Dosen Pengampu :
Ade Nandang S, H., Dr., M.Ag.
Disusun Oleh :
Alina Balqiya Rahma (1222030019)
Alya Rohmah (1222030020)
Ami Adwautsuroyya (1222030021)
Kelompok 7
Kelas 1A
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang kaidah-kaidah fiqh.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
tentang kaidah-kaidah fiqh ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Qawaidul fiqhiyah (kaidah-kaidah fiqh) adalah suatu kebutuhan
bagi kita semua khususnya mahasiswa fakultas tarbiyah. Banyak dari kita
yang kurang mengerti bahkan ada yang belum mengerti sama sekali apa itu
Qawaidul fiqhiyah.
Maka dari itu, saya selaku penulis mencoba untuk menerangkan
tentang kaidah-kaidah fiqh, mulai dari pengertian, sejarah, perkembangan
dan beberapa urgensi dari kaidah-kaidah fiqh. Dengan menguasai kaidah-
kaidah fiqh kita akan mengetahui benang merah yang menguasai fiqh,
karena kaidah fiqh itu menjadi titik temu dari masalah-masalah fiqh, dan
lebih arif di dalam menerapkan fiqh dalam waktu dan tempat yang berbeda
untuk kasus, adat kebiasaan, keadaan yang berlainan. Selain itu juga akan
lebih moderat di dalam menyikapi masalah-masalah sosial, ekonomi,
politik, budaya dan lebih mudah mencari solusi terhadap problem-problem
yang terus muncul dan berkembang dalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengerti dan memahami pengertian dan kaidah-kaidah fiqh!
2. Menyebutkan pembagian kaidah fiqh!
3. Apakah manfaat dan urgensi dari kaidah-kaidah fiqh?
4. Apa fungsi kaidah fiqh?
1
2
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Makalah ini disusun bertujuan agar kita mengetahui, memahami dan
mengerti tentang hal-hal yang berhubungan dengan kaidah-kaidah fiqh,
mulai dari definisi, pembagian dan sistematika kaidah fiqh.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
إعلم أن فن األشباه والنظائر فن عظيم به يطلع على حقائق الفقه ومداركه ومأخذه وأسراره ويتميز يف
فهمه واستحضاره ويقتدر على اإلحلاقي والتخريج ومعرفة أحكام املسائل اليت ليست مبشطورة
وهلذا قال بعض أصحابنا الفقه معرفة النظائر.واحلوادث والوقائع اليت ال تنقضى على ممرالزمان
Artinya: Ketahuilah, sesungguhnya ilmu al-asybah wa an-Nazha'ir (kaidah-kaidah
figh) adalah ilmu yang agung, denganya dapat diketahui hakikat figh, tempat
didapatkannya, tempat pengambilannya dan rahasia-rahasianya. Dengan ilmu ini
pula orang akan lebih menonjol dalam pemahaman dan penghayatannya terhadap
fiqih dan mampu untuk menghubungkan, mengeluarkan hukum-hukum dan
mengetahui hukum-hukum masalah yang tidak tertulis, dan hukum kasus kasus dan
kejadian-kejadian yang tidak akan habis sepanjang masa. Karena itulah, sebahagian
ulama kita mengatakan, bahwa fiqih adalah mengetahui persamaan-persamaannya.
