4
TEORI API DAN PRINSIP PEMADAMAN API
Definisi:
1. API adalah suatu masa/ zat gas yang dapat timbul karena adanya reaksi oksidasi, yang
bersifat eksotermis yang menghasilkan panas, nyala, cahaya, asap dan bara.
2. OKSIDASI adalah reaksi kimia antara bahan / benda dengan oksigen (O2).
3. PEMBAKARAN adalah reaksi oksidasi cepat yang diikuti oleh peristiwa terjadinya api,
bara atau nyala api.
4. KEBAKARAN adalah suatu bencana, malapetaka atau musibah yang ditimbulkan oleh
api, yang tidak diharapkan / tidak dibutuhkan, sukar dikuasai dan sangat merugikan.
5. DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMABLE RANGE) adalah daerah Bisa Terbakar
(Flammable Range) adalah: suatu batas / rentang konsentrasi campuran antara uap
bahan bakar dgn udara yg dapat terbakar / menyala bila dikenai / diberi sumber panas.
• Konsentrasi: adalah perbandingan Volume antara Uap bahan bakar dengan Udara / Oksigen (Uap
bahan bakar + O2 / Udara).
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 5
DEFINISI (lanjut)
11. PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN adalah usaha-usaha / tindakan-tindakan yang
dilakukan sebelum terjadi kebakaran, dengan maksud mengurangi faktor-faktor
penyebab terjadinya kebakaran.
12. PEMADAMAN KEBAKARAN adalah usaha-usaha / tindakan-tindakan pembasmian
api yang dilakukan pada saat terjadi kebakaran, dengan maksud untuk mengurangi
/ memperkecil kerugian-kerugian yang timbul sebagai akibat dari kebakaran.
13. SARANA PEMADAMAN KEBAKARAN adalah setiap alat / sarana yang digunakan
untuk tujuan memadamkan kebakaran.
8
Piramida Api atau Tetrahedron
Piramida Api atau Tetrahedron adalah Rantai Reaksi Kimia, dimana ketiga elemen
saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi
berupa nyala api atau peristiwa pembakaran.
CH4 + O2 + (x)panas ----> H2O + CO2 + (Y) panas
Karakteristik Api
Untuk mengenali api perlu mengetahuai karakteristik, sifat-sifat dan istilah-istilah
tentang api, sbb:
1. Titik Nyala (Flash Point).
2. Titik Bakar (Fire Point).
3. Suhu Bakar (Ignition Temperature).
9
4. Suhu Penyalaan Sendiri (Auto Ignition Temperature).
5. Pengembangan Api (Flash Over)
Adalah suatu tahap pengembangan api pada ruangan tertutup dimana pada saat
itu kecepatan penjalaran api meningkat sedemikian rupa, sehingga seluruh
ruangan menyala dengan hebat.
4. Flammable Range:
a) LEL / LFL (Low Explosive Limit/ Low Flammable Limit)
b) ‘UEL / UFL (Upper Explosive Limit/ Upper Flammable Limit)
10
Ada 4 prinsip teknik pemadaman api/ kebakaran.
1. Cooling (Pendinginan) : Metode pemadaman dengan menurunkan temperatur
permukaan benda yang terbakar. Biasanya dengan menyemprotkan air.
2. Smothering/Isolation (Isolasi Oksigen): Menutupi permukaan benda yang terbakar
dengan serbuk atau busa untuk memutuskan kontak dengan oksigen. Dapat juga
dengan menutupi dengan fire blanket atau karung basah.
3. Starvation (Mengambil/Memindahkan Bahan Bakar) : contoh: memindahkan bahan
bakar, yaitu dengan menutup membuka kerangan, memompa minyak ke tempat lain
,memindahkan bahan-bahan yang mudah terbakar ,dll.
4. Breaking Chain Chemical Reaction (Memecahkan Rantai Reaksi Kimia): menggunakan
bahan tertentu untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api.
5. Dilution (Dilusi/Pembatasan Oksigen): metode memadamkan api kebakaran dengan
cara meniupkan inert gas untuk menghalangi unsur gas Oksigen menyalakan api.
Media yang digunakan pada metode ini adalah gas CO2.
11
ALAT PEMADAM API RINGAN (A P A R)
STORED
PRESSURE
( N2 )
CO2
CARTRIDGE
18
f). Lokasi Penempatan APAR mengacu pada Permenakertrans No. 04/1980.
Apa itu (Fire Rating) ? Kemampuan alat pemadam untuk memadamkan kebakaran yang diberi kode huruf dan angka
contohnya 2A 10B, 3A 15B, 4A 20B dsb. Huruf menunjukkan kelas kebakaran & Nomor menunjukkan ukuran besarnya api
yang dapat dipadamkan.
19
Contoh :
Bangunan dengan ukuran 150 x 450 ft ( 46 x 137 mtr) dengan luas area lantai 67,500 ft2 (6270 m2).
dengan menggunakan dasar luas lantai 11,250 ft2, kebutuhan APAR dapat dihitung sebagai berikut :
Kebutuhan APAR :
Maka Lihat tabel diatas, Jadi berdasarkan perhitungan maka dibutuhkan APAR untuk
bahaya kebakaran ringan, bahaya kebakaran sedang, bahaya kebakaran besar masing-
masing 6 buah. dimana 6 buah untuk APAR Rating 4-A untuk bahaya kebakaran
ringan, 6 buah untuk APAR Rating 10-A untuk bahaya kebakaran sedang, 6 buah
untuk APAR Rating 20-A untuk bahaya kebakaran besar.
❖Akan tetapi, Penempatan APAR juga perlu diperhatikan contoh persyaratan
penempatan APAR pada Permenakertrans No.04/Men/1980
❖ Bab II Pemasangan Pasal 4 (5) Jarak antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter.
maka jika jumlah APAR tidak dapat memenuhi jarak minimal tersebut maka jumlah
APAR tentunya harus di tambah dengan cara :
menurunkan perhitungan dengan basis 2A dengan luas 6000 ft2 dimana :
Kebutuhan APAR 67,500 ft2/ 6,000 ft2 = 12 buah
Maka lihat lagi tabel diatas, sehingga dibutuhkan APAR 12 buah untuk APAR Rating 2-
A untuk bahaya kebakaran ringan, 12 buah untuk APAR Rating 4-A untuk bahaya
kebakaran sedang, 12 buah untuk APAR Rating 6-A untuk bahaya kebakaran besar.
Cara Pemasangan APAR yang Tepat
1. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada
posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
2. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm dari dasar
lantai tepat di atas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
3. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan
jenis dan penggolongan kebakaran
4. Penempatan tersebut antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya
atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
5. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung
pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat
lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.
22
Cara Pemasangan APAR yang Tepat (lanjutan)
6. Lemari atau peti (box) seperti tersebut dapat dikunci dengan syarat bagian depannya
harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.
7. Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) tersebut harus disesuaikan
dengan besarnya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau peti (box)
sehingga mudah dikeluarkan.
8. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling
atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2
dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak
antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
9. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana
suhu melebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C kecuali apabila alat pemadam api
ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas.
10. Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka harus dilindungi dengan
tutup pengaman.
23
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
a. Faktor-Faktor Yang Menjebabkan Terjadinya Kebakaran
i. Manusia
a) Kurangnya Pengetahuan
b) K e l a l a i a n
c) D i s e n g a j a
24
iii. Gerakan alam
Suatu kebakaran yang terjadi yang diakibatkan oleh peristiwa alam.
- Gunung meletus
- Kilatan petir.
25
i. Tindakan Preventive
Dilakukan sebelum terjadi kebakaran, maksudnya untuk menekan / mengurangi
faktor-faktor penyebab timbulnya kebakaran:
- Mengadakan penyuluhan-penyuluhan
- Pengawasan terhadap penyimpanan dan penggunaan barang-barang
- Pengawasan peralatan yang dapat menimbulkan api
- Pengadaan sarana pemadaman kebakaran
- Pengadaan sarana penyelamatan dan evakuasi
- Pengadaan sarana pengindera kebakaran
- Mempersiapkan Juklak (Petunjuk Pelaksanaan)
- Penegakkan peraturan dan ketentuan-ketentuan
- Mengadakan latihan berkala.
26
ii. Tindakan Reperesive
Tindakan pada saat terjadi kebakaran maksudnya untuk mengurangi/
memperkecil kerugian-kerugian akibat dari kebakaran.
Dalam tindakan ini yang dihadapi tidak hanya masalah api saja, akan tetapi
juga jiwa manusia dan harta benda.
Oleh karena itu tindakan represive terbagi dalam dua kelompok:
Kelompok Tindakan Pemadaman Kebakaran dan Kelompok Pertolongan/ Penyelamatan Jiwa
Manusia dan Harta Benda:
28
iii. Rehabilitative
❑ Melakukan pendataan
❑ Menganalisa tindakan-tindakan yang telah dilakukan
❑ Menyelidiki faktor-faktor penyebab kebakaran / Investigasi sebagai
bahan pengusutan.
Penanggulangan bahaya kebakaran yang lengkap adalah: Tindakan
Preventif, Tindakan Represif dan Tindakan Rehabilitatif.’’
29
c. Jenis Sarana Penanggulangan Kebakaran: Aktif dan Pasif
30
Sistem suplai sprinkler (Water supply sprinkler system):
✓ Sprinkler head otomatis terbuka bila suhu panas
✓ Reservoir air
✓ Kontrol valve
✓ Pipa air
31
e) Hydrant
Klas I : Selang 2 ½”
Klas II : Selang 1 ½”
Klas III : Kombinasi Klas I Dan Klas II
Penempatan:
Di dalam gedung
Di luar gedung
Dilengkapi Kopling Kembar Siam (Fdc)
33
ii. Checklist Pemeriksaan APAR
1. Berikut ini adalah daftar pertanyaan 9. Apakah handle dalam keadaan baik?
pemeriksaan APAR: 10. Apakah safety pin dalam keadaan baik?
2. Apakah APAR dapat dijangkau dengan mudah 11. Apakah tabung dalam keadaan baik?
dan tidak penghalang?
12. Apakah penunjuk tekanan (pressure
3. Apakah APAR diletakan pada area yang telah gauge) pada posisi normal (hijau)?
ditetapkan?
13. Apakah berat APAR masih dalam kondisi
4. Apakah APAR disimpan dengan cara digantung
normal?
atau di kotak penyimpanan khusus?
14. Apakah label pada tabung APAR masih
5. Apakah APAR di gantung pada ketinggian tidak
lengkap dan jelas?
lebih dari 120 cm?
6. Apakah prosedur penggunaan APAR dapat 15. Apakah kartu pemeriksaan APAR ada?
dibaca dengan jelas? 16. Apakah tanda penunjuk APAR tersedia dan
7. Apakah selang (hose) dalam keadaan baik? jelas?
8. Apakah lubang selang tidak tertutup sesuatu? 17. Apakah APAR yang sedang diperiksa sudah
masuk dalam daftar APAR?
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 34
iv. Pengisian Ulang dan Pengetesan Botol (Bottle Refilling & Testing)
JENIS REFILLING BOTTLE TESTING
Water 5 th 5 th
Mechanical Foam 3 th 5 th
Chemical Foam 2 Th 5 th
Dry Powder 5 th 5 th
Inerfgen/ FM-200 5 th 5 th
CO2 5 – 10 th 10 – 5 – 5 th
b. Penggunaan APAR
Cara Sederhana Menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) :
Cara kerja semua APAR hampir sama yang di dalam bahasa Inggris menggunakan
singkatan agar mudah diingat: P.A.S.S: Pull, Aim, Squeeze & Sweep.