Anda di halaman 1dari 177

PENGAWASAN NORMA

PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PT. SARANA INSPIRASI MAJU BERSAUDARA


Pertokoan Bukit Tiban Indah Permai Blok E No.1 Tiban Baru, Sekupang, Batam.
Kepulauan Riau - Indonesia. Tlp. +62 778 8015821 ; HP. +62 812 7005 3009
Email : admin@ppibatam.com : Website : www.ppibatam.com
Perilaku Api
Penanggulangan Kebakaran

PT. SARANA INSPIRASI MAJU BERSAUDARA


Pertokoan Bukit Tiban Indah Permai Blok E No.1 Tiban Baru, Sekupang, Batam.
Kepulauan Riau - Indonesia. Tlp. +62 778 8015821 ; HP. +62 812 7005 3009
Email : admin@ppibatam.com : Website : www.ppibatam.com
NO NAMA NOMOR TELEPON

KANTOR DURIANGKANG

A. Piket 0778 – 371560

B. Piket 0778 – 371561


1
C. Fleksi 0778 – 5104180

D. Emergency 113 (Khusus Telp Kabel/Flexi)

POS SIAGA
2 POS SEKUPANG 0778 – 322233

3 POS SAGULUNG 0778 – 392317

4 POS BATU AMPAR 0778 – 412324

5 POS PUNGGUR 0778 – 7056850

6 POS NONGSA 0778 – 7763580

7 POS SEI PANAS 0778 - 427366


Kepmennaker No186/Men/1999

Tk. Ahli Madya Tk. Ahli Pratama


PEN. JAWAB TEKNIK K3 KOORD. UNIT PENANGG.
PENANGG. KEBAKARAN KEBAKARAN

Tk. Dasar II
Tk. Dasar I
REGU PENANGG.
PET PERAN KEBAKARAN
KEBAKARAN
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

(Lini I)
PET. PERAN KEBAKARAN (KLAS D)
Tugas pokok sesuai jabatan utamanya

Merupakan tugas tambahan selain tugas


pokoknya pada waktu jam kerja

• Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana prot.


kebakaran
• Melakukan tindakan pemadaman awal bila terjadi
kebakaran dan memandu evakuasi
• Bertanggung jawab di unit kerja tertentu.
Psl 7
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


……………….. K3 ………………..

DEVISI FIRE
1/300
FIRE MENS
Koordinator
SUB UNIT ………..
1/100

PERAN
KEBAKARAN
……….2/25

Ref. Kepmennaker No 186/1999


PERBEDAAN API DENGAN KEBAKARAN

API : GAS PIJAR YANG MENGELUARKAN


PANAS. BILA PANAS YANG
DIKELUARKAN ITU MELEBIHI
BATAS MAKSIMAL, MAKA
DAPAT MENIMBULKAN
KEBAKARAN

API : KEBAKARAN :
A. DIBUTUHKAN A. TIDAK DIBUTUHKAN
B. MUDAH DIKENDALIKAN B. SULIT DIKENDALIKAN
C. MENGUNTUNGKAN C. MERUGIKAN
AKIBAT MENGHAMBAT KELANCARAN PEMERINTAHAN /
KEBAKARAN : PEMBANGUNAN

MENGHAMBAT KELANCARAN PEREKONOMIAN

TIMBULNYA PENGANGGURAN

TERGANGGUNYA STABILITAS KAMTIBNAS PSIKOLOGI


BAHAN BAKAR

OKSIGEN PANAS
Konduksi adalah suatu proses pemindahan panas dari satu
benda ke benda lain yang terjadi karena suatu hubungan
langsung / bersinggungan secara langsung, atau dengan suatu
perantaraan benda-benda padat pengantar panas.

Electrical iron / Setrika listrik

Clothing / Kain

Setrika dapat menghantar panas


ke kain dengan cara Konduksi.
HEAT IS TRANSMITTED BY CONVECTION
Convection is the distribution of heat through air currents.
Konveksi adalah suatu proses pemindahan panas melalui
arus udara.

Panas api dapat Api yang berasal dari


berpindah kedalam lantai bawah bisa
tabung dengan cara menjalar ke lantai atas
konveksi adalah dengan cara
konveksi
BELUM MENGERTI TERHADAP BAHAYA
KEBAKARAN

FAKTOR MANUSIA KELALAIAN

DISENGAJA

KONSLETING LISTRIK

PENYALAAN SENDIRI REAKSI KIMIA

GESEKAN

GUNUNG MELETUS

GERAKAN ALAM

PETIR
Pembebanan lebih

Sambungan tidak sempurna

Perlengkapan tidak standar


Pembatas arus tidak sesuai

Kebocoran isolasi

Listrik statik dan Sambaran


Petir
METHODE PEMADAMAN
METHODS OF EXTINGUISHMENT

1. COOLING ( MENDINGINKAN )
Removal of heat or reduce
temperature below ignition point.
Menghilangkan panas atau mengurangi temperatur panas
sampai dibawah titik nyala api.

No
Fire
Oxygen
METHODE PEMADAMAN
METHODS OF EXTINGUISHMENT
2. SMOTHERING ( MEMISAHKAN )
Memisahkan udara atau mencegah udara
masuk ke permukaan api.
(Removal of oxygen or prevent oxygen from getting to the fire)

No
Fire
METHODE PEMADAMAN
METHODS OF EXTINGUISHMENT

3. MENGURAIKAN (STARVATION)

Memisahkan bahan bakar atau mencegah


api terus menyala.
Removal of fuel or prevent continuous of
fuel supply.

No
Fire
Oxygen
KLASIFIKASI KEBAKARAN
FIRE CLASSIFICATION

Class A

Ordinary materials like paper, wood


and cloth.

Yang terbakar adalah benda padat


seperti kertas, kayu dan kain.
KLASIFIKASI KEBAKARAN
FIRE CLASSIFICATION

Class B

Flammable liquids and gases


like petroleum, petrochemical,
gasoline, alcohol and propane.
Yang terbakar adalah benda
cair seperti minyak, oli, bensin
dll.
KLASIFIKASI KEBAKARAN
FIRE CLASSIFICATION

Class C

Any fuel involved with energized


extinguishing material must not
conduct electricity.

Kebakaran yang diakibatkan oleh


listrik, seperti alat-alat yang
menggunakan listrik.
KLASIFIKASI KEBAKARAN
FIRE CLASSIFICATION

COMBUSTIBLE

Reactive metals like


magnesium, titanium,
zirconium, lithium and
D Potassium

Yang terbakar adalah metal


seperti Magnesium, Titanium
dll.
PENGGUNAAN MEDIA PEMADAM KEBAKARAN

KAYU, KERTAS, TEXTIL,


KELAS A PLASTIK, DLL
AIR

-FOAM PADA BEJANA TERBUKA


BENSIN, SOLAR, -DRY CHEMICAL POWDER
KELAS B ASPAL, TERPENTIN,
CAT, MINYAK PELUMAS, -CO2 (CARBONDIOXIDE)
GAS - AF 11.E / AF 31

- DRY CHEMICAL POWDER


PERALATAN LISTRIK,
KELAS C - CO2 (CARBONDIOXIDE)
KABEL LISTRIK
-AF 11.E / AF 31

MAGNESIUM, NATRIUM, DRY POWDER (KHUSUS)


KELAS D TITANIUM, DLL

D
JENIS ALAT PEMADAM KEBAKARAN
1. MOBIL PEMADAM KEBAKARAN
KEGUNAANNYA :
UNTUK MEMADAMKAN KEBAKARAN BESAR

2. ALAT PEMADAM API RINGAN


(FIRE EXTINGUISHER)
: FOAM, DRY CHEMICAL POWDER, CO2 (
CARBONDIOXIDE ), AF.11 E / AF31
KEGUNAANNYA : UNTUK MEMADAMKAN KEBAKARAN
YANG BARU TIMBUL.

3. ALAT PEMADAM TRADISIONAL


AIR, PASIR, KARUNG BASAH
KEGUNAANNYA :
UNTUK MEMADAMKAN KEBAKARAN KECIL

Pemadaman Tradisional
SISTEMATIKA PEMADAM KEBAKARAN

PENYE-
LAMATAN
JIWA
MANUSIA
A DAN
S HARTA AKAN
A TERJADI
P BREATHING BACK
APPARATUS HINDAR- DRAFT
MELOKA- KAN (LEDAK-
BANGUNAN
USAHA LISIR HUBUNGAN AN DI
GEDUNG
PEMADAMAN AREAL DENGAN KARENA
TERBAKAR
KEBAKAR- UDARA KAN PE-
ALAT AN LUAR NAMBAH
P PEMADAM AN
A
UNSUR
N
UDARA
A
S KETEPATAN MENEKAN
PEMADAMAN KERUGIAN
Phenomena kebakaran
INTENSITAS

3 - 10 menit

STEDY
Fully development fires
(600-1000 o C)

TIME
Source Energi
Petro 2 BI Petro1
DI TEMPAT KERJA ANDA

• Apakah ada peluang utk terjadi


kebakaran
• Apa konsekuensinya bila terjadi
kebakaran
• Upaya apa yang telah dilakukan
Pasal 3 ayat (1).
Dengan peraturanPENGENDALIAN
perundangan ditetapkan syarat syarat keselamatan
kerja untuk : ENERGI
Undang-undang No 1 Th 1970

• mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran,


• mencegah, mengurangi peledakan
SARANA
• memberikan kesempatan
PROTEKSI jalan menyelamatkan diri dalam bahaya
Keselamatan Kerja

kebakaran KEBAKARAN
• pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu

MANAJEMEN
tentang

K3
Pasal 9 ayat (3).
Pengurus wajib membina K3 penanggulangan kebakaran
Pasal 3 ayat (1).
PENGENDALIAN
Dengan peraturan perundangan ENERGIsyarat syarat keselamatan kerja untuk :
ditetapkan
Undang-undang No 1 Th 1970

• mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran,


• mencegah, mengurangi peledakan
• memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri dalam bahaya kebakaran
SARANAasap,
• pengendalian penyebaran PROTEKSI
gas dan suhu
KEBAKARAN
Keselamatan Kerja

MANAJEMEN K3
tentang

Pasal 9 ayat (3).


Pengurus wajib membina K3 penanggulangan kebakaran
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
•KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK
•PERMENAKER 02/89 Proteksi Petir
Pengendalian Energi •KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
•PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR)
•PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK)

•PERMENAKER 04/80 APAR


Sarana Proteksi Kebakaran •PERMENAKER 02/83 ALARM
•INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997

• PERMENAKER 04/87 P2K3


• PERMENAKER 05/96 SMK3
Manajemen K3 • KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA
FIRE PREVENTION

PRE FIRE POST FIRE


IN CASE FIRE CONTROL
CONTROL CONTROL

FIRE SAFETY MANAGEMENT


PRE FIRE CONTROL

Identifikasi potensi bahaya kebakaran


Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran
Identifikasi skenario kebakaran
Perencanaan system proteksi kebakaran (Aktif/Pasif)
Perencanaan tanggap darurat (FEP)
Pembentukan organisasi
Pelatihan/Sertifikasi

Psl. 2 (1) (2) & (3)


IN CASE
FIRE CONTROL

Deteksi
Alarm FIRE EMERGENCY PLAN
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
POST
FIRE CONTROL

✓ INVESTIGASI

✓ ANALISIS

✓ REKOMENDASI

✓ REHABILITASI
FIRE EMERGENCY PLAN

Lapis II
Fire Men

Lapis IV
Dinas Pemadam
Lapis III Bantuan
dari lingkungan

Lapis I
Pet. Peran
Kebakaran
POSKO
Outcome
Effect of Fire on  Rate of heat release
People, Property and  Flame spread
Environment  Smoke obscuration
 Toxicity
 Ignitibility by heat transfer

Fire Hazard volume


(Flammability & Quantity Materials)
Persyaratan K3 Proteksi Kebakaran di Gedung atau
tempat kerja

A.Kesesuaian standar bangunan dengan jenis hunian


B.Sistem proteksi kebakaran
C.Kesiapan personel
D.Akses bantuan
E.Manajemen
1.USAHA-USAHA PENCEGAHAN KEBAKARAN
- PENGAWASAN TERHADAP PEMYIMPANAN DAN
PENGGUNAAN BARANG.
- PENGAWASAN PERALATAN YANG DAPAT
MENIMBULKAN KEBAKARAN.
- PENGADAAN SARANA PEMADAM KEBAKARAN.
- PENGADAAN SARANA PENYELAMATAN.
- MENGADAKAN LATIHAN.

2.TINDAKAN PADA WAKTU TERJADINYA KEBAKARAN


- PENGGUNAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN.
- PEMBERITAHUAN KEPADA PERSONIL.
- PEMBERITAHUAN KEPADA YANG BERWAJIB.
- MENCEGAH MELUASNYA KEBAKARAN.
- PENGGUNAAN ALAT-ALAT PENUNJANG.
- PENYELAMATAN JIWA MANUSIA / BARANG.

3.USAHA-USAHA SETELAH TERJADI KEBAKARAN


- MEMBUAT PENDATAAN.
- MENGANALISA TINDAKAN-TINDAKAN YANG TELAH
DILAKUKAN.
- MENYELIDIKI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KEBAKARAN.
APAR
Alat Pemadam Api Ringan

PT. SARANA INSPIRASI MAJU BERSAUDARA


Pertokoan Bukit Tiban Indah Permai Blok E No.1 Tiban Baru, Sekupang, Batam.
Kepulauan Riau - Indonesia. Tlp. +62 778 8015821 ; HP. +62 812 7005 3009
Email : admin@ppibatam.com : Website : www.ppibatam.com
PENGERTIAN
Adalah alat pemadam api berbentuk tabung
berisi bahan kimia yang ringan di jinjing atau
mudah di bawa dan mudah di operasikan oleh
satu orang ber ukuran 0,5 – 16 kg.
ALAT PEMADAM API RINGAN
•DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG

•UNTUK PEMADAMAN MULA KEBAKARAN

•SEBATAS VOLUME API KECIL


JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING

HALON
FOAM

- AIR - DRY POWDER


- CO2
- BUSA
- CLEANT AGENT
WATER

POWDER
APAR ISI AIR
Adalah tabung apar yang di isi air tawar

Sebanyak kapasitas tabung kemudian di beri


pendorong N2 atau Cartridge atau dengan di
pompa secara manual.

Kemampuan pemadaman untuk api kelas A.

Sifatnya mendinginkan/ mempunyai daya serap


panas yang besar.

Air beratnya relatif stabil mudah disimpan,dan


mudah didapat
ALAT PEMADAM JENIS
TEPUNG KIMIA
► Hanya untuk kebakaran kelas “A”,”B”, or
“C”

Isi 1.5 - 9 kg dry chemical (ammonium


phosphate) mempunyai tekanan 14 - 20
bar. (lama penggunaan
sekitar 8 - 25 detik)
► Mempunyai alat penunjuk tekanan.
► Jarak semprotan maksimum 1.5 - 6 meter.
► Pemadaman secara
smothering/pemisahan benda - benda
yang terbakar.
APAR ISI POWDER
ADALAH TABUNG APAR YANG DI ISI POWDER
KEMUDIAN DITEKAN N2 ATAU CARTRIDGE

1. Powder kimia REGULER adalah tepung kimia yang efektif


untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C.

2. Powder kimia MULTI PURPHOSE adalah tepung kimia yang


efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A,B dan C.

3. Powder kimia SPECIAL DRY POWDER adalah tepung kimia yang


efektif untuk memadamkan kebakaran khusus kelas D.
BAHAN BAKU POWDER
Bahan Baku Powder Reguler:
Sodium bikarbonat
Potasium bikarbonat
Potasium karbonat
Potasium klorida
Bahan Baku Powder Multi
Purphose:
Kalium Sulfat
Mono Ammunium Phospat
Bahan Baku Powder Khusus:
Campuran kalium klorida
barium klorida
magnesium klorida
natrium klorida
kalsium klorida
Dry Chemical Powder
Prinsip Pemadaman
Isolasi : powder kimia secara fisik
Menutup api dan memutuskan oksigen
ALAT PEMADAM JENIS
BUSA A
A
Trash Wood Paper
Trash Wood Paper

► Hanya untuk kebakaran kelas “A”


dan ”B

Mempunyai alat penunjuk B


B
Liquids Grease
Liquids Grease

tekanan

► Jaraksemprotan maksimum 9 - 12
meter. C Electrical Equipment
C Electrical Equipment

► Pemadaman secara memisahkan


dan mendinginkan pada
kebakaran minyak.

Alat pemadam jenis busa tidak boleh digunakan


untuk kebakaran kelas “C”
APAR ISI BUSA / FOAM

Adalah tabung apar berisi larutan kimia


yang diberi tekanan N2 atau system
pencampuran 2 kimia yang membetuk
gelembung2 busa didalamnya bermuatan
CO2 sebagai pendorong.

Kemampuan pemadaman kelas api A B


Foam menutup benda dan
mendinginkan
MACAM-MACAM BUSA
[menurut cara terbentuknya]

1. BUSA KIMIA
Busa yang terjadi karena adanya proses kimia.
- Tepung tunggal.
- Tepung ganda.

2. BUSA MEKANIK
Busa yang terjadi karena adanya proses mekanis, yaitu
berupa campuran dari bahan pembuat busa yaitu :
- cairan busa.
- air.
- udara.
ALAT PEMADAM JENIS CO2

► Hanya untuk kebakaran kelas “B”, or “C”.


Isi 2.3 - 9 kg mempunyai tekanan 10 - 14 bar.
(lama penggunaan sekitar 8 - 30 detik).

Tidak mempunyai penunjuk tekanan, kapasitas


tabung ditentukan melalui beratnya.

► Jarak semprotan maksimum 1 - 2.5 meter.

► Pemadaman secara smothering /pemisahan benda -


benda yang terbakar.

Sangat effektif mengurangi temperatur panas benda


yang terbakar.
APAR ISI CO2
CO2 dipakai untuk memadamkan
kebakaran karena mempunyai keuntungan
sbb :

1.Mudah menyebar keseluruh areal kebakaran.


2.Tidak menghantarkan listrik.
3.Tidak meninggalkan residu.
4.Berat jenis CO2 1 1/5 kali berat udara.
5.Efektif untuk kebakaran kelas B dan C.
APAR MEDIA HALLON
Hallon mempunyai kelebihan sbb :
✓Tidak meninggalkan residu.

✓Berat jenis hallon 5 x berat udara .

✓Tidak menghantarkan listrik.

✓Dapat memadamkan kebakaran kelas B,C


 Lapisan Ozon adalah lapisan yang terdapat pada
stratosphere bumi (lapisan udara yang berada antara 10 –
60 km dari permukaan bumi) yang berfungsi melindungi
bumi dari sinar ultraviolet matahari yang membahayakan
makhluk hidup.

 Dampak :
➢Bahaya kanker kulit
➢Menurunnya sistem daya tahan tubuh
➢Menyebabkan katarak
➢Terganggunya panen pertanian
ALAT PEMADAM JENIS
TEPUNG METAL
► Alatpemadam Kelas “D” sangat
ideal digunakan untuk kebakaran
metal yang mudah terbakar.
Tersedia dalam bentuk portable
atau trolly.

► Isinya
adalah campuran khusus
sodium chloride.

► Kebakaran metal meliputi


magnesium, sodium, potassium,
uranium dan tepung alumunium
dapat mengontrol dan
memadamkan.
Alat Pemadam Api Ringan
Designing
Listing
Selecting
Purchasing
Installing
Approving

Inspecting
Recharging
Maintaining
Testing
Operating
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref : PerMenaker No Per-04/Men/1980

HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA

•JENIS DAN UKURANNYA SESUAI


•MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
•KONDISI BAIK
•SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN DENGAN
BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.
Pemasangan dan Penempatan APAR
➢Pada posisi yang mudah dilihat,
dicapai/diambil dan dilengkapi dengan tanda
pemasangan

➢Sesuai dengan jenis dan kelas kebakaran


benda yg dilindungi

➢Harus menggantung pada dinding / dalam


lemari kaca

➢Ketinggian 15 – 120 cm dari lantai

➢Pada suhu antara 40 C – 490 C


PERSYARATAN TEKHNIS APAR
1.Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat)
2.Etiket harus dapat dibaca dan dimengerti dengan jelas
3.Segel harus dalam keadaan utuh
4.Selang harus tahan tekanan tinggi dan dalam keadaan
baik
5.Tutup harus dalam keadaan baik dan terpasang dengan
erat
6.Untuk storage pressure tekanan tidak boleh kurang dari
batas yang telah ditentukan antara 13 s/d 15 bar
7.Untuk type cartridge tidak ada kebocoran pada
membran tabung gas
8.Belum lewat masa efektifnya
9.Jika sudah dipakai atau drop pada pressure segera di isi.
KEGAGALAN APAR
Jenis media tidak sesuai
Klasifikasi api/kebakaran
WATER

HALON

POWDER

Setiap jenis media pemadam masing-masing


FOAM

memiliki keunggulan dan kekurangan,


bahkan dapat membahayakan bagi petugas
atau justru memperbesar api
Prinsip Pemakaian APAR
➢ Mengenal sifat benda yang terbakar
➢ Petugas mampu mengoperasikannya
➢ Harus mengenal ke efektipan Apar
➢ Memperhatikan kondisi, temperatur, arah angin uap-uap
yang terjadi
➢ Disesuaikan dengan lingkungan
➢ Jangan sampai terjadi kerugian-kerugian yang diakibatkan
oleh obat pemadam, terhadap benda yang terbakar atau
lingkunganya
➢ Keamanan pertugas harus diperhatikan
STANDAR APAR
APAR
Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm²
dapat mendorong seluruh medianya (sisa
mak 15%) dalam waktu min.8 detik

Syarat :
- Angka keamanan min 4,13 x WP (65˚ C)
- Test Pressure 1,5 x WP (65˚ C)
- Pengujian ulang tiap 5 tahun

APAR
sebagai sarana K3 (Safety Equipment)
Pengandung Potensi Bahaya
Proteksi Kebakaran
Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan

PT. SARANA INSPIRASI MAJU BERSAUDARA


Pertokoan Bukit Tiban Indah Permai Blok E No.1 Tiban Baru, Sekupang, Batam.
Kepulauan Riau - Indonesia. Tlp. +62 778 8015821 ; HP. +62 812 7005 3009
Email : admin@ppibatam.com : Website : www.ppibatam.com
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pelajaran ini para peserta
diklat diharapkan dapat memahami tentang
Sistem Alarm Kebakaran, Sistem Hidran
Kebakaran, dan Sistem Sprinkler Otomatis.
Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti Materi ini para


peserta diklat diharapkan dapat :
▪ Memahami dengan baik mengenai
Komponen – komponen utama
Sistem Alarm Kebakaran
▪ Memahami Komponen Utama
Hidran Kebakaran
▪ Memahami Sistem Sprinkler
Otomatis
PENGERTIAN

Sistem Proteksi kebakaran adalah :


Peralatan sistem perlindungan/
pengamanan bangunan gedung dari
kebakaran yang di pasang pada
bangunan gedung.

(Perda DKI Jakarta No 8 tahun 2008, tentang Pencegahan


Dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran)
SISTEM ALARM KEBAKARAN GEDUNG

Pengertian :
Adalah suatu alat untuk memberikan peringatan dini kepada
penghuni gedung atau petugas yang ditunjuk,tentang adanya
kejadian atau indikasi kebakaran di suatu bagian gedung.

Dengan adanya peringatan secara dini tersebut akan


memungkinkan penghuni/petugas dapat mengambil tindakan
pemadaman atau melaksanakan evakuasi jiwa maupun harta
benda .
Main Control Fire Alarm

➢Alat ini adalah pusat dari Fire Alarm


System yang dapat mengontrol
bekerjanya seluruh bagian detector
dan manual station juga memberikan
instruksi pada alarm bell, lacation
indicator lamp apabila terjadi indikasi
kebakaran.

➢Biasanya alat ini dipasang pada


ruang operation atau control room
dimana terdapat pengawasan 24 jam.
Fasilitas yang dimiliki MCFA
Power indicator lamp, untuk mengetahui
kondisi catu daya pada panel
❑ Fire Alarm Station : Untuk mengetahui sinyal
yang diterima dari berasal dari Manual push
Button.
❑ Intercom : Untuk melakukan komunikasi dengan
Annunciator atau Fire Alarm Station
❑ Accumulation : Untuk mengetahui adanya alarm
Palsu
❑ Caution : Indikasi untuk menunjukan bahwa
posisi salah satu saklar atau lebih tidak pada
posisi normal
Lanjutan …
❑ Disconnection : Untuk menunjukan adanya kabel
instalasi yang terputus pada jaringan detector
❑ Fuse Disconnection : Untuk mengetahui adanya
fuse yang putus pada panel akibat gangguan yang
terjadi pada sistem.
❑ Silence : Saklar ini berfungsi untuk mematikan
alarm bell.
❑ General alarm : Untuk mengaktifkan bell pada
seluruh area gedung apabila keadaan darurat.
❑ Battery Check : Untuk mengetahui kondisi battery
back up pada panel.
❑ Reset : Untuk mengembalikan panel pada
keadaan normal.
Local Combined Box
➢ Alat ini adalah gabungan antara Manual Alarm Station
dan Alarm Bell tetapi dilengkapi juga dengan indicator
Lamp sebagai tanda bahwa Control Panel/Fire Alarm
bekerja normal.
➢ Biasanya alat ini juga dipasang pada ruang umum
sebagai pemberi isyarat apabila terjadi kebakaran seperti
keterangan tersebut diatas.

Annunciator Panel
➢Alat ini adalah bagian/tambahan dari Control Panel Fire
Alarm System yang fungsinya sebagai monitor/pengamat
tambahan hanya tidak dapat berbuat aktif seperti Control
Panel. Alat ini juga dilengkapi dengan Alarm Bell dan
telephone jack.
➢Biasanya alat ini dipakai apabila dibutuhkan pengamat
tambahan diruangan lain seperti ruang General Manager
pada suatu hotel.
Manual Alarm Station
➢ Alat ini bekerja apabila tombol
mechanic yang dilapis oleh plastic
ditekan yang mengakibatkan mechanical
contact menjadi aktif.
➢ Biasanya alat ini digunakan pada
ruang2 umum/public area sebagai alat
diteksi manual dan untuk Manual Alarm
Station dilengkapi dengan telephone jack
untuk emergency communication.
Alarm Bell
➢ Alat ini bekerja apabila Main
Control Fire Alarm menjadi aktif
(Control Panel akan mensupply
tegangan DC 24 volt ke Alarm
Bell).
➢ Biasanya alat ini juga digunakan
pada ruang umum sebagai
pemberi isyarat apabila terjadi
kebakaran (untuk evakuasi).
IONISATION SMOKE DETECTOR
Alat pengindra ini memiliki komponen
➢ Ruang deteksi dengan ini dilengkapi dengan bahan radioaktif
yang diberi muatan listrik sehingga memancarkan ion positif
dan ion negatif dengan muatan yang seimbang.
➢ Rangkaian electronic contact.
➢ Cara kerja detektor ini bila terjadi kebakaran yang kemudian
ada asap yang memasuki ruang deteksi maka partikel-
partikel asap tersebut mempengaruhi perubahan nilai ion
diruang deteksi tersebut mengakibatkan rangkaian
elektronic contact menjadi aktif dan alarm berbunyi.
Biasanya alat ini digunakan apabila dibutuhkan
deteksi seawal mungkin untuk suatu ruangan seperti
ruang computer, arsip dan lain-lain, sehingga pada
ruangan tersebut tidak diperkenankan merokok.
PHOTO ELECTRIC DETECTOR SMOKE
PENGURANGAN CAHAYA
Komponen pada alat pengindra ini

➢ Sunber cahaya infra merah dipantulkan melalui lensa fokus


sehingga pancaran cahayanya lurus.
➢ Photo electric cell yg dihubungkan kerangkaian electronic
contact ke alarm.Di waktu tidak terjadi kebakaran photo cell
selalu menerima cahaya infra merah

❑ Prinsip kerja deteksi ini bila terjadi kebakaran terdapat


asap yang menghalangi cahaya yg selalu diterima oleh
photo cell, kemudian dengan berkurangnya nilai
cahaya yg diterima oleh photo cell mengakibatkan
rangkaian electronic contact menjadi aktif dan alarn
berbunyi.

Biasanya alat ini digunakan apabila dibutuhkan deteksi yang


tidak terlalu sensitif seprti ruang kerja eksekutif, gudang dan
lain2 dimana terdapat asap dengan kadar ringan.
PHOTO ELECTRIC SMOKE DETECTOR
PEKA CAHAYA
Alat detector ini memiliki komponen :
➢ Ruang deteksi yang dilengkapi dengan
pemancar cahaya infra merah dan
penerima cahaya infra merah.
➢ Rangkaian electronic contact.
Prinsip kerja detector ini bila terjadi kebakaran
sehingga asap memasuki ruang deteksi maka
partikel asap tersebut memantulkan cahaya infra
merah yang dipancarkan oleh tranmitter sehingga
dapat tertangkap oleh receiver (photo diodae) yang
mengakibatkan rangkaian electronic contact
menjadi aktif dengan demikian alarm berbunyi.
PENGINDRA PANAS SUHU TETAP
(FIXED TEMPERATURE)
Deteksi ini memiliki komponen :
➢ Elemen peka yang di dalamnya menggunakan dwi-logam
(sensor bimetal).
➢ Mechanical contact.
Prinsip kerja deteksi ini bila terjadi kebakaran elemen peka
menerima panas dengan derajat suhu yg ditentukan
(600,700,800 dst) oleh kepekaan deteksi maka sensor bimetal
mendorong mechanical contact menjadi aktif dengan
demikian alarm berbunyi.

Biasanya alat ini digunakan pada ruangan


yang agak panas seperti ruang mesin,
Generator listrik dan lain2 serta memerlukan
deteksi panas dengan keadaan panas tertentu
(over heat sensor).
PENGINDRA PANAS TYPE PENGEMBANGAN SUHU
(Rate Of Rise Heat Detector)
❑ Deteksi ini memiliki komponen:
Ruang deteksi yang dilengkapi membran
(diafragma) sebagai pendorong titik kontak tsb.

❑ Prinsip kerja deteksi ini bila disuatu ruangan terjadi


kebakaran sehingga terjadi perubahan suhu yg
cepat antara 70 – 100 / detik dan pemuaian udara
diruang tertutup tersebut mengakibatkan
membran terdorong naik dan dgn terdorongnya
membran sekaligus mendorong mechanical contact
menjadi aktif dan alarm berbunyi.
Biasanya alat ini digunakan sebagai alat deteksi panas biasa
untuk ruangan2 kantor, hotel, pusat perbelanjaan dan lain-
lain
PENGINDRA NYALA API ULTRA VIOLET
(Flame Detector) Alat deteksi ini sensitif terhadap cahaya api yg memancarkan cahaya
putih kebiru-biruan dan biasanya alat ini dipasang untuk melindungi
benda-benda yg terbakar memancarkan cahaya putih kebiru-biruan
seperti natrium, alkohol dll.

INFRA MERAH
Alat deteksi ini sensitif terhadap cahaya api yg memancarkan
cahaya infra merah, karena alat deteksi ini dilengkapi dengan
filter amplifier untuk cahaya infra merah. Sehingga
mengakibatkan rangkaian electronic – contact menjadi aktif

Biasanya alat ini digunakan untuk deteksi ruangan yang agak


besar/tinggi atau ruangan yang menyimpan barang- barang
yang mudah terbakar seperti gudang mesiu, minyak, bahan
kimia dan lain – lain.
Sistem Pemercik Otomatis
(Sprinkler)
Pengertian

Sistem Pemercik (Sprinkler)


otomatis adalah suatu sistem
jaringan instalasi pemipaan
yang disiapkan untuk
memancarkan air bertekanan
tertentu secara otomatis ke
segala arah di dalam suatu
ruangan yang dipicu oleh
aktifnya sensor panas.
1. JENIS SISTEM SPRINKLER

1. Sistem Pipa Basah (Wet Pipe System)

2. Sistem Pipa Kering (Dry Pipe System)

3. Sistem Pra-Aksi (Pre-Action


System)

4. Sistem Banjir (Deluge


System)
SISTEM PIPA BASAH
❑ Pada sistem ini seluruh jaringan sprinkler, baik
di atas maupun di bawah control valve berisi
air bertekanan sehingga memungkinkan
sistem akan bekerja pada saat kepala sprinkler
pecah dan langsung memancarkan air.

❑ Sistim ini adalah yang paling biasa, paling


mudah dirancang, dan paling mudah dirawat.

❑ Sistim ini disarankan menjadi pilihan pertama


bagi perencana, dan dipasang bila suhu
tempat yang akan diproteksi dijaga pada atau
diatas 4° C (40° F).
SISTEM PIPA KERING
❑ Suatu jaringan sprinkler dimana selain menggunakan katup
kendali, sistem juga dilengkapi dgn katup pipa kering (Dry pipe
valve).Dari katup pipa kering sampai ke titik sprinkler tidak
berisi air, tatapi berisi udara bertekanan. Sedangkan dari
katup pipa kering sampai ke pompa berisi air bertekanan.

❑ Sistim lebih rumit, memerlukan suatu pasokan udara/gas yang


handal, dan perencanaan khusus.

❑ Sistim ini dijumpai didaerah iklim dingin dengan suhu dibawah


4° C (40° F), dan di gudang kamar dingin (cold storage
warehouse).
SISTEM PRA AKSI

❑ Sistem ini merupakan sistem kering yang menggunakan katup


jenis curah (Deluge type valve), peralatan deteksi dan kepala
sprinkler tertutup. Pada saat panas atau asap pada ruang yg
dilindungi mencapai suhu tertentu, panas atau asap tsb akan
dideteksi oleh detektor, yg selanjutnya akan mengaktifkan
katup curah dan air akan mengalir ke kepala sprinkler.

❑ Sistim lebih rumit, memerlukan suatu pasokan udara/gas yang


handal, sistem deteksi dan perencanaan khusus.

❑ Sistem ini cocok untuk peralatan komputer, telekomunikasi,


museum dan fasilitas lain.
SISTEM BANJIR (DELUGE SYSTEM)

❑ Sistem ini biasanya menggunakan kepala sprinkler terbuka dan


dilengkapi dengan katup curah (Deluge valve). Sistem ini
dikombinasikan dengan sistem alarm terpisah yang berfungsi
mengaktifkan katup curah tsb.

❑ Begitu katup terbuka, air mengalir melalui kepala sprinkler dan


menghidupkan pompa kebakaran.

❑ Sistim ini cocok untuk fasilitas yang berisi cairan yang mudah menyala
dan terbakar. Juga untuk situasi dimana kerusakan akibat kebakaran
dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat, misal hanggar pesawat
terbang.
2. KEPALA SPRINKLER
Deflector
Terpasang pada rangka sprinkler, dimana arus
air akan diarahkan dan diubah ke suatu
pancaran yang direncanakan untuk menutupi
atau melindungi suatu area tertentu. Jumlah
air yang terpancar tergantung kepada tekanan
air yang keluar dan diameter lubang (orifice).
3. CARA KERJA SPRINKLER
 Dipicu oleh gas panas di sekelilingnya

 Gas panas dan asap panas dari sumber kebakaran


membubung ke atas, membentur langit-langit dan
menyebar ke sekelilingnya membentuk lapisan panas

 Makin lama lapisan gas panas makin tebal, dan makin


tinggi temperaturnya
◦ Kalau mencapai temperature rating dari sprinkler,
glass bulb pecah atau fusible link putus
◦ Pd wet system air bertekanan dlm pipa memancar
keluar
HIDRAN KEBAKARAN

Pengertian

Sistem Hidran kebakaran Gedung


adalah : Suatu sistem istalasi yang
dipasang di dalam suatu bangunan
gedung yang dimaksudkan untuk
memadamkan kebakaran yang terjadi
di dalam bangunan gedung.
MACAM-MACAM HIDRAN KEBAKARAN
 HIDRAN KOTA
Hidran yang terletak ditepi jalan dibuat dan dimiliki oleh
Pemerintah hanya untuk keperluan pemadaman kebakaran .

 HIDRAN HALAMAN
Hidran yang terletak di halaman suatu bangunan yang dibuat dan
dimiliki oleh bangunan tersebut untuk keperluan pemadaman
kebakaran

 HIDRAN GEDUNG
Hidran yang terletak di dinding pada lantai-lantai bangunan untuk
keperluan pemadaman kebakaran.
Komponen Sistem Instalasi
Hidran kebakaran
1. Tempat persediaan air (Reservoir)
2. Pompa-pompa, (Pompa Jockey,
Pompa Utama Electric, dan Pompa
Utama Diesel)
3. Gate Valve (Kran Induk)
4. Cek Valve (Kran Penahan Balik)
5. Pipa Tegak (Riser)
6. Box hidran Dengan
Perlengkapannya
7. Hidran Halaman (Pillar Hydrant)
8. Kopling sambungan Pengeluaran
(Landing Valve)
9. Sambungan Pemadam Kebakaran
(Siamese Connetion)
1. AIR CADANGAN KHUSUS
UNTUK PEMADAM KEBAKARAN (WATER SUPPLIES)
 Jumlah persedian air harus mencukupi
dan memadai untuk kebutuhan pompa
pemadam kebakaran dengan tingkat
Klasifikasi Hunian Bahaya Kebakaran yang
telah ditentukan.

 Bak Resevoir harus mempunyai sistim


pengisian air secara otomatis, dan dapat
termonitor terus menerus kondisi dan
keberadaannya. Pada kondisi tertentu
diperlukan peralatan sensor untuk
memberikan peringatan apabila kondisi
atau volumenya berada pada posisi yang
kritis.
 Apabila tempat penyimpanan air digabung dengan
penyimpanan air untuk kebutuhan lain, maka bagian pipa
pengisapan dan penyaluran outlet untuk itu haruslah dibuat
sedemikian rupa, sehingga pada level tertentu, dimana
pengisapan yang lain-lain tidak akan dapat lagi
mempergunakan sisa air cadangan khusus untuk pemadam
kebakaran dalam volume yang telah ditetapkan.
UNIT POMPA PEMADAM KEBAKARAN
Pompa Pemadam kebakaran Seperangkat alat yang
berfungsi untuk memindahkan air dari resevoir ke
ujung pengeluaran .

- Pompa Picu (untuk mempertahankan tekanan


statis)
- Pompa Utama (sebagai penggerak utama)
- Pompa Cadangan (sebagai penggerak cadangan)

Jenis pompa yang digunakan adalah pompa yang


mampu untuk mensuplai air dalam kapasitas besar
dengan daya dorong ( total head ) yang cukup
tinggi.
TATA LETAK DAN PEMASANGAN POMPA

Penempatan dan tata letak pemasangan pompa


akan mempengaruhi sistim operasi pompa.
Pompa yang terpasang diatas permukaan atau
dibawah permukaan air, serta metoda
pemasangan Pipa Isap yang tidak memenuhi
persyaratan yang semestinya, akan
mempengaruhi kinerja pompa.
HIDRAN GEDUNG (INDOOR FIRE HYDRANT CABINET)

Indoor Fire Hydrant cabinet


adalah suatu sarana untuk penempatan dan
penyimpanan peralatan fire hose beserta
perlengkapannya [Hydrant Valve / kran,
1(satu) rol atau lebih selang pemadam api
(fire hose), pemancar air (Fire Nozzle)].

Apabila dikehendaki, Indoor Fire Hydrant


Cabinet ini juga dilengkapi dengan peralatan
Fire Extinguisher, peralatan Fire Alarm System
dan sarana perlengkapan yang dibutuhkan
lainnya.
Class-I Service Fire Hose Station:

Indoor Fire Hydrant dengan type Class-I Service adalah Fire


Hose Station yang hanya akan dioperasikan oleh Petugas atau
oleh Regu Pemadam Kebakaran yang telah terlatih.

Perlengkapan Indoor Fire Hydrant Class-I Service adalah :


1 rol atau lebih Fire Hose ukr. 65mm ( 2 ½ inch ) panjang 20m
atau 30m

1 buah Hydrant Valve ukr. 65mm ( 2 ½ inch )


1 buah Fire Nozzle ukr. 65mm ( 2 ½ inch )
1 buah Fire Hose Rack ( untuk gantungan Fire Hose )
Class-II Service Fire Hose Station:

Indoor Fire Hydrant dengan type Class-II Service adalah Fire Hose
Station yang dapat dioperasikan oleh petugas yang kurang
berpengalaman sekalipun, karena tekanan balik (Nozzle Reaction)
yang timbul sewaktu peralatan ini dioperasikan tidaklah terlalu
besar.

Perlengkapan Indoor Fire Hydrant Class-II Service adalah :

1 rol atau lebih Fire Hose ukr. 40mm ( 1 ½ inch ) panjang 20m
atau 30m
1 buah Hydrant Valve ukr. 40mm ( 1 ½ inch )
1 buah Fire Nozzle ukr. 40mm ( 1 ½ inch )
1 buah Fire Hose Rack ( untuk gantungan Fire Hose )
Class-III Service Fire Hose Station :
Indoor Fire Hydrant dengan type Class-III Service adalah Fire
Hose Station yang menyediakan 2(dua) buah Hydrant Outlet.
Hydrant valve outlet dengan ukr. 40mm ( 1 ½ inch ) untuk
dioperasikan oleh penghuni yang kurang berpengalaman,
sedang kan untuk Hydrant Landing Valve ukr. 65mm ( 2 ½ inch )
seharusnya hanya dipergunakan oleh petugas yang terlatih , atau
oleh petugas Dinas Pemadam kebakaran.

Hal ini disebabkan karena akan terjadi efek tekanan balik (Nozzle
Reaction) yang relatif besar disaat peralatan Hydrant Landing
Valve ukr. 65mm (2 ½ inch) ini dipergunakan.

Nozzle Reaction, adalah suatu efek tekanan balik dari gaya kinetik
yang timbul disaat Fire Nozzle dari Hose Station menyemburkan
air.
OUTDOOR FIRE HYDRANT CABINET (OHC)

OUTDOOR FIRE HYDRANT CABINET ( OHC )


Adalah Box untuk penyimpanan Slang Pemadam (Fire
Hose) yang biasanya mempunyai ukr. 65mm (2 ½ inch),
yang diperlengkapi pula dengan sebuah Fire Nozzle
(Straight Jet atau Spray) yg biasanya mempunyai ukr.
65mm ( 2 ½ inch ).
HYDRANT PILLAR
Hydrant pillar mempunyai bermacam type
dan ukuran. Pada umumnya, pada
penggunaan ditingkat klasifikasi ringan dan
ordinary hazard (sedang), type yang
dipergunakan dalam ukr. 65mm (2 ½ inch),
connector outletnya.
Tersedia dalam komposisi 1 (satu) buah outlet
(Single Way atau One Way), dan komposisi 2
(dua) buah outlet (Two Way). Juga terdapat
dari komposisi 3 atau 4 outlet seperti yang
terpasang pada sistim hidran kebakaran di
dermaga kapal, instalasi penyulingan minyak,
dll.
Lanjutan

Hydrant Pillar harus mempunyai Kran Utama


(Main Valve) dan Stop Kran pada setiap
cabang outlet untuk penyambungan selang
pemadam kebakaran.

Stop Kran pada outlet ini juga berfungsi


sebagai Adjuster Valve yang dapat mengatur
besaran flow dan tekanan pada fire hose yang
dipergunakan.
LANDING VALVE (FIRE BRIGADE CONNECTOR)

Berfungsi sebagai sarana penyambungan selang pemadam


kebakaran (Fire Hose) dari petugas Pemadam Kebakaran
dengan sistim Fire Hydrant Gedung. Peralatan penyambungan
ini terpasang pada pipa tegak (Riser). Bisa juga terpasang
didalam Fire Hose Station Cabinet (Fire Hydrant Cabinet Class-
I Service) atau Fire Hose Station (Fire Hydrant Cabinet Class-III
Service).
Landing Valve ini harus mempunyai kopling penyambungan
(Coupling Connector) yang sama jenis dan typenya dengan
jenis dan type Fire Hose yang dimiliki oleh petugas pemadam
kebakaran setempat.
FIRE BRIGADE CONNECTOR (SEAMESSE CONNECTION)

Setiap jaringan sistem fire hydrant maupun fire


sprinkler, diharuskan untuk menyediakan
sebuah unit peralatan yang berfungsi sebagai
Inlet pengisian air yang bertekanan kedalam
sistim jaringan.
Lanjutan …

 Unit Fire Brigade Connector, biasanya mempunyai inlet


sebanyak 2(dua) buah atau lebih. Jenis coupling
penyambungannya haruslah sesuai dengan jenis coupling
yang dipergunakan oleh Dinas Kebakaran setempat. Unit
peralatan ini harus mempunyai peralatan yang mencegah
air berbalik kembali keluar, atau yang disebut dengan Non
Return Valve atau Check Valve.

 Pemasangan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga


setiap jaringannya dapat menerima supply air dari
pengisian yang sedang dilakukan.
Referensi
 Perda DKI Jakarta No 8 Tahun 2008, tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Bahaya Kebakaran

 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI


NO. PER-02/MEN/1983

 INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK,Kepmen PU No


10/KPTS/2000, Tentang Ketentuan teknis Pengamanan Terhadap
bahaya kebakaran pada bangunan

 International Fire Service Training Association(IFSTA)


PT. SARANA INSPIRASI MAJU BERSAUDARA
Pertokoan Bukit Tiban Indah Permai Blok E No.1 Tiban Baru, Sekupang, Batam.
Kepulauan Riau - Indonesia. Tlp. +62 778 8015821 ; HP. +62 812 7005 3009
Email : admin@ppibatam.com : Website : www.ppibatam.com
PENGERTIAN

 SISTEM adalah perpaduan dari sesuatu yang terdiri dari bagian-


bagian yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan
yang mempunyai tujuan tertentu

 EVAKUASI adalah upaya pemindahan penghuni dari suatu


tempat / ruangan yang terancam bahaya ketempat yang aman

 SISTEM EVAKUASI KEBAKARAN adalah upaya pemindahan dari


tempat berbahaya ke tempat yang aman dengan mentaati
ketentuan atau prosedur yang berlaku dari suatu tempat atau
bangunan
MAKSUD DAN TUJUAN

 Mengetahui dan memahami tugas yang harus


dilakukan oleh team peran kebakaran pada
saat terjadi kebakaran atau keadaan darurat.

SIADI DEMEN BABI


(Siapa – Apa - Dimana – Dengan apa –
Mengapa - Bagaimana – Bilamana)

 Mengimplementasikan prosedur yang telah


dibuat secara efektif.
TUGAS KEPALA / WAKIL KESELAMATAN
KEBAKARAN GEDUNG
 Pastikan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran sudah
dihubungi
 Menuju ke Posko kebakaran untuk memimpin
operasional
 Pastikan bahwa pemberitahuan kewaspadaan
tingkat pertama telah dilaksanakan
 Pastikan bahwa peran kebakaran lantai telah
melaksanakan tugasnya
 Tetap siaga untuk menerima status laporan dan
memperkirakan harus evakuasi bertahap atau
evakuasi total
TUGAS OPERATOR
 Secepatnya menghubungi Dinas Pemadam
Kebakaran dan Instansi terkait.
 Jangan memutuskan hubungan telepon sampai
Dinas Pemadam Kebakaran mengulangi berita.
 Mengendalikan sistem pemberitahuan umum.

TUGAS TEKNISI
Mengatur dan mengontrol peralatan mekanik
maupun elektrik (lift, alarm, pompa kebakaran,
hidran, lampu darurat, peralatan evakuasi, dll).
Membantu kelancaran tugas bantuan yang
datang di TKP.
TUGAS KEPALA / WAKIL PERAN KEBAKARAN LANTAI

PADA SAAT MENDENGAR ALARM .

 Memeriksa sub-sub panel alarm kebakaran untuk menentukan


sumber alarm tersebut.
 Apabila kebakaran tidak berada pada lantainya yakinkan bahwa
lantainya siap untuk evakuasi.
 Apabila kebakaran di lantainya segera laporkan ke Posko
Kebakaran :
- Namanya
- Jenis yang terbakar
- Lokasinya
- Situasi terakhir
 Memimpin pelaksanaan operasional di lantainya.
PADA SAAT MENDENGAR
PEMBERITAHUAN EVAKUASI
 Periksa semua ruangan dan perhatikan setiap penghuni di
lantainya untuk melaksanakan evakuasi.
 Pada saat evakuasi berikan perhatian khusus pada orang
cacat, hamil, anak-anak, dll.
 Pastikan bahwa seluruh penghuni lantainya sudah
melaksanakan perintahnya.
 Pada saat tiba di tempat berhimpun laksanakan
infentarisasi terhadap penghuni lantainya.
 Laporkan tentang situasi terakhir dan status evakuasi
kepada K3G.
TUGAS SATPAM AREA

 Mengamankan area gedung yang terbakar.


 Mengatur lalu lintas disekitar gedung.
 Mengatur perpindahan kendaraan di tempat
parkir ketempat lain yang aman.
 Mengatur tersedianya jalan masuk bagi
bantuan luar yang datang.
 Menjaga dokumen / barang yang telah
diselamatkan.
 Sebagai penunjuk jalan bagi bantuan luar
yang datang.
 Selalu berkoordinasi dengan regu / pihak lain.
TUGAS PEMADAM KEBAKARAN
SETEMPAT
PADA SAAT MENDENGAR ALARM
- Berusaha mengetahui dengan pasti lokasi terjadinya
alarm kebakaran
- Menuju ke Posko Kebakaran untuk memantau situasi
- Seorang anggota regu mengatur lift kebakaran dan
menunggu kedatangan petugas pemadam.

PADA SAAT TERJADI KEBAKARAN


- Melaksanakan pemadaman / melokalisir kebakaran
sebelum Petugas Pemadam datang
- Memberi informasi yang diperlukan oleh Petugas
bantuan yang datang
- Selalu berkoordinasi dengan regu / pihak lain
TUGAS P3K (POLIKLINIK)

 Selalu berkoordinasi dengan pihak


Rumah Sakit terdekat.

 Melakukan pertolongan dengan cepat


dan tepat apabila ada korban yang
mengalami gangguan kesehatan.

 Membawa korban ke Rumah Sakit


apabila ada korban yang perlu
mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
TUGAS REGU PEMADAM KEBAKARAN
LANTAI
 Memadamkan dan melokalisir
kebakaran serta menekan kerugian
sekecil-kecilnya.
 Memadamkan kebakaran dengan
menggunakan peralatan (Apar dan
Hidran) secara efektif dan efesien.
 Melaporkan terjadinya kebakaran,
perkembangan dan hasil pemadaman.
 Selalu berkoordinasi dengan regu atau
pihak lain.
TUGAS P3K LANTAI

 Melaksanakan pertolongan pertama


seperlunya dengan cepat dan tepat
apabila ditemukan korban yang
mengalami gangguan kesehatan.
 Mentransportasikan korban
ketempat lain yang aman.
 Selalu berkoordinasi dengan regu
atau pihak lain.
TUGAS REGU EVAKUASI LANTAI

 Mengevakuasikan penghuni ketempat berhimpun yang


telah ditentukan.
 Memberi petunjuk, mengarahkan, dan mencarikan jalan
keluar kepada penghuni.
 Selalu mengingatkan penghuni agar tidak menggunakan lift
sekaligus mengarahkan agar menuju tangga darurat
terdekat.
 Selalu mengingatkan kepada ibu-ibu yang memakai sepatu
berhak tinggi harap dilepas.
 Menginformasikan ke regu P3K apabila ditemukan
penghuni yang perlu mendapatkan pertolongan.
 Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain.
TUGAS REGU PENYELAMATAN BARANG

 Menyelamatkan barang berharga atau dokumen


penting ketempat lain yang aman yang telah ditentukan.
 Menyerahkan barang atau dokumen tersebut ke bagian
pengamanan.
 Selalu memonitor situasi terakhir kebakaran.
 Selalu berprinsip bahwa keselamatan jiwa lebih penting
dari harta benda.
 Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain.
PELAPORAN BILA TERJADI KEBAKARAN DAN BENCANA LAINNYA

Anda mungkin juga menyukai