Anda di halaman 1dari 32

SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

Aris Sunaryo H
STANDARD DAN PERATURAN
1. NFPA 10 , STANDARD FOR PORTABLE FIRE EXTINGUISHERS
2. NFPA 13 , STANDARD FOR INSTALLATION OF SPRINKLER SYSTEMS.
3. NFPA 20 , STANDARD FOR THE INSTALLATION OF STATIONARY PUMP FOR
THE PROTECTION.
4. 4. SNI 03 – 3987 – 1995 , PANDUAN PEMASANGAN PEMADAM API RINGAN
UNTUK PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG.
5. SNI 03 – 3986 – 2000 , TATA CARA PERENCANAAN DAN PEMASANGAN
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIS UNTUK PENCEGAHAN BAHAYA
KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG.
6. SNI 03 – 3989 – 2000 , TATA CARA PERENCANAAN DAN PEMASANGAN
SISTIM SPRINKLER OTOMATIS UNTUK PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN
PADA BANGUNAN GEDUNG.
STANDAR DAN PERATURAN

7. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO. PER.04/MEN/ 1980.


8. TENTANG SYARAT SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAAN ALAT
PEMADAM API RINGAN.
9. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NO.Kep.186/MEN/1999
TENTANG UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DITEMPAT KERJA
10. INSTRUKSI MENTERI TENAGA KERJA RI No.Ins.11/M/BW/1997 TENTANG
PENGAWASAN KHUSUS K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.
11. KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO.441 / KPTS / 1998.
TENTANG PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG.
12. KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEKERJAAN UMUM NO.10 / KPTS /
2000. TENTANG KETENTUAN TEKNIS PENGAMANAN TERHADAP BAHAYA
KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN.
DEFINITION

API ADALAH SUATU REAKSI KIMIA CEPAT (OKSIDASI) YANG
TERBENTUK DARI 3 (TIGA) UNSUR YAITU: PANAS, UDARA DAN
BAHAN BAKAR YANG MENIMBULKAN PANAS DAN CAHAYA.
FUEL

CHAIN
OXYGEN REACTION
HEAT
TEORI DASAR TERJADINYA
API
Jadi untuk menimbulkan API AWAL diperlukan 3 unsur:

1. Benda/bahan bakar (FUEL) - yang harus


menjadi uap dulu
2. Sumber panas (HEAT/ENERGI) - yang cukup
untuk menentu-kan titik nyala.
3. Oksigen (O2) - Sebagai oksidator
• Vapour density dari udara = 29
• Udara terdiri dari 21 % O2 dan 79 % N2.
• Berat molekol udara:
- 21 % Oxygen = 0.21 X 32 = 6.72.
- 79 % Nitrogen = 0.79 X 28 = 22.12
- Total berat molekul udara = 28.84 =
29.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
TERJADINYA KEBAKARAN

• Peristiwa terjadinya kebakaran selama ini


disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Manusia
2. Penyalaan sendiri
3. Gerakan alam
JENIS BAHAYA API / KEBAKARAN

ASAP

NYALA

PANAS

SINAR

UAP YANG
MENYALA
TEORI TERJADINYA API / KEBAKARAN

Teori Segitiga Api Teori Tetrahedron Api


PANAS

HEAT
PANAS

RANTAI
REAKSI
KIMIA
OKSIGEN BAHAN BAKAR BAHAN
OKSIGEN
BAKAR
BAHAN BAKAR BISA BERUPA
 CAIR : Gemuk, Oli, BBM
 PADAT : Kayu, Kertas, Logam (Mg, Ti, Zr, Pt, Lt, Ca, Zn)
 GAS : Gas Alam, Propane, Acetylene.
PRINSIP MENCEGAH TERJADINYA API
• MEMISAHKAN HUBUNGAN KE 3 UNSUR PEMBENTUK API
• MEMUTUSKAN RANTAI REAKSI KIMIA DARI 3 UNSUR API
• MEMBERIKAN KETIDAK SEIMBANGAN PERBANDINGAN 3
UNSUR
• MENGURANGI / MENIADAKAN SALAH SATU UNSUR ATAU LEBIH

Starvation: Bahan bakar


Sistem pemadam isolasi Starvation
dengan menutupi bahan
bakar dengan zat/ media Cooling:
tertentu hingga tak Sistem pemadam
berhubungan dengan
Cooling kebakaran dengan
oksigen dan sumber
panas API mendinginkan
sumber panas,
misalnya dengan air
untuk bahan bakar
Oksigen padat (bukan cair)
Panas
Smoothering
Smoothering :
Sistem pemadam isolasi dengan memutuskan
hubungan udara luar dengan benda yang terbakar,
agar perbandingan udara (oksigen) dengan bahan
bakar berkurang
SMOOTHERING (MENYELIMUTI).
 Mengambil/mengurangi/memisahkan udara dengan
bahan bakar sehingga tidak ada kontak pada kedua
zat tersebut.
 Cara ini dilakukan misalnya dengan menutup
permukaan bahan bakar dengan selimut api (fire
blanket) atau dengan busa (foam).
PENDINGINAN / COOLING

 Mengurangi / menurunkan temperatur


bahan bakar hingga di bawah titik nyalanya /
flash point.

 Cara ini misalnya menggunakan semprotan


air dan busa.
STARVATION (MENGHILANGKAN)

Mengambil/mengurangi bahan ba-kar sampai di bawah


batas dapat terbakar bawah (low flamable limit /lfl).

Cara ini dilakukan misalnya dengan menutup saluran/


kerangan bahan bakar pada daerah yang terbakar.
BREAKING CHAIN REACTION FOR
EXTINGUISHMENT

Memutus rantai reaksi kimia pembakaran


sehingga tidak ada lagi radikal bebas bahan
bakar yang bereaksi.

Cara ini misalnya dengan menebas api (mekanis)


atau menambahkan bahan kimia ke reaksi
pembakaran (halon/dry chemical).
DILLUTION (PENGENCERAN)

Mengurangi kadar oksigen di udara sampai


batas minimum sehingga pembakaran tidak
dapat berlangsung.

Cara ini misalnya menggunakan gas “inert”


(seperti nitrogen) untuk melakukan purging
sampai gas hilang.
KLASIFIKASI JENIS KEBAKARAN
KELAS A : KEBAKARAN DARI BAHAN BIASA YANG MUDAH TERBAKAR
SEPERTI : KAYU, KERTAS, KAIN DLL.
KELAS B : KEBAKARAN BAHAN CAIRAN YANG MUDAH TERBAKAR
SEPERTI MINYAK BUMI, BENSIN, GAS.
KELAS C : KEBAKARAN YANG DIAKIBATKAN LISTRIK
KELAS D : KEBAKARAN LOGAM SEPERTI : SENG, MAGNESIUM

STANDARD DAN PERATURAN


• STANDART SNI 03-3987-1995 PANDUAN PEMASANGAN PEMADAM API RINGAN UNTUK
PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG
• PERATURAN DAERAH DKI JAKARTA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG
PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN .

Indonesia telah memberlakukan klasifikasi kebakaran Standar


NFPA (standar Amerika Serikat) sesuai dengan
Permanaker No: 04/MEN/1980

Pemasangan & penempatan APAR


Tidak boleh dipasang di dalam ruang yang mempunyai
suhu lebih dari 49o C dan di bawah 4o C.
Sistem Penanggulangan Kebakaran
MENYELURUH, KOMPREHENSIF
• Tindakan Preventif (Mencegah)
• Tindakan Represif (Memadamkan)
• Tindakan Rehabilitatif (Mengatasi Dampak)
Tindakan Preventif
• Strategi dasar mencegah kebakaran adalah mengendalikan atau meng-isolasi
sumber-sumber bahan bakar, dan panas untuk mencegah terjadinya pembakaran,
dengan memabatasi jumlah dan bertemunya 3 unsur api
• Membuat Rencana Konstruksi yang Sehat & Aman
• Metode konstruksi dan metoda kerja yang optimal
• Tataletak penempatan peralatan, jalan kerja, fasilitas kantor, gudang BBM
dan bahan mudah terbakar lainnya, bedeng pekerja, penyediaan air, dsb
• Housekeeping: Kebiasaan housekeeping yang baik adalah bagian terpenting dari
tempat kerja yang selamat, sehingga:
• Mengurangi jumlah material yang mudah menyala dan terbakar.
• Mengurangi bahaya pengapian.
• Memastikan evakuasi penghuni gedung dengan selamat
• Mengikuti rencana tanggap darurat secara cepat
• Pengendalian sebelum kebakaran
• Identifikasi potensi bahaya kebakaran
• Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran
• Identifikasi skenario (Fire, Earthquaqe model)
• Perencanaan system proteksi kebakaran Aktif dan Pasif
• Perencanaan tanggap darurat
• Pembentukan unit organisasi tanggap darurat
• Pelatihan
Sumber api pemicu kebakaran Sumber bahan bakar

• Listrik  Bahan padat umumnya:


• Sambaran petir kayu, kain, kertas,
plastik, dsb
• Listrik Statis
• Rokok  BBM, BBG, larutan, cat,
• Api terbuka thinner, alkohol, gas
alam, acetylene, dsb
• Pemotongan/pengelasan
• Permukaan panas
 Logam mudah terbakar,
Mn, Mg,Ti, Zr, Pt, Lt,
• Bunga api pembakaran Ca, Zn
• Bunga api Mekanik
• Reaksi kimia
• Penangasan
• Non teknis
Tindakan Represif
Jika terjadi kebakaran

Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K

Tanggap Darurat Kebakaran Amankan


Fire Emergency Response

POSKO Lapis III Bantuan


dari lingkungan

Lapis I
Pet. Peran
Kebakaran

Lapis II
Fire Men Lapis IV
Dinas Pemadam
JENIS MEDIA PEMADAM

1. JENIS CAIR : Air, Busa kimia, Busa mekanis , AF3.


2. JENIS PADAT : Dry chemical ( Dry powder ).
3. JENIS GAS : CO2, N2 ( Inergen )

Dry powder dipakai untuk kebakaran klas D.


AIR
Air adalah media yang umum digunakan berdasarkan sifat
atau efek pendinginan dan penyerapan yang baik serta
daya penguapan yang tinggi.

KEUNTUNGAN :
• Mudah diperoleh dan tersedia.
• Mudah disimpan, dibawa dan dialirkan.
• Mudah dikemas, dibentuk dan murah harganya.
JENIS BUSA
BUSA MEKANIK :
Busa mengembang rendah, rasio: 10 : 1
Busa mengembang menengah, rasio: 100 : 1
:1 Busa mengembang tinggi, rasio: 1000

BUSA KIMIA :
Terjadi akibat reaksi kimia, (aluminium sulfat & sodium
bicarbonat) dikemas dalam sebuah tabung dan terpisah
ditambah dengan air. Bila ketiga bahan tsb tercampur akan
menghasilkan busa.
AFFF (Aqeous Film Forming Foam).
Umumnya disebut Light Water (Wetting Agent).
Dicampur air dengan perbandingan 9 : 1.
CARA MENGGUNAKAN ALAT PEMADAM API
RINGAN

C ABUT KUNCI PENGAMAN PADA


HANDLE TABUNG

A RAHKAN SELANG KE PUSAT API,


PEGANG UJUNG SELANG
BERDIRILAH PADA JARAK 2-3 M DARI API

T EKAN PEMICU HANDEL


TABUNG SAMPAI MEDIA
PEMADAM KELUAR

S APUKAN KE DASAR API MULAI


DARI SATU SISI KE SISI LAINNYA
SAMPAI API PADAM
APAR
Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker -04/80

