Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Ushul Fiqih

Dhawabith fiqh dan Nadzhariyah fiqh

Dosen Pengampu :

KASMIDIN, Lc, M.Ag

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Bagas Pradana ( 12020213974)


Permata Ayunda Hidayat (12020224590)
Widyah Sastri (12020224839)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Riau, 14 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

C Tujuan .................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2


A DHAWABITH FIQH..........................................................Error! Bookmark not defined.

B NADZHARIYAH FIQH ...................................................................................................... 4

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11


A Kesimpulan ........................................................................................................................ 11

B Saran .................................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Dengan menguasai kaidah-kaidah fiqh kita akan mengetahui benang merah yang
menguasai fiqh, karena kaidah fiqh itu menjadi titik temu dari masalah-masalah fiqh,
dan lebih arif di dalam menerapkan fiqh dalam waktu dan tempat yang berbeda untuk
kasus, adat kebiasaan, keadaan yang berlainan. Selain itu juga akan lebih moderat di
dalam menyikapi masalah-masalah sosial, ekonomi, politin, budaya dan lebih mudah
mencari solusi terhadap problem-problem yang terus muncul dan berkembang dalam
masyarakat.

Pada dasarnya qaidah semakna dengan dhabith (bentuk jama‟nya : dhawabith),


namun pada prakteknya para ulama membedakan antara Nadzhariyah fiqhiyyah
dengan dhwabith fiqhiyyah. Nadzhariyah Fiqhiyyah adalah satu bentuk kajian ataupun
penulisan fiqh yang mula terkenal pada zaman moden ini. Ia menekankan kepada
pandangan am terhadap fiqh dalam bentuk penyusunan yang sistematik. Dalam bahasa
Melayu ia bolehlah diterjemahkan sebagai “teori-teori fiqh”. Nażariyyāt Fiqhiyyah
walaupun hanya terkenal pada zaman ini tetapi sebenarnya ia telah wujud dalam
khazanah fiqh lampau.

B Rumusan Masalah
1. Apa itu dhawabith fiqh?
2. Apa itu Nadzhariyah fiqh?

C Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang Dhawabith Fiqh
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang Nadzhariyah Fiqh

1
BAB II
PEMBAHASAN

A DHAWABITH FIQH
Dawabith Fiqhiyah (‫ )ب ط ضوا‬jamak dari kata dhabith ( ). Al-dhabith diambil
dari kata dasar Adl-dlabith yang maknanya menurut bahasa berkisar pada :

‫ال ح فظ وال حزم وال قو ة وال شد ة‬

Pemeliharaan, ikatan, kekuatan, dan penguatan.

Sedangkan pengertian dhawabith fiqhiyah menurut istilah, sebagian ulama


memberikan definisi-definisi yang berdekatan dan saling melengkapi serta
menyempurnakan.

Kaidah-kaidah itu adalah :

1. Dhawabith fiqhiyah adalah semua yang terbatas juz‟iyatnya (bagiannya) pada


suatu urusan tertentu.

2. Dhawabith fiqhiyah adalah apa yang tersusun sebagai bentuk-bentuk masalah


yang serupa dalam satu tema, tanpa melihat kepada makna yang menyeluruh
yang terkait.

3. Dhawabith fiqhiyah adalah apa yang dikhususkan dari qawa‟id fiqhiyah pada
bab tertentu.

4. Dhawabith fiqhiyah adalah preposisi universal ‫ ك ل يه ق ض يه‬atau dasar


universal ‫ك لي ا صل‬, atau prinsip universal ‫ ك لي م بدا‬yang menghimpun furu‟
dari satu bab (satu tema).

2
Dari kaidah-kaidah yang telah disebutkan, dapat di simpulkan, bahwa dhawabith
fiqhiyah adalah setiap juz‟iyyat fiqhiyah yang terdapat dalam satu bab fikih, atau
prinsip fikih yang universal, yang juziyat-nya (bagian-bagiannya) terdapat dalam satu
bab fikih.

Dhabith al-fiqiyah memiliki ruang lingkup dan cakupan lebih sempit dari pada
al-qawa‟id al-fiqiyah, dhabith ini ruang lingkupnya hanya berlaku dibidang fiqih
jinayah, dan hanya berlaku bagi anak-anak yang belum dewasa, maksudnya apabila
anak yang belum dewasa melakukan kejahatan dengan sengaja, maka hukumanya
tidak sama dengan hukuman yang diancam kepada orang dewasa, kalau diberikan
hukuman maka hukumannya hanya bersifat pendidikan. Sebab kejahatan yang dia
lakukan dengan sengaja, harus dianggap suatu kesalahan oleh hakim bukan suatu
kesengajaan. dhawabith fiqhiyyah mencakup berbagai cabang dan masalah dalam satu
bab fiqh saja.

Contoh :

(seorang wanita tidak boleh melakukan shaum sunnah kecuali seizin suaminya
atau suaminya ndalam perjalanan ) As-Sayuthi berkata :

“...Karena sesungguhnya qaidah menghimpun cabang-cabang dari berbagai bab


yang berbeda-beda, sedangkan dhabith menghimpun cabang-cabang dari satu
bab saja”.

3
B NADZHARIYAH FIQH
Adapun pengertian nazhariyah fiqhiyah yaitu berasal dari nazhir yang berarti
mengangan-angan sesuatu dengan mata (ta‟mulus syai‟ bi al ain), sedangkan nazhari
adalah hasil dari apa yang diangan-angankan tersebut, seprti halnya mengangan-
angankannya akal yang mengatakan bahwa alam adala sesuatu yang baru.

Perkataan “Nażariyyāt ” dari sudut bahasa bermaksud sesuatu permasalahan


yang sabit berdasarkan sesuatu dalil (Ibrāhim Mustafā 1990, 2:932). Dalam alam
akademik moden ia adalah gambaran atau andaian yang menyerupai dasar-dasar
utama. Mempunyai nilai-nilai definisi (pengenalan) berdasarkan sifatnya yang umum
keranaia tersusun dari satu ataupun beberapa disiplin ilmu (cAbd al-Muncim al-
Hanafiy 1990, 352). Dalam Bahasa Malaysia perkataan “Nażariyyāt ” biasanya
diterjemahkan sebagai teori (Hussain Unang 1991, 1032).
Dari sudut istilah pula, banyak tafsiran dan definisi telah dibuat untuk
menjelaskan maksud sebenar gabungan perkataan Nażariyyāt dan fiqhiyyah. Salah
seorang pelopor kajian fiqh bentuk ini pada zaman moden, Mustafā Ahmad al-
Zarqā‟ (al-Zarqā‟ 1968, 1:235) menggambarkannya sebagai perlembagaan-
perlembagaan dan kefahaman-kefahaman umum yang setiap satu darinya membentuk
secara terperinci suatu sistem hak. Asalnya, ia adalah jalinan permasalahan-
permasalahan yang bertebaran dalam karya fiqh Islam, lalu disatukan oleh kesatuan
tajuk. Komponen-komponen yang terkandung dalam sistem itu akan bertindak
menentukan hala-tuju setiap cabang hukum yang berkait dengan topiknya.
Aliy Ahmad al-Nadawiy (al-Nadwiy 1994, 63) pula mendefinisikannya
sebagai beberapa topik ataupun sesebuah topik fiqh yang mengandungi
permasalahan-permasalahan ataupun kes-kes fiqh. Hakikat perbincangannya adalah
tertumpu kepada rukun-rukun, syarat-syarat dan hukum-hukum yang saling berkait
berasaskan jalinan disiplin Ilmu Fiqh. Asas penggabungannya adalah kesatuan topik
yang amat berpengaruh terhadap status hukum keseluruhan komponen-komponennya.
Berberapa ciri-ciri utama kajian fiqh berdasarkan metode Nażariyyāt Fiqhiyyah:
1) Ia berbentuk kefahaman-kefahaman (teori-teori) umum yang dipetik dari
kajian menyeluruh terhadap sesuatu permasalahan ataupun beberapa

4
permasalahan. Kemudian ia digabungkan dalam satu ikatan topik (Yūsuf
Qāsim 1983, 229). Misalnya Nażariyyāt al-cAqd (teori akad). Ia dibuat
berdasarkan analisis terhadap permasalahan akad yang diperbincangkan
secara berasingan dalam bab-bab fiqh. Misalnya dalam bab nikah,
perceraian, jual-beli, pinjam-meminjam dan lain-lain.
2) Ia adalah satu kajian yang cuba menghubungkan permasalahan-
permasalahan cabang fiqh dengan usulnya. Dengan kata lain ia adalah
satu bentuk kajian yang menggabungkan keseluruhan cabang- cabang
ilmu yang terdapat dalam Kaedah- kaedah Hukum Islam. Dalam
banyak hal ia merangkumkan perbincangan sesuatu teori fiqh dengan
ilmu Usul Fiqh, Kaedah Fiqh, Dawābit Fiqh dan cIlm Al- Maqāsid .
Adapun pengertian nazhariyah fiqhiyah yaitu berasal dari nazhir yang
berarti mengangan-angan sesuatu dengan mata (ta‟mulus syai‟ bi al ain),
sedangkan nazhari adalah hasil dari apa yang diangan-angankan
tersebut, seprti halnya mengangan-angankannya akal yang mengatakan
bahwa alam adala sesuatu yang baru.
Ciri-ciri Nadzariyah Fiqh :
1. nazhariyah fiqhiyah hanya mencakup bab fiqh tertentu, dari segi
ini, nazhariyah sama dengan dlawabith fiqhiyah
2. Pembahasan nazhariyat fiqh tidak memerlukan pemikiran lebih
lanjut.
3. Nazhariyah fiqhiyah merupakan pengembangan dari kaidah.

5
BAB III
PENUTUP

A Kesimpulan
dhawabith fiqhiyah ruang lingkupnya terbatas pada satu masalah dalam satu bab
fikih. Karena itu qaidah fiqhiyah disebut qa‟idah „ammah, atau kulliyah dan dhabith
fiqh disebut qa‟idah khashshah.

Nażariyyāt Fiqhiyyah adalah satu bentuk kajian fiqh yang amat bersesuaian
dengan suasana sistem perundangan semasa. Kajian dalam bentuk ini amat
membantu perkembangan sistem kehakiman berteraskan perundangan syarak. Tidak
hairanlah andainya kita dapati ia berkembang sejajar dengan gerakan
mengkanunkan perundangan Islam

B Saran
ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang sudah berpartisipasi didalam
pembuatan makalah ini sehingga bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Tentunya
terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://aminah2511.blogspot.com/2016/06/makalah-pengertian-qawaid-fiqhiyah-dan.html?m=1

Abbās Husniy Mohamad, 1996, Perkembangan Fiqh Islam, terj, Mohd Asri Hashim, Kuala
Lumpur : Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia, Hlm. 254

Mohd Asri Hashim, Kuala Lumpur : Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia, Hlm. 25 c Abd al-
Muncim al-Hanafiy. 1990. al-Mucjam al-Falsafiy. al-Qāhirah : al-Dār al-

c Aliy Jumucah Muhammad, 1996, al-Madkhal, al-Qāhirah : al-Mac had al-cālamiy li al_Fikr
al-Islāmiy , Hlm 147.

Hidayatullah, Syarif. 2012. Qawa‟id Fiqhiyah Dan Penerapannya Dalam Transaksi Keuangan
Syariah Kontemporer (Mu‟amalat, Maliyyah Islamiyah, Mu‟ashirah). Jakarta : Gramata
Publishing.

Djazuli. 2006. Kaidah-Kaidah Fikih Kaidah-Kaidah Hukum Islam Dalam Menyelesaikan


Masalah-Masalah yang Praktis. Jakarta : Kencana.

Musbikin, Imam. 2001. Qawa‟id Al-Fiqhiyah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Mubarok, Jaih. 2002. Kaidah Fiqh. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

iv

Anda mungkin juga menyukai