Kelompok 1
Uud Maghfiroh
Milda Fitria
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
yang sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu
penugasan mata kuliah Fiqih Muamalah yang berjudul “HAL HAL
FUDAMENTAL DALAM FIQIH MUAMALAH”.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Muamalah. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Seberapa Pentingnya Ilmu
Fiqih Muamalah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan muamalah dalam konteks aktivitas perekonomian umat Islam seperti
jual beli, menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi
dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang yang dilakukan
dengan akad-akad yang sesuai syariah telah lazim dilakukan umat Islam sejak masa
Islam itu sendiri lahir di bawah kepemimpinan Rasulullah Saw. termasuk
fundamental bidang ekonomi yang belakangan disebut sebagai ekonomi Islam.1
Sistem ekonomi Islam yang berlandaskan pada nilai keadilan, kebersamaan,
pemerataan, dan kemanfaatan yang menjadi dasar dari prinsip syariat Islam
merupakan alasan utama mengapa system ini semakin dikembangkan dan diminati
masyarakat saat ini. Tentu saja, pengembangan ekonomi Islam ini akan
menghadapi
tantangan yang tidak ringan di masa kini dan masa yang akan datang, yang menjadi
uji coba apakah ekonomi Islam mampu mengatasi krisis global yang juga menjerat
perekonomian Indonesia.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu syariah, fiqih dan fiqih muamalah?
2. Apa posisi muamalah dalam syariah?
3. Obyek dan ruang lingkup fiqih?
4. Bagaimana fardhu ‘ain mempelajari fiqih muamalah?
5. Bagaimana urgensi mempelajari fiqih muamalah?
6. Apa konsep dasar muamalah?
7. Apa kaidah dasar fiqih muamalah?
BAB II
PEMBAHASAN
2. Fiqih muamalah
Fiqih Muamalah terdiri atas dua kata, yaitu fiqih dan muamalah. Berikut penjelasan
dari Fiqih, Muamalah, dan Fiqih Muamalah. 1
Fiqih
Menurut etimologi, fiqih adalah paham, Arti ini sesuai dengan arti fiqih
dalam salah satu hadis riwayat Imam Bukhari yang artinya: “Barang siapa yang
dikehendaki Allah menjadi orang yang baik di sisi-Nya, niscaya diberikan
kepadaNya pemahaman (yang mendalam) dalam pengetahuan agama.”2
4
Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, Penerbit Karya Media Pratama, Jakarta, Februari 2000, hlm. 5
Fiqih Muamalah
Pengertian fiqih muamalah secara terminologi dapat dibagi menjadi dua:
a) Fiqih muamalah dalam arti luas
1. Menurut Ad-Dimyati, fiqih muamalah adalah aktifitas untuk
menghasilkan duniawi menyebabkan keberhasilan masalah
ukhrawi. 5
2. Menurut pendapat Muhammad Yusuf Musa yaitu ketentuan-
ketentuan hukum mengenai kegiatan perekonomian, amanah dalam
bentuk titipan dan pinjaman, ikatan kekeluargaan, proses
penyelesaian perkara lewat pengadilan, bahkan soal distribusi harta
waris.
3. Menurut pendapat Mahmud Syaltout yaitu ketentuan-ketentuan
hukum mengenai hubungan perekonomian yang dilakukan anggota
masyarakat, dan bertendensikan kepentingan material yang saling
menguntungkan satu sama lain.
Jadi, pengertian fiqih muamalah dalam arti sempit lebih menekankan pada
keharusan untuk mentaati aturan-aturan Allah yang telah ditetapkan untuk mengatur
hubungan antara manusia dengan cara memperoleh, mengatur, mengelola, dan
mengembangkan mal (harta benda).
5
Masjfuk Zuhdi, Studi Islam Jilid III : Muamalah, (Jakarta : Rajawali, 1998), hlm. 4
6
Ibid, hlm.4-5
Ciri utama fiqih muamalah adalah adanya kepentingan keuntungan material dalam
proses akad dan kesepakatannya. Berbeda dengan fiqih ibadah yang dilakukan semata-
mata dalam rangkaa mewujudkan ketaatan kepada Allah tanpa ada tendensi kepentingan
material.
