Anda di halaman 1dari 74

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI - INDONESIA

(A2K4-INDONESIA)

MODUL 13
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN


KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & LINGKUNGAN
(LP2K3L A2K4 – INDONESIA)
Website: ww.a2k4-ina.net
email: a2k4ina@gmail.com

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 1


CURRICULUM VITAE
Nama: Robert Sugihardjo, BcP, SKM, CSP.
Tmpt/Tgl lahir: Purworejo, 12 April, 1944.
PEKERJAAN:
1. Pertamina 1963 – 1967 pendidikan di APP-Bandung.
2. Pertamina UP V – Balikpapan 1967 – 1977 sbg Ops Supv.
3. PT. Badak NGL Co. 1977 – 1987 sbg Ops Spt.
4. PT. Badak NGL Co. 1987 – 1991 sbg Ops. Mgr. CV RBS
5. Pertamina Pusat Direktorat Pengolahan 1991-1992.
6. Pertamina Pusat-Corporate EHS, 1992-1999; MPP 1999-2000. Pension
tahun 2000 – sekarang.
7. Anggota A2K4-I (Ketua Diklat) dari 2005 Ketua Diklat-skrg.
8. Anggota MPK2LK thn 2000-skrg.
9. PT. Total E & P-Kaltim 2006-2011, sbg L.I. di HAST Pogram.
Alamat: Jl. Rajungan I No. 15, Rawamangun, Jaktim – 13220,
Telp: 0214723153/081297011511. E: robertsugihardjo@gmail.com.
PENDAHULUAN
Maksud dan Tujuan Pembelajaran
Maksud
1. Peserta diharapkan dapat memahami: sifat API, cara penanggulangan kebakaran,
penyelamatan diri, menggunakan APAR yang benar;
2. Peserta diharapkan dapat melakukan: penanggulangan kebakaran, penyelamatan
diri, dan dapat menggunakan APAR yang benar.

Tujuan
Tujuan pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung adalah
untuk melindungi jiwa dan harta benda terhadap bahaya kebakaran. Hal ini dititik
beratkan pada pengamanan gedung dengan cara memenuhi persyaratan-persyaratan
teknis dalam proses perencanaan, pelaksanaan pembangunan gedung.

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 3


LATAR BELAKANG
Latar Belakang
1. Kecelakaan adalah peristiwa yang menimbulkan kerugian harta benda, manusia dan rusaknya
lingkungan, sehingga mengganggu proses produksi.
2. Sering diberitakan bahwa, banyak terjadi kebakaran pada gedung, perumahan mupun di hutan,
akibat ulah manusia, dan tidak adanya peralatan pemadam kebakaran yang memadai.
3. Di lain pihak tingkat disiplin masyarakat yang rendah tentang pentingnya menyediakan sarana
pencegahan kebakaran, adalah faktor yang menyebabkan banyak korban pada setiap
kebakaran.
Menyadari kejadian-kejadian tersebut di atas Pemerintah telah banyak mengeluarkan UU &
Peraturan, Standar seperti tersebut pada slides berikut ini

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 4


DASAR HUKUM
1. NFPA 10, Standard For Portable Fire Extinguishers;
2. NFPA 13, Standard For Installation Of Sprinkler Systems;
3. NFPA 20, Standard For The Installation Of Stationary Pump For The Protection;
4. SNI 03–3987–1995, Panduan Pemasangan Apar untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung;
5. SNI 03–3986–2000, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Alarm
Kebakaran Otomatis untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung;
6. SNI 03–3989–2000, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler
Otomatis untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung;
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 5
DASAR HUKUM (lanjut)
7. PERMENAKER NO. PER.04/MEN/1980, tentang Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
Apar;
8. KEP. MENAKER NO. Kep.186/MEN/1999, tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja;
9. INSTRUKSI MENAKER RI No.INS.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran;
10. KEP. MENTERI PEKERJAAN UMUM NO.441/KPTS/ 1998, tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung; dan
11. KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO.10 / KPTS / 2000, tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
12. No. 02/KPTS/1985 ttg pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada bangunan gdg,
dan
13. No.10 / Kpts / 2000 ttg ketentuan teknis pengamanan thdp bahaya kebakaran pada
bangunan gdg dan lingkungan.
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 6
7
TEORI API DAN PRINSIP PEMADAMAN API
Definisi:
1. API adalah suatu masa/ zat gas yang dapat timbul karena adanya reaksi oksidasi,
yang bersifat eksotermis yang menghasilkan panas, nyala, cahaya, asap dan bara.
2. OKSIDASI adalah reaksi kimia antara bahan/ benda dengan oksigen (O2).
3. PEMBAKARAN adalah reaksi oksidasi cepat yang diikuti oleh peristiwa terjadinya
api, bara atau nyala api.
4. KEBAKARAN adalah suatu bencana, malapetaka atau musibah yang ditimbulkan
oleh api, yang tidak diharapkan/ tidak dibutuhkan, sukar dikuasai dan sangat
merugikan.

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 8


DEFINISI (lanjut)
5. Pengembangan Api (Flash Over)
Adalah suatu tahap pengembangan api pada ruangan tertutup dimana pada saat
itu kecepatan penjalaran api meningkat sedemikian rupa, sehingga seluruh
ruangan menyala dengan hebat.
6. PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN adalah usaha-usaha / tindakan-tindakan
yang dilakukan sebelum terjadi kebakaran, dengan maksud mengurangi faktor-
faktor penyebab terjadinya kebakaran.
7. PEMADAMAN KEBAKARAN adalah usaha-usaha / tindakan-tindakan pembas-
mian api yang dilakukan pada saat terjadi kebakaran, dengan maksud untuk
mengurangi / memperkecil kerugian-kerugian yang timbul sebagai akibat dari
kebakaran.
8. SARANA PEMADAMAN KEBAKARAN adalah setiap alat / sarana yang digunakan
untuk tujuan memadamkan kebakaran.
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 9
Teori Api, Segitiga Api dan Piramida Api
FUEL

Teori Api
CHAIN
Unsur-unsur api ada 3: Bahan bakar, Panas, dan Oksigen. OXYGEN REACTION
HEAT
❑ BAHAN BAKAR, harus berubah menjadi uap dulu. Ada 3 jenis bakar:
- Bahan bakar padat: kayu, batu bara, plastik, gula, lemak, kertas, kulit dll.
- Bahan bakar cair: bensin, cat, minyak tanah, pernis, turpentine, alkohol,
olive oil, dll.
- Bahan bakar gas: gas alam, asetilen, propan, karbon monoksida,

❑ PANAS, harus cukup untuk mencapai titik nyalanya.


Bila titik nyala bahan bakar telah tercapai, maka dari ketiga unsur terse-
but akan timbul api, fenomena ini disebut: Segi Tiga Api (FIRE TRIANGLE
OF COMBUSTION).

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 25/08/2018 10


❑ Oksigen
Oksigen dari udara sebagai oksidator, dibutuhkan minimum
15% volume-nya dalam udara agar terjadi pembakaran. Udara
normal mengandung 21% volume oksigen. Ada beberapa bahan
bakar yang mempunyai banyak kandungan oksigen yang dapat
mendukung terjadinya pembakaran.
Dari ketiga elemen (O2, bahan bakar dan panas), kebakaran belum
terjadi, tetapi hanya menghasilkan pijar / bara.
Diperlukan komponen keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical
chain of reaction) agar terjadi pembakaran. Teori ini dikenal
sebagai Piramida Api atau Tetrahedron.

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 11


Piramida Api atau Tetrahedron
Piramida Api atau Tetrahedron adalah Rantai Reaksi Kimia, dimana ketiga
elemen saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya
pijar tetapi berupa nyala api atau peristiwa pembakaran. Contoh:
CH4 + 2O2 + (x) panas ----> 2H2O + CO2 + (Y) panas

Karakteristik Api
Untuk mengenali api perlu mengetahuai karakteristik, sifat-sifat dan istilah-istilah
tentang api, sbb:
1. Suhu Penyalaan Sendiri ( Self Ignition Temperature )
2. Titik Nyala (Flash Point).
3. Flammable Range.

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 12


1. SUHU PENYALAAN SENDIRI
( SELF IGNITION TEMPERATURE )
SUHU TERENDAH SUATU BAHAN BAKAR DALAM UDARA DIMANA PANAS YANG
DITERIMA DAPAT MENUNJANG PROSES PENYALAANNYA SENDIRI (TANPA
DIKENAI SUMBER API).

TEMPERATURE
FUEL TYPES
F C
GASOLINE 536 280
410 210
KEROSENE
JET FUEL 435 224

DIESEL FUEL 494 257

PROPANE 874 468

BUTANE 761 405

13
2. FLASH POINT/ TITIK NYALA
Flash Point/ Titik Nyala: adalah suhu terendah
suatu bahan bakar cair mulai mengeluarkan uap yang dapat
terbakar sekejap, jika ada sumber nyala yang cukup.

FLASH POINT
FUEL TYPES
F C
GASOLINE -45 -43
KEROSENE 100-165 38-74
JET FUEL 100 38
ACETONE - -18
PROPENE - 156 -104
BUTANE -76 -60
ACETYLENE - -18

26/09/2019
CHAIN REACTION

FLAMMING
CHAIN REACTION
GLOW
CONTINUOUS COMBUSTION
REIGNITION ZONE
INTERFACE
DIFFUSION

VAPOUR

PYROLITIC

SOLID LIQUID GAS


OXYGEN SOLID

26/09/2019
3. Flammable Range
Daerah Rentang Bisa Terbakar (Flammable Range) adalah: suatu batas / rentang
konsentrasi campuran antara uap bahan bakar dgn udara yang dapat terbakar bila
dikenai sumber panas.
a) Konsentrasi: adalah perbandingan Volume antara Uap bahan bakar dengan
Udara / Oksigen.
b) LEL / LFL (Low Explosive Limit/ Low Flammable Limit)
c) UEL / UFL (Upper Explosive Limit/ Upper Flammable Limit)

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 17


Upper Too Rich - Jenuh
Explosion 15 %
Limit
Gas Methane (CH4)
dan udara normal

Daerah bisa terbakar/ Daerah


% Bahan
Bakar dlm Explosive Range Kurang
udara oksigen

Lower
Explosion 5 % Too Lean
Limit

21% 15 % 0%
Persentasi O2 dalam udara O2
26/09/2019
100 %

LEL – UEL 90 %
BAHAN BAHAN FR (%) UEL Too rich
FR (%)
82% 80 %

CRUDE OIL 1 – 10 BUTAN 1,9 – 8.5 70 %

60 %
GASOLINE 1.4 – 7.6 ASETILIN 2.5 – 82
50 %
KEROSIN 0.7 – 5.0 BENZEN 1.4 – 8
40 %
JET FUEL 0.6 – 3.7 TOLUEN 1.27 – 7 ACETYLENE
30 %

SPIRITUS 4.3 – 19 ASETON 2.15 – 13 20 %

PROPAN 2.37 – 9.5 METAN 5 – 15 LEL 10 %

2.5%
0%

Too lean .
26/09/2019
Prinsip Pemadaman Api
Ada 4 prinsip teknik pemadaman api/ kebakaran.
1. Cooling
2. Starvasion 1 2
3. Breaking Chain Chemical Reaction
4. Smothering

4 3

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 20


TEHNIK PEMADAMAN API
 STARVATION Udara
Memutuskan supply bahan bakar. Dilution
 SMOTHERING ( MENYELIMUTI ) Smothering
Adalah: memutuskankan hubungan antara udara luar
dengan benda / uap bahan bakar sehingga tidak ada kontak Starving
antara udara (oksigen) dgn bahan bakar.
 COOLING ( MENDINGINKAN ) Cooling
Menyerap panas dari bahan bakar yang terbakar akibatnya
proses pembakaran berhenti, api padam.
 BREAKING CHAIN REACTION (MEMUTUS RANTAI
API
REAKSI KIMIA) Bahan bakar Heat
Pada reaksi pembakaran terjadi ion H+ dan ion OH- yg
langsung bersatu membentuk H2O (air). Dengan menyem-
protkan dry powder maka ion H+ dan ion OH- akan
ditangkap, sehingga tidak sempat bergabung, maka api mati.
Slop Over
Suatu proses bila water jet dijatuhkan ke permukaan minyak Slop Over
Air
yang terbakar, air akan langsung berubah menjadi uap secara
cepat sekali ketika menyentuh permukaan minyak (1700 kali
volumenya), kemudian uap air akan membawa minyak panas Fuel oil unchanged
tersebut ke udara. Bersama itu pula cairan minyak akan In composition
terdispersi akibat efek water jet tersebut, sehingga kebakaran 80º F
minyak tersebut bertambah hebat.
Process of boilover
Boil Over Flames and
decomposition products
Suatu proses yang terjadi secara spontan, umumnya pada 1300º - 2000º F
kebakaran tangki terbuka yang berisi minyak bumi (crude oil),
Light fractions distilling 600º - 700º F
air dan emulsi yang berada di dasar tangki menerima Light fractions rising Heat wave
gelombang panas selama proses pembakaran berlangsung di Hot heavy ends sinking 450º - 500º F
permukaan tangki, panas yang diterima akan mengubah air
atau cairan menjadi uap air atau steam, dengan faktor Heat downward 30 cm/hrs
pengembangan ± 1.700 kali. Fuel oil unchanged in
composition 80ºF
Uap ini akan terlontar ke udara sambil membawa bahan bakar
yang berada di permukaannya, dan berakibat kebakaran Water & Bottom settlings
bertambah hebat 22
Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker-04/80

A Combustible
Material

Flammable
Liquid/gas B C Electrical
Equipment

D Metals
ABC

A B C
Multi Purpose
Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker - 04/80

• Klas A: semua benda padat yang dapat / mudah terbakar kecuali logam.
• Klas B: semua benda cair dan gas yang dapat / mudah terbakar.
• Klas C: kebakaran yang disebabkan oleh hubungan pendek pada
tenaga listrik, karena gagal berfungsinya alat listrik.
• Klas D: semua jenis logam yang dapat terbakar.

 Pemerintah Indonesia telah


memberlakukan klasifikasi kebakaran
Standar NFPA (Standar Amerika) sesuai
dengan Permenaker Nomor: 04/Men/1980.
JENIS MEDIA PEMADAM

1. JENIS CAIR : Air, Busa kimia, Busa mekanis , AF3.


2. JENIS PADAT : Dry chemical ( Dry powder ).
3. JENIS GAS : CO2, N2 ( Inergen )

Dry powder dipakai untuk kebakaran klas D.


AIR
Air adalah media yang umum digunakan berdasarkan sifat
atau efek pendinginan dan penyerapan yang baik serta
daya penguapan yang tinggi.

KEUNTUNGAN :
• Mudah diperoleh dan tersedia.
• Mudah disimpan, dibawa dan dialirkan.
• Mudah dikemas, dibentuk dan murah harganya.
DO NOT TRY THIS AT HOME

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 27


JENIS BUSA
BUSA MEKANIK :
Busa mengembang rendah, rasio: 10 : 1
Busa mengembang menengah, rasio: 100 : 1
Busa mengembang tinggi, rasio: 1000 : 1

BUSA KIMIA :
Terjadi akibat reaksi kimia, (aluminium sulfat &
sodium bicarbonat) dikemas dalam sebuah tabung
dan terpisah ditambah dengan air. Bila ketiga
bahan tsb tercampur akan menghasilkan busa.

AFFF (Aqueous Film Forming Foam).


Umumnya disebut Light Water (Wetting Agent).
Dicampur air dengan perbandingan 9 : 1.
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref : Per Menaker No Per-04/Men/1980
HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA
• JENIS DAN UKURANNYA SESUAI
• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
• KONDISI BAIK
• SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN DENGAN
BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.

 Teknik pemasangan APAR tidak boleh dipasang di


dalam ruangan yang mempunyai suhu lebih tinggi
dari 49 0 C dan di bawah minus - 44 0 C.
PERPINDAHAN PANAS
HEAT TRANSFER

1. RADIASI
Peristiwa perpindahan panas melalui gelombang electro magnetic yang tidak
memerlukan media penghantar (pancaran).
2. KONVEKSI
Peristiwa perpindahan panas melalui media cair / gas.
3. KONDUKSI
Peristiwa perpindahan panas melalui media padat.
4. KONTAK LANGSUNG
Bila terjadi kebakaran percikan api terlontar mengenai bahan yang mudah
menyala, maka akan terjadi kebakaran di tempat lain.

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 31


Vapour density udara = 29
• Udara terdiri dari 21 % O2 dan 79 % N2.
• Berat molekul udara:
21 % Oxygen = 0.21 X 32 = 6.72.
79 % Nitrogen = 0.79 X 28 = 22.12
Total berat molekul udara = 28.84 ≈ 29.
Vapour density LPG (Liquified Petroleum Gas)
• LPG terdiri dari C3H8 (35%) dan C4H10 (65%)
• Berat jenis LPG: 35% x 44 + 65% x 58 = 53.10 ≈ 53.
• BJ LPG > dibandingkan dgn BJ udara, maka kalau bocor dia mengalir ke
arah bawah.

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 32


ALAT PEMADAM API RINGAN
(A P A R)
Klasifikasi Kebakaran / Api dan Penggunaan APAR
Klasifikasi Kebakaran / Api di Indonesia mengacu PER: No. 04/MEN/1980 (Standar
NFPA), sbb:
Kelas A: kebakaran pada benda-benda / bahan padat, kecuali logam, bilamana
terbakar meninggalkan arang / abu.
Kelas B: kebakaran pada bahan bakar cair atau gas: bensin, minyak tanah, spiritus,
solar, avtur (jet fuel)/gas alam, etana, asetilen, propane, amoniak, alcohol, dll.
Kelas C: kebakaran yang terjadi karena kegagalan fungsi peralatan listrik.
Kelas D: kebakaran pada bahan bakar logam atau metal, seperti; magnesium,
titanium, aluminium, dan lain sebagainya.

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 33


Penggunaan APAR
a) Persyaratan Teknis Pemadam Api Ringan
1. Tabung harus dalam keadaan baik.
2. Etiket harus mudah dengan jelas dan dimengerti.
3. Sebelum dipakai segel harus dlm keadaan baik.
4. Slang harus tahan tekanan tinggi.
5. Bahan baku pemadam harus selalu dalam
keadaan baik.
6. Isi tabung gas sesuai dengan tekanan yang
dipergunakan.
7. Belum lewat batas masa berlakunya.
8. Warna tabung harus mudah dilihat (Merah,
Hijau, Biru, Kuning).
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 34
b) Jenis Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
STORED
PRESSURE
( N2 )
APAR untuk mobil

CO2
CARTRIDGE

Trolley merupakan Alat Pemadam Api Berat (APAB)


yang memiliki Roda. Alat Pemadam Api ini dilengkapi
Regulator yang berfungsi untuk mengatur tekanan dari
gas CO2/N2. Alat Pemadam Api ini umumnya
ditempatkan di area pengisian bahan bakar. Untuk
APAR yang biasa Tabung Pemadam Api ini memiliki berat dari 20-80 Kg
di pakai pada dan harus dioperasikan oleh 2 orang atau lebih.
fasilitas umum Khusus bagi Alat Pemadam Api yang memiliki isi
Carbon Dioxide memiliki ukuran berat dari 9-45Kg
(Standar).
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 35
Jenis Alat Pemadam Api Thermatic. Pengganti
Splinkler System berisi Liquid Gas dan
berfungsi untuk mencegah kebakaran di
Ruangan Komputer, Server, Arsip, Dokumen.
Alat Pemadam Api…

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 36


c) Cara Menggunakan APAR
Sebelum APAR digunakan pastikan persyaratan pada butir a) di atas telah di-check dan
dipenuhi, kemudian lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Cabut kunci pengaman pada handle tabung;
2. Arahkan selang ke pusat api, pegang ujung selang;
3. Berdiri pada jarak 2-3 m dari api;
4. Tekan pemicu handel tabung sampai media pemadam keluar;
5. Sapukan semprotan racun api ke dasar api mulai dari satu sisi ke sisi lainnya sampai
api padam.
6. Setelah api padam tetap awasi api, bila ternyata nyala kembali (reignited) segera
padamkan dengan racun api yang masih sisa di dalam botol APAR.
Pada suatu latihan praktik penggunaan APAR, biasanya satu botol APAR dapat dipakai
sampai 3 kali pemadaman api.
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 37
CARA MENGGUNAKAN ALAT PEMADAM API RINGAN

C ