Kaidah-kaidah Fiqih. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006. hlm.
163.
[9]A. Djazuri. Kaidah-kaidah Fiqih. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006. hlm.
178.
[10]A.Djazuri.Kaidah-kaidahFiqih.Jakarta:KencanaPrenadaMedia.2006.hlm. 183.
[11]A.Djazuri.Kaidah-kaidahFiqih.Jakarta:KencanaPrenadaMedia.2006.hlm. 187.
[12]A.Djazuri.Kaidah-kaidahFiqih.Jakarta:KencanaPrenadaMedia.2006.hlm. 190.