Tujuannya adalah dalam rangka menjaga kepentingan orang-orang mukallaf terhadap harta
mereka, sehingga tidak dirugikan oleh tindakan orang lain dan dapat meamnfaaatkan harta
miliknya itu untuk memenuhi kepentingan hidup mereka.
Ada berbagai manfaat yang bisa didapat bila kita belajar muamalah dalam islam, salah
satunya adalah memudahkan kita untuk mengetahui hukum-hukum fiqh tanpa perlu
menghafalkan permasalahannya satu per satu. Manfaat keduanya yaitu membantu
penentuan hukum kontemporer atau baru dengan mudah bila kita menguasai kaidah-kaidah
fiqhiyah. Manfaat yang ketiga adalah mengetahui keindahan syari’at islam dari kaidah
fiqh. Kita juga dapat mengatasi masalah yang ada sekarang ini dengan mudah bila
menguasai kaidah-kaidah fiqh. Fiqh muamalah lebih berfokus pada urusan dunia terlebih
lagi jual beli, jadi bila kita mempelajari muamalah ini kita akan bisa belajar masalah usaha
atau bisnis. Bagaimana kita menjalankan toko tokodengan syari’at islam.
1. Al-Muamalah Al-Adabiyah.
Hal-hal yang termasuk Al-Muamalah Al-Adabiyah adalah ijab kabul, saling
meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan kewajiban,
kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan, dan segala sesuatu yang bersumber dari
indera manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta.7
2. Al-Muamalah Al-Madiyah
1. Jual beli (Al-bai’ at-Tijarah)
2. Gadai (rahn)
3. Jaminan/ tanggungan (kafalah)
4. Pemindahan utang (hiwalah)
5. Jatuh bangkit (tafjis)
6. Batas bertindak (al-hajru)
7. Perseroan atau perkongsian (asy-syirkah)
8. Perseroan harta dan tenaga (al-mudharabah)
9. Sewa menyewa tanah (al-musaqah al-mukhabarah)
10. Upah (ujral al-amah)
11. Gugatan (asy-syuf’ah)
12. Sayembara (al-ji’alah)
13. Pembagian kekayaan bersama (al-qisamah)
14. Pemberian (al-hibbah)
15. Pembebasan (al-ibra’), damai (ash-shulhu)
16. beberapa masalah mu’ashirah (mukhadisah), seperti masalah bunga bank,
asuransi, kredit, dan masalah lainnnya.
17. Pembagian hasil pertanian (musaqah)
18. Kerjasama dalam perdagangan (muzara’ah)
19. pembelian barang lewat pemesanan (salam/salaf)
20. Pihak penyandang dana meminjamkan uang kepada nasabah/ Pembari modal
(qiradh)
21. Pinjaman barang (‘ariyah)
22. Sewa menyewa (al-ijarah)
23. Penitipan barang (wadi’ah)
D. Urgensi mempelajari fiqih muamalah
Didalam Fiqh Muamalah memuat segala ilmu tentang segala hubungan antar
manusia dalam hal tentang kegiatan sesama umat manusia, maka kita lihat
secara garis besar bahwa Fiqh Muamalah mengatur tentang bagaimana kita
sebagai manusia untuk melakukan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, termasuk disini ekonomi, jual beli hingga menjaga
7
Muslich Wardi Ahmad, Fiqh Muamalah, Penerbit Amzah, Jakarta, 2010, hlm. 21
hubungan antar sesama manusia, bila kila lihat maka Fiqh Muamalah
merupakan ilmu yang cukup luas cakupannya, namun disini saya lebih
menekankan Fiqh Muamalah untuk melakukan kegiatan ekonomi atau
melakukan transaksi Jual beli, karena aspek ini merupakan aspek yang selalu
bersentuhan dengan kehidupan kita semua pada tiap-tiap hari, sudah sepatutnya
kita sebagai seorang muslim untuk memperlajari ilmu ini karena hal ini sangat
