Disusun Oleh:
ANDI AMIN
NIRM : 1209.20.09068
ARFINAS
NIRM : 1209.20.09069
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya
dan karunia-nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan
baik untuk memenuhi tugas “Ushul Fiqh dan Qawaidul Fiqhiyah” yang berjudul “Ruang
Lingkup Definisi Ushul Fiqh Dan Qawaidul Fiqhiyah”
Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk memberikan arahan kepada para pembaca
agar lebih memahami tentang materi yang kami tulis.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca, Kami sebagai
penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, saran dan kritik yang kami harapkan dari para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................I
KATA PENGANTAR............................................................................................I
DAFTAR ISI.........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1. Latar Belakang.............................................................................................4
2. Rumusan Masalah........................................................................................4
3. Tujuan..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
1. Kesimpulan ...............................................................................................12
2. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Pembahasan
"Secara istilah, fikih adalah pengetahuan tentang hukum syarak yang berhubungan dengan dengan
perbuatan mukalaf (orang yang layak dibebani hukum taklif) yang dalilnya digali satu per satu,''
ujar Prof Satria.
Para ulama besar memiliki pendapat masing-masing tentang definisi Ushul Fiqh. Syekh
Kamaluddin bin Himam dalam kitab Tahrir, mendefinisikan Ushul Fiqh sebagai pengertian
tentang kaidah-kaidah yang dijadikan sarana (alat) untuk menggali hukum-hukum fikih.
"Dengan kata lain, Ushul Fiqh adalah kaidah-kaidah yang menjelaskan tentang cara (metode)
pengambilan (penggalian) hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dari dalil-dali
syar'i,'' ungkap Prof Muhammad Abu Zahrah dalam bukunya bertajuk, Ushul Fiqih. Contohnya,
kata dia, Ushul Fiqh menetapkan bahwa perintah (amar) itu menunjukkan hukum wajib dan
larangan (nahi) menunjukkan hukum haram.
Sedangkan, Imam al-Baidawi menyatakan, Ushul Fiqh sebagai pengetahuan tentang dalil fikih
secara umum dan menyeluruh, cara meng-istinbat-kan atau menarik hukum dari dalil itu, dan
tentang hal ihwal pelaku istinbat. Lalu, apa bedanya antara ilmu fikih dan Ushul Fiqh?
Menurut Ensiklopedi Islam, perbedaannya terlihat pada objek kedua ilmu tersebut. Objek Ushul
Fiqh adalah dalil-dalil, sedangkan objek fikih adalah perbuatan seseorang yang telah mukalaf
(dewasa dalam menjalankan hukum).
"Jika usuli (ahli Ushul Fiqh) membahas dalil-dalil dan kaidah-kaidah yang bersifat umum, fukaha
(ahli fikih) mengkaji bagaimana dalil-dalil juz'i (sebagian) dapat diterapkan pada peristiwa-
peristiwa yang khusus.
Ilmu Ushul Fiqh hadir dengan tujuan untuk mengetahui dalil-dalil syarak, baik yang menyangkut
bidang akidah, ibadah, muamalah, akhlak, atau uqubah (hukum yang berkaitan dengan masalah
pelanggaran atau kejahatan. Dengan demikian, menurut Ensiklopedi Islam, hukum-hukum Allah
SWT dapat dipahami dan diamalkan.
Dengan begitu, Ushul Fiqh bukanlah sebuah tujuan, melainkan sarana untuk mengetahui hukum-
hukum Allah SWT terhadap suatu peristiwa yang memerlukan penanganan hukum. Dengan
adanya ilmu Ushul Fiqh, agama akan terpelihara dari penyalahgunaan dalil.
”ilmu yang menerangkan hukum hukum syara yang amaliyah ang diambil dari dalil-dalilnya yang
tafsily dan diistinbatkan melalui ijtihad yang memerlukan analisa dan perenungan".
Dari uraian pengertian diatas baik mengenai qawaid maupun fiqhiyah maka yang dimaksud
dengan qawaid fiqhiyah adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Tajjudin as-Subki:
الذى ينطبق على جزئيات كثيرة تفهم احكامها منها االمر الكلى
"Suatu perkara kulli yang bersesuaian dengan juziyah yang yang banyak yang dari padanya
diketahui hukum-hukum juziyat itu".
Menurut Musthafa az-Zarqa, Qowaidul Fiqhyah ialah : dasar-dasar fiqih yang bersifat
umum dan bersifat ringkas berbentuk undang-undang yang berisi hukum-hukum syara’ yang
umum terhadap berbagai peristiwa hukum yang termasuk dalam ruang lingkup kaidah tersebut.
E. Hubungan qawaid fiqhiyah dengan fiqih, ushul fiqih dan qawaid ushuliyyah
Qawaid Fiqhiyah, fiqh, ushul fiqh dan qawaid fiqhiyah tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya. Keempat ilmu tersebut saling terkait dengan perkembangan fiqih, karena
pada dasarnya yang menjadi pokok pembicaraan adalah fiqih.
Qawaid fiqhiyah, ushul fiqih dan qawaid ushuliyah adalah ilmu-ilmu yang berbicara tentang
fiqih. Dengan demikian kajian qawaid fiqhiyah, ushul fiqih dan qawaid usuliyah tersebut adalah
fiqih.
Menurut al-Baidhawy (w.685) dari kalangan ulama syafiiyyah, ushul fiqih adalah :
معرفة دال ئل الفقه اجماال وكيفية الستفادة منها وحال المستفيد
“pengetahuan secara global tentang dalil-dalil fiqih, metode penggunaannya, dan keadaan
(syarat-syarat) orang yang menggunakannya.”
Definisi ini menekankan tiga objek kajian ushul fiqih, yaitu :
1. Dalil (sumالer hukum)
2. Metode penggunaan dalil, sumber hukum, atau metode penggalian hukum dari sumbernya.
3. Syarat-syarat orang yang berkompeten dalam menggali (mengistinbath) hukum dan
sumbernya.
Dengan demikian, ushul fiqih adalah sebuah ilmu yang mengkaji dalil atau sumber hukum dan
metode penggalian (istinbath) hukum dari dalil atau sumbernya. Metode penggalian hukum dari
sumbernya tersebut harus ditempuh oleh orang yang berkompeten. Hukum yang digali dari
dalil/sumber hukum itulah yang kemudian dikenal dengan nama fiqih. Jadi fiqih adalah produk
operasional ushul fiqih. Sebuah hukum fiqih tidak dapat dikeluarkan dari dalil/sumbernya (nash al-
Qur’an dab sunah) tanpa melalui ushul fiqih. Ini sejalan dengan pengertian harfiah ushul fiqih,
yaitu dasar-dasar (landasan) fiqih.
Misalnya hukum wajib sholat dan zakat yang digali (istyinbath) dari ayat Al-Qur’an surat al-
Baqarah (2) ayat 43 yang berbunyi
....... واقيموا الصالة وءاتواالزكوة
2.Saran
Dengan terciptanya makalah ini semoga kita bisa lebih memahami tentang Qawaid Fiqhiyah
sehingga kita sebagai mahasiswa dapat menggali hukum dengan cara dan metode yang dilakukan
olah para ulama salafus shalih, karena jaman sekarang permasalahan-permasalahan agama
khususnya yang berhubungan dengan fiqih begitu moderen sehingga kita sebagai mahasiswa
ditunut untuk lebih memahami tang fiqih khususnya pada makalh ini yaitu tentang qawaid fiqhiyah
yang dengannya semoga kita semua dapat melaksanakannya
Akhirnya tiada gading yang tak retak, kami pemakalah menyadari betul dengan makalh ini
masih banyak kekurangan dan kesalah untuk itu saran dan kritik dari teman-teman sekalian akan
membantu kami dalam penysusnan makalah kedepannya, dan semoga makalh ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.
Daftar Pustaka
Jamiiyah .1983.
Publishing)