Anda di halaman 1dari 24

Strategi Penerapan Dokumen Rencana Induk

Sistem Penanggulangan Kebakaran dan


Penyelamatan (RISPKP)

Prof. Yulianto S Nugroho


Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Jakarta, 5 September 2023

Yulianto S Nugroho_UI_2023 1
Penyelenggaraan Sub Urusan Kebakaran dan Penyelamatan
(UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah)

Yulianto S Nugroho_UI_2023 2
Pertimbangan
Keselamatan Kebakaran Lesson learned
dalam Pengembangan
Rencana Tata Ruang Inspeksi Keandalan SPK Kebakaran BG dan
Pemukiman di
Wilayah Pencegahan Pelaksanaan Perda terkait Kab./Kota
Kebakaran SPK

RTRW Kebakaran BG untuk


(Rencana Tata
Investigasi Kebakaran kegiatan
Pemadaman
Bisnis/Industri di
Ruang Wilayah) Kebakaran
Kab./Kota
Penyelamatan Kebakaran kawasan
(Rescue) di Kab./Kota
Penyelamatan dan
evakuasi korban
RISPKP Penanganan B3
kebakaran dan kondisi
(Rencana Induk Sistem
Pemberdayaan darurat lainnya dengan potensi
Penanggulangan
Kebakaran dan Masyarakat kebakaran dan
Penyelamatan) Pembimbingan teknis, ledakan
bantuan teknis dan pola
kemitraan terkait relawan Penyelamatan
Penanganan kebakaran (rescue) kondisi
Bahan Berbahaya darurat
dan Beracun Yulianto S Nugroho_UI_2023 3
Tata Ruang
Keterkaitan Elemen Strategi
Keselamatan/Proteksi Zonasi Ruang Jarak antar Bangunan Infrastruktur Hydrant, dsb.
Kebakaran Bangunan Gedung
Penyediaan
Sarana
Jenis Fungsi/
Penggunaan
Penyelamatan Struktur/
Jiwa
Fungsi Bangunan Konstruksi
Bangunan Bangunan Gedung
Flammability
Gedung
Flammability
Beban material Perilaku Material yang
mampu bakar Mekanik digunakan pada
(Fuel load) Jumlah beban Struktur Bangunan Gedung
kalor (Quantity)
Daya Tahan
Bangunan
(Durability)
Ukuran Api Waktu (durasi)
(Size of Fire) kebakaran
Adapted from Jose Torero et al. (2018)

Fitur keselamatan kebakaran bangunan gedung


Penyelamatan Jiwa Proteksi Lingkungan Proteksi Properti Infrastruktur Hydrant, dsb.
1. Keselamatan Jiwa dan Sarana Jalan Keluar
2. Proteksi Kebakaran Pasif
3. Proteksi Kebakaran Aktif
4. Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung Layanan Pemadam Kebakaran
5. Akses Petugas dan Kendaraan Pemadam Kebakaran (Fire Service)
Yulianto S Nugroho_UI_2023 4
Pertimbangan dalam Pembaharuan RISPKP
1. Penyelarasan dengan perkembangan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku pada saat ini.
2. Penyelarasan dengan perkembangan masyarakat,
pembangunan dan ilmu pengetahuan.
3. Sebagai upaya untuk memberikan solusi pada
permasalahan, kesulitan dalam penyusunan
dokumen Rencana Induk (RISPKP), khususnya
yang berkaitan dengan analisis risiko kebakaran
dan ketahanan masyarakat pada risiko kebakaran
(fire resilience).
4. Sebagai bagian dari upaya pencapaian tujuan-
tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs)
Yulianto S Nugroho_UI_2023 5
RISPKP
Rencana Induk Sistem Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
yang selanjutnya disingkat RISPKP adalah dokumen yang memuat hal-
hal yang berkaitan dengan perencanaan tentang sistem pencegahan,
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan.
Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran yang selanjutnya disingkat RSCK adalah seluruh
aktivitas dan kondisi untuk mencegah terjadinya kebakaran atau meminimalkan potensi
terjadinya kebakaran.
Rencana Sistem Penanggulangan Kebakaran yang selanjutnya disingkat RSPK adalah
seluruh aktivitas dan kondisi untuk mengantisipasi kerugian kebakaran termasuk korban
jiwa dan luka-luka dengan melakukan penanggulangan dan pengendalian pada saat
terjadi kebakaran.

Rencana Sistem Keselamatan Publik yang selanjutnya disingkat RSSP adalah


seluruh aktivitas dan kondisi atau upaya untuk melakukan kegiatan penyelamatan
jiwa dan harta benda baik pada kondisi kebakaran dan kondisi darurat non-
kebakaran. Yulianto S Nugroho_UI_2023 6
Analisis Risiko Kebakaran
(SFPE Handbook, 2015)

Analisis Risiko Kebakaran yang selanjutnya disingkat ARK adalah suatu


pendekatan terstruktur untuk pengambilan keputusan dalam kondisi
ketidakpastian yang meliputi:

(a) identifikasi bahaya kebakaran,


(b) estimasi konsekuensi dan probabilitas dari bahaya kebakaran,
(c) identifikasi opsi pengendalian bahaya,
(d) pengukuran dampak dari estimasi risiko bahaya dan
(e) pemilihan sistem proteksi kebakaran yang sesuai.

Yulianto S Nugroho_UI_2023 7
FIRLI
Indeks Ketangguhan Kebakaran/ Fire Resilience Index yang selanjutnya disebut
FIRLI adalah suatu upaya untuk mengidentifikasi/ mengkaji kemampuan suatu
ekosistem, komunitas, atau masyarakat yang terpapar bahaya kebakaran untuk
dapat mengatasi dampak yang diterima dan kemampuan memulihkan diri dari
efek bahaya secara mandiri maupun dengan bantuan para pihak dengan efektif
dan efisien.

Yulianto S Nugroho_UI_2023 8
REDKAR dan FKK
Relawan Pemadam Kebakaran yang selanjutnya disebut REDKAR adalah
anggota masyarakat yang memiliki keahlian penanggulangan kebakaran serta
penyelamatan atau telah dididik dan dilatih oleh Dinas atau lembaga yang
berkompeten mengenai cara pencegahan dan penanggulangan kebakaran
serta penyelamatan.

Forum Komunikasi Kebakaran yang selanjutnya disingkat FKK adalah wadah


bagi anggota yang terdiri dari orang per orang, tokoh masyarakat, akademis,
praktisi, pemerhati, relawan dan pengusaha yang peduli untuk melakukan
upaya terhadap masalah pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

Yulianto S Nugroho_UI_2023 9
Sistem Informasi Pemadam Kebakaran

Sistem Informasi Pemadam Kebakaran adalah tatanan, prosedur, dan


mekanisme untuk pengumpulan, pengolahan, penyampaian, pengelolaan, dan
penyebarluasan data dan/atau informasi kebakaran dan penyelamatan yang
terintegrasi untuk dimanfaatkan dalam mendukung kebijakan pemadam
kebakaran dan penyelamatan.

Yulianto S Nugroho_UI_2023 10
Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup
1) Maksud disusunnya Peraturan Menteri ini adalah mewujudkan ketangguhan
masyarakat dan pemerintah daerah serta pengelola bangunan gedung dan
lingkungan dalam pencegahan, penanggulangan kebakaran dan penyelamatan
jiwa dan harta benda termasuk kondisi darurat non-kebakaran.

2) Tujuan disusunnya Peraturan Menteri ini adalah memberikan pedoman kepada


Pemerintah Daerah dalam mewujudkan keselamatan masyarakat terhadap
potensi ancaman bahaya kebakaran dan kondisi darurat non-kebakaran.

3) Ruang lingkup meliputi :

a. Dokumen RISPKP;
b. Penetapan WMK; dan
c. Sistem Informasi Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan.
Yulianto S Nugroho_UI_2023 11
Dokumen RISPKP
Dokumen RISPKP meliputi:

1. Analisis Risiko Kebakaran;


2. Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran;
3. Rencana Sistem Penanggulangan Kebakaran;
4. Rencana Sistem Keselamatan Publik; dan
5. Indeks Ketangguhan Kebakaran.

Yulianto S Nugroho_UI_2023 12
Dokumen Analisis Risiko Kebakaran
Analisis Risiko Kebakaran

(1)Dinas dalam rangka memetakan risiko kebakaran harus menyusun ARK terdiri
dari:
a. pengertian;
b. model-model risiko kebakaran dan metode estimasi risiko kebakaran;
c. penghitungan tingkat risiko kebakaran; dan
d. analisis risiko kebakaran tematik wilayah.

(2) ARK, meliputi:


e. indeks risiko terhadap penghuni; dan
f. indeks risiko terhadap bangunan/industri, dan lingkungan.