penting bagi kehidupan kita, bisa dibayangkan apabila kita tidak memilki
peganggan atau pedoman dalam melakukan sesuatu, maka kegiatan yang
dilakukan akan berantakan dan tidak teratur, begitu juga kita menyikapi tentang
berkegiatan Muamalah, dengan kita mempelajari ilmu ini maka diharapkan
dapat membuat kita lebih baik lagi dalam kelakukan kegiatan ekonomi dan
dapat membantu untuk mewujudkan tujuan ekonomi Islam yaitu
mensejahterakan umat dan menghilangkan ketimpangan sosial. Dan untuk
runag lingkup secara garis besar Fiqh Muamalah memuat tentang segala hal
yang meliputi : Transaksi kebendaan, Pemberian kepercayaan, perkawinan,
Urusan Persengketaan, Pembagian warisan. Karena sejatinya dalam Islam tidak
ada pemisahan antara amal perbuatan dan amal akhirat, sebab sekecil kecil
apapun aktifitas manusia didunia harus berdasarkan pada ketetapan allah SWT
agar kelak selamat dunia dan akhirat, inti dari tulisan ini adalah bahwa ilmu
harus selalu kita cari dan diamalkan untuk kehidupan sehari-hari, sebab dengan
ilmu-ilmu seperti Ilmu Fiqh Muamalah, kegiatan kita didunia akan
mendapatkan ridho allah SWT dan akan juga dapat mendapatkan ganjaran yang
setimpal diakhirat kelak, maka untuk kita semua wajib untuk mendalami dan
mempelajari segala pedoman-pedoman atau ilmu apapun tanpa terkeculi,
karena dengan begitu kita akan selamat dunia dan akhirat
.
E. Konsep dasar fiqih muamalah
Konsep Dasar Fiqih Mu’amalah Sebagai sistem kehidupan. Islam
memberikan warna dalam setiap dimensi kehidupan manusia, Tak terkecuali dunia
ekonomi.Sistem Islam ini berusaha mendialektikkan nilai-nilai ekonomi dengan
nilai akidah ataupun etika. Artinya, kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia
dibangun dengan dialektika nilai materialisme dan spiritualisme. Kegiatan ekonomi
yang dilakukan tidak hanya berbasis nilai materi, akan tetapi terdapat sandaran
transendental didalamnya, sehingga akan bernilai ibadah. Selain itu, konsep dasar
Islam dalam kegiatan muamalah (ekonomi) juga sangat konsen terhadap nilai-nilai
humanisme.
Nash shahih dalam arti tsabit dan tegas dalalahnya yang melarang serta
mengharamkannya. Jika ada maka nash itulah yang dipegang. Ini adalah kaidah
yang agung dan sangat bermanfaat.
Dari kaidah ini fukaha menggalinya secara mendalam dan menghasilkan kaidah-
kaidah lain, yaitu: ”Al-ashl fi al-uquud wa syuruut al-ibahah”. Hukum dasar segala
transaksi dan syarat adalah mubah.
Dengan demikian segala hal ihwal jual-beli, hibah, sewa-menyewa dan kebiasaan-
kebiasaan lainnya yang dibutuhkan manusia dalam hidup mereka diizinkan oleh
syariat. Syari’at hanya mengharamkan kebiasaan-kebiasaan yang mengandung
kerusakan dan memakruhkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak patut, sebagaimana
juga syariat mewajibkan kebiasaan-kebiasaan yang bersifat harus dan
menganjurkan kebiasaan yang mengandung maslahat nyata baik kualitasnya,
kuantitasnya maupun karakteristiknya.
Kaidah ini telah menjadi kesepakatan ulama, sebagai dasar dari kaidah ini antara
lain adalah firman Allah dalam Surat Yunus ayat 59 dan Surat An-Nahl 116: