PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara Etiomologi: Muamalah dari kata ( )العملyang merupakan istilah yang
digunakan untuk mengungkapkan semua perbuatan yang dikehendaki mukallaf.
muamalah mengikuti pola ( ) ُمفَا َعلَةyang bermakna bergaul ()التَّعَا ُمل. Secara Terminologi:
Muamalah adalah istilah yang digunakan untuk permasalahan selain ibadah.
Ada 2 macam tujuan ibadah, yaitu :
1. Tujuan Pokok
Yaitu menghadapkan diri kepada Allah SWT dan mengkonsentrasikan niat kepada-
Nya dalam setiap keadaan. Dengan adanya tujuan ini seseorang akan mencapai
derajat yang tinggi di akhirat. Contoh : shalat mempunyai tujuan pokok untuk
menundukkan diri kepada Allah SWT dengan ikhlas, mengikat diri dengan berzikir.
2. Tujuan Tambahan
Yaitu agar terciptanya kemaslahatan diri manusia dan terwujudnya usaha yang
baik. Contoh: shalat mempunyai tujuan tambahan untuk menghindarkan diri dari
perbuatan keji dan munkar.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah amalan syari’ah Ibadah dan mu’amalah dalam islam?
C. Tujuan
Untuk mengetahui amalan syari’ah Ibadah dan mu’amalah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3. Ibadah adalah mengesakan dan mengagungkan Allah sepenuhnya serta
menghinakan diri dan menundukkan jiwa kepada-Nya (menurut ulama tauhid dan
hadits).
4. Ibadah adalah mengerjakan segala bentuk ketaatan badaniyah dan
menyelenggarakan segala syari’at/hukum (menurut para ahli bidang akhlak).
5. Ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dikerjakan manusia untuk mencapai
keridhaan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya di akhirat (menurut ahli
fiqih).
Dari semua pengertian di atas dapat ditarik pengertian umum dari ibadah
sebagaimana rumusan berikut :
“Ibadah mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhai oleh Allah SWT, baik
berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyi dalam
rangka mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan pahalaNya”
Ada 2 macam tujuan ibadah, yaitu :
1. Tujuan Pokok
Yaitu menghadapkan diri kepada Allah SWT dan mengkonsentrasikan niat kepada-
Nya dalam setiap keadaan. Dengan adanya tujuan ini seseorang akan mencapai
derajat yang tinggi di akhirat. Contoh : shalat mempunyai tujuan pokok untuk
menundukkan diri kepada Allah SWT dengan ikhlas, mengikat diri dengan berzikir.
2. Tujuan Tambahan
Yaitu agar terciptanya kemaslahatan diri manusia dan terwujudnya usaha yang
baik. Contoh: shalat mempunyai tujuan tambahan untuk menghindarkan diri dari
perbuatan keji dan munkar.
3
4. Amanat dan ‘Aryah (pinjaman),
5. Tirkah (Harta Peninggalan).
Ibn Abidin adalah salah seorang yang mendefinisikan muamalah secara luas
sehingga munakahat termasuk salah satu bagian fiqh muamalah, padahal munakahat
fdiatur dalam disiplin ilmu tersendiri, yaitu fiqh munakahat. Demikian pula tirta, hata
peninggalan atau warisan, juga termasuk bagian fiqh muamalah, padahal tirkah sudah
dijelaskan dalam disiplin ilmu terslndiri, yaitu fiqh mawaris.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibadah ini antara lain meliputi shalat, zakat, puasa, dan haji. Sedangkan
masalah mu’amalah (hubungan kita dengan sesama manusia dan lingkungan), masalah-
masalah dunia, seperti makan dan minum, pendidikan, organisasi, dan ilmu
pengetahuan dan teknologi, berlandaskan pada prinsip “boleh” (jaiz) selama tidak ada
larangan yang tegas dari Allah dan Rasul-Nya.
Ibn Abidin adalah salah seorang yang mendefinisikan muamalah secara luas
sehingga munakahat termasuk salah satu bagian fiqh muamalah, padahal munakahat
diatur dalam disiplin ilmu tersendiri, yaitu fiqh munakahat. Demikian pula tirta, hata
peninggalan atau warisan, juga termasuk bagian fiqh muamalah, padahal tirkah sudah
dijelaskan dalam disiplin ilmu terslndiri, yaitu fiqh mawaris.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini pada waktu
yang akan datang.
5
DAFTAR PUSTAKA
Rahman Ritonga, MA dan Zainuddin, MA. ,“Fiqh Ibadah”, Penerbit Gaya Media
Pratama, Jakarta.2000.hlm.102
Abdul Hakim, “Antara Ibadah dan Muamalah” seorang pemerhati sosial keagamaan
bermukim di Prabumulih, Sriwijaya Post 2002.
Hendi Suhendi, M.Si. Fiqih Muamalah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Hlm.
1-5
Sulaiman Rasjid. “Fiqh Islam” (Hukum Fiqh Lengkap), Penerbit Sinar Baru Algesindo,
Bandung.2001.hlm.87