Anda di halaman 1dari 60

DALAM KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS

TENAGA KESEHATAN
RS AWAL BROSDUMAI
KOTA DUMAI

KAMIS 16 NOVEMBER 2 0 2 3

PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN


KEBAKARAN BUKAN BENCANA
KARENA ……..?
KEBAKARAN DAPAT DICEGAH,

JIKA TERJADI KEBAKARAN

DAPAT DIMINIMALISIR
DAMPAKNYA
PERBEDAAN TUGAS
KEBAKARAN DAN BENCANA
 PERMENDAGRI 114/ 2018 TENTANG STANDAR  PERMENDAGRI 101/ 2018 TENTANG STANDAR
TEKNIS PELAYANAN DASAR PADA STANDAR TEKNIS PELAYANAN DASAR PADA STANDAR
PELAYANAN MINIMAL SUB URUSAN KEBAKARAN PELAYANAN MINIMAL SUB URUSAN BENCANA
DAERAH KABUPATEN/KOTA DAERAH KABUPATEN/KOTA

 Penyelamatan dan Evakuasi  Penyelamatan dan Evakuasi


pada kondisi membahayakan korban bencana adalah
manusia(operasi darurat non serangkaian kegiatan yang
kebakaran)yaitu peristiwa dilakukan dengan segera pada
yang menimpa, saat kejadian bencana untuk
membahayakan, dan/ atau menangani dan menyelamatkan
mengancam keselamatan korban bencana.
manusia selain kejadian
kebakaran.
PERBEDAAN TUGAS
Penyelamatan dan Evakuasi
PERMENDAGRI 114/ 2018 TENTANG STANDAR PERMENDAGRI 101/ 2018 TENTANG STANDAR
TEKNIS PELAYANAN DASAR PADA STANDAR TEKNIS PELAYANAN DASAR PADA STANDAR
PELAYANAN MINIMAL SUB URUSAN PELAYANAN MINIMAL SUB URUSAN BENCANA
KEBAKARAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DAERAH KABUPATEN/KOTA
Penyelamatan dan Evakuasi pada kondisi
membahayakan manusia (operasi darurat non Penyelamatan dan evakuasi korban BENCANA
kebakaran) yaitu peristiwa yang menimpa, adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
membahayakan, dan/atau mengancam dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
keselamatan manusia selain kejadian menangani dan menyelamatkan korban bencana.
kebakaran.

pencegahan dan kesiapsiagaan dibagi per jenis


ancaman bencana antara lain:
Gempa Bumi, Tsunami, Banjir,
Tanah Longsor, Letusan Gunung Api,
Gelombang Laut Ekstrim,
Angin Topan (termasuk Siklon Tropis/Puting
Beliung),
Kekeringan, Kebakaran Hutan dan Lahan, dan
Epidemi/Wabah Penyakit/Zoonosis Prioritas.
Khusus untuk penanganan Epidemi/Wabah
Penyakit/Zoonosis Prioritas diantaranya: rabies,
anthrax, leptospirosis, brucellosis dan avian
influenza (flu burung)
1. I.F.S.T.A. (HAL. 3)
ESSENTIALS OF FIRE FIGHTING
Api adalah suatu reaksi rantai kimia yang dikenal sebagai pembakaran.

2. DAVID T. GOLD (FIRE BRIGADE TRAINING MANUAL) HAL. 11


Api/pembakaran adalah suatu proses oksidasi cepat yang umumnya
menghasilkan panas dan nyala.
Kebakaran
Kebakaran
Api
Panas

Oksigen
Kimia

Listrik

Mekanik

Nuklir

Matahari
Padat

Bahan Bakar Cair

Gas
Kimia Api
Api :
adalah hasil akhir dari sejumlah reaksi kimiawi (pembakaran/oksidasi) yang
berunsurkan bahan bakar, oksigen dan panas dan dapat menghasilkan asap, nyala
cahaya, panas serta bara.

Pembakaran :
Adalah reaksi berantai yang menghasilkan energi panas yang cukup untuk disebarkan
kepada bahan bakar lainnya menjadi ikut terbakar.

Kebakaran :
adalah peristiwa pembakaran yang tidak terkendali & menimbulkan kerugian.
Bahan Bakar Titik Nyala

Oksigen Cukup Oksigen

Panas Sumber Panas Cukup


 Macam – Macam Bahaya dalam
Kebakaran

Bahaya Listrik. Bahaya Ledakan

Bahaya Hasil
Bahaya Backdraft
Pembakaran 。

Bahaya Ruang
Bahaya Flashover
Terkurung
(Confined Space)

Bahaya Bahaya Robohnya


Terperangkap Bangunan
METODE PEMADAMAN
WAJIB DI WASPADAI PADA SAAT
TERJADI KEBAKARAN
POTENSI ROLLOVER

• Kebakaran / Api Nyala bebas.


• Asap dan gas yang sangat
panas berkumpul dipermukaan
langit – langit.
FLASHOVER
• Penyalaan Simultan terhadap semua
benda yang mudah
menyala di dalam ruangan.
• Tingkat Panas yang tinggi dari lantai
hingga langit – langit.
• Penyalaan Simultan terhadap semua
benda yang mudah
menyala di dalam ruangan.
• Tingkat Panas yang tinggi dari lantai
hingga langit – langit.
 Bahaya Backdraft

Indikasi Bahaya Backdraft CARA MENGHINDARI BAHAYA


 Pada Kebakaran Di BACKDRAFT
Ruangan Tertutup
 Membuka Pintu Dengan
Kobaran Api Meredup Dan
Membelakangi Pintu
Nyala Api Terhenti
 Hindari Menekan Saklar Listrik Ketika
Situasi Dimana Kebakaran (Pembakaran Tak
Kekurangan Oksigen, Sempurna) Terjadi Kbocoran Tabung Gas
Sehingga Pembakaran  Ketika Kejadian Kebakaran Bukalah
 Keluarnya Gas-gas Mudah
Melambat Tetapi Bahan
Bakar, Gas Dan Asap Menyala Ventilasi Terkecil
Berada Pada Suhu Diatas  Kadar Oksigen Berkurang  Lakukan Pemadaman Dengan Teknik
Titik Api, Masuknya
 Asap Cenderung Berwana Cooling
Oksigen Akan
Menimbulkan Ledakan. Kuning
 SIKAP DALAM MENGHADAPI SAAT KRISIS /
SITUASI BAHAYA

 Berhenti Sejenak / Tenangkan Diri


 Ambil Nafas Panjang
 Observasi Lingkungan
 Buatlah Prakiraan Secara Cepat dan Tepat
 Persiapan dan Lakukan yang Terbaik
 Pelatihan/Training
Meningkatkan Kemampuan Untuk Mengatasi Bahaya Yang Mengancam
Keselamatan Secara Cepat Dan Tepat.

Keterampilan Sikap

 Peningkatan Pengetahuan  Peningkatan Penggunaan


 Peningkatan Keyakinan
Secara Teoristis Ilmu APD
Kepada Alat (Sarpras)
Pemadam Kebakaran Dan  Peningkatan Penggunaan
 Peningkatan Kepercayaan
Penyelamatan SARPRAS
Terhadap Partner (Rekan
 Peningkatan Pemahaman  Peningkatan Teknik
Kerja)
Akan Bahaya Kebakaran Pemadaman
 Peningkatan Kepercayaan
 Peningkatan Jam Terbang  Peningkatan Teknik
Diri Dalam Pelaksanaan
Dalam Situasi Berbahaya Penyelamatan
Tugas
PENANGANAN KEBAKARAN
DI FASILITAS KESEHATAN
(KODE RED)
dasar hukum
● Permenpu nomor 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
● Permenkes nomor 52 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
● Permenkes nomor 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
● Permenkes nomor 34 tahun 2022 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik, Lab
Kes, Unit Tranfusi Darah, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek
Mandiri Dokter Gigi
● Kepmenkes nomor 165 tahun 2023 tentang Standar Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat
Pasal 16 Ayat 1, 3 dan 4
(Tujuan dan pemenuhan pencegahan
Pasal 11 kebakaran serta simulasi kebakaran)
(Standar K3 RS)
Lampiran Hal 69
(objek sosialisasi kejadian kebakaran
di Rumah Sakit)

Permenkes 66/ 2016 ttg


K3 RS
Pasal 14 Ayat 1, 3, 4 dan 5
(Manjemen Keselamatan Kebakaran Gedung/
MKKG)

Lampiran Hal 36
(Sistem proteksi kebakaran)

Permenkes 48/ 2016 ttg


Standar K3 Perkantoran
Lampiran Hal 30
(Tindakan Awal dalam Rencana
Tanggap Darurat)

Permenkes 48/ 2016 ttg


Standar K3 Perkantoran
Pasal 13 (ketentuan Peralihan)
Pasal 25 (Binwas)

Permenkes 48/ 2016


ttg Standar K3 Perkantoran
Formulir 2 Lampiran Permenkes 48/ 2016 ttg
Standar K3 Perkantoran
Lampiran Hal 38-39
(Manajemen Pengamanan Kebakaran)
Lampiran Hal 41-42

Kepmenkes 165/ 2023 ttg Standar


Akreditasi Puskesmas
Lampiran Lampiran Hal 44-45
(Penilaian
Hal 44-45 Manajemen Pengamanan Kebakaran)

(Pokok
Pikiran
Manajemen
Pengamanan
Kebakaran)

Ket :
R (regulasi), D (Dokumen), O
(observasi), W (wawancara),
(Simulasi),
S
Kepmenkes 165/ 2023 ttg Standar
MFK (Manajemen Fasilitas Keselamatan) Akreditasi Puskesmas
KODE MERAH/ CODE RED
PUSKESMAS RUMAH SAKIT
Hal 41-42 Lampiran
Kepmenkes 165/ 2023 ttg Standar Hal 47 Lampiran
Akreditasi Puskesmas Permenkes 66/ 2016 ttg K3 RS
Lampiran Hal 41-42 Lampiran Hal 41-42
(Penilaian kode merah/ red) (kode merah/ red)

Ket :
R (regulasi), D (Dokumen), Kepmenkes 165/ 2023 ttg
O (observasi), W (wawancara),
S (Simulasi), Standar Akreditasi
MFK (Manajemen Fasilitas Puskesmas
Keselamatan)
Proteksi Kebakaran
>>
Pasal 14 ayat 5
PERMENKES NO 48
TAHUN 2016 (5) Peralatan sistem perlindungan/pengamanan
bangunan gedung dari kebakaran sebagaimana
TENTANG
Standar Keselamatan dan dimaksud pada ayat (3) huruf b paling sedikit meliputi:
kesehatan kerja Perkantoran a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
b. Alat Pemadam Api Berat (APAB) yang menggunakan
roda;
c. Sistem alarm kebakaran;
d. Hydrant halaman;
e. Pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media
pemadaman air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-
pipa dan selang;
f. Sistem sprinkler otomatis; dan
g. Sistem pengendalian asap.
Proteksi Kebakaran BAB I
>> KETENTUAN UMUM
2. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi
PERMEN PU NO 26
TAHUN 2008
yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya
berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi
TENTANG sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian
PERSYARATAN TEKNIS atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan
SISTEM PROTEKSI sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
KEBAKARAN PADA
BANGUNAN GEDUNG DAN
LINGKUNGAN (3) Bangunan gedung umum, adalah bangunan gedung yang digunakan
untuk segala macam kegiatan kerja antara lain untuk:
(a) Pertemuan umum.
(b) Perkantoran.
(c) Hotel.
(d) Pusat Perbelanjaan/Mal.
(e) Tempat rekreasi/hiburan.
(f) Rumah sakit/perawatan.
(g) Museum.
Angka 28, Kelas Bagunan
Gedung :
(c) Kelas 3 : Bangunan gedung hunian di luar bangunan gedung
kelas 1 atau kelas 2, yang umum digunakan sebagai tempat tinggal lama
atau sementara oleh sejumlah orang yang tidak berhubungan,
termasuk:
1) rumah asrama, rumah tamu (guest house), losmen; atau
2) bagian untuk tempat tinggal dari suatu hotel atau motel; atau
3) bagian untuk tempat tinggal dari suatu sekolah; atau
4) panti untuk lanjut usia, cacat atau anak-anak; atau
5) bagian untuk tempat tinggal dari suatu bangunan gedung
perawatan kesehatan yang menampung karyawan-
karyawannya.
Dilanjutkan di pasal 45, 46 dan 47
KETENTUAN KEMAMPUAN BANGUNAN
GEDUNG TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN
(Psl 31 PP 16/2021)

SISTEM PROTEKSI PASIF

SISTEM PROTEKSI AKTIF

MANAJEMEN
KEBAKARAN
SISTEM PROTEKSI PASIF SISTEM PROTEKSI AKTIF MANAJEMEN KEBAKARAN

1. Sistem Pemadam
1. Pengaturan Kebakaran
1. Organisasi Proteksi
Komponen Arsitektur 2. Sistem deteksi, Alarm
Kebakaran
dan Struktur Kebakaran dan
2. Tata Laksana
2. Akes dan Pasokan Air Sistem Komunikasi
Operasional
Untuk Damkar 3. Sistem Pengendali
3. Sumber Daya
3. Sarana Asap Kebakaran
Manusia
Penyelamatan 4. Pusat Pengendali
Kebakaran

PP 16/2021
APAR & APAB

SALAH SATU SISTEM PROTEKSI AKTIF

Sistem Proteksi Aktif adalah sistem proteksi


Kebakaran yang secara lengkap terdiri atas sistem
pendeteksian Kebakaran baik manual maupun
otomatis, sistem pemadam Kebakaran berbasis air
seperti sprinkler, pipa tegak dan selang Kebakaran,
serta sistem pemadam Kebakaran berbasis bahan
kimia seperti Alat Pemadam Api portabel dan
pemadam khusus.
ALAT
PEMADAM API
PORTABEL
(APAP)
APAR DAN APAB
REGULASI BARU
RINGAN VS BERODA
Standar Nasional Indonesia (SNI) 180:2021
dengan judul Alat Pemadam Api Portabel

APAR APAB
Alat pemadam kebakaran yang Alat pemadam kebakaran yang
dapat dijinjing / dibawa, dilengkapi dengan roda, dioperasikan
dioperasikan oleh satu orang, berdiri lebih dari satu orang, tidak berdiri
sendiri, mempunyai berat antara0,5 sendiri, memiliki berat lebih dari 18
kg – 18 kg dan digunakan pada api kg.
awal.
KLASIFIKASI KEBAKARAN
Menurut Permenaker No. 04 Tahun Menurut NFPA 10,
Permen PU. 26 Tahun 2008
1980 dan SNI 180/ 2021

Kelas A (Benda padat selain Kelas A (Benda padat selain Logam)


A
Logam)
Kelas B (Bahan cair dan gas) Kelas B (Bahan cair dan gas)
B

Kelas C (Listrik) C Kelas C (Listrik)


Kelas D (Logam : magnesium,
tintanium, lithium, calcium, zinc dll)
Kelas D (Logam : magnesium, D
tintanium, lithium, calcium, zinc
dll) E Kelas E (Bahan radio aktif)
Kelas K (bahan masakan : lemak dan
K
minyak masakan)
SIMBOL SIMBOL KELAS KEBAKARAN
Standar Nasional Indonesia (SNI) 180:2021 dengan judul Alat Pemadam Api Portabel

KELAS API A : KELAS API C :


KELAS API B :
Sampah, Kain, Kertas, Listrik
Cairan dan Gas yang
Kayu, Plastik mudah terbakar

KELAS API D : KELAS API K :


Metal/ Logam Minyak masak yang
terbakar terbakar
JENIS / MEDIA APAP
KIMIA HALON
AIR BUSA CO2
KERING 1211

Standar Nasional Indonesia (SNI)


180:2021 dengan judul Alat Pemadam Api Portabel
ANATOMI APAP
Standar Nasional Indonesia (SNI) 180:2021 dengan judul Alat Pemadam Api Portabel

SAFETY PIN
LEVER

PRESSURE GAUGE
HOSE

LABEL

NOZZLE CYLINDE
R
SISTEM KERJA APAP
Standar Nasional Indonesia (SNI) 180:2021 dengan judul Alat Pemadam Api Portabel

STORED PRESURE SYSTEM


TEKANAN PENDORONG BERSATU
DENGAN MEDIA PEMADAMNYA
CATRIDGE SYSTEM
TEKANAN PENDORONG DIKEMAS
DALAM TABUNG SENDIRI
REAKSI KIMIA
DIHASILKAN OLEH DUA CAIRAN KIMIA, YANG
MENGHASILKAN BUSA DAN GAS

POMPA TANGAN
DIHASILKAN OLEH GERAKAN
MEKANIK
DI HASILKAN DARI MEDIA
PEMADAM ITU SENDIRI
KELAS, SISTEM dan BAHAN PEMADAM
KEBAKARAN Standar Nasional Indonesia (SNI) 180:2021 dengan judul Alat Pemadam Api Portabel

BAHAN PEMADAMAN
NO KELAS KEBAKARAN SISTEM PEMADAMAN FOAM CTF/BCF/ Dry Chemical
AIR CO2
(busa) HALON Powder

•Pendinginan
KELAS – A
1. •Penguraian Baik Boleh Boleh Boleh boleh
(Kayu, karet, tekstile)
•Isolasi

KELAS – B
2. Isolasi bahaya baik Baik Boleh boleh
(bensin, cat ,minyak)

KELAS – C
3. Isolasi bahaya bahaya Baik Boleh Baik
(listrik dan mesin)

KELAS – D Baik
•pendinginan
4. (Logam: Magnesium, bahaya bahaya boleh Bahaya (tergantung jenis
•isolasi
Titanium) tepungnya)

KELAS – K
•Pendinginan Baik
(media masak: miyak nabati
5. •Isolasi Bahaya Baik Baik Boleh (tergantung jenis
& minyak hewani, minyak
tepungnya
goreng yang terlalu panas)

Media Halon sudah dilarang karena merusak lapisan ozon. Sebagai pengganti Halon adalah HCFC (Hydro Cloro Flouro Carbon), kini banyak beredar
dengan jenis, misal: Halotron, FM 200, AF11.
PENGGUNAAN
RINGAN VS BERODA
Standar Nasional Indonesia (SNI) 180:2021 dengan judul Alat Pemadam Api Portabel
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
180:2021 dengan
judul Alat Pemadam
Api Portabel

Jarak ikuti arah angin


terlalu dekat
PENGGUNAAN
APAP Melawan
Sudut + 30O – 60O
CEPAT, AMANarah
& angin
TEPAT (CAT)

Ke lidah api Sumber dasar api


KESALAHAN PENGGUNAAN APAR
Standar Nasional Indonesia (SNI) 180:2021 dengan judul Alat Pemadam Api Portabel
KEGAGALAN APAP

JENIS TIDAK SESUAI TIDAK BERTEKANAN


(BOCOR)
UKURAN TIDAK SESUAI MENGGUMPAL (TUNDA
REFILL)
MACET/TIDAK BERFUNGSI

SALAH PENEMPATAN BELUM DITUNJUK

PETUGAS TIDAK TERAMPIL


PENEMPATAN APAR
(PERMENPU 26/2008 DAN SNI 180:2021)

Posisi mudah dilihat, dicapai/diambil dan


dilengkapi tanda pemasangan
<125 cm
Harus sesuai dengan jenis dan kelas
Permennaker kebakaran
04/1980
Harus mengantung/dalam lemari
<120 cm kaca
SNI
180:2021 Pada ketinggian 15 – 120 cm

>15 cm Pada suhu 4° C - 49 °C


TANDA PEMASANGAN APAR
(KepMenPu No. 02/kPts/1985)
35 CM

ALAT PEMADAM API 3,5 CM

Catatan :
Segitiga sama sisi dengan warna
7,5 dasar merah.
CM Ukuran sisi 35 cm.
Tinggi tanda pada 7.50 cm warna
putih.
Ruang tulisan tinggi 3 cm warna
putih.
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN APAR
berdasarkan Permennaker 4/ 1980

Luas bangunan
 Panjang X Lebar
Luas bangunan yang dilindungi
 (π/4) x r² (1/4 luas lingkaran)
 (3,14/4) x 15² = 176,63
Ket :
L : Luas
π : koefisien (22/7 atau 3,14)
r : jari-jari lingkaran
(15 m jarak antar APAR)
JADWAL PEMERIKSAAN, PENGISIAN ULANG DAN UJI TEKAN
Standar Nasional Indonesia (SNI) 180:2021 dengan judul Alat Pemadam Api Portabel
Type Pemeriksaan Pengisian Ulang Uji Tekanan
Water Catridge 6 bulanan 1 tahunan 5 tahunan

Stored pressure 6 bulanan 2 tahunan 5 tahunan

Foam Chemical 6 bulanan 1 tahunan 5 tahunan

Wet Chemical 6 bulanan 1 tahunan 5 tahunan

Dry Chemical Catridge 6 bulanan 5 tahunan 5 tahunan


Dry Chemical stored 6 bulanan 5 tahunan 5 tahunan
pressure

Carbon Dioxide 6 bulanan 5 tahunan 5 tahunan


HCFC/HFC (pengganti hallon) 6 bulanan 5 tahunan 5 tahunan
Pihak – Pihak Nakal
 Referensi
 David T Gold, Fire Brigade Training Manual, Nasional Fire Protection
Associaton 2 Rd Ed 1985.
 International Fire Service Training Association, Essentials Of Fire Figthing,
Fire Protection, Oklahoma State University 3 Rd Ed 1993.
 I.F.S.T.A. (hal. 3) Essentials Of Fire fighting
 Essentials of Fire Fighting First Edition, IFSTA
 Manual Of Firemanship Book 2 Fire Brigade Equipment
 Undang- Undang No. 28 Tahun 2002
 Keputusan Presiden RI No.23 Tahun 1992
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26Tahun 2008
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi RI No.04/Men/1980
tentang Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR.
 SNI 180 Tahun 2021
TONI

Anda mungkin juga menyukai