A
Combustible
Material

Flammable
Liquid/gas B C Electrical
Equipment

D Metals
ABC

A B C
Multi Purpose
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
a. Pengertian: Alat Pemadam Api Ringan, disingkat
APAR adalah alat pemadam api yang dapat
diletakkan, diambil, dibawa dan digunakan
langsung oleh seorang petugas pemadam
kebakaran pada saat diperlukan.
b. Pengujian APAR dibedakan atas:
• Kelas A :
Atas dasar kemampuan untuk memadamkan unggun
api kayu yang tersusun dengan ukuran yang ditetapkan.
• Kelas B:
Atas dasar kemampuan memadamkan dengan
penggunaan api dari cairan mudah terbakar dengan
jumlah dan ukuran lain yang ditetapkan.
• Kelas C:
Tidak diberikan angka penilaian, hanya cukup
dibuktikan waktu pengujian, bahwa pemadamnya
sewaktu disemprotkan tidak menghantar listrik. APAR

Sumber: SNI 03 – 3988 – 1995


Extinguisher Rating System

Penggunaan APAR yang tepat


• Alarm telah dibunyikan
• Penghuni telah dievakuasi
• Api masih kecil dan dalam ruang terbatas
Tindakan Rehabilitatif
• Rescue & Triace (penyelamatan korban)
• Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
• Perawatan korban ke RS terdekat
• Pencarian korban di tempat bencana
• Penyelidikan kecelakaan, dan kerusakan yang
ditimbulkan oleh keadaan darurat
• Pemulihan fisik dan psikis korban
• Lessons learnt
Sistem Penanggulangan Kebakaran
1. CEGAH PENYALAAN (DARI ROKOK, LISTRIK, KOMPOR, MESIN DSB,)
2. KENDALIKAN PEMBESARAN API (Housekeeping, Proteksi Api, Kapasitas
sumber api dsb)
3. KENDALIKAN PENYEBARAN API (Pintu tahan api, Ventilasi, Tangga bertekanan
negatif dsb).
4. BATASI PENYEBARAN API (Kompartemenisasi, Dinding & lantai tahan api,
Damper Api Dsb).
5. CEGAH PENYEBARAN API KE BANGUNAN LAIN (Jarak antar bangunan,
Ukuran jendela/pintu, Dinding tahan api, dsb
6. SEDIAKAN SARANA EVAKUASI :
 SISTEM DETEKSI AWAL KEBAKARAN (Deteksi:Asap,Nyala,& Panas), Dihubungkan
dengan :
 ALARM KEBAKARAN,
 TANGGA KEBAKARAN,
 TABUNG/TALI PELUNCUR,
 PETUNJUK DAN ARAH EVAKUASI ( PENYELAMATAN)
 JALUR EVAKUASI.
 DAERAH AMAN (TEMPAT EVAKUASI), ASSEMBLY POINT
Sistem Penanggulangan Kebakaran
7. SEDIAKAN FASILITAS UNTUK DINAS PEMADAM KE
BAKARAN:
 SAMBUNGAN TILPON LANGSUNG KE DINAS KEBAKARAN,
 PETUNJUK ARAH KEBAKARAN,
 PENYEDIAAN SISTEM LIFT,
 PENYEDIAAN RESERVOIR AIR DAN HYDRANT GEDUNG,
 PENYEDIAAN HYDRANT KOTA.

8. MENCEGAH KERUNTUHAN STRUKTUR :


 KOMPONEN STRUKTUR TAHAN API
 KOMPARTEMENISASI RUANGAN DALAM BANGUNAN.

9. PEMELIHARAAN BANGUNAN & FASILITAS


PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai