6 april 2016 oleh tabassamjaya
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1. B. Rumusan Masalah.
2. Apa pengertian fiqh mu’amalah?
3. Bagaimanakah konsep dasar fiqh mu’amalah?
4. Apa saja pembagian dan ruang lingkup dalam fiqh mu’amalah?
BAB II
PEMBAHASAN
Fiqh muamalah terdiri atas dua kata, yaitu fiqh dan muamalah. Agar defenisi fiqh
muamalah lebih jelas, terlebih dahulu kita uraikan sekilas tentang pengertian fiqh.
1.Fiqh
Menurut etimologi (bahasa), fiqh adalah ( ( )اَ ْل َف ْه ُمpaham), seperti pernyataan: ( ْت ُ َف َّقه
سَ ْ( )الدَّرsaya paham pelajaran itu). Arti ini, antara lain, sesuai dengan arti fiqh dalam
salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: هللا ِب ِه َخيْرً ا ِ ُي َف ِّق ْه ُه فِى ال ِّدي
َ َمنْ ي ُِر ِد ْن
Artinya
“Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik disisi-Nya, niscaya
diberikan kepada-Nya pemahaman (yang mendalam) dalam pengetahuan agama.”
Menurut terminologi, fiqh pada mulanya berarti pengetahuan keagamaan yang
mencakup seluruh ajaran agama, baik berupa aqidah, akhlak, maupun amaliah
(ibadah), yakni sama dengan arti Syari’ah Islamiya. Namun, pada perkembangan
selanjutnya, fiqh diartikan sebagai bagian dari syari’ah Islamiyah, yaitu pengetahuan
tentang hukum syari’ah Islamiyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang
telah dewasa dan berakal sehat yang diambil dari dalil-dalil yang terinci.
Masih banyak defenisi fiqih lainnya yang dikemukakan para ulama. Ada yang
mendefenisikannya sebagai himpunan dalil yang mendasari ketentuan hukum Islam.
Ada pula yang menekankan bahwa fiqih adalah hukum syari’ah yang diamabil dari
dalilnya. Namun demikian, yang menarik untuk dikaji adalah pernyataan Imam
Haramain bahwa fiqih merupakan pengetahuan hukum syara’ dengan jalan ijtihad.
Demikian pula pendapat Al-Amidi bahwa yang dimaksud pengetahuan hukum
dalam fiqih adalah melalui kajian dari penalaran (nadzar dan istidhah). Pengetahuan
hukum yang tidak melalui ijtihad (kajian), tetapi bersifat dharuri, seperti sholat lima
waktu wajib, zina haram, dan masalah-masalah qath’i lainnya tidak termasuk fiqih.
Hal itu menunjukkan bahwa fiqih bersifat ijtihadi atau zhanni. Pada perkembangan
selanjutnya, istilah fiqih sering dirangkakan dengan kata Al-Islami sehungga
terangkai Al-Fiqh Al-Islami,yang sering diterjemahkan dengan hukum Islam yang
memiliki cakupan sangat luas. Pada perkembangan selanjutnya, uama fiqih
membagi fiqih menjadi beberapa bidang, salah satunya adalah fiqih muamalah.
2. Muamalah
Menurut etimologi, muamalah berasal dari kata: ( )عا مل – يعا مل – معا ملةartinya saling
bertindak, saling berbuat, dan saling mengamalkan. Menurut etimologi, kata
muamalah adalah bentuk masdar dari kata’amala yang artinya saling bertindak,
saling berbuat, dan saling beramal.
3.Fiqih Muamalah
Pengertian fiqih muamalah menurut terminologi dapat dibagi menjadi dua.
1. Menurut Ad-Dimyati:
Dari pengertian dalam arti luas di atas dapat diketahui bahwa fiqih muamalah adalah
aturan-aturan (hukum) Allah SWT., yang ditujukan untuk mengatur kehidupan
manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan
duniawi dan sosial masyarakat.
“Muamalah adalah aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia
dalam usahanyauntuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara
yang paling baik.”
“Muamalah adalah tukar menukar barang atau sesuatu yang bermanfaat dengan
cara-cara yang telah ditentukan.”
Kalau ketiga defenisi diatas, ditelaah secara seksama fiqih muamalah dalam arti
sempit menekankan keharusan untuk menaati aturan-aturan Allah yang telah
ditetapkan untuk mengatur hubungan antara manusia dengan cara memperolaeh,
mengatur, mengelola, dan mengembangkan mal (harta benda).
Namun, menurut pengertian muamalah diatas, fiqih muamalah tidak mencakup
berbagai hal yang berkaitan dengan harta, seperti cara mengatur tirkah (harta
waris), sebab masalah ini telah diatur dalam disiplin ilmu itu tersendiri, yaitu dalam
Fiqih Mawaris.[1]
Konsep dasar yang menjadi acuan fiqih mu’amalah selain Al-Qur’an dan Al-Hadits
serta Ijma’ dan Qiyas adalah sisi kemaslahatan, karena pada dasarnya semua
bentuk interaksi dan perikatan yang dilakukan manusia hukumnya adalah mubah,
selain hal-hal yang secara jelas ditunjukkan pelarangannya oleh sumber utama
syari’at Islam.
Selain itu pertimbangan hukum dalam fiqih mu’amalah adalah kemashlahatan umat
demi tercapainya tujuan bersama yang saling menguntungkan, untuk itulah fiqih
mu’amalah dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan karena
perkembangan manusia yang senantiasa dinamis, sehingga pembahasan terhadap
permasalahan hukum yang berkaitan dengan mu’amalah senantiasa berkembang.
Adapun prinsip-prinsip muamalah dalam islam yakni sebagai berikut:
1. Al-Muamalah Al-Madiyah
2. Al-Muamalah Al-Adabiyah
1. Al-mu’amalah Al-madiyah,
yaitu muamalah yang mengkaji objek muamalah (bendanya). Dengan kata lain, al-
muamalah al-madiyah adalah aturan yang ditetapkan syara’ terkait dengan objek
benda. Dimaksudkan dengan aturan ini, bahwa dalam memenuhi kebutuhan yang
sifatnya kebendaan, seperti jual-beli (al-bai’), tidak saja ditujukan untuk
mendapatkan keuntungan (profit) semata, akan tetapi juga bagaimana dalam aturan
mainnya harus memenuhi aturan jual-beli yang ditetapkan syara’.
Yang termasuk kedalam kategori muamalah ini adalah :
1) Al Ba’i (Jual Beli)
2) Syirkah (perkongsian)
3) Al Mudharabah (Kerjasama)
4) Rahn (gadai)
5) Kafalah dan dhaman (jaminan dan tanggungan)
6) Utang Piutang
7) Sewa menyewa
8) Hiwalah (Pemindahan Utang)
9) Sewa Menyewa (Ijarah)
10) Upah
11) Syuf’ah (gugatan)
12) Qiradh (memberi modal)
13) Ji’alah (sayembara)
14) Ariyah (pinjam meminjam)
15) Wadi’ah (titipan)
16) Musaraqah
17) Muzara’ah dan mukhabarah
18) Pinjam meminjam
19) Riba
20) Dan beberapa permasalahan kontemporer (asuransi, bank dll)[4]
1. Al-muamalah Al-Adabiyah
Hal-hal yang termasuk ruang lingkup Al-muamalah Al-Adabiyah adalah ijab dan
Kabul, saling meridhoi, tidak ada keterpaksaan, hak dan kewajiban, dan segala
sesuatu yang bersumber dari panca indra manusia yang ada kaitannya dengan
peredaran harta. [5]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Fiqih Muamalah adalah
fiqih yang membahas tentang bagaimana hubungan antar manusia dengan manusia
dalam sebuah hubungan masyarakat, yang mana aturan-aturan tersebut ada
sebagai suatu petunjuk kepada manusia agar sesuai syariat agama.
Adapun mengenai kaidah dasar dan hukum fiqih muamalah adalah sebagai berikut: