Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

1. Daftar Isi hal. 1

2. Kata Pengantar hal. 2


BUKU PANDUAN PRAKTIS 3. Definisi dan Jenis – Jenis Kebakaran hal. 4

4. Faktor Penyebab Terjadinya Kebakaran hal. 6


PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN
BAHAYA KEBAKARAN 5. Usaha Pencegahan Bahaya Kebakaran hal. 9
PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI 6. Sistem, Teknik dan Taktik Pemadaman hal. 10

7. Langkah atau Tindakan yang Tepat Bila Terjadi Kebakaran


hal. 13

8. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) hal. 14

9. Contoh Alat Pemadam Api Ringan dan


Cara Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan hal. 17

10. Cara Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) hal. 18

11. Cara Penanggulangan dan Pelaporan hal. 19

12. Penutup hal. 20

Penyusun
Hendra Kelana

1
KATA PENGANTAR Bab V Pembinaan Pasal 9 ayat (3)
Pengurus diwajibkan meyelenggarakan pembinaan bagi semua
tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dalam pencegahan
Sampai kapanpun, kebakaran merupakan suatu peristiwa yang
kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan
menakutkan karena bahaya kebakaran sering menimbulkan berbagai
keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian
kerusakan, baik terhadap keselamatan jiwa, harta benda maupun
pertolongan pertama pada kecelakaan.
lingkungan hidup. Lebih dari itu kebakaran dapat mengakibatkan
terganggunya keseimbangan masyarakat. Oleh sebab itu dari berbagai
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER
pihak telah dilakukan upaya-upaya penanggulangan dan pencegahannya
01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
baik secara preventif maupun represif
Konstruksi Bangunan,
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER
Pada pelaksanaan kerja jasa konstruksi khususnya proyek, peristiwa
04/Men/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
kebakaran merupakan bahaya yang harus ditangani secara serius,
Pemeliharaan Alat pemadam Api Ringan
sistematis, efektif dan berkesinambungan. Bila bahaya kebakaran terjadi
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-186/Men/1999 tentang
di suatu proyek disamping membawa kerugian-kerugian tersebut diatas
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
yang paling penting adalah hilangnya kepercayaan si pemberi kerja
 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/B/1977 tentang
(Owner) terhadap pelaksana kerja.
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran

Menyadari hal tersebut diatas, maka disusunlah Buku Panduan Praktis


yang memuat ketentuan-ketentuan yang menyangkut upaya pencegahan
Dengan kelengkapan isi Buku Panduan Praktis ini diharapkan dapat
dan penanggulangan bahaya kebakaran, berdasarkan;
bermanfaat bagi segenap pemakainya dan dapat lebih
meningkatkan kesadaran dan kepedulian Pimpinan dan Staff
 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Proyek dalam hal mengantisipasi bahaya-bahaya yang ada di
Bab III Syarat – Syarat Keselamatan Kerja
proyek terutama Bahaya Kebakaran.
Pasal 3 ayat (1)
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
“ MENCEGAH LEBIH MUDAH DARIPADA MEMADAMKAN “
terjadi kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.

2 3
DEFINISI DAN JENIS – JENIS KEBAKARAN 4. Pencegahan Kebakaran adalah segala daya dan upaya secara
berencana untuk meniadakan kemungkinan timbulnya kebakaran.
A. DEFINISI
5. Pemberantasan / Pemadaman Kebakaran adalah segala daya
1. Kebakaran adalah peristiwa yang ditimbulkan karena api yang tidak dan upaya saat terjadi kebakaran untuk memadamkan, melokalisir
terkendali, sehingga dapat mengakibatkan kerugian harta benda api, menyelamatkan jiwa/raga manusia serta mengamankan harta
bahkan korban manusia. benda, mengadakan penyelidikan atas sebab terjadinya kebakaran
dan merehabilitasi.
2. Api adalah bersenyawanya atau bertemunya 3 (tiga) unsur dengan
komposisi yang seimbang dan mudah bereaksi, yaitu : SEBELUM SAAT SESUDAH
KEBAKARAN KEBAKARAN KEBAKARAN
a) Benda yang mudah terbakar baik padat, cair maupun Gas
b) Panas PENCEGAHAN PEMADAMAN IDENTIFIKASI
c) Oksigen (O2)
KESIAGAAN PEMBERANTASAN PENANGGULANGAN
Terjadinya Api digambarkan dalam Segi Tiga Api.

6. Jalan Menyelamatkan Diri adalah sarana berbentuk konstruksi


permanen pada bangunan gedung dan tempat kerja yang dirancang
aman untuk waktu tertentu sebagai jalan atau rute penyelamatan
apabila terjadi keadaan darurat.

B. JENIS – JENIS KEBAKARAN

1. Kebakaran bahan padat kecuali logam (Golongan A);

2. Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar (Golongan B);

3. Kebakaran instalasi listrik bertegangan (Golongan C);


3. Penanggulangan Kebakaran adalah segala daya dan upaya
secara berencana untuk mencegah dan memberantas terjadinya 4. Kebakaran logam (Golongan D).
kebakaran.

4 5
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEBAKARAN 3. Karena Penyalaan Sendiri

1. Kurangnya Pengertian Terhadap Penanggulangan / Pencegahan a) Oksidasi secara lambat


Kebakaran  Tumpukan sampah.
 Tumpukan serbuk gergaji yang terkena bahan bakar minyak.
a) Tidak memasang proteksi bunga api pada waktu pengelasan atau  Penyimpanan tembakau
pekerjaan lainnya.  dll.
b) Memakai peralatan yang memakai api di dekat bahan yang mudah
terbakar. b) Proses Kimia
c) Meletakan bahan yang mengandung minyak dekat dengan sumber  Kalium Permanganat (PK) bercampur dengan glycerin.
panas.  Fosfor Putih terkena udara.
d) Menyimpan atau memakai bahan bakar / gas dekat dengan sumber  Natrium bercampur dengan air.
panas.  dll.
e) Memadamkan api (kebakaran) dengan media pemadam yang tidak
tepat, misalnya : Kebakaran Bensin, Solar atau Minyak Tanah c) Peledakan
dipadamkan dengan Air. Peledakan adalah suatu kebakaran yang berlangsung sangat cepat
dan mengeluarkan banyak asap (ledakan debu zat asam, serbuk
2. Karena Kelalaian kayu dll.).
Orang yang mengerti tentang penanggulangan kebakaran, tetapi lalai
atau tidak peduli untuk melaksanakannya, misalnya : 4. Karena Listrik

a) Tidak membuat rencana kerja dan analisa bahaya pekerjaan pada Terjadi karena :
waktu melaksanakan kerja yang berhubungan dengan kerja api.  Hubungan singkat (korsleting listrik)
b) Tidak memperhatikan masalah penanggulangan kebakaran.  Tegangan atau beban lebih
c) Tidak memperhatikan / melakukan pemeriksaan rutin terhadap alat-  Sambungan kurang sempurna
alat yang sedang dipakai dan lingkungan disekitar lokasi kerja.  Isolasi tidak memakai isolasi standar dan tidak sempurna
d) Tidak mematuhi tanda-tanda peringatan bahaya api  Peralatan listrik yang sudah rusak
(Dilarang Merokok, Dilarang Membuat Api, dll.)  Alat pengaman / sekring instalasi rusak atau tidak standar
e) Tidak menyediakan Alat Pemadam Api saat bekerja dengan api  dll.
(Pengelasan / Pemotongan dengan las, pembakaran sampah, dll.)
f) Merokok dan membuang putung rokok tidak pada tempatnya, dll.

6 7
5. Karena Faktor Mekanik USAHA PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN

Terjadi karena : Pencegahan bahaya kebakaran berarti segala usaha yang dilakukan agar
 Gesekan logam dengan logam dan mengeluarkan bunga api. tidak terjadi penyalaan api yang tak terkendali, pada setiap terjadi
 Benturan logam dengan logam. kebakaran tindakan pemadaman awal adalah sangat penting dan
menentukan, sebab pada saat api masih kecil mudah dikendalikan dan
6. Karena Bencana Alam dipadamkan. Oleh karena itu tindakan awal haruslah cepat dan tepat dan
bila terlambat atau melakukan sesuatu kesalahan maka dapat
a) Kebakaran oleh sinar Matahari (misalnya kebakaran hutan musim menimbulkan akibat yang sangat fatal.
kemarau)
b) Gunung meletus yang melemparkan bunga api. Adapun usaha pencegahan bahaya kebakaran itu sebagai berikut :
c) Petir yang menyambar benda yang mudah terbakar.
d) Angin Topan (yang mampu memutuskan kawat listrik tegangan 1) Memberikan pengertian kepada setiap tenaga kerja tentang
tinggi) penyebab terjadinya bahaya kebakaran.
2) Memberikan Training atau Pelatihan kepada tenaga kerja tentang
7. Karena Disengaja teknik atau cara pemadaman api pada awal terjadinya kebakaran.
3) Menyediakan Alat Pemadam Api pada tempat-tempat yang
Unsur kesengajaan dalam kebakaran umumnya dilakukan untuk tujuan beresiko atau mudah kebakaran dan menempatkan ditempat yang
sabotase, balas dendam, iri hati, tujuan politik tertentu dan lain-lain. strategis dan mudah dijangkau.
4) Memasang rambu-rambu bahaya api ditempat-tempat yang
beresiko atau mudah terbakar (misalnya : Gudang, Penyimpanan
Bahan Bakar Minyak dll.).
5) Melindungi atau memproteksi bahan-bahan padat, cair atau gas
yang mudah terbakar.
6) Melakukan pemeriksaan pada pemakaian Mesin atau Listrik secara
berkala (pemakaian peralatan maupun instalasinya).
7) Memasang proteksi pada pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan api (pengelasan, gurinda, las potong, dll.).
8) Menyediakan tempat pembakaran sampah yang aman.
9) Mencegah tindakan-tindakan yang bisa mengakibatkan kebakaran
(misalnya : membuang putung rokok sembarangan, dll.)
10) Memelihara Kebersihan dan Kerapian tempat kerja.
11) Membentuk team / regu pemadam kebakaran, dll.
8 9
SISTEM, TEKNIK DAN TAKTIK PEMADAMAN HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMADAMAN API

Adapun sistem pemadaman api dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu : 1) Arah Angin.
Usahakan penyemprotan api dari samping, tidak menetang arah
1) Sistem Isolasi / Lokalisasi angin.
Dengan cara membatasi agar kebakaran tidak meluas dan
kemudian memutuskan hubungan dengan udara luar serta 2) Bahan atau Benda yang Terbakar.
meniadakan supply Oksigen. Untuk ini memang diperlukan pengalaman dalam mendeteksi
macam benda yang terbakar dengan melihat warna asap yang
2) Sistem Pendinginan ditimbulkan (misalnya, asap hitam biasanya karena karet yang
Dengan cara mengurangi atau menghilangkan panas dari benda terbakar)
yang terbakar.
3) Alat Pemadam Api yang Tersedia.
3) Sistem Urai Dalam hal melakukan pemadaman dengan Alat Pemadam Api
Yang dimaksud dengan Sistem Urai adalah dengan memisah - harus disesuaikan dengan jenis atau klasifikasi kebakaran.
misahkan benda yang terbakar menjadi beberapa bagian yang lebih
kecil. 4) Sikap Pada Waktu Pemadaman.
Cara ini dipakai apabila sistem isolasi / lokalisasi dan sistem Bertindak tegas dan disiplin, tenang, waspada, mudah berpikir dan
pendinginan masih belum berhasil memadamkan api. kompak dalam team work, cepat serta efisien.

Untuk memperoleh hasil pemadaman yang baik dibutuhkan teknik dan 5) Kerusakan Akibat Pemadaman.
taktik pemadaman yang memadai disamping Alat Pemadam Api yang bisa Pemadaman terhadap kebakaran yang penting memang
diandalkan. memadamkan api, tetapi sedapat mungkin upaya pemadaman ini
harus memperkecil terjadinya kerugian dengan tanpa mengurangi
Teknik Pemadaman ialah kemampuan menggunakan alat-alat Pemadam usaha pemadaman itu sendiri.
Api yang tepat dan se-efisien mungkin. Misalnya :
Kebakaran kecil kertas, rokok dan lain-lain yang diperkirakan dapat
Taktik Pemadaman ialah langkah atau tindakan pemadaman yang baik dipadamkan cukup dengan menyiramkan air, maka tidak perlu
dengan mengutamakan keselamatan bagi dirinya dan orang lain serta menggunakan Alat Pemadam Api Ringan.
menekan sekecil mungkin kerugian akibat kebakaran dan
pemadamannya. 6) Keselamatan Diri.
Dalam usaha pemadaman harus kita perhitungkan apakah ada
asap yang berbahaya
10 11
(misalnya : asap pembakaran dari bahan kimia tertentu dan LANGKAH ATAU TINDAKAN YANG TEPAT
berbahaya) sehigga perlu menggunakan tabung oksigen atau BILA TERJADI KEBAKARAN
pengaman yang lain, kemudian perlu diperhitungkan juga apakah
obyek yang sedang terbakar (misalnya rumah) ada bagian yang 1. Berusaha semaksimal mungkin memadamkan api pada awal
mudah runtuh dan bila demikian dalam pemadaman ini jangan terjadinya kebakaran dengan Alat Pemadam Api yang tersedia,
masuk atau berada terlalu dekat, buatlah jarak yang aman dan dengan tenang / jangan panik, cepat bertindak dan harus waspada.
cukup untuk menghindar.
2. Mematikan aliran listrik dan mengeluarkan material yang mudah
Dalam menggunakan Dry Chemical sebagai alat pemadam dalam terbakar (botol gas atau sejenisnya) dari lokasi kebakaran.
ruangan perlu sekali diperhatikan dimana pintu untuk jalan keluar
karena type pemadam ini dapat mengakibatkan gelapnya ruangan 3. Membunyikan Bel / Alarm, Sirene atau berteriak Kebakaran !!!
oleh serbuk / powder obat pemadam.
agar orang lain segera mengetahui dan segera membantu
pemadaman.

4. Menelpon / memberitahu Pimpinan tentang kejadian yang ada.

5. Kalau api diperkirakan tidak akan bisa dipadamkan dengan


peralatan pemadam yang ada , segera telpon petugas pemadam
kebakaran terdekat, matikan bunyi alarm agar karyawan / pekerja
tidak panik dan segera adakan pengamanan lokasi.

6. Melokalisasi Api dan mengamankan karyawan / pekerja yang ada


dengan memberikan petunjuk arah penyelamatan dan berusaha
menyelamatkan barang-barang berharga / dokumen penting
bersama-sama dengan karyawan yang berkompenten.

7. Menunjukan dan memberi jalan keluar bagi kendaraan yang akan


keluar, dan tidak memperbolehkan kendaraan masuk selain dari
kendaraan petugas pemadam kebakaran untuk masuk dalam
membantu pemadaman api.

