Disampaikan oleh:
YULIANTO S NUGROHO 3
Tipologi Kebakaran
Penyebab Lingkungan Lokasi Kebakaran Contoh industri
Kebakaran Kebakaran
Kebakaran lahan dan
hutan
Industri Minyak dan Gas
Kebakaran gambut
Kebakaran tidak
Kebakaran
Kebakaran Industri Industri pembangkit listrik
ada kesengajaan terbuka
(Open Fires) Kebakaran
Transportasi Industri pengolahan
minyak, gas, batubara dan
Kebakaran mineral lainnya
Rumah dan
perumahan
Kebakaran
dalam Perkantoran
Kebakaran ada
kesengajaan ruangan Perhotelan dan apartemen
(Arson) tertutup
Pusat perbelanjaan
(Compart-
ment Fires) Rumah sakit
Bangunan industri
YULIANTO S NUGROHO 5
Fase kebakaran dalam Bangunan
T [oC]
1000 Flashover
30
Time [minutes]
Stage Incipient Growth Burning Decay
Fire behavior Heating of fuel Fuel-controlled burning Ventilation controlled Fuel-controlled burning
Human behavior Prevent fire Extinguish by hand, escape Death
Detection Smoke detectors Smoke/heat detectors External smoke and flame
Active control - Extinguish by sprinklers or
Control by Fire Service
Fire Services, Smoke control
Passive control Control of materials Flammability, spread of flame Fire resistance, containment, prevent collapse
Pengaruh ukuran ruangan (kompartemen)
terhadap pertumbuhan api
YULIANTO S NUGROHO 10
Pengaturan tentang Kebakaran dalam UU RI
UU No. 4/2009
tentang UU No. 23/2014,
Pertambangan Pemerintahan
Mineral dan Daerah
Batubara
UU No. 41/1999
UU No. 1/2009
ttg Penerbangan tentang
Kehutanan
UU No. 24/2007
UU No. 28/2002
tentang
ttg Bangunan
Penanggulangan
Gedung
Bencana
Kebakaran
dan
UU No 1/1970 ttg
Kesehatan &
Bencana UU No. 30/2009
tentang
Keselamatan
Ketenagalistrikan
Kerja (K3)
11
a. UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan peraturan
turunannya
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/2008
Tentang Persyaratan Teknis Sistem proteksi Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
c. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor:
11/Kpts/2000 Tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
d. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran
e. SNI terkait
f. Referensi : National Fire Protection Association (NFPA) 101 Life
Safety Code, dan peraturan internasional setara lainnya.
YULIANTO S NUGROHO 12
Tahap Penyelenggaraan Bangunan Gedung
(UU No. 28 Tahun 2002 tentangBangunan Gedung)
➢ Perencanaan /design,
➢ Konstruksi,
➢ Operasi dan Pemeliharaan,
➢ Pembongkaran
YULIANTO S NUGROHO 13
Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung
[UU No. 28 Tahun 2002]
1. Persyaratan Keselamatan
2. Persyaratan Kesehatan
3. Persyaratan Kenyamanan
4. Persyaratan Kemudahan
YULIANTO S NUGROHO 14
Tahapan Perencanaan
1. Conceptual Design
YULIANTO S NUGROHO 15
No Construction
Architectural
Concept
Construction
Design of
Fire Safety Fire Safety
Systems Inspection •Authorities
•Fire Brigades
Yes
No
Acceptance
The Cost of Error
Rp
Architecture Design Construction
£ Unlimited
Acceptance
£1 £2
Proteksi
kebakaran
Architecture • Evacuation
• Access for Fire Brigade
Mechanical
Structures Engineering
• HVAC systems
• Hydraulic Systems
YULIANTO S NUGROHO 20
Keselamatan Jiwa dan Sarana Jalan Keluar
[ARUP]
YULIANTO S NUGROHO 21
Jumlah EXITs
3.13.1.4.1 Tangga yang saling menyambung (interlock) atau tangga gunting yang
baru, diperkenankan dihitung hanya sebagai eksit tunggal.
[Permen PU No. 26 Tahun 2008]
YULIANTO S NUGROHO 22
Faktor Beban
hunian
Contoh desain
tangga
darurat
SNI 03 – 1746
- 2000
YULIANTO S NUGROHO 23
Kapasitas jalan keluar
[SNI 03 – 1746 – 2000]
YULIANTO S NUGROHO 24
Proteksi jalan keluar
Ruang tertutup.
Suatu ruang tertutup kedap asap harus terdiri dari suatu tangga menerus yang ditutup dari
titik tertinggi ke titik terendah oleh penghalang yang mempunyai tingkat ketahanan api
120/120/120 atau sesuai SNI 03-1736-2000 tentang tata cara perencanaan sistem proteksi
pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
Rancangan kinerja
Ruang tertutup kedap asap harus diijinkan untuk dibuat dengan menggunakan ventilasi
alam, oleh ventilasi mekanik yang bergabung dengan suatu ruang antara, atau ruang tangga
tertutup yang di-presurisasi.
Presurisasi tangga.
5.3.9.1. Ruang tertutup kedap asap oleh presurisasi tangga harus menggunakan sistem
keteknikan yang disetujui dengan rancangan perbedaan tekanan diseberang penghalang
12,5 Pa ( 0,05 inci kolom air ) untuk bangunan berspringkler atau 25 Pa ( 0,10 inci kolom air)
untuk bangunan tak berspringkler, dan harus mampu menjaga perbedaan tekanan ini
dibawah kondisi efek cerobong atau angin. Perbedaan tekanan seberang pintu harus tidak
lebih dari pintu yang diijinkan untuk mulai dibuka oleh gaya 133 N ( 30 lbf) sesuai butir
5.1.4.5.
YULIANTO S NUGROHO 25
Proteksi jalan keluar
❑Khusus untuk kondisi yang jalur akses koridor yang
terpisah dari bagian lain bangunan gedung, juga harus
memiliki konstruksi yang memadai seperti :
YULIANTO S NUGROHO 26
Proteksi Kebakaran Pasif
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem
proteksi kebakaran yang terbentuk atau
terbangun melalui pengaturan penggunaan
bahan dan komponen struktur bangunan,
kompartemenisasi atau pemisahan bangunan
berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api,
serta perlindungan terhadap bukaan.
YULIANTO S NUGROHO 27
Kompartemenisasi
Compartmentation:
YULIANTO S NUGROHO 28
Penetrasi asap kebakaran
YULIANTO S NUGROHO 29
Proteksi terhadap penetrasi asap
YULIANTO S NUGROHO 30
Pengendalian asap
Tanpa sistem manajemen / ekstraksi asap Dengan sistem manajemen / ekstraksi asap
[A.H. Buchanan, 2001]
YULIANTO S NUGROHO 31
Elemen dari sistem proteksi
kebakaran aktif
❑ Sistem deteksi dan alarm kebakaran
❑ Sistem ventilasi dan pengendalian asap kebakaran
(smoke extraction system, smoke-stop lobby, and fire fighting lobby)
❑ Sistem pipa tegak dan slang kebakaran
❑ Sistem sprinkler otomatis
❑ Pompa kebakaran
❑ APAR
❑ Sistem komunikasi
YULIANTO S NUGROHO 32
Access to Fire Pump and Control
center
Fire pump room should be
located on the ground floor or
basement one
Placement should pay attention
to access, ventilation and
maintenance
YULIANTO S NUGROHO 33
Penilaian kinerja desain sistem
proteksi kebakaran
YULIANTO S NUGROHO 34
Batasan …
YULIANTO S NUGROHO 35
Can occupants egress the area of threat before
conditions become untenable?
ASET > RSET
(Proulx, 2008)
YULIANTO S NUGROHO 36
Fire Safety Strategies
Evacuation
◦ Detection
◦ Alarm
◦ Displacement away from the fire
◦ Crowd management
Compartmentation
◦ Slows fire growth
◦ Minimizes smoke spread
Response
◦ Automatic (fire suppression)
◦ External
◦ Internal
Structural Integrity
YULIANTO S NUGROHO 37
Time Lines [J. Torero, 2013] Evacuation
Completed
Untenable Structural
% Conditions Failure
100%
YULIANTO S NUGROHO 38 t
Untenable
Conditions
Solution [J. Torero, 2013] Evacuation
Completed
% Structural
100%
Failure
YULIANTO S NUGROHO 39 t
Jalur evakuasi
UCSC
Pengendalian Stack Effect pada bangunan tinggi
YULIANTO S NUGROHO 41
Tempat berhimpun
Leeds University
Peraturan Daerah DKI Jakarta
No. 8 Tahun 2008
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Objek dan Potensi Bahaya Kebakaran
YULIANTO S NUGROHO 43
Pencegahan Kebakaran Bangunan Gedung
Paragraf 1
Kewajiban Pemilik,Pengguna dan/atau Badan pengelola
Pasal 7
(1) Setiap pemilik, pengguna dan/atau badan pengelola
bangunan gedung dan lingkungan gedung yang mempunyai potensi
bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
wajib berperan aktif dalam mencegah kebakaran.
(2) Untuk mencegah kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pemilik, pengguna dan/atau badan pengelola bangunan gedung
wajib menyediakan :
a. sarana penyelamatan jiwa (Rancangan PerGub sedang dibahas);
b. akses pemadam kebakaran (PerGub #200/2015);
c. proteksi kebakaran ; dan
d. manajemen keselamatan kebakaran gedung (PerGub #143/2016).
YULIANTO S NUGROHO 44
Paragraf 5
Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung
Pasal 28
YULIANTO S NUGROHO 46
Paragraf 6
Manajemen Keselamatan Kebakaran Lingkungan
Pasal 29
YULIANTO S NUGROHO 47
Peraturan Gubernur DKI Jakarta
No. 143 Tahun 2016
MKKG dan MMKL
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
Maksud dari Peraturan Gubernur ini adalah sebagai panduan baik administrasi maupun teknis
terkait dengan pelaksanaan MKKG dan MKKL dalam rangka pencegahan dan penanggulangan
kebakaran.
Pasal 3
Peraturan Gubernur ini bertujuan untuk mendayagunakan peran pemilik, pengguna dan/atau
badan pengelola bangunan gedung dan lingkungan dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan kebakaran.
Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini terdiri dari:
a. pembentukan;
b. tahapan program kerja;
c. struktur organisasi;
d. tugas dan fungsi;
e. koordinasi; dan
f. sarana prasarana.
YULIANTO S NUGROHO 48
YULIANTO S NUGROHO 49
Permasalahan dalam penggulangan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung
Aspek-aspek yg perlu mendapat perhatian:
SEBELUM KEBAKARAN
◦ Pembentukan tim emergency
◦ Program pelatihan
◦ Penyusunan FEP dan POSKO
◦ Pre-fire plan
◦ Pemeriksaan berkala dan audit keselamatan
⚫ Penyusunan SOP dan code (prevention & suppression)
⚫ Fire and evacuation drill
⚫ Memastikan keandalan sarana (APAR, Pompa Kebakaran,
Pillar Hydrant, slang kebakaran dan nosel, pakaian petugas,
kendaraan pemadam mandiri)
⚫ Log book dan dokumentasi
Pembentukandan Penatalaksanaan MKKG di bangunan gedung
SELAMA KEBAKARAN
◦ Tindakan awal (first action)
◦ Pemberitahuan penghuni dan manajemen
◦ Menghubungi Dinas Pemadam
◦ Konsolidasi di Posko
◦ Pelaksanaan protap tindakan
◦ Komunikasi dengan DPK di Posko gedung
▪ Tindakan bersama untuk penyelamatan
▪ Pelaporan dan evaluasi
▪ Pendataan dan dokumentasi
Pembentukan dan Penatalaksanaan MKKG di lingkungan
perusahaan
SETELAH KEBAKARAN
◦ Administrasi dan pengurusan
◦ Pendataan dan pelaporan
◦ Penataan sementara
◦ Penelitian kelaikan pasca kebakaran
– Perencanaan izin
– Pengecekan akhir sebelum dioperasikan kembali
– Pemanfaatan kembali bangunan
– Dokumentasi
Terima kasih
Alamat korespondensi:
YULIANTO S NUGROHO 55