1) Perkara Tergantung
Tujuannya Kaidah fiqh ini berasal dari hadits Nabi yaitu:
“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya”. Kaidah ini
menegaskan bahwa setiap amalan yang dilakukan seseorang akan
sangat tergantung dari niatnya. Apakah amalan itu akan diterima
oleh Allah atau tidak tergantung pada keikhlasan niat orang yang
beramal. Kaidah ini juga berarti bahwa setiap amalan mubah bisa
menjadi ibadah jika dilakukan dengan niat ibadah. Misalnya
kegiatan duduk diam di masjid bisa jadi ibadah jika diniatkan untuk
itikaf. Selanjutnya, kaidah ini juga bisa dilakukan untuk
membedakan antara perbuatan biasa atau adat dengan ibadah dilihat
dari niatnya. Terakhir, suatu ibadah juga bisa dibedakan dengan
ibadah lain dengan melihat pada niat yang digunakan. Misalnya
untuk membedakan shalat dzuhr, ashar, dan isya. Atau untuk
6
مايشرتط التعرض له مجلة وال يشرتط تعيينه تفصيال إذا عينة واخلط ٔاضر
Perbuatan disyaratkan ta arrudh niat secara global
dan tidak disyaratkan ta yin niat secara rinci, bila
tayin niatnya salah maka berbahaya.
ما ال يشرتط التعرض له مجلة وال تفصيال إذا عينه واخط ٔا مل يضر
Suatu perbuatan yang baik secara keseluruhan atau
secara terperinci, tidak disyaratkan mengemukakan
niat, bila dinyatakannya dan ternyata kelinu, maka
tidak berbahaya.
مقاصد اللفظ على نية الالفظ إال يف موضع واحد وهو اليمني عند
األمور مبقاصدها القاضي فإهنا على نية القاضي
Segala perkara tergantung Tujuan ucapan tergantung pada niat orang yang
niatnya mengucapkan, kecuali dalam satu tempat, yaitu
sumpah di hadapan Qadhi. Dalam kondisi ini,
maksud lafadz adalah menurut niat qadhi."
األصل القدم
Hukuman asal adalah tidak adanya sesuatu.
األصل يف املعا مالت اال ابحة حىت يدل الدليل على التحرمي
Hukum asal semua muamalat adalah boleh, hingga ada
اليقني اال يزال ابلشك
dalil yang menunjukkan kebolehanya.
Keyakinan tidak
dapat األصل يف العبادات التحرمي حىت يدل الدليل على التحرمي
dihilangkan
dengan Hukum asal semua ibadah adalah haram, hingga ada
keraguan dalil yang menunjukkan kebolehanya
lain selain makanan haram tersebut dan jika tidak dimakan, maka ia
akan mati. Kondisi lainnya adalah ketika seorang muslim dipaksa
untuk mengucapkan kalimat kekafiran dengan ancaman yang nyata.
Maka muslim tersebut boleh mengucapkan kalimat tersebut dan
tetap islam selama di dalam hatinya dia tetap yakin pada ajaran Islam
dan keimanannya tidak berubah.
11
12
A. Kesimpulan
Kaidah-kaidah fiqh itu terdiri dari banyak pengertian, karena kaidah
itu bersifat menyeluruh yang meliputi bagian-bagiannya dalam arti bisa
diterapkan kepada juz’iyatnya (bagian-bagiannya).
Salah satu manfaat dari adanya kaidah fiqh, kita akan mengetahui
prinsip-prinsip umum fiqh dan akan mengetahui pokok masalah yang
mewarnai fiqh dam kemudian menjadi titik temu dari masalah-masalah fiqh.
Adapun kedudukan dari kaidah fiqh itu ada dua, yaitu: Sebagai
pelengkap, bahwa kaidah fiqh digunakan sebagai dalil setelah
menggunakan dua dalil pokok, yaitu al-Qur’an dan as Sunnah. Sebagai dalil
mandiri, bahwa kaidah fiqh digunakan sebagai dalil hukum yang berdiri
sendiri, tanpa menggunakan dua dalil pokok.
B. Saran
Penyusun makalah ini hanya manusia yang dangkal ilmunya, yang
hanya mengandalkan buku referensi. Maka dari itu saya menyarankan agar
para pembaca yang ingin mendalami masalah Qawaidul Fiqhiyah, agar
setelah membaca makalah ini, membaca sumber-sumber lain yang lebih
komplit, tidak hanya sebatas membaca makalah ini saja.
15
16
DAFTAR PUSTAKA