MAKALAH
DAWABITH FIQH DAN NAZHARIYAH FIQH
Di Susun
Oleh :
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah
kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “DAWABITH FIQH DAN NAZHARIYAH
FIQH” yang kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah QAWAID FIQHIYAH.
Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada junjungan kita yakninya Nabi besar
Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak terdapat
kekurangan sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Kami sangat berharap kepada semua
pihak kiranya memberikan kritik dan saran yang dapat membangun kesempurnaan makalah ini.
Besar harapan kami dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan tambahan
bagi penilaian guru bidang studi dan mudah-mudahan isi dari makalah kami ini dapat di ambil
manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini
terselesaikan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Alquran dan literatur tidak terdapat istilah hukum islam. Hukum Islam
dalam Alquran disebut sebagai syariah, fiqih, hukum Allah, dan lain sebagainya. Istilah
hukum Islam merupakan terjemahan dari Islamic low dalam literatur barat. Dalam buku
Buku Ajar Pengantar Hukum Islam dari Semenanjung Arabia hingga Indonesia oleh Dr.
Rohidin, S.H, M.Ag., dijelaskan bahwa hukum Islam adalah sekumpulan aturan
keagamaan, perintah-perintah Allah yang mengatur perilaku kehidupan orang Islam
dalam seluruh aspeknya. Hukum sendiri berasal dari bahasa arab hakama-yahkumu-
hukman (masdar) yang dalam Kamus Arab-Indonesia Mahmud Junus diartikan dengan
menghukum dan memerintah. Hukum juga diartikan dengan memutuskan, menetapkan,
dan menyelesaikan setiap permasalahan. Menurut Muhammad Daud Ali, hukum dapat
dimaknai dengan norma, kaidah, ukuran, tolak ukur, pedoman yang digunakan untuk
menilai dan melihat tingkah laku manusia dengan lingkungan sekitarnya. Dalam ushul
fiqh, hukum syar’i diartikan dengan khitab (kalam) Allah yang berkaitan dengan semua
perbuatan mukallaf, baik berupa iqtidha’ (perintah, larangan, anjuran untuk melakukan
atau meninggalkan), takhyir (memilih antara melakukan dan tidak melakukan), atau
wadh’i (ketentuan yang menetapkan sesuatu sebagai sebab, syarat, atau
penghalang/mani’). Hukum Islam adalah representasi pemikiran Islam, manifestasi
pandangan hidup Islam, dan intisari dari Islam itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Apa itu Dawabit fiqh dan Nazhariyah Fiqh ?
Apa perbedaannya Qawaid fiqh,Dawabith fiqh dan Nazhariyah fiqh ?
Mengapa Qawaid Fiqh lebih luas dari Dawabith fiqh ?
C. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui apa itu Dawabith Fiqh dan Nazhariyah Fiqh
Untuk mengetahui Fungsi Hukum fiqh
Untuk mengetahui kaidah-kaidah fiqh
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dawabith Figh
Dawabith Fiqhiyah ( )ضوا بطjamak dari kata dhabith. Al-dhabith diambil dari kata
dasar Adl-dlabith yang maknanya menurut bahasa berkisar pada :
Dhabith al-fiqiyah memiliki ruang lingkup dan cakupan lebih sempit dari pada al-
qawa'id al-fiqiyah, dhabith ini ruang lingkupnya hanya berlaku dibidang fiqih jinayah,
dan hanya berlaku bagi anak-anak yang belum dewasa, maksudnya apabila anak yang
belum dewasa melakukan kejahatan dengan sengaja, maka hukumanya tidak sama
dengan hukuman yang diancam kepada orang dewasa, kalau diberikan hukuman maka
2
hukumannya hanya bersifat pendidikan. Sebab kejahatan yang dia lakukan dengan
sengaja, harus dianggap suatu kesalahan oleh hakim bukan suatu kesengajaan.
Menurut Abdurrahman bin Jadilah al- Bannany (w.1198 H), kaidah tidak khusus
untuk satu bab (masalah) fikih saja, berbeda halnya dengan dlabith. Tajuddin al-Subky
(w. 771 H) menjelaskan perbedaan antara qawa'id fiqhiyah dan dhawabith fiqhiyah ia
menyatakan bahwa diantara kaidah ada yang tidak khusus untuk satu bab (masalah)
seperti kaidah:
Tetapi, ada juga yang khusus untuk satu bab (masalah) seperti kaidah;
Kaidah yang khusus untuk satu bab (masalah) dan tujuannya menghimpun
bentuk-bentuk yang serupa disebut dlabith. Menurut Ibnu Nujaim (w. 970), asal (kaidah)
menetapkan bahwa perbedaan antara kaidah dengan dhabith yaitu kalau kaidah
menghimpun masalah-masalah cabang (furu') dari berbagai bab (masalah) yang berbeda-
beda, sedangkan dhabith hanya menyimpun masalah-masalah cabang (furu") dari satu
bab (masalah).
3
Kaidah dan dhabith fiqih keduanya sama-sama merupakan rumusan hukum yang
di dalamnya mencakup banyak masalah. Perbedaan keduanya terletak pada cakupannya;
kalau kaidah mencakup permasalahan dari banyak bab sedangkan dhabith hanya
mencakup permasalahan dari satu bab fiqih saja. Ulama mutaqaddimin - misalnya al-
Subky (w. 771 H) dalam kitabnya al-Asybah wa al- Nadhair sering menggunakan kata al-
Qawaid al-Khashshah (kaidah-kaidah khusus) untuk menunjukkan makna al-Dhawabith
al-Fiqhiyyah. Istilah al-Dhabith baru banyak digunakan oleh ulama mutaakhkhirin dan
para akademisi (lihat misalnya Ali an-Nadwiy dalam bukunya al-Qawaid al-Fiqhiyyah).
Hasil penelitian menyimpulkan ada 30 (tiga puluh) dhabith fiqih di dalam kitab
Al-Umm. Tujuh dhabith berkaitan dengan masalah thaharah (bersuci), tiga dhabith
tentang berbagai permasalahan dalam shalat, dua dhabith tentang masalah zakat, dua
dhabith tentang haji, dua dhabith tentang makanan, dua dhabith tentang transaksi jual
beli, tiga dhabith berkaitan dengan rahn (gadai), satu dhabith tentang washiat, empat
dhabith mengikat berbagai permasalahan nikah, satudhabith tentang had (hukuman), dan
dua dhabith berkaitan dengan masalah ikrar (pengakuan).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa qawa'id fiqhiyah lebih umum dari
dhawabih fiqhiyah, karena qawa'id fiqhiyah tidak terbatas pada masalah dalam satu bab
fikih, tetapi kesemua masalah yang terdapat pada semua bab fikih. Sedang dhawabith
fiqhiyah ruang lingkupnya terbatas pada satu masalah dalam satu bab fikih. Karena itu
qaidah fiqhiyah disebut qa'idah 'ammah, atau kulliyah dan dhabith figh disebut qa'idah
khashshah.
Contoh :
Kaidah
4
انًشقت حجهب انخيسيس
Kaidah tersebut dinamakan qa'idah fiqhiyah, bukan dhawabith fiqhiyah, karena kaidah ini
masuk pada semua bab fikih, dalam masalah ibadah, muamalah dan yang lainnya.
Sedangkan kaidah
Kaidah tersebut dinamakan dhawabith fiqhiyyah, karena hanya terbatas pada rukun
transaksi (muamalah) dan dalam bab pinjaman atau pinjam meminjam.
