ABSTRAK
Re-MAPPING APAR Gedung IRM lantai 1 telah dilakukan. Re-MAPPING APAR tersebut
bertujuan untuk mengevaluasi jumlah, jenis dan penempatannya di gedung PTBBN sesuai dengan
perhitungan dalam PERMENAKERTRANS RI No. 04 Tahun 1980 dan NFPA 10 Tahun 2013, untuk
memenuhi jaminan keselamatan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Re-MAPPING dilakukan
dengan cara mengukur luasan, jumlah APAR, jarak antar APAR yang terpasang serta dan posisinya
terhadap lantai di masing-masing ruangan di lantai 1 gedung PTBBN. Data yang didapatkan
kemudian dibandingkan dan dievaluasi berdasarkan peraturan yang ada untuk kemudian didapatkan
rancangan dan tata letak yang baru. Hasil evaluasi data menunjukkan bahwa jumlah APAR yang
ada di Gd.IRM lantai 1 sebanyak 43 APAR. Jumlah APAR yang dibutuhkan pada area gedung IRM
lantai 1 berdasarkan perhitungan PERMENAKER No. 04/MEN/1980 sebanyak 33 APAR. Jumlah,
jarak antar APAR dan posisi APAR yang terpasang di gedung IRM lantai 1 sudah memenuhi
persyaratan PERMENAKERTRANS RI No. Per. 04/MEN/1980 dan NFPA 10 tahun 2013.
PENDAHULUAN
Dalam suatu instalasi nuklir, faktor keselamatan menjadi persyaratan penting yang
harus dipenuhi oleh setiap elemen yang ada pada instalasi tersebut, baik itu peralatan dan
bangunan gedungnya. Salah satu aspek keselamatan adalah keselamatan dari bahaya
kebakaran dan ledakan yang setiap saat bisa terjadi jika tidak ada kontrol terhadap
resikonya. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985
tentang ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Gedung
adalah bertujuan untuk menciptakan sebuah jaminan tentang keselamatan gedung dari
bahaya kebakaran sehingga gedung terhindar dari resiko bahaya tersebut.
387
Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2018 ISSN 0854-5561
Manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat berfungsi sebagai tambahan referensi
mengenai evaluasi dan konsekuensi dari alat pemadam api ringan, Memberikan
pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada Gedung IRM sebagai kesigapan jika
terjadi bencana kebakaran.dan sebagai masukan untuk menerapkan peletakkan APAR
yang benar dan sesuai ketentuan pada gedung IRM.
Beberapa hal dibahas yang dibahas pada PERMENAKERTRANS RI No. 04 Tahun 1980
dan NFPA 10 Tahun 2013 antara lain mengenai :
Klasifikasi kebakaran
Klasifikasi kebakaran yang dimiliki di Indonesia mengacu pada standard National Fire
Protection Association (NFPA Standard No. 10, for the installation of portable fire
extinguishers) yang telah dipakai oleh PERMENAKERTRANS RI No. Per. 04/MEN/1980
tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
388
ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2018
APAR
APAR ialah alat yang ringan serta mudah digunakan oleh satu orang untuk memadamkan
api pada mula terjadi kebakaran.
389
Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2018 ISSN 0854-5561
a. Air
Sifat air dalam memadamkan kebakaran adalah secara fisik mengambil panas (cooling)
dan sangat tepat untuk memadamkan bahan padat (kelas A) karena dapat menembus
sampai bagian dalam. Ada 3 (tiga) macam APAR air ialah air dengan pompa tangan, air
bertekanan dan asam soda/soda acid.
390
ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2018
b. Busa
Ada 2 (dua) macam busa yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas
A dan B yaitu busa kimia dan busa mekanik. Busa kimia dibuat dari gelembung yang
berisi antara lain zat arang dan karbondioksida, sedangkan busa mekanik dibuat dari
campuran zat arang - udara
391
Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2018 ISSN 0854-5561
e. Halon
Gas halon bila terkena panas api kebakaran pada suhu sekitar 485 ºC akan mengalami
proses penguraian. Zat-zat yang dihasilkan dari proses penguraian tersebut akan mengikat
unsur hidrogen dan oksigen dari udara sehingga menghasilkan beberapa senyawa baru
yaitu HF, HBr, dan COBr yang beracun dan membahayakan manusia.
.
392
ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2018
Perhitungan APAR
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 04/ MEN/ 1980,
perhitungan jumlah APAR adalah sebagai berikut :
(1)
Dimana : Luas Bangunan yang dilindungi = D2 ;
Penempatan APAR
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 04/ MEN/ 1980,
ketentuan-ketentuan pemasangan APAR antara lain adalah Tinggi pemberian tanda
pemasangan tersebut adalah 125 cm dari dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok alat
pemadam api ringan yang bersangkutan dan Penempatan antara alat pemadam api yang
satu dengan lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter,
kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
METODOLOGI
Dalam kegiatan ini sebagai tahap awal, ruang lingkup kegiatan dibatasi hanya di
Gedung 20 (IRM) lantai 1. Dalam kegiatan perencanaan Alat Pemadam Api Ringan (RE-
Mapping APAR) ada beberapa langkah yang dilakukan pertama kali adalah dengan
memahami layout gedung IRM, Pemahaman layout gedung ini adalah sebagai langkah
awal dalam perencanaan penempatan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Layout ini
diperoleh dari data rancangan gedung, kemudian berikutnya adalah menentukan jumlah
serta jenis APAR yang dibutuhkan sesuai dengan klasifikasi kebakaran gedung, setelah
jumlah serta jenisnya diketahui, selanjutnya ditentukan letak APAR untuk dapat
mengetahui jarak perlindungan dari APAR, dan terakhir adalah dengan melakukan analisa
dimana dari hasil analisa ini nantinya dapat diketahui apakah kegiatan ini sudah sesuai
dengan standar yang digunakan (PER 04/MEN/1980 dan NFPA 10 tahun 2013) atau
belum.
Dari langkah metoda diatas maka dalam kegiatan yang pertama untuk data jumlah APAR ,
yang dilakukan adalah mengambil layout lantai 1, gedung IRM, kemudian dilakukan
pengukuran panjang dan lebar ruangan pada masing-masing ruangan yang terdapat pada
393
Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2018 ISSN 0854-5561
Layout tersebut untuk kemudian dihitung luas masing-masing ruangan dan ditulis di dalam
tabel yang tersedia, yang kedua untuk penempatan APAR, dilakukan pengukuran jarak
antar APAR yang ada/telah terpasang, dan tinggi pemberian tanda-nya yang kemudian
datanya juga diisikan di dalam tabel
Gedung IRM lantai 1. memiliki beberapa ruangan perkantoran dan labotatorium seperti
berikut :
394
ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2018
2'-4 7/8"
139 142 172 173 174 167
114 113
162
171 170
140 136
163
115
169
101 112
140 175
143 111 135 165
117
102
110
109 134
160
108 155
103 151
116
104 105 106 107
133 159
140 153
121 151
118 144 161
125
145 150 153
122 126 128 138 130
110
Kebutuhan, jarak antar APAR dan penempatannya yang ideal pada ruangan-ruangan
dalam gedung IRM lantai 1, dievaluasi menggunakan PERMENAKERTRANS RI No. Per.
04/MEN/1980 dan NFPA 10 tahun 2013. Langkah pertama adalah menghitung
kebutuhan APAR sehingga diketahui jumlah APAR minimal yang harus tersedia.
395
Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2018 ISSN 0854-5561
35 x 4,51
= 3,14/4 x 152
158,752
= 176,625
= 0,892 1 APAR
Hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut :
396
ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2018
2'-4 7/8"
139 142 172 173 174 167
114 113
162
171 170
140 136
163
115
169
101 112
140 175
143 111 135 165
117
102
110
109 134
160
108 155
103 151
116
104 105 106 107
133 159
140 153
121 151
118 144 161
125
145 150 153
122 126 128 138 130
110
Dari data yang ada, jumlah exsisting tabung APAR keseluruhan yang ada di Gd. IRM,
berjumlah 43 tabung, sedangkan menurut hasil perhitungan dengan rumus pada
persamaan 1, jumlah tabung yang diperlukan adalah sebanyak 33 tabung, disini terlihat
bahwa terdapat kelebihan jumlah APAR sebanyak : 43-33=10 tabung, kalau dilihat dari
tabel 7, kelebihan jumlah tabung APAR yang dibutuhkan tersebut, salah satunya
disebabkan karena masalah distribusinya. Terdapat 9 ruangan yang jumlah tabung APAR-
nya berlebih, yaitu di R.121, R128, R.134, R.135, R.136, R.140A, R.140B, R.140C dan
R.155, dengan jumlah kelebihan tabung sebanyak 22 tabung, sedangkan ruangan-ruangan
yang jumlah tabungnya kekurangan, berjumlah 12 ruangan, antara lain ruangan : R.123,
R.148, R.150, R.152, R.159, R.160, R.165, R.167, R.170, R.172,R.173 dan R174, dengan
jumlah total kekurangan tabung APAR sebanyak 12 tabung. Dengan demikian, jumlah
397
Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2018 ISSN 0854-5561
tabung APAR mengalami kelebihan sebanyak : 22-12 = 10 Tabung. Dari segi jarak antar
APAR pada ruangan yang diamati hampir semua ruangan, jarak antar APAR hampir
semua memenuhi syarat yang ditentukan (<15 m), terdapat 1 ruangan yang jarak antar
APAR-nya melebihi ketentuan, yaitu di ruangan R.121 sebesar 15,54 m. Dari segi
penempatan APAR, letak APAR terhadap lantai di semua ruangan di gedung IRM lantai 1.
Sudah memenuhi persyaratan (<125 cm dari lantai). Dari hasil analisa ini, terlihat bahwa
upaya yang harus dilakukan untuk mendapatkan kondisi yang ideal adalah dengan
mendata kembali jumlah dan tata letak APAR untuk beberapa ruangan, agar didapatkan
jumlah dan posisi APAR yang memenuhi ketentuan yang berlaku, sehingga jaminan
keselamatan terhadap bahaya kebakaran di Gd. IRM lantai 1 dapat terjamin.
KESIMPULAN
Dari hasil kegiatan evaluasi perhitungan, penentuan jarak antar APAR serta posisi APAR
dan perencanaan peletakkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di Gedung IRM lantai 1
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Gedung pada IRM merupakan gedung dengan 2 (dua) lantai yang memiliki karakteristik
berbeda, yaitu sebagai perkantoran dan laboratorium.
2. Pada area ruang perkantoran IRM terdapat banyak potensi bahaya kebakaran,
sehingga pada area perkantoran diklasifikasikan sebagai kelas kebakaran rendah
(menurut NFPA 10 tahun 2013) dan klasifikasi bahaya tingkat A (menurut
PERMENAKER No. 04/MEN/1980).
3. Pada area ruang laboratorium IRM terdapat banyak potensi bahaya kebakaran yang
beragam, sehingga pada area laboratorium diklasifikasikan sebagai kelas kebakaran
sedang (menurut NFPA 10 tahun 2013) dan klasifikasi bahaya tingkat A, B dan C
(menurut PERMENAKER No. 04/MEN/1980).
4. Jumlah APAR yang dibutuhkan pada area gedung IRM lantai 1 berdasarkan
perhitungan PERMENAKER No. 04/MEN/1980 sebanyak 33 APAR.
5. Jumlah APAR yang ada (eksisting) di Gd. IRM lantai 1 adalah sebanyak 43 APAR.
6. Kelebihan jumlah APAR yang terpasang sebanyak 10 tabung.
7. Penempatan APAR pada area gedung Gd. IRM lantai 1 berdasarkan PERMENAKER
No. 04/MEN/1980 adalah jarak antara satu APAR dengan APAR yang lainnya sebagian
besar sudah memenuhi syarat, yaitu tidak boleh melebihi 15 meter.
8. Tata letak dan posisi dari APAR terhadap lantai baik di area perkantoran maupun di
Laboratorium, sudah memenuhi syarat semuanya, yaitu maksimal 125 cm dari lantai.
398
ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2018
SARAN
Setelah dilakukan perancangan APAR pada gedung IRM lantai 1 PTBBN dan didapatkan
beberapa kesimpulan, maka terdapat beberapa saran untuk perancangan APAR
selanjutnya sehingga dapat berjalan dengan lebih baik, yaitu sebagai berikut:
1. Kegiatan perancangan ini nantinya supaya dilakukan untuk area lantai yang lain di
seluruh Gedung PTBBN (IRM dan IEBE).
2. Terus melakukan pendataan dan inventarisasi terhadap semua tabung APAR yang ada
dan lebih meningkatkan pemeliharaan serta effisien dalam penggunaanya.
DAFTAR PUSTAKA
399