12 13
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) c) Jenis Serbuk / Powder bahan kimia kering (Dry Chemical)
APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire
1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Extinguisher terdiri dari serbuk kering kimia yang merupakan
Ialah alat yang ringan dan praktis serta mudah dioperasikan oleh 1 kombinasi dari Mono-amonium dan ammonium sulphate. Serbuk
(satu) orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kering Kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang
kebakaran. terbakar sehingga memisahkan Oksigen yang merupakan unsur
penting terjadinya kebakaran.
2. Jenis Alat Pemadam Api Ringan.
APAR Jenis Dry Chemical Powder ini merupakan Alat pemadam
a) Jenis Cairan (Air Bertekanan) api yang serbaguna karena efektif untuk memadamkan kebakaran
APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang diisikan oleh di hampir semua kelas kebakaran seperti Kelas A, B dan C.
Air dengan tekanan tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis
APAR yang paling Ekonomis dan cocok untuk memadamkan api APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk
yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti digunakan dalam Industri karena akan mengotori dan merusak
Kertas, Kain, Karet, Plastik dan lain sebagainya (Kebakaran peralatan produksi di sekitarnya.
Kelas A).
Tetapi akan sangat berbahaya jika dipergunakan pada d) Jenis Gas (CO2, Halon)
kebakaran yang dikarenakan Instalasi Listrik yang bertegangan APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang
(Kebakaran Kelas C). menggunakan bahan Karbon Dioksida (Carbon Dioxide / CO2)
sebagai bahan pemadamnya. APAR Karbon Dioksida sangat
b) Jenis Busa ( Foam ) cocok untuk Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah
APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan terbakar) dan Kelas C (Instalasi Listrik yang bertegangan).
kimia yang dapat membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film
Forming Foam) yang disembur keluar akan menutupi bahan 3. Cara Pemakaian / Penggunaannya.
yang terbakar sehingga Oksigen tidak dapat masuk untuk
proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini efektif untuk a) Tarik Pen pengunci / pengaman.
memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat b) Arahkan Selang penyalur ke titik api searah dengan tiupan /
non-logam seperti Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya hembusan angin.
(Kebakaran Kelas A) serta kebakaran yang dikarenakan oleh c) Tekan Tangkai pembuka bahan pemadam.
bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak, Alkohol, d) Semprotkan dengan jarak 1 (satu) meter dengan titik api.
Solvent dan lain sebagainya (Kebakaran Jenis B).

14 15
4. Tehnik Pemasangan dan Perawatan. JENIS ALAT PEMADAM API RINGAN ( APAR )

a) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) harus ditempatkan pada


posisi yang mudah dilihat, mudah dicapai dan mudah diambil
serta harus dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan
“ Alat Pemadam Api “.
Satu buah Alat Pemadam Api dengan berat 2 Kg diperkirakan
bisa mengamankan area seluas 150 (seratus lima puluh) M2.
b) Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) harus
sedemikian rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya)
berada pada ketinggian 1,25 meter dari permukaan lantai
kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical) dapat
ditempatkan lebih pendek dengan syarat jarak antara dasar
APAR tidak kurang 15 (lima belas) centimeter dari permukaan
lantai.
c) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) tidak boleh dipasang dalam
ruangan atau dimana suhu melebihi 49⁰ C atau turun sampai CARA PEMASANGAN ALAT PEMADAM API RINGAN ( APAR )
minus 44⁰ C kecuali apabila Alat Pemadam Api Ringan tersebut
dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas.
d) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang ditempatkan dialam
terbuka harus dilindungi dengan tutup pengaman.
e) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) secara berkala harus dicek
kondisinya / keadaannya dan masa pakainya / masa berlakunya.
Apabila sudah habis masa pakainya atau habis sebelum dipakai
(karena ada kebocoran) harus segera diisi ulang agar Alat
tesebut selalu siap untuk dipergunakan.
Batas maximal pengisian ulang adalah 1 (satu) tahun.

“DILARANG MENEMPATKAN ALAT PEMADAM API RINGAN


DALAM KONDISI KOSONG ATAU SEGEL RUSAK”

16 17
CARA PEMAKAIAN / PENGGUNAAN CARA PENANGANAN DAN PELAPORAN
ALAT PEMADAM API RIGAN (APAR) BILA TERJADI KEBAKARAN

18 19
PENUTUP

Demikian Buku Panduan Praktis ini disusun agar bisa menambah


informasi dan wawasan dalam hal pencegahan atau penanggulangan
kebakaran pada ruang lingkup pekerjaan konstruksi.

Dan kita harus tetap berpegang pada prinsip;

“MENCEGAH KEBAKARAN LEBIH MUDAH


DARIPADA MEMADAMKAN KEBAKARAN“

ooo0ooo

20

Anda mungkin juga menyukai