B. Nazhariyah Fiqh
Adapun pengertian nazhariyah fiqhiyah yaitu berasal dari nazhir yang berarti
mengangan-angan sesuatu dengan mata (taʼmulus syai' bi al ain). sedangkan nazhari
adalah hasil dari apa yang diangan-angankan tersebut, seperti halnya mengangan-
angankannya akal yang mengatakan bahwa alam adalah sesuatu yang baru. Akan tetapi
sebagian ulama fuqaha kontemporer mengatakan: bahwa nazhariyah sinonim dengan
qawa'id fiqhiyah, yang termasuk dalam golongan ini adalah Syekh Muhammad Abu
Zahra sebagaimana yang di jelaskan dalam ushul fiqh. Atau Nadhariyah fiqhiyah juga
bisa didefinisikan dengan "Maudhu-maudhu fiqih atau maudhu yang memuat masalah-
masalah fiqhiyah atau qadhiyah fiqhiyah. Hakikatnya adalah rukun, syarat, dan hukum
5
yang menghubungkan fiqh, yang menghimpun satu maudhu' yang bisa digunakan sebagai
hukum untuk semua unsur yang ada. Seperti : Nadhariyah milkiyah. nadhariyah aqad,
nadhariyah itsbat dan yang lainnya.sebagai bentuk aplikasi dari contoh nadhariyah itsbat
(penetapan) dalam an-fiqih al-jina'I al-islami (pidana Islam) ini terdiri dari beberapa
unsur, yaitu: hakikat itsbat (penetapan), syahadah (saksi), syarat-syarat saksi, mekanisme
saksi, pembelaan, tanggung jawab saksi. ikrar, qarinah, khibrah (keahlian), ma'lumat qadi
(informasi, data, fakta qadhi), kitabah, dan lain-lain.
Perbedaan yang mendasar antara keduanya (Qaidah fiqhiyah dan Nadhariyah fiqhiyah)
adalah:
Mengandung hukum fiqh di dalamnya, seperti qaidah " " بالشك يز ال ال اليقينqaidah ini
mengandung hukum fiqih di setiap masalah yang berkaitan dengan maslah "yakin" dan
"syak" dan ini berbeda dengan Nadhariyah fiqhiyah: dia tidak mengandung/ memuat
hukum fiqih di dalamnya, seperti nadhariyat milk, fasakh, buthlan.
2). Qaidah fiqhiyah tidak mengandung rukun dan syarat, lain halnya dengan nadhariyah
fiqhiyah yang pasti lekat dengan rukun dan syarat.
Di bawah ini contoh2 qawaid fiqhiyah-yang berbeda furu' (cabang), juz (bagian)
dan juga atsar (pengaruhnya)..........-......:
1 يحاكًت انعادة
2 به انعًم يجب حجت انُاض اسخعًال
3 ٌ انصيا بخغيس (انعسف او انًصهحت عهى انًبُيت) االحكاو حغيس يركس ال
4. غهبج او اطسدث اذا انعادة حعخبس اًَا
5. شسطا كانًشسوط عسفا انًعسوف
6
6. بيُهى كانًشسوط انخجاز بيٍ انًعسوف
7
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Dawabith Fiqhiyah ( )ضىا بطjamak dari kata dhabith. Al-dhabith diambil dari kata dasar
Adl-dlabith yang maknanya menurut bahasa berkisar pada :
Qawa'id fiqhiyah lebih umum dari dhawabih fiqhiyah, karena qawa'id fiqhiyah tidak
terbatas pada masalah dalam satu bab fikih, tetapi kesemua masalah yang terdapat pada semua
bab fikih. Sedang dhawabith fiqhiyah ruang lingkupnya terbatas pada satu masalah dalam satu
bab fikih. Karena itu qaidah fiqhiyah disebut qa'idah ammah, atau kulliyah dan dhabith fiqh
disebut qa'idah khashshah.
8
Daftar Pustaka
Azhari, Faturrahman.QawaidFiqhiyahMuamalah.2015.Cet.1.BanjarmasinLPKUSCRIBD.
https://bacaanmadani.com/2019/03/pengertian-dan-perbedaan-qawaid-fiqhiyah.html?m=1
http://aminah5211.blogspot.com/2016/03/makalah-pengertian-qawaid-fiqhiyah-dan.html?m=1