Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Geopolitik dan Geostrategi Indonesia

Disusun oleh:
Kelompok 6
Aji bintang Budiarto 1518620002
Ahmad Fikri Syaiful 1518620006
Abdul Gani 1518620013
Ariyan Fazari 1518620027

Dosen Pengampu :
Dr. Neti Karnati, M.Pd

REKAYASA KESELAMATAN KEBAKARAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan
Rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah Pendidikan Kewarganegaraan dengan
judul “Geopolitik Dan Geostrategi Indonesia” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan dari banyak pihak,
sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih dari
berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam rangka menyelesaikan makalah ini. Tetapi tidak lepas dari
semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa serta aspek-aspek lainnya.

Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami sangat berharap semoga
dari makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca
untuk mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan pada makalah-makalah berikutnya.

Jakarta, 24 Oktober 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN
BAB II

PEMBAHASAN

D. Pengertian Geopolitik

Istilah Geopolitik berasal dari 2 (dua) pengertian yaitu Geo dan Politik, Geo berarti bumi dan
Politik berarti kekuatan yang didasarkan pada pertimbanganpertimbangan dasar dalam menentukan
alternatif kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional. Dengan demikian pengertian
Geopolitik sebagai satu kesatuan adalah sebuah kebijakan politik suatu negara yang memanfaatkan
geografi sebagai basis penguasaan ruang hidup demi terjaminnya kelangsungan hidup dan
pengembangan kehidupan negara yang bersangkutan adalah suatu kearifan yang sangat relevan.
Alasannya, geografi adalah ruang hidup, ruang hidup adalah sumber daya, sumber daya adalah energi
dan ekonomi, energi dan ekonomi adalah kekuasaan (power). Oleh karena itu, geografi, teritori dan
ruang hidup dengan segala isinya harus dikuasai bila perlu dengan menggunakan senjata. Oleh karena
itu, geopolitik merupakan pengembangan daripada geografi politik (dalam arti pendistribusian
kekuasaan, kewenangan dan tanggungjawab) dengan berdasarkan pada konstalasi geografi untuk
menyelenggarakan kepentingan nasional.

Menurut Tanireja, dkk (2011:177) geopolitik adalah kajian tetang ruang yang dikaitkan dengan
kekuasaan politik, dan diwujudkan dalam bentuk kekuatan pertahanan wilayah (darat, laut dan udara).
Sementara menurut Hayati dan Ahmad Yani (2011: 13) objek studi geografi politik adalah tidak terlepas
dari Negara. Dalam studi geografi politik, Negara adalah political region atau politically organized areas
yang di dalamnya mempelajari relasi antara kehidupan dan aktivitas politik dengan kondisi-kondisi alam
suatu Negara. Dengan mengacu pada pengertian geografi politik tersebut, jelaslah bahwa suatu Negara
dalam menetapkan garis kebijakan nasionalnya dalam berbagai aspek harus memperhatikan relasi antara
kehidupan politik dan aktivitas politik dengan kondisi atau wilayah Negara tersebut. Selain itu, geografi
politik juga mempelajari demografi suatu Negara terkait dengan potensi dan jumlah sumber daya
manusianya. Apakah keadaan demografi menjadi kekuatan atau justru menjadi kelemahan atau beban
bagi Negara.

Di beberapa Negara maju, ledakan jumlah penduduk dianggap merupakan suatu beban bagi
Negara sehingga populasinya perlu ditekan melalui program keluarga berencana. Negara yang telah
berhasil menekan ledakan jumlah penduduknya relative lebih maju dibanding Negara yang jumlah
penduduknya tidak terkendali. Hal ini sangat wajar mengingat potensi sumber kekayaan alam yang
dimiliki oleh suatu Negara harus mampu menopang kehidupan penduduknya. 88Selain mempelajari
keadaan demografi, geografi politik juga mengkaji keadaaan atau potensi sumber daya alam yang
dimilikinya. Pada zaman dahulu, Negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah identik
dengan Negara makmur. Meskipun demikian, pada zaman sekarang suatu Negara yang memiliki
kekayaan alam melimpah belum tentu termasuk Negara maju. Hal ini disebabkan oleh kemampuan
sumber daya manusia yang tidak seimbang dengan tuntutan pengelolaan kekayaan alamnya. Negara
maju tidak memerlukan banyak kekayaan alam, dengan sumber daya manusia yang handal mereka dapat
mendatangkan sumber kekayaan alam dari Negara lain untuk menjadi bahan baku industry yang mereka
kembangkan. Negara-negara penghasil (produsen) teknologi tinggi di bidang otomotif, pertanian,
kedirgantaraan dan sebagainya pada umumnya adalah Negara yang memiliki sumber daya manusia yang
handal meskipun negaranya tidak menghasilkan banyak bahan baku yang dibutuhkan untuk
pengembangan dan produksi teknologi tersebut.

E. Teori Geopolitik

1. Teori Geopolitik Fredefich Ratzel

Pokok-pokok teori Ratzel, disebut Teori Ruang, menyebutkan bahwa:

A. Pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme (makhluk hidup), yang memerlukan
ruang hidup (lebensraum) cukup agar dapat turnbuh dengan subur melalui proses lahir, tumbuh,
berkembang, mempertahankan hidup, menyusut, dan mati.
B. Kekuatan suatu negara harus marnpu mewadahi pertumbuhannya. Makin luas ruang dan potensi
geografi yang diternpati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan makin besar kemungkinan
kelompok politik itu tumbuh.
C. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam.
Hanya bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup terus dan berlangsung.
D. Apabila ruang hidup negara sudah tidak dapat memenuhi keperluan, ruang itu dapat dipeluas
dengan mengubah batas-batas negara baik secara damai maupun melalui jalan kekerasan atau
perang.
Pandangan Ratzel tentang geopolitik menimbulkan dua aliran kekuatan, yaitu (1) berfokus pada
kekuatan di darat (kontinental) dan (2) berfokus pada kekuatan di laut (maritim). Melihat adanya efek
persaingan dua aliran kekuatan yang bersumber dari teorinya, Ratzel meletakkan dasar-dasar
suprastruktur geopolitik, yaitu bahwa kekuatan suatu negara harus mampu mewadahi tumbuhan kondisi
dan kedudukan geografinya. Dengan demikian, esensi pengertian politik adalah penggunaan kekuatan
fisik dalam rangka rnewujudkan keinginan atau aspirasi nasional suatu bangsa. Hal ini seiring kearah
politik adu kekuatan dan adu kekuasaan dengan tujuan ekspansi.

2. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen

Pokok-pokok teori Kjellen dengan tegas menyatakan bahwa negara adalah suatu organisme hidup.
Pokok teori tersebut terinspirasi oleh pendapat Ratzel vang menyatakan bahwa negara adalah suatu
organisme yang tunduk pada hukum biologi, sedangkan pokok teori Ratzer mencoba menerapkan
metodologi biologi teori Evolusi Darwin yang sedang popular di Eropa pada akhir abad ke-l9 ke dalam
teori ruangnya. Pokok-pokok teori Kjellen rnenyebutkan:

A. Negara merupakan satuan biologis, suatu organism hidup, yang memiliki intelektualitas. Negara
dimungkinkan untuk mendapatkan ruang yang cukup luas agar kemampuan dan kekuatan
rakyatnya dapat berkembang secara bebas.
B. Negara merupakan suatu sistem politik yang meliputi geopolitik, ekonomi politik, demo politik,
dan krato politik (politik memerintah)
C. Negara harus mampu berswasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi
untuk meningkatkan kekuatan nasionalnya: ke dalam untuk mencapai persatuan dan kesatuan
yang harmonis dan ke luar untuk mendapatkan batas-batas negara yang lebih baik. Sementara
itukekuasaan Imperium Kontinental dapat mengontrol kekuatan maritim.

3. Teori Geopolitik Karl Haushofer

Pokok-pokok teori Haushofer pada dasarnya menganut teori Kjellen dan bersifat ekspansionis serta
rasial, bahkan dicurigai sebagai teori yang menuju kepada peperangan. Teori Haushofer berkembang di
Jerman dan mempengaruhi Adolf Hitler. Teori ini pun dikembangkan di Jepang dalam ajaran Hako
Ichiu yang dilandasi oleh semangat materialisme dan fasisme. Inti teori Haushofer adalah:

A. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam.
B. Kekuasaan Imperium Daratan dapat mengejar kekuasaan Imperium Maritim untuk menguasai
pengawasan di laut.
C. Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia Barat
(Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur Raya
D. Geopolitik adalah doktin negara yang menitikberatkan perhatian kepada soal strategi perbatasan.
E. Ruang hidup bangsa dan tekanan kekuasaan ekonomi dan sosial yang rasial mengharuskan
pembagian baru dari kekayaan alam di dunia.
F. Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam perjuangan mendapatkan ruang
hidup,

4. Teori Geopolitik Sir Halford Mackinder

Pokok teori Mackinder menganut “konsep kekuatan darat” dan mencetuskan Wawasan Benua. Teorinya
menyatakan : Barang siapa dapat menguasai “Daerah Jantung”, yaitu Eurasia (Eropa dan Asia) akan
dapat menguasai “Pulau Dunia”, yakni Eropa, Asia, dan Afrika. Barang.

5. Teori Geopolitik Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan

Pokok teori kedua ahli tersebut menganut “konsep kekuatan maritim” dan mencetuskan Wawasan
Bahari, yaitu kekuatan di lautan. Teorinya menyatakan: Barang siapa menguasai lautan akan menguasai
“perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai “kekayaan dunia” sehingga pada akhirnya
akan menguasai dunia.

6. Teori Geopolitik William Mitchel, Albert Saversky, Gulio Dauhet, dan John Frederick Charles Fuller

Keempat ahli geopolitik ini melahirkan teori Wawasan Dirgantara, yaitu kekuatan di udara. Dengan
pemikiran bahwa di udara memiliki daya tangkis yang dapat diandalkan untuk menangkis ancaman dan
melumpuhkan kekuatan lawan.

7. Teori Geopolitik Nicholas J.Spykman Pokok teori Spykman disebut “Teori Daerah Batas” atau “Teori
Wawasan Kombinasi”, yaitu teori yang menggabungkan kekuatan darat, laut, dan udara yang dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi suatu negara.
F. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
1. Pengertian dan Hakikat
Kata wawasan mengandung arti pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap inderawi,
sedangkan istilah nusantara dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan
gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera
Indonesia serta di antara benua Asia dan benua Australia. Untuk membina dan
menyelenggarakan kehidupan nasional, bangsa Indonesia merumuskan suatu landasan visional
yang dapat membangkitkan kesadaran untuk menjamin persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan yang menjadi cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya.
Landasan visional ini dikenal dengan istilah Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional dan
diberi nama Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara adalah geopolitik Indonesia, yang diberi pengertian sebagai cara
pandang dan sikap bangsa insonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan
bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai
serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan
nasional.
2. Latar belakang filosofi
Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia dikembangkan berdasarkan latar
belakang filosofi sebagai berikut:
a. Falsafah Pancasila
Wawasan Nusantara dikembangkan berdasarkan falsafah pancasila yang mengandung nilai-
nilai keimanan dan ketaqwaan, keadilan dan keberadaban, persatuan dan kesatuan, musyawarah
untuk mencapai mufakat, serta kesejahteraan guna menciptakan suasana damai dan tenteram
menuju kebahagiaan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia dari generasi ke
generasi.
b. Aspek Kewilayahan Indonesia
Kondisi objektif geografi Indonesia terletak pada posisi silang yang sangat strategis, dan
memiliki karakteristik yang berbeda dengan negara lain. Hal tersebut menjadi aspek yang
melatarbelakangi pengembangan Wawasan Nusantara. Kondisi objektif geografi Indonesia
mengandung beraneka ragam kekayaan alam baik yang di dalam maupun di atas permukaan
bumi, potensi di udara dan ruang antariksa dan jumlah penduduk yang besar yang terdiri atas
berbagai suku yang masing-masing memiliki budaya, adat istiadat/tradisi, dan pola kehidupan
yang beraneka ragam.
c. Aspek Sosial Budaya
Wawasan Nusantara juga dikembangkan berdasarkan kondisi objektif bangsa Indonesia yang
beraneka ragam budaya, adat istiadat, agama, dan bahasa serta sistem masyarakat dan
organisasi kemasyarakatannya. Kepemilikan itu merupakan warisan yang diterima secara
emosional dan bersifat mengikat secara kuat ke dalam, karena itu sangat sensitive sifatnya.
d. Aspek Kesejahteraan
Bangsa Indonesia lahir di atas perjalanan sejarah yang sangat panjang, sedangkan semangat
kebangsaan untuk menjadi bangsa merdeka ditandai dengan lahirnya Organisasi Budi Utomo.
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan buah dari perjuangan yang dilandasi semangat
tersebut.
3. Asas dan Fungsi
Asas Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia yaitu ketentuan-ketentuan dasar
yang harus dipatuhi, ditaati,dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya
komponen/unsur pembentuk bangsa Indonesia (suku/golongan) terhadap kesepakatan
(commitment) bersama, terdiri dari:
1)Kepentingan bersama
2) Keadilan
3) Kejujuran
4) Solidaritas
5) Koordinasi/ kerjasama
6) Kesetiaan terhadap ikrar bersama

Selanjutnya untuk fungsi Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia yaitu


berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu – rambu dalam menentukan segala
kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat
dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

4. Tujuan
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia bertujuan mewujudkan nasionalisme
yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan
nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal
tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan – kepentingan individu, kelompok, suku
bangsa atau daerah. Kepentingan – kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui, dan dipenuhi,
selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat banyak.

D. Teori Kekuasaan

Sejarah kekuasaan di dalam negara sudah ada sejak berabad-abad silam. Para ahli, termasuk John
Locke dan Montesquieu, telah memaparkan teori dan rumusan mengenai macam-macam kekuasaan
negara. Pembagian kekuasaan dalam pemerintahan suatu negara diperlukan untuk mencegah terjadinya
kekuasaan absolut atau mutlak seperti yang berlaku dalam sistem pemerintahan monarki atau kerajaan.
Miriam Budiardjo dalam Dasar-dasar Ilmu Politik (2007) mengungkapkan bahwa kekuasaan adalah
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain supaya melakukan tindakan-tindakan yang
dikehendaki atau diperintahkannya. Terkait kekuasaan absolut, Lord Acton mengatakan, “Manusia yang
mempunyai kekuasaan cenderung menyalahgunakan, tetapi manusia yang mempunyai kekuasaan tak
terbatas pasti menyalahgunakannya.” Pembagian kekuasaan akhirnya diperlukan untuk mencegah
terjadinya kekuasaan absolut. Dengan begitu, pemerintahan suatu negara tidak serta merta dapat
menjalankan kebijakan sendiri.

Teori Kekuasaan Negara Menurut John Locke John Locke

Dikutip dari buku bertajuk Pembahagian Kekuasaan Negara (1962) karya Ismail Suny, membagi
kekuasaan negara menjadi tiga, yaitu:

A. Legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang.


B. Eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang, termasuk mengadili setiap
pelanggaran terhadap undang-undang.
C. Federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri.

John Locke juga memisahkan wewenang negara dan agama dengan amat ketat. Dinukil dari Petualangan
Intelektual (2004) karya Simon Petrus L. Tjahjadi, Locke menegaskan keduanya terpisah dan tidak
boleh saling mencampuri. Urusan agama, tegas John Locke, adalah keselamatan akhirat, sedangkan
urusan negara adalah keselamatan di dunia saat ini atau ketika manusia masih hidup.

Teori Kekuasaan Negara Menurut Montesquieu

Pendapat John Locke agak berbeda dengan pandangan Montesquieu tekait macam-macam kekuasaan
negara. Montesquieu tidak memasukkan kekuasaan federatif melainkan dijadikan satu dari kekuasaan
eksekutif. Adapun kekuasaan negara menurut Mostesquieu terdiri dari:

A. Legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang.


B. Eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
C. Yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undang-undang, termasuk mengadili setiap
pelanggaran terhadap undang-undang.

Dalam penjabaran kekuasaan negara dari Mostesquieu, kekuasaan yudukatif berdiri sendiri, tidak
mendapat intervensi dari kekuasaan lainnya saat menjalankan tugas sebagai pengadil atas pelanggaran
undang-undang. Konsep pembagian kekuasaan negara oleh Mostequieu ini dikenal dengan Trias
Politica yang diterapkan oleh banyak pemerintahan di dunia, termasuk di Indonesia.

Macam-macam Kekuasaan Negara di Indonesia Republik Indonesia

Menganut Trias Politica dalam sistem pemerintahannya. Sistem pemerintahan ini diatur dalam
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Saat UUD 1945 mendapatkan amandemen, ada revisi terkait
susunan pembagian kekuasaan.

Tulisan Christiani Junita Umboh bertajuk "Penerapan Konsep Trias Politica dalam Sistem
Pemerintahan Republik Indonesia" di Jurnal Lex Administratum (2020) menyebutkan, sebelum
dilakukan amandemen, pembagian kekuasaan negara di Indonesia terdiri dari:

A. Legislatif oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
B. Eksekutif oleh Presiden
C. Yudikatif oleh Mahkamah Agung (MA)
D. Konsultatif oleh Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
E. Eksaminatif oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Setelah dilakukannya Amandemen UUD 1945 usai Reformasi 1998, terdapat penambahan dan
pengurangan lembaga negara dalam pembagian kekuasaan. Susunannya sebagai berikut:
A. Legislatif oleh MPR, DPR, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
B. Eksekutif oleh Presiden
C. Yudikatif oleh MA, Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial (KY)
D. Eksaminatif oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

E. Fungsi Geopolitik

A. Geopolitik sebagai konsepsi ketahanan nasional sebagai konsep dalam pembangunan, pertahanan
keamanan serta kewilayahan.
B. Geopolitik sebagai pembangunan nasional yang mencakup kesatuan politik, sosial dan ekonomi,
sosial politik, kesatuan pertahanan serta keamanan.
C. Geopolitik sebagai pertahanan dan keamanan dalam pandangan geopolitik Indonesia sebagai
satu kesatuan pada seluruh wilayah serta segenap kekuatan negara.
D. Geo Politik sebagai wawasan kewilayahan dalam mengatur pembatasan negara untuk
menghindari adanya sengketa antarnegara tetangga.
A. Pengertian Geostrategi
Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan kostelasi
geografi sebagai faktor utamanya. Disamping itu juga memperhatikan kondisi sosial, budaya, penduduk,
sumber daya alam, lingkungan regional maupun internasional.

Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi. Geografi merujuk kepada ruang hidup
nasional, wadah, atau tempat hidupnya bangsa dan negara Indonesia. Strategi adalah politik dalam
pelaksaan, yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan
keinginan politik. Karena strategi merupakan upaya pelaksanaan, maka strategi pada hakikatnya
merupakan suatu seni yang implementasinya didasari oleh intuisi, perasaan dan hasil pengalaman.
Strategi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang langkah-langkahnya selalu berkaitan dengan data atau
fakta yang ada. Seni dan ilmu digunakan sekaligus untuk membina atau mengelola sumber daya yang
dimiliki dalam suatu rencana dan tindakan. Strategi sendiri berasal dari bahasa Yunani yang diartikan
sebagai “the art of general” atau seni seseorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan.
Strategi juga dapat diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang dan damai. Karl von Clauseewitz (1780-
1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik. Strategi
pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam) untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Atas dasar pengertian sederhana diatas, bangsa Indonesia memandang geostrategi sebagai
strategi dalam memanfaatkan keadaan atau konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan
kebijakan tujuan, dan sarana-sarana guna mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional bangsa
Indonesia.
Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara untuk
menentukan kebijakan, tujuan,sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional, geostrategi dapat pula
dikatakan sebagai pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik. menurut
Kaelan, (2007:143) geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita
dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi
pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa depan lebih baik,
lebih aman dan bermartabat. Dengan kata lain bagi bangsa Indonesia, merupakan strategi dalam
memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan,tujuan dan sarana-
sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang
bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masadepan yang lebih baik, aman dan
sejahtera berdasarkan aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945. Dengan demikian strategi nasional adalah cara melaksanakan politik
nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.
Strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan UUD 1945. Sejak tahun
1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga
yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik”. Lembaga-lembaga tersebut adalah
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), Presiden, Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Kontitusi
(MK), dan Komisi Yudisial (KY). Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai
“ infrastruktur politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik,
organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interes group) dan kelompok penekan
(pressure group). Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerjasama dan memiliki kekuatan
yang seimbang.
Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politik diatur oleh
presiden/mandataris MPR. Dalam melaksanakan tugas ini, presiden dibantu oleh berbagai lembaga
tinggi lainnya serta dewan-dewan yang merupakan badan koordinasi, seperti Dewan Stabilitas Ekonomi
Nasional, Dewan Pertahanan Keamanan Nasional, Dewan Tenaga Atom, Dewan Penerbangan dan
Antariksa Nasional RI, Dewan Otonomi Daerah dan Dewan Stabilitas Politik dan Keamanan. Sedangkan
proses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politik dilakukan oleh presiden
dan paramentrinya. Selanjutnya, presiden menyusun program kabinet dan memilih menteri-menteri yang
akan melaksanakan program tersebut. Program kabinet dapat dipandang sebagai dokumen resmi yang
memuat politik nasional yang diariskan oleh presiden. Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri
dan pimpinan lembaga pemerintah berdasarkan petunjuk presiden. Yang dilaksanakan oleh presiden
sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan. Didalamnya sudah
tercantum program-program yang lebih konkrit yang disebut sasaran nasional.
Proses politik dan strategi nasional pada infrastruktur politik merupakan sasaran yang akan
dicapai oleh rakyat Indonesia. Sesuai dengan kebijaksanaan politik nasional, penyelenggaraan negara
harus mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap semua lapisan masyarakat dengan
mencantumkan sasaran sektoral.
Melalui pranata-pranata politik, masyarakat ikut berpartisipasi dalam kehidupan politik nasional.
Dalam era reformasi saat ini masyarakat memiliki peran yang sangat besar dalam mengontrol jalannya
politik dan strategi nasional yang telah ditetapkan oleh MPR maupun yang dilaksanakan oleh presiden.
Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, maupun bidang hankam
akan selalu berkembang karena :
a. Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Semakin terbukanya akaldan pikiran untuk memperjuangkan haknya.
c. Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam pemenuhan kebutuhan
hidup.
d. Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan semakin
tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide baru.

B. Wujud Geostrategi Indonesia


Guna mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional yang telah diamanatkan oleh
Pembukaan UUD 1945 diperlukan suatu rumusan strategi yang dianggap mampu menciptakan masa
depan yang aman dan sejahtera. Geostrategi Indonesia dirumuskan bukan untuk kepentingan politik
menguasai bangsa lain atau perang, tetapi sebagai kondisi, metode, dan doktrin untuk mengembangkan
potensi kekuatan nasional di dalam melaksanakan pembangunan nasional guna merealisasikan amanat
Pembukaan UUD 1945 di dalam mewujudkan cita-cita proklamasi bangsa Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur; serta mewujudkan tujuan nasional: melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Geostrategi Indonesia selanjutnya dirumuskan dalam wujud konsep atau gagasan Ketahanan
Nasional (National Endurance) Republik Indonesia:
1. Gagasan Tannas oleh Seskoad tahun 1960-an.Tannas (Pertahanan Nasional) adalah pertahanan
wilayah oleh seluruh rakyat.
2. Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1963-an.Tannas adalah keuletan dan daya tahan nasional
dalam menghadapi segala kekuatan, baik yang datang dari luar maupun dan dalam yang langsung
ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa Indonesia.
3. Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1969-an. Tannas adalah keuletan dan daya tahan nasional
dalam menghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung
ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa Indonesia.
4. Gagasan Tannas berdasar SK Menhankam/Pangab No.SKEP/1382/XG/1974.Ketahanan Nasional
adalah merupakan kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan. ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi
segala ancaman, gangguan, dan tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang
langsung ataupun tidak langsung, membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara, serta perjuangan nasional. 5) Gagasan Tannas menurut GBHN 1978-1997.Tannas
adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan
negara.

C. Fungsi Geostrategi
Geostrategi atau ketahanan nasional Indonesia mempunyai fungsi sebagai daya tangkal. Dalam
kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, geostrategi Indonesia ditujukan untuk menangkal segala
bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa,
dan negara Indonesia dalam aspek:
A. Ketahanan pada aspek ideologi. Ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman
dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi bangsa
dan negara Republik Indonesia.
B. Ketahanan dalam aspek politik. Untuk mengejar ketinggalan dari negara-negara maju, kita
perlu perlu mengadakan proses perubahan atau modernisasi, penegakan hukum, dan
menegakkan disiplin nasional. Pancasila merupakan falsafah dan ideologi pemersatu bangsa
Indonesia yang membimbing ke arah tujuan dan cita-cita yang sama.
C. Ketahanan pada aspek ekonomi. Ketangguhan kekuatan nasional dalam kegiatan yang berkaitan
dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, usaha untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Kekayaan di wilayah Nusantara,
baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik bersama bangsa untuk memenuhi
kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata. Tingkat perkembangan ekonomi harus
seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah
masing-masing.
D. Ketahanan pada aspek sosial budaya. Ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi
ancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin kelangsungan hidup sosial
budaya bangsa dan negara Republik Indonesia. Masyarakat Indonesia adalah satu bangsa yang
harus memiliki kehidupan serasi dengan tingkat kemajuan yang merata dan seimbang sesuai
dengan kemajuan bangsa.
E. Ketahanan pada aspek pertahanan keamanan. Ketangguhan kekuatan pertahanan nasional dan
upaya untuk melindungi kepentingan bangsa dan negara demi tetap terwujudnya kondisi
kelangsungan hidup bangsa. ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya
adalah ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara. Tiap-tiap warga negara mempunyai hak
dan kewajiban yang sama untuk ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara dalam
rangka pembelaan negara dan bangsa.

Fungsi geostrategi atau ketahanan nasional Indonesia secara umum adalah sebagai daya tangkal
dari berbagai bentuk ancaman yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi, politik, keamanan dan
berbagai bentuk ancaman lain yang dapat mengancam terhadap keutuhan NKRI. Ancaman tersebut baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Ancaman dari dalam negara berupa konflik di wilayah
yang dapat mengancam terhadap kedaulatan negara. Anak Agung Banyu Perwita, dkk (2013)
menjelaskan, berbagai permasalahan yang memicu terjadi konflik, sepatutnya dihadapi dengan
mengeluarkan berbagai kebijakan geopolitik yang menjadi dasar atau ditindaklanjuti dengan kebijakan
geostrategi sebagai langkah pengamanan atau perlindungan terhadap ancaman yang menjadi potensi
hilangnya wilayah-wilayah yang menjadi konflik. Inilah salah satu langkah strategis yang dapat
dilakukan untuk kedaulatan negara Republik Indonesia.

D. Perkembagan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya

1. Sejak 17 Agustus 1939 sampai dengan 13 Desember 1957


Wilayah Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas Hindia Belanda berdasarkan
ketentuan dalam “territoriale zee en Maritieme Kringen Ordonatie” tahun 1939 tentang batas wilayah
laut teritorial Indonesia. Ordonasi tahun 1939 tersebut menetapkan batas wilayah laut teritorial sejauh 3
mil dari garis pantai ketika surut, dengan asas pulau demi pulau secara terpisah-pisah. Hal ini tentu tidak
sesuai dengan kepentingan keselamatan dan keamanan negara kesatuan RI.

2. Dari Deklarasi Juanda (13 Desember 1957) sampai dengan 17 Februari 1969
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan sebagai
pengganti Ordonasi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikut:
a. Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat.
b. Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia di sesuaikan dengan asas negara kepulauan.
c. Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan keamanan Negara
Republik Indonesia.

3. Dari 17 Februari 1969 (Deklarasi Landas Kontinen) sampai sekarang


Deklarasi tentang landas kontinen negara RI merupakan konsep politik yang berdasarkan konsep
wilayah. Deklarasi ini dipandang pula sebagai upaya untuk mengesahkan Wawasan Nusantara. Asas
pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas kontinen adalah sebagai berikut:
a. Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia adalah milik
eksekutif RI.
b. Memerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landas kontinen dengan negara-
negara tetangga melalui perundingan.
c. Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang ditarik ditengah-tengah
antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar negara tetangga.
d. Klaim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landang kontinen
Indonesia maupun udara diatasnya.

4. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)


Pengumuman pemerintah negara tentang Zona Ekonomi Ekslusif terjadi pada 21 Maret 1980.
Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia. Alasan-alasan
yang mendorong Pemerintah mengumumkan ZEE adalah:
1) Persediaan ikan yang semakin tebatas.
2) Kebutuhan untuk membangun nasional Indonesia.
3) ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang
disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. sedangkan geostrategi Indonesia
diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Geostrategi adalah suatu strategi dalam
memanfaatkan kondisi geografi ystem dalam menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana sebagai
upaya untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia memberi
arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan
yang lebih baik, aman, dan sejahtera yang berdasarkan Pembangunan dan UUD 1945.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat memberikan bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami supaya menjadi
pembelajaran untuk kami kedepannya.

Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan mohon dimaklumi, karena kami hanyalah
hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa. Sekian Terima Kasih.

DAFTAR PUSTAKA

https://repository.unikom.ac.id/33029/1/Materi%205.doc

https://osf.io/preprints/inarxiv/8g9sf/download

Anda mungkin juga menyukai