Yulianto S Nugroho_UI_2023 13
Penghitungan ARK
Penghitungan ARK sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. perhitungan peluang terjadinya pemicuan kebakaran;
b. potensi pertumbuhan kebakaran;
c. potensi paparan bahaya kebakaran;
d. potensi durasi kebakaran;
e. karakteristik penghuni;
f. karakteristik bangunan/industri/lingkungan;
g. upaya pencegahan kebakaran;
h. estimasi efektivitas pemadaman Kebakaran dan penyelamatan; dan
i. risiko kebakaran kepada bangunan/industri/lingkungan dan penghuni.

ARK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur menggunakan metodologi dan
penghitungan yang ditetapkan oleh Menteri.
Yulianto S Nugroho_UI_2023 14
Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran
(1) Dinas dalam rangka menyelenggarakan pencegahan kebakaran menyusun RSCK terdiri dari:
a. kriteria RSCK;
b. lingkup kegiatan RSCK;
c. identifikasi sarana proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan;
d. identifikasi sosialisasi dan penyuluhan kepada kelompok masyarakat;
e. analisis permasalahan; dan
f. rekomendasi program kegiatan pencegahan kebakaran.
(2) RSCK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurangkurangnya meliputi:
a. perencanaan sarana prasarana pencegahan;
b. pendataan dan penilaian proteksi kebakaran melalui pemeriksaan/inspeksi proteksi
kebakaran;
c. pemberdayaan masyarakat melalui edukasi/sosialisasi dan pembentukan/pembinaan
REDKAR; dan
d. penegakan peraturan daerah dalam hal penyimpangan standar keselamatan kebakaran
pada bangunan gedung.
(3) Tata cara penyusunan RSCK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
Yulianto S Nugroho_UI_2023 15
Rencana Sistem Penanggulangan
Kebakaran
(1) Dinas dalam rangka menyelenggarakan penanggulangan kebakaran menyusun
RSPK terdiri dari:
a. kriteria RSPK;
b. lingkup kegiatan RSPK;
c. identifikasi risiko kebakaran;
d. analisis permasalahan; dan
e. rekomendasi program kegiatan penanggulangan kebakaran.
(2) RSPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurangkurangnya meliputi:
a. operasional pemadaman kebakaran;
b. kesiapsiagaan petugas pemadam kebakaran; dan
c. ketersediaan SOP pemadaman kebakaran.
(3) Tata cara penyusunan RSPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Menteri.
Yulianto S Nugroho_UI_2023 16
Rencana Sistem Keselamatan Publik
(1) Dinas dalam rangka menyelenggarakan sistem keselamatan publik menyusun
RSSP terdiri dari:
a. kriteria RSSP;
b. lingkup kegiatan RSSP;
c. identifikasi kondisi yang mengancam jiwa manusia sehingga memerlukan
penyelamatan;
d. analisis permasalahan; dan
e. rekomendasi program kegiatan penyelamatan.
(2) RSSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi:
a. operasional penyelamatan dan evakuasi;
b. kesiapsiagaan petugas penyelamatan; dan
c. ketersediaan SOP penyelamatan dan evakuasi.
(3) Tata cara penyusunan RSSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Menteri.
Yulianto S Nugroho_UI_2023 17
Indeks Ketangguhan Kebakaran
(1) Dinas dalam rangka mengukur ketangguhan kemampuan sistem, komunitas
atau masyarakat terhadap ancaman bahaya kebakaran menyusun FIRLI.
(2) FIRLI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi:
a. Pengertian ketangguhan kebakaran wilayah dan masyarakat;
b. Indeks Ketangguhan Kebakaran /Fire Resilience Index; dan
c. Penghitungan Indeks Ketangguhan Kebakaran.
(3) FIRLI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur menggunakan metodologi
dan penghitungan yang ditetapkan oleh Menteri.

Yulianto S Nugroho_UI_2023 18
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
(1) Setiap kabupaten/kota terdiri dari beberapa WMK mengikuti wilayah
administrasi kecamatan.
(2) WMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar penghitungan
ARK dan FIRLI dalam rangka penyusunan RISPKP.

(1)Hasil penghitungan ARK dan FIRLI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11


ayat sebagai dasar pembentukan Pos Damkar dan penyediaan sarana
prasarana sistem proteksi kebakaran kabupaten/kota.
(2)Pembentukan Pos Damkar dan penyediaan sarana prasarana
sebagaimana pada ayat (1) terdapat di desa/kelurahan dan/atau
gabungan desa/kelurahan.

Yulianto S Nugroho_UI_2023 19
Penyusunan RISPKP
(1) Penyusunan RISPKP meliputi :
a. Komitmen pemerintah daerah;
b. Pelibatan pemangku kepentingan (stakeholder);
c. Menetapkan peta dasar yang digunakan;
d. Penetapan jumlah obyek lingkungan dan bangunan gedung yang wajib tersedia
sarpras/proteksi kebakaran;
e. Penghitungan risiko kebakaran pada sebuah lingkungan dan bangunan gedung
f. Penetapan dan penempatan Pos Sektor Damkar dan Pos Damkar
g. Penetapan kondisi darurat yang memerlukan penyelamatan non kebakaran
h. Penghitungan dan penetapan FIRLI
i. Kajian dan analisis Dinas;
j. Analisis peraturan;
k. Penyusunan Pembiayaan;
l. Pengesahan RISPKP; dan
m. Rencana implementasi RISPKP.
(2) Tata cara penyusunan RISPKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
Yulianto S Nugroho_UI_2023 20
Outline Dokumen RISPKP
1. Pendahuluan (tujuan, sasaran, lingkup, metode)
2. Kondisi geografis wilayah
3. Potensi bahaya dan pemetaan risiko kebakaran tematik di daerah
(pemukiman, sentra ekonomi, sentra layanan publik, industri dan lahan
terbuka)
4. Pemetaan tingkat ketangguhan kebakaran di daerah
5. Pembentukan wilayah manajemen kebakaran (WMK)
6. Penentuan skala layanan pemadam kebakaran dan penyelamatan (Pos
pemadam, Kapasitas layanan (SOP), Penyediaan SDM Damkar dan
Penyelamatan, Penentuan sumber air, Sarana dan prasarana)
7. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM)
8. Rencana induk pencegahan
9. Rencana induk penanggulangan
10. Rencana induk penyelamatan
11. Program 5 – 10 tahunan.
Yulianto S Nugroho_UI_2023 21
Strategi Penerapan Dokumen RISPKP
Setelah dokumen RISPKP tersusun, maka Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memiliki
strategi, arah kebijakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana
pemerintah daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD melalui sistem
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan dengan efektif dan efisien.

Tersedianya dokumen RISPKP menunjukkan kemantapan pemerintah daerah dalam


mewujudkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan ketangguhan
masyarakat terhadap kebakaran.

Strategi penerapan dokumen RISPKP dapat menjadi pedoman/rencana induk dalam


menggambarkan bagaimana langkah-langkah pembangunan nyata dilakukan dari waktu
ke waktu, dengan membedah indikator capaian masing-masing sasaran. RISKPK
sekaligus memandu bagaimana strategi dijalankan dalam rentang waktu tertentu
(misalkan 5 s.d. 10 tahun ke depan) dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan
sasaran pembangunan.
Yulianto S Nugroho_UI_2023 22
Strategi Penerapan Dokumen RISKPP (lanjutan)
Beberapa pilihan strategi dan arah kebijakan yang terencana, terpadu dan terukur dalam pengembangan
sistem penanggulangan kebakaran dan penyelamatan, a.l.:

1. Menerapkan segala upaya untuk menekan potensi risiko bahaya kebakaran berdasarkan hasil
pemetaan risiko kebakaran tematik di daerah (pemukiman, sentra ekonomi, sentra layanan publik,
industri dan lahan terbuka).
2. Mengevaluasi wilayah manajemen kebakaran (WMK) yang telah ada dan upaya pengembangannya
dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM)
3. Mengintegrasikan strategi penanggulangan kebakaran dan penyelamatan dalam pengembangan RTRW,
dan proses Perijinan, termasuk dalam proses Penyelenggaraan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung).
Penyelenggaraan PBG dilakukan melalui dua proses, yakni perencanaan PBG dan penerbitan PBG.
4. Penentuan skala layanan pemadam kebakaran dan penyelamatan:
a. Ketersediaan Pos pemadam,
b. Kapasitas layanan (SOP),
c. Penyediaan SDM Damkar dan Penyelamatan,
d. Perhitungan dan Penentuan sumber air,
e. Pembangunan jaringan hidran kota dan wilayah,
f. Perencanaan sarana dan prasarana pemadam kebakaran dan penyelamatan.
5. Upaya untuk mengurangi jumlah dan meningkatkan kondisi Permukiman kumuh.
Catatan: Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni yang ditandai dengan ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang
Yulianto syarat.
tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi S Nugroho_UI_2023
(UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman). 23
Terima kasih
Alamat korespondensi:

Prof. Yulianto S. Nugroho


Department of Mechanical Engineering
Fire Safety Engineering Research Group
Universitas Indonesia
Kampus UI Depok 16424, Indonesia
E-mail : fserc.ui@gmail.com

Yulianto S Nugroho_UI_2023 24

Anda mungkin juga menyukai