Anda di halaman 1dari 143

SELAMAT DATANG

PESERTA PEMBINAAN
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

Oleh : IRVAN YUVENDRA,ST


PETUGAS PERAN KEBAKARAN
(KLAS D)
Merupakan individu atau kelompok yang di
bentuk untuk melakukan pemadaman awal dan
mengarahkan evakuasi

• Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana proteksi


kebakaran

• Memeriksa sarana proteksi aktif dan pasif


Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat
Kepmenaker No. 186/Men/1999,
Pasal 2 (1) dan (2) mewajibkan kepada
pengurus/ pengusaha untuk mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran,
melalui :
No Kep 186/Men/1999

a) Pengendalian setiap bentuk energi


b) Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam
KEPMENAKER

kebakaran dan sarana evakuasi


Tentang

c) Pengendalian penyebaran asap, panas dan


Kerja

gas
d) Pembentukan unit penanggulangan
kebakaran di tempat kerja
e) Penyelenggaraan latihan dan gladi
penanggulangan kebakaran secara berkala
f) Memiliki buku rencana penanggulangan
keadaan darurat kebakaran bagi tempat kerja
yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima
puluh )orang tenaga kerja dan atau tempat
kerja yang berpotensi bahaya kebakaran
10/25/2022 Created by DEDE.S PNK3 4
sedang dan berat.
Ref. Kepmennaker No 186/1999

Tk. Ahli
Madya
Tk. Ahli
Pratama
Tk. Dasar II
Tk. Dasar I

PET. PERAN REGU PENANGG. KOORD. UNIT PEN. JAWAB


KEBAKARAN KEBAKARAN PENANGG. TEKNIK K3
KEBAKARAN PENANGG.
KEBAKARAN
5
MANUSIA & BENCANA
- Bencana ada
disekitar kita
- Bencana datang
pada saat kita
terjaga atau saat
terlelap tidur
- Bencana datang tak
kenal waktu, usia,
jenis kelamin atau
jabatan
Ancaman Terhadap
Jiwa & Harta
Kebakaran

Ancaman Bom
Perang/Tawuran

Kec. Lalu lintas Gempa Bumi

Banjir
Kriminalitas

Kekeringan
Api adalah hasil akhir dari sejumlah reaksi kimiawi (pembakaran/oksidasi)
yang berunsurkan bahan bakar, oksigen dan panas.

Pembakaran: reaksi berantai yang menghasilkan energi panas yang cukup


untuk disebarkan kepada bahan bakar lainnya menjadi ikut terbakar.

Kebakaran adalah peristiwa pembakaran yang tidak terkendali &


menimbulkan kerugian.

API

Tidak Terkendali Kebakaran

- Tidak Terkendali
Pembakaran - Menimbulkan Kerugian
Panas Oksigen

- Tingkatan energi suatu - Gas yang mendukung


bahan untuk terbakar prores pembakaran.
pada suhu bakarnya.
- Udara mengandung
21% oksigen

Bahan Bakar

Wujud Bahan

Padat Cair Gas


FLASH POINT & FIRE POINT
Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah
dimana minyak ( uap minyak ) dan produknya
dalam campuran dengan udara akan menyala
apabila terkena percikan api kemudian mati
kembali. (Standar Minimal Flammable 37,8 C)
Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak
bumi dan produknya akan menyala dan terbakar
secara terus - menerus kalau terkena nyala api pada
kondisi tertentu.
Auto-Ignition adalah temperatur saat bahan bakar
akan menghasilkan api dengan sendirinya tanpa
harus ada sumber api
LEL (%) UEL (%)

Propane 2.0 11.1


Butane 1.5 9.0
Gasoline ( M ) 1.4 7.6
Gasoline ( A ) 1.1 7.2
Kerosene 1.6 6.0
Crude Oil 1.0 10.0
Acetylene 2.4 80.0

10/25/2022 K3-DEPNAKER-GANJAR BUDIARTO 13


Klasifikasi Jenis Kebakaran

Kebakaran Kelas Kebakaran Kelas

Kebakaran bahan biasa Kebakaran bahan cairan


yang mudah terbakar yang mudah terbakar

Kayu, kertas, kain, plastik & Minyak bumi, bensin, gas,


termasuk tumbuhan kering lemak dan sejenisnya.

Kebakaran Kelas Kebakaran Kelas

Kebakaran listrik (hubung Kebakaran dari bahan


singkat, kebocoran listrik, mengandung logam
arus beban berlebih)
Zeng, Magnesium,
Peralatan Listrik termasuk
Potasium, Aluminium,
peralatan elektronik
Sodium & lain-lain.
Metode Umum Pemadaman Kebakaran

b. Pemindahan Bahan
Starvation
Mengurangi / menghilangkan
kontak langsung antara benda
yang dapat terbakar dengan
a. Pendinginan c. Pembatasan Oksigen
sumber panas. Smothering
Colling
Menyerap kalor/ panas Menghalangi kontak
sehingga peningkatan
Metoda langsung antara benda
panas menjadi terganggu
akibatnya temperatur Pemadaman terbakar dengan oksigen
penyulutan tidak tercapai.
Alat & bahan: selimut
Bahan pendingin d. Pemutusan Reaksi atau kain basah,
Dilution
umum adalah air Memutus rantai reaksi pembakaran
pasir dan busa
hingga reaksi yang diperlukan untuk
pembakaran lanjut terputus.
Alat & bahan:
dalam bentuk Gas seperti CO
BAHAN BAKAR
COOLING/PENDINGINAN

Memadamkan api dengan air


SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGEN

BAHAN BAKAR

Menutup drum yang terbakar


STARVATION/
MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR

Menutup kerangan pada


Tangki yang terbakar
DILUCTION
MEMECAHKAN RANTAI REAKSI KIMIA
BAHAN BAKAR

Memadamkan API dengan APAR type HALON


Kapan Api dapat dipadamkan ?

oC
Api Membesar
600 0C – 1000 0C

Kebakaran Benda
Cair & Gas
Kebakaran
Benda Padat

3 10 Waktu (menit)
Tahap Pengembangan Api Dalam Ruangan
Perkembangan api yang terjadi dalam ruangan/bangunan dapat
dikenali melalui lima tahap yaitu:
A. Penyalaan
Api muncul dalam ruangan. Pengembangan
Api masih relatif kecil. Penuh

B. Pegembangan Awal Penyalaan


Api terus berkembang. Surut

SUHU
Serentak
Bahan bakar masih banyak.
Pengembangan
C. Penyalaan Serentak Awal
Tahap Flashover.
Seluruh materi terbakar.
Kebakaran sulit dikendalikan.
D. Pengembangan Penuh
Waktu
Ruangan beserta isinya terbakar
secara sempurna.
E. Surut
Seluruh materi terbakar habis, api
mulai padam.
ROLLOVER

❑ Gas-gas panas mencapai titik nyalanya


❑ Nyala api bergulung maju menyebrang langit-langit
FLASH OVER

✓ Penyalaan serentak pada semua benda yang mudah terbakar pada


ruangan tersebut
✓ Suhu panas tinggi terdapat dilantai hingga ceilling
POTENSI BACKDRAFT

▪ Api mulai mengecil karena oksigen mulai habis


▪ Suhu panas dalam ruangan sangat tinggi dan mencapai titik nyala
▪ Gas-gas panas memenuhi ruangan dan keadaan ruangan gelap
BACKDRAFT

Apabila oksigen masuk dengan tiba-tiba (karena kaca pecah, karena


pintu dibuka dan penyebab lainnya), maka terjadilah backdraft/menyala
yang disertai dengan ledakan hebat
TRANSFER PANAS :
KONDUKSI :
- PERAMBATAN PANAS MELALUI KOLOM BAJA MENUJU KE
BENDA-BENDA LAIN YANG MUDAH TERBAKAR

BAJA PANAS
RADIASI :
- PERAMBATAN PANAS MELALUI PANCARAN
(GELOMBANG PANAS) MERUPAKAN SALAH SATU SUMBER
PENYEBARAN API TERBESAR

BAJA PANAS
BAJA PANAS
KONVEKSI :
- PERAMBATAN PANAS MELALUI GELOMBANG UDARA
(PERGERAKAN UDARA PANAS NAIK KEATAS)
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
DAN FIRE SAFETY MANAJEMEN
SUBSTANSI KONSEP

Sistem proteksi kebakaran total terdiri atas


– Sistem proteksi Aktif
– Sistem proteksi Pasif
– Fire Safety Management
Sistem proteksi kebakaran harus diperhitungkan sejak
awal tahapan perencanaan bangunan
Penerapan standar dan pedoman teknis yang dilandasi
oleh jaminan keandalan kualitas
LEGAL ASPECT

❑ UNDANG UNDANG No. 28 Thn 2002 :


Bangunan Gedung;

❑ PERATURAN MENTERI PU No 26/PRT/M/2008 :


Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran
Bangunan Gedung dan Lingkungan;

❑ Kepmenaker No. 186/Men/1999


Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
PROTEKSI KEBAKARAN

Proteksi Kebakaran adalah peralatan


sistem perlindungan / pengamanan
bangunan gedung dari kebakaran
yang di pasang pada bangunan
gedung
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF


Sistem perlindungan bangunan terhadap
bahaya kebakaran melalui pertimbangan
peralatan yang digunakan untuk mengetahui
dan memadamkan kebakaran baik secara
manual maupun otomatis
ALAT PEMADAM
API RINGAN / APAR
Portable Fire Extinguisher
PERMENAKER 04/M/80
[Alat Pemadam Api Ringan]
PENGERTIAN;
Suatu alat pemadam kebakaran
yang dapat dijinjing / di bawa,
dioperasikan oleh satu orang, berdiri
sendiri, mempunyai berat antara 0,5
kg -16 kg dan digunakan pada api
awal.
Dengan mengenal berbagai jenis media
pemadam diharapkan dapat memilih media
pemadam yang tepat dari satu klasifikasi
kebakaran tertentu.

▪ Dengan ketepatan memilih media pemadam


maka akan dapat dicapai pemadaman
kebakaran yang efektif dan efesien.
JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY POWDER
- CO2
- BUSA
- Clean agean
WATER

Clean agean

POWDER
FOAM

CO2
APAR JENIS AIR
WATER

◼ Mempunyai keuntungan sbb:


1. Mempunyai daya serap panas yang besar.
2. Mempunyai daya pengembangan menjadi
uap yang sangat tinggi
3. Pada temperatur normal, air beratnya relatif
stabil.
4. Mudah disimpan, diangkat dan dialirkan.
5. Mudah didapat dalam jumlah yang banyak.
6. Dapat dipancarkan dalam bentuk : jet,spray, fog.
POWDER APAR JENIS POWDER
MENURUT KELAS KEBAKARAN YANG
DIPADAMKAN,POWDER DIBAGI MENJADI 3 MACAM ;

1. Tepung kimia REGULER adalah tepung kimia


yang efektif untuk memadamkan kebakaran kelas
B dan C.
2. Tepung kimia MULTI PORPHOSE adalah tepung
kimia yang efektif untuk memadamkan kebakaran
kelas A,B,C.
3. Tepung kimia SPECIAL DRY POWDER adalah
tepung kimia yang efektif untuk memadamkan
kebakaran khusus kelas D.
APAR JENIS CO2
CO2 dipakai untuk
memadamkan kebakaran
karena mempunyai
keuntungan sbb :
1. Mudah menyebar ke
seluruh areal kebakaran.
2. Tidak menghantarkan
listrik.
3. Tidak meninggalkan
residu.
4. Berat jenis CO2 1 1/5 kali
berat udara.
5. Efektif untuk kebakaran
kelas B dan C.
APAR JENIS FOAM
◼ FOAM :
◼ Kumpulan cairan yang berbentuk
gelembung-gelembung kecil yang berisi
F gas/udara yang dapat mengapung di atas
O
A permukaan zat cair dan mengalir di atas
m permukaan zat padat.
APAR JENIS CLEAN AGEAN
◼ Clean agean mempunyai kelebihan

❖ Tidak meninggalkan residu.


Clean agean

❖ Berat jenis clean agean 5 x berat udara .

❖ Tidak menghantarkan listrik.

❖ Dapat memadamkan kebakaran kelas


A,B,C
Menurut KEPPRES RI No.23 Tahun 1992
Mengenai penggunaan bahan Chloro Flouro Carbon
Bahwa mulai 1 Januari 1997 tidak boleh digunakan

◼ Lapisan Ozon adalah lapisan yang terdapat


pada stratosphere bumi ( lapisan udara
yang berada antara 10 – 60 km dari per
mukaan bumi ) yang berfungsi melindu
ngi bumi dari sinar ultra fiolet matahari
yang membahayakan makhluk hidup .
◼ Dampak :
➢ Bahaya kanker kulit .

➢ Menurunnya sistem daya tahan tubuh .

➢ Menyebabkan katarak .

➢ Terganggunya panen pertanian .


Pemasangan dan
Penempatan APAR
✓ Pada posisi yang mudah
dilihat, dicapai / diambil dan
dilengkapi dengan tanda
pemasangan .
✓ Harus sesuai dengan jenis dan
kelas kebakaran .
✓ Harus menggantung pada
dinding / dalam lemari kaca .
✓ Pada ketinggian 15 – 120 cm .
✓ Pada suhu antara 40 C – 490 C
TANDA PEMASANGAN
PERSYARATAN TEKNIS APAR
1. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat)
2. Etiket harus dapat dibaca dan dimengerti dengan
jelas .
3. Segel dan pen pengaman harus dalam keadaan utuh
4. Selang harus tahan tekanan tinggi dan dalam
keadaan baik
5. Untuk storage pressure tekanan tidak boleh kurang
dari batas yang telah ditentukan .
6. Belum lewat masa kadaluwarsa .
KEGAGALAN APAR

WATER
Clean agean
POWDER
2

FOAM
Jenis tidak sesuai

Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan


- bocor
Macet/tidak berfungsi
Menggumpal
Salah penempatan - tunda refill
• belum ditunjuk
Petugas
• tidak trampil
Refilling & Testing
Ref. : Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. Per 04/Men/1980
Jenis Refilling Testing
Water 5 th 5 th

Mechanical Foam 3 th 5 th

Chemical Foam 2 th 5 th

Dry powder 5 th 5 th
Halogen 3 th 5 th

CO2 5-10 th 10-5-5 th


HYDROSTATIC TEST

> 4.13 WP

Pressure
> 20 kg/cm2
1.5 WP

Expansion
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA

Jenis media pemadam


Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
Clean
Air Busa Powder Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B
Bahan gas X X VV V *)

Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV

Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :

VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat


VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif
STANDAR UJI
A. : Tumpukan kayu dengan volume
tertentu dibakar 10 menit
B. : Premium dengan jumlah dan luas
tertentu dibakar 3 menit
C. : Sasaran bertegangan 10.000 Volt
D. : Tidak dilakukan pengujian
Penempatan APAR
Ref : NFPA Klasifikasi hunian
Ringan Sedang Berat

Jarak Luas Luas Luas


Rating
ft sq ft sq.ft sq.ft

75 3000 X X
1A
75 6000 3000 X
2A
75 11250 4500 3000
3A
75 11250 6000 4500
4A
75 11250 9000 6000
6A
75 11250 11250 9000
10A
75 11250 11250 11250
20A
75 11250 11250 11250
40A
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
PANCARAN (DETIK)
(METER)

BU SA 5 L 10-1 3 M 45 1 A, 1B
10 L 10-1 3 M 60 2 A, 2B
15 L 10-1 3 M 120 3 A,3B
C O2 2 KG 3 M 30 1 B,C
7K G 3 M 30 2B,C
10 K G 3 M 30 2B,C
25 K G 4 M 30 10B,C
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)

DRY 0,5 2 8 1 B,C


POWDER 2 4 10 2 B,C
AMMONIUM 4 4 12 3B,C
PHOSPATE
5 7 13 1A,5B,C
(AB C ) 10 7 20 2A,10B,C
15 7 20 4A,20B,C
37,5 10 30 8A,40B,C
SISTEM KERJA APAR

1. Sistem storage pressure .


2. Sistem gas cartridge .
3. Sistem reaksi kimia .
4. Sistem pompa tangan .
Sistem Reaksi Kimia

A
STORED
PRESSURE B
( N2 )
Foam B
Liquid
Chemical Foam
Mechanical
(A) + (B)
Foam
Sistem Pompa Tangan
Cara menggunakan APAR
Untuk menggunakan APAR selalu
berpedoman pada istilah PASS:

▪ Pull
▪ Aim
▪ Squeeze
▪ Sweep
Cara menggunakan
APAR…
Pull the pin…

Tarik Pin pengaman;


Pada saat menarik biarkan handle yang atas bebas
(jangan ditekan)
Cara menggunakan APAR…

Aim nozzle…

Arahkan corong ke sumber api…


Cara menggunakan APAR
Squeeze the top handle…

Tekan handle ;
Jangan berhenti menekan sebelum apinya
padam atau isinya habis.
Cara menggunakan APAR…

Sweep from side to side…

… Sapukan dari kiri ke


kanan atau dari kanan
ke kiri…
PRINSIP PENGGUNAAN APAR
Ada beberapa prinsip yang harus diketahui dalam tata cara
penggunaan alat pemadam api manual, yaitu :

a. Pemadaman harus dari arah angin, jangan melawan arah angin


b. Dry chemical semprotkan ke pusat / pangkal api dengan mengibaskan
ujung nozel.
c. Air bertekanan, disemprotkan ke sumber api (untuk listrik tidak boleh
digunakan sebelum aliran listrik dipadamkan).
d. Busa/foam, disemprotkan pada sekitar objek yang terbakar/
melokalisir.
e. Gas CO2 disemprotkan kesumber api dengan menggerakan nozel
agar dapat menutup seluruh permukaan yang terbakar sampai
nyala api padam.
f. Yang memadamkan api harus dekat dengan pintu keluar untuk
menyelamatkan diri serta menggunakan sarana alat pelindung diri
yang cukup.
HIDRANT
DAN
TATA CARA
PENGGUNAANNYA
HIDRAN KEBAKARAN
 Pengertian

Suatu alat yang dilengkapi dengan Persediaan air


yang cukup, Pompa, Pipa, Siamese Connection, fire
hose dan nozzle yang digunakan untuk
mengalirkan air bertekanan bagi keperluan
pemadaman kebakaran .

Kep. Men. PU No.12/ KPTS/1985


MACAM-MACAM HIDRAN KEBAKARAN
 HIDRAN KOTA
Hidran yang terletak ditepi jalan dibuat dan
dimiliki oleh Pemerintah hanya untuk keperluan
pemadaman kebakaran .

 HIDRAN HALAMAN
Hidran yang terletak di halaman suatu bangunan
yang dibuat dan dimiliki oleh bangunan tersebut
untuk keperluan pemadaman kebakaran.

 HIDRAN GEDUNG
Hidran yang terletak di dinding pada lantai-lantai
bangunan untuk keperluan pemadaman
kebakaran.
HIDRAN GEDUNG (INDOOR FIRE HYDRANT CABINET)

Indoor Fire Hydrant cabinet


adalah suatu sarana untuk penempatan
dan penyimpanan peralatan fire hose
beserta perlengkapannya
( Hydrant Valve / kran , 1(satu) rol atau
lebih selang pemadam api ( fire hose )
pemancar air ( Fire Nozzle ) .

Apabila dikehendaki, Indoor Fire


Hydrant Cabinet ini juga dilengkapi
dengan peralatan Fire Extinguisher,
peralatan Fire Alarm System dan sarana
perlengkapan yang dibutuhkan lainnya.
HYDRANT HALAMAN

Hydrant Halaman mempunyai bermacam type dan ukuran.

Pada umumnya, pada penggunaan ditingkat klasifikasi ringan dan

ordinary hazard ( sedang ) , type yang dipergunakan dalam ukuran

65mm ( 2 ½ inch ) , connector outletnya.

Tersedia dalam komposisi 1(satu) buah outlet (Single Way atau

One Way), dan komposisi 2(dua) buah outlet(Two Way ). Juga

terdapat dari komposisi 3 atau 4 outlet seperti yang terpasang pada

sistim hidran kebakaran di dermaga kapal , instalasi penyulingan

minyak , dll.
Lanjutan

 Hydrant Pillar harus mempunyai Kran Utama ( Main Valve )


dan Stop Kran pada setiap cabang outlet untuk
penyambungan selang pemadam kebakaran. Stop Kran pada
outlet ini juga berfungsi sebagai Adjuster Valve yang dapat
mengatur besaran flow dan tekanan pada fire hose yang
dipergunakan.
KLASIFIKASI HIDRAN KEBAKARAN
 HIDRAN KELAS I
Hidran yang outletnya berdiameter 2,5 inchi yang
dipersiapkan untuk petugas pemadam atau orang
yang sudah terlatih
 HIDRAN KELAS II
Hidran yang outletnya berdiameter 1,5 inchi yang
dipersiapkan untuk penghuni gedung atau orang
yang belum terlatih
 HIDRAN KELAS III
Hidran yang outletnya berdiameter 1,5 dan 2.5
inchi (perpaduan hidran kelas I dan II )
SUMBER AIR

 Air Sungai
 Air Danau
 Air dari PDAM
 Air sumur yg ditampung dalam bak penampungan
 Air yang tidak mengandung Minyak,asam / bahan
kimia yg dapat menimbulkan kerusakan pada
system hydrant
“Gambar resorvir persediaan air untuk pemadaman kebakaran
dan keperluan lain”

POMPA KEBAKARAN
NEGATIF
POMPA PLUMBING

KEDALAM PIPA ISAP


POMPA PENGGUNA LAIN

BAGIAN AIR UNTUK


POMPA KEBAKARAN POMPA KEBAKARAN
KAPASITAS SESUAI POSITIF
KEBUTUHAN
KEDALAM PIPA ISAP
POMPA KEBAKARAN
PIPA HISAP
Penempatan pipa hisap
1. Pada sistem persediaan air terpisah
2. Pada sistem persediaan air campuran

Domestik

sprinkler

Hidran
Keb.
SISTEM POMPA
 JOCKEY PUMP
• Untuk mempertahankan tekanan statis dalam jaringan sistim
hidran
• Bekerja untuk mengembalikan tekanan ke posisi semula
• Untuk memantau kebocoran pada jaringan sistim pompa
• Hidup (start) secara otomatis pada saat katup pengeluaran
dibuka
• Stop secara otomatis pada saat katup bukaan ditutup

 MAIN PUMP
• Sebagai penggerak utama bekerjanya sistim hidran .
• Bekerja secara otomatis setelah kapasitas maksimum jockey pump
terlampaui
• Bekerja otomatis dan berhenti manual

 DIESEL PUMP
• Sebagai penggerak cadangan dari sistim hidran .
• Meskipun sebagai cadangan,tapi tetap dalam kondisi “siaga operasi “
• Bekerja apabila main pump mengalami kerusakan atau
sumber utama listrik dari PLN padam .
• Start otomatis dan stop manual .
ALAT PENGATUR TEKANAN.

 Dalam hal tidak dapat menggunakan 1 (satu) set pompa


kebakaran yang terpisah untuk setiap zona maka harus
digunakan Alat Pengatur Tekanan.
 Alat Pengatur Tekanan harus dipasang sesuai dengan
standar sehingga kegagalan pada salah satu alat tersebut
tidak akan menyebabkan kenaikan tekanan melebihi 6,9
(enam koma sembilan) bar dan/atau 100 (seratus) psi
pada sambungan slang 40 mm (empat puluh milimeter)
serta 12,1 (dua belas koma satu) bar dan/atau 175
(seratus tujuh puluh lima) psi pada sambungan slang 65
mm (enam puluh lima milimeter) dan/atau 2 ½ (dua
setengah inchi).

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 39


Lanjutan

❑ Alat Pengurang Tekanan (PRV) harus memenuhi ketentuan


berikut :
a. dipasang pipa bypass dengan katup keadaan normal
tertutup;
b. memperhatikan kemudahan pemeliharaan dan
perbaikan;
c. dilengkapi dengan pengukur tekanan pada sisi masuk dan
sisi keluar; dan
d. dilengkapi dengan katup pelepas tekanan sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuat alat tersebut.
❑ Tekanan pada sisi masuk dari Alat Pengurang Tekanan (PRV)
tidak boleh lebih dari tekanan kerja alat tersebut

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 40


PRESSURE REDUCING VALVE (PRV)
ORIFICE DAN PRESSURE REDUCING DEVICE
1. Penanganan Slang
- Dirawat & disimpan pada tempat aman
& terlindung dari hujan serta panas.
- Kerusakan slang umumnya disebabkan
oleh Abrasi, Penjamuran, Asam dan lain-lain)

a. Cara Menggelar selang


Gulungan satu dengan cara dilempar:
- Pegang selang dengan kedua tangan.
- Tangan kanan memegang coupling yang ada di luar.
- Tangan kiri memegang 2/3 bagian depan selang.
- Buka kaki selebar badan dan badan membungkuk.
- Ayunkan selang ke kanan & ke kiri sebagai awalan.
- Lempar dengan kekuatan penuh & tahan coupling yang ada di tangan kanan.
- Hingga selang tergelar seluruhnya.

3
Gulungan dua dengan cara ditarik:
- Letakkan gulungan selang ditanah/di lantai.
- Ambil satu coupling (yang mana saja).
- Tarik coupling tersebut hingga selang tergelar
seluruhnya.
- Usahakan selang dalam keadaan lurus dan
tidak melintir.

b. Membersihkan & Mengeringkan slang


Membersihkan:
- Setelah digunakan slang harus dibersihkan dari kotoran.
- Slang dapat dibersihkan menggunakan sikat dan detergen

Mengeringkan:
- Setelah dicuci slang harus dikeringkan (tidak boleh terlalu lama
terkena sinar matahari langsung).
- Air yang terdapat pada bagian dalam selang harus dikeluarkan
4
c. Cara Menggulung Selang
Gulungan Satu:
Suatu bentuk gulungan dimana salah satu kopling dari selang tersebut
berada didalam/ditengah-tengah gulungan dan kopling yang ditengah tadi
digunakan untuk mengawali gulungan.

- Tarik selang hingga betul-betul lurus pada tempat datar.


- Ambil salah satu kopling (bila kopling sodok ambil yang
jenis laki-laki) dan gunakan sebagai awalan untuk
menggulung

- Tekan selang kuat-kuat dengan


kedua ibu jari menghadap ke
depan.
- Gulung selang hingga selesai
dengan posisi membungkuk.
5
Gulungan Dua:
Suatu bentuk gulungan dimana kedua koplingnya berada diluar gulungan.
Untuk mengawali gulungan dua selang dilipat menjadi dua sehingga kedua
koplingnya menjadi satu (berdekatan/tidak sama panjang), disisi lain
digunakan untuk mengawa!i gulungan.

- Tarik selang hingga betul-betul lurus pada tempat yang datar.


- Ambil posisi tengah untuk mengawali gulungan.

- Tekan selang kuat-kuat dengan ibu


jari menghadap ke depan.
- Gulung selang hingga selesai dengan
posisi membungkuk.

6
Fungsi :
Suatu alat untuk memancarkan air
dari selang penyalur kesasaran
( kebakaran )

TYPE – TYPE NOZZLE :


- Jet Nozzle
- Spray Nozzle
- Fog Nozzle
- Foam Nozzle
FUNGSI : Suatu alat menyambung antar selang
TYPE – TYPE :
> Yanvander Hyde ( Herma Prodite )
> Macino
> Storz
> Ulir (Drad)
Fungsinya Untuk mengencangkan
dan melepaskan Kopling
Untuk menyambungkan dua kopling yang
berlainan jenis, berbeda ukuran dan
berlainan bentuk.
FIRE HYDRANT
Jaringan instalasi pipa air
untuk pemadam kebakaran
yang dipasang secara permanen

Komponen sistem Hidrant 1 1/2 Inc


- Sistem persediaan air (45 menit)
- Sistem Pompa
(Jockey, Utama & Cadangan)
- Jaringan pipa 2 1/2 Inc
- Kopling outlet / Pilar / Landing valve 2 1/2 Inc
- Slang dan nozle
- Sistem kontrol tekanan & aliran
Out door

Seamiest
Connection

RESERVOAR
10/25/2022 Created by ganjar budiarto 14
KARAKTERISTIK TEKANAN HYDRANT

Standar tekanan pada


nozle teringgi & terjauh :
1 mak. (H1) = 7.0 kg/cm 2
2
3 min. (H3) = 4.5
kg/cm 2

Diuji dengan membuka


3 titik nozle :
1. Nozle terjauh
2. Nozle pertengahan
3. Nozleterdekat
PERENCANAAN HYDRANT

KLASIFIKASI HUNIAN
Tingkat resiko bahaya kebakaran

Resiko Ringan Luas 1000-2000 M2


2 titik hydran, tambahan 1 titik
Tiap 1000M2

Resiko Sedang Luas 800-1600 M2


2 titik hydran, tambahan 1 titik
Tiap 800M2

Resiko Berat Luas 600-1200 M2


2 titik hydran, tambahan 1 titik
10/25/2022
Tiap 600M2
Created by ganjar budiarto 16
 PENGERTIAN
Adalah membentuk suatu barisan dalam
posisi bersaf yang terdiri dari 3 orang, 4 orang
dan 5 orang tergantung dari jenis latihannya
dalam rangka menentukan nomor pekerjaan,
jabatan, peralatan yang di bawa dan
menentukan tugas-tugas yang harus di
laksanakan pada saat pemadaman dengan
menggunakan hidran.
URUTAN NOMOR PEKERJAAN, JABATAN
DAN PERALATAN
No. 1 : - Sebagai kepala regu.
- Mengatur Strategi dan pola Pemadaman.

No. 2 : - Sebagai operator.


- Membawa kunci hidran.

No.3 : - Sebagai anggota / helper


- Merangkai selang.

No.4 : - Sebagai Nozzleman .


- Membawa Nozzle.
PETUNJUK PENGOPERASIAN HIDRAN GEDUNG

❑ Buka pintu box hidran .


❑ Keluarkan selang dan nozzle.
❑ Uraikan /gelar selang .
❑ Pegang nozzle .
❑ Buka kran ke arah kiri .
❑ Laksanakan pemadaman.
PETUJUK PENGOPERASIAN HIDRAN PILAR/HALAMAN

1. Buka pintu box hidran halaman .


2. Keluarkan selang dan nozzle .
3. Ambil konci hidran .
4. Uraikan / gelar selang .
5. Sambung ke hidran dan nozzle .
6. Pegang nozzle .
7. Buka outlet hidran,putar ke posisi open .
8. Laksanakan pemadaman .
◼ Sistem Sprinkler Otomatis adalah suatu sistem
pemancar air yang bekerja secara otomatis
bilamana temperatur ruangan mencapai suhu
tertentu. o
201 C
260o C
◼ Panel Kontrol Alarm
◼ Detector head unit
◼ Tombol Manual
◼ Bel Alarm
◼ Lampu Indikasi
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF


Sistem perlindungan bangunan terhadap
bahaya kebakaran melalui pertimbangan
sifat termal bahan bangunan terhadap api,
penerapan kompartemenisasi, serta
persyaratan ketahanan api struktur
bangunan, Termasuk pula dalam SPP adalah
pengaturan site-plan, perancangan arsitektur,
penataan ruang bangunan dan sarana jalan
ke luar
SARANA JALAN KELUAR
Sarana Jalan Keluar (SJK) adalah jalur jalan menerus yang
tidak terhalang dari setiap titik di dalam ruangan suatu
bangunan menuju ke daerah yang aman atau ke jalan
umum;
1. Exit Accsess (akses eksit): Bagian dari SJK, yang merupakan sarana menuju jalan yang
aman
2. Exit (eksit): Bagian dari SJK, merupakan jalan yang aman (dari paparan asap, panas dan
api).
3. Exit Discharge: Bagian dari SJK menuju jalan keluar ke arah jalan umum.
Sarana Penyelamatan Jiwa

Tangga Kebakaran/Tangga Darurat :


1. Tangga terlindung kedap asap dalam bangunan
dilengkapi Kipas Penekan asap.
2. Tangga Kebakaran luar bangunan dengan ventilasi
alami.
Komponen Sarana Penyelamatan Jiwa

PINTU TANGGA KEBAKARAN


1. Pintu tahan api 2 Jam
2. Dilengkapi Door Closer
( dapat menutup Otomatis)
3. Dilengkapi handle
4. Hanya dapat dibuka dari dalam
bangunan/ruangan, tidak bisa
dibuka dari dalam tangga
kecuali bagian lantai paling atas
dan lantai dasar pintu pelepasan
kecuali menggunakan kunci.
Komponen Sarana Penyelamatan Jiwa

1. Penempatan tidak melebih jarak pandang atau 30 m.


2. huruf datar yang jelas berukuran sebagai berikut :
(a) Untuk tanda arah yang baru, tinggi huruf sekurang-kurangnya15 cm,
dengan lebar huruf sekurang-kurangnya 2 cm.
(b) huruf yang jelas sekurang-kurangnya 10 cm tingginya
(c) lebar huruf sekurang-kurangnya 5 cm.
Komponen Sarana Penyelamatan Jiwa

◼ Pencahayaan Darurat

Dalam kondisi digunakan tangga, iluminasi minimum untuk


tangga harus sekurang-kurangnya 110 lux diukur pada permukaan
jalan, untuk lantai dan permukaan jalan lain
1l Lux. (Permen PU) . Minimum 10 lux (SNI)
Pada hal pemeliharaan iluminasi tergantung pada penggantian dari
satu sumber cahaya ke lainnya, penundaan tidak lebih dari 10 detik
diperkenankan. Bertahan 1 ½ jam.
Komponen Sarana Penyelamatan Jiwa
Komponen Sarana Penyelamatan Jiwa
◼ Tempat berhimpun sementara (Refuge Floor)
◼ Tempat evakuasi
TRANSPORTASI VERTIKAL

LIFT KEBAKARAN
lift Passager /penumpang

1. Lif kebakaran di tandai dengan terpasangnya Tombol Fireman


Switch di lantai Dasar;
2. Pada saat normal lif kebakaran pada umumnya digunakan untuk lif
barang .
BLEVE
(Boiling Liquid Expanding
Vapor Explosion)

peledakan tangki gas cair


yang mendidih akibat paparan panas

PAPARAN TANKI BAHAN BAKAR


PANAS GAS CAIR
BONDING DAN GROUNDING
BONDING adalah menghubungkan secara listrik 2 buah benda, dengan
tujuan agar muatan listrik statis yang berakumulasi pada suatu benda dapat
di bagi kedalam benda yang dibonding, sehingga tegangan yang besar
dapat dikurangi.

GROUNDING adalah menyalurkan listrik statis kedalam tanah untuk


menghilangkan muatan listrik tersebut.

Listrik statis adalah listrik yang dihasilkan karena adanya hubungan fisik dan
pemisahan bahan material misalnya :
a. Aliran gas, cairan atau bahan-bahan yang berbentuk bubuk/serbuk
melalui pipa, selang
b. Pencampuran dan pengadukan.
C . Gesekan ban karet dari kendaraan dan sabuk yang berputar dengan
cepat.
NFPA
Tanki Penyimpanan bahan bakar cair

Tangki harus diletakkan paling tidak :


a. 15m dari gedung/bangunan .
b. 15 m dari penampung bahan
Mak 12.000 gallon bakar lainnya.
c. 15m dari sisi jalan umum.
d. 30m dari komplek pemukiman.
Jarak tsb dapat dikurangi hingga 50% apabila dibatasi
dengan tembok yang memadai
SISTEM PROTEKSI PASIF
TUJUAN SISTEM PROTEKSI PASIF
➢ Melindungi bangunan dari keruntuhan serentak
akibat kebakaran
➢ Meminimasi intensitas kebakaran apabila terjadi
(agar tidak terjadi flashover)
➢ Memberi waktu bagi penghuni menyelamatkan
diri
➢ Menjamin fungsi gedung agar tetap aman

➢ Melindungi keselamatan petugas pemadam


KELUAR KELUAR
EXIT EXIT
ANALISIS POHON MASALAH

KONSEKWENSI
KERUGIAN SANGAT
DIKENDALIKAN BESAR
OLEH DPK
TIDAK

DIKENDALIKAN
DGN SPRINKLER YA KONSEKWENSI
KERUGIAN BESAR
TIDAK
BERHASIL
DIPADAMKAN
PENGHUNI
TIDAK YA
KONSEKWENSI
KERUGIAN SEDANG
Fire RESPONS

YA
KONSEKWENSI
KERUGIAN KECIL
MANAJEMEN

Seni Mengelola dan Mengkoordinasikan segala Sumber-


daya demi Tercapainya Tujuan Organisasi melalui Proses
Perencanaan, Pengorganisasian, Penggiatan dan
Pengendalian
FUNGSI MANAJEMEN
Planning = Perencanaan
Organizing = Pengorganisasian
Actuating = Penggiatan
Controlling = Pengendalian

5M

Man Money Material Machine Method


Fire Safety  Perda 8 / 2008
 Pemilik dan/atau pengguna bangunan
Management yang mengelola bangunan gedung
yang mempunyai potensi bahaya
kebakaran ringan dan sedang I dengan
jumlah penghuni paling sedikit 500
orang wajib membentuk Manajemen
Keselamatan Kebakaran Gedung.

MANAJEMEN  Manajemen Keselamatan Kebakaran


KESELAMATAN Gedung dipimpin oleh Kepala dan
KEBAKARAN Wakil Kepala Manajemen Keselamatan
Kebakaran Gedung
GEDUNG
AKIBAT
KEBAKARAN

•Korban jiwa
•Kerusakan
•Kerugian
•Penderitaan
•Citra

Konsekuensi dari
Penyimpangan
MKKG
PRE FIRE POST FIRE
CONTROL IN CASE FIRE CONTROL CONTROL

FIRE SAFETY MANAGEMENT


PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN K3

PENANGGUNG JAWAB
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PETUGAS REGU
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
KOORDINATOR SUB UNIT
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PETUGAS
PERAN KEBAKARAN

Ref. Kepmennaker No 186/1999


PETUGAS PERAN KEBAKARAN
(KLAS D)
Merupakan individu atau kelompok yang di
bentuk untuk melakukan pemadaman awal dan
mengarahkan evakuasi

• Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana proteksi


kebakaran

• Memeriksa sarana proteksi aktif dan pasif


Ref. Kepmennaker No 186/1999

URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
(Lini II)
ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C)

TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)

Tugas :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau
semua aspek pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi
kebakaran agar selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan
darurat kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan

Psl 8
Ref. Kepmennaker No 186/1999

URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT
KEBAKARAN

KLAS B :
KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN
Tanggung jawab di unit kerja tertentu

Tugas :
• Mengkoordinasikan program
penanggulangan kebakaran (inspeksi &
latihan)
• Memimpin operasi penanggulangan
kebakaran
10/25/2022 Created by DEDE.S PNK3 Psl 9 15
Ref. Kepmennaker No 186/1999

URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

KLAS A :
PENANGGUNG JAWAB TEKNIK
PEN. KEBAKARAN
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja

Tugas :
• Menyusun, melaksanakan dan evaluasi
program kerja pengendalian kebakaran
• Melakukan audit internal dan pengawasan
langsung
• Mempertanggung jawabkan pelaksanaan
10/25/2022
syarat K3 Created by DEDE.S PNK3 16

Psl 10
Audible

Visible
SIAPA 1 2 3 4 5 6

BERBUAT APA

MCFA
PERAN
ALARM KEBAKARAN

SIAGA
DARURAT

POSKO
KEBAKARAN

MCFA
FIRE EMERGENCY PROCEDURE

SIGNA
L
ALAR
M
KEPALA PIKET

STANDBY DITEMPAT
INSTRUKSI SIAGA DARURAT

PERAN FIRE
KEBAKARAN MENS

SESUAI
CHECK LOKASI
PORMASI

1 2
FIRE EMERGENCY PROCEDURE
PERAN KEBAKARAN 1

FAlSE ALARM STATU FIRE

S
PADAMKAN
LOKALISIR
LAPORKAN
TIDAK
KE PIKET EVAKUASI PADA
M
BERKUMPUL YA
ABSENSI

SELESAI LENGKA
TIDAK SELESAI
P
YA
SELESAI CARI
FIRE EMERGENCY PROCEDURE 5
2 FIRE MENS 1
4
2 3

FALSE ALARM STATU FIRE

S
PADAMKAN
LOKALISIR

LAPORKAN TIDAK
EVAKUASI PADA
PIKET
M
BERKUMPUL YA
ABSENSI

SELESAI TIDAK SELESAI


LENGKA
P
YA
CARI/RESCUE/P3K
SELESAI
* Jangan panik.
* Jangan menggunakan lift.
* Berjalan dengan cepat dan teratur.
* Jangan lari.
* Segera menuju tangga darurat terdekat.
* Ikuti petunjuk petugas evakuasi.
* Dahulukan penghuni yg cacat/kelainan lain.
* Bantu terhadap tamu yg kurang mengetahui seluk beluk gedung.
* Lepaskan sepatu yang berhak tinggi.
* Segera keluar menuju tempat berhimpun yang telah ditetapkan.
* Jangan berhenti atau kembali ke lantai.
PADA SAAT MENEMUKAN KOBARAN API,
AKTIFKAN ALARM KEBAKARAN
ATAU HUBUNGI OPERATOR
JIKA MAMPU, PADAMKAN DENGAN
PERALATAN YANG TERSEDIA
(APAR DAN HIDRAN KEBAKARAN).
➢ Hentikan kegiatan atau hubungan
telepon.

➢ Jangan panik dan tunggu


pengumuman selanjutnya.

➢ Jangan melakukan tindakan yang


membuat orang lain panik (lari,
saling mendorong, berteriak).

➢ Jika bukan regu Peran kebakaran,


carilah exit terdekat; Jangan sekali-
kali gunakan lift.

➢ Jika sudah berada di luar


bangunan, jangan masuk kembali
untuk alasan apapun.
➢ Segera tinggalkan ruangan .
➢ Jangan pikirkan barang.
➢ Keselamatan jiwa anda lebih penting.
➢ INGAT !!! PADA SAAT MENUJU KELUAR,
JANGAN SEKALI-KALI MENGGUNAKAN
LIFT
 TUTUPLAH SEMUA PINTU YANG TELAH ANDA
LEWATI, UNTUK MENGHAMBAT PENJALARAN
API.
➢ JIKA TERPERANGKAP DI DALAM
RUANGAN, BERITAHU KEBERADAAN
ANDA KEPADA ORANG DI LUAR.
TUTUPLAH CELAH DI BAWAH PINTU
DENGAN KAIN BASAH, UNTUK
MENGHINDARI MASUKNYA ASAP ATAU
KOBARAN API.
➢ JIKA TERPERANGKAP DALAM RUANGAN
BERASAP, SELAMATKAN DIRI DENGAN
CARA MERANGKAK. UDARA DIBAGIAN
DIBAWAH RELATIF LEBIH BERSIH DARI
PENGARUH ASAP
AWAS !!!

☺ JANGAN MELOMPAT
SEPERTI INI, TUNGGU
BANTUAN PETUGAS
RESCUE.
Menuju tempat berhimpun…

➢ Setelah keluar dari pintu terakhir (muara jalan


keluar/Exit Discharge) langsung menuju tempat
berhimpun (Assembly point) yang telah ditentukan.
➢ Petugas akan melakukan pendataan personil
(penghuni).
➢ Dilarang memasuki ruangan kembali sebelum
dinyatakan status aman.

Anda mungkin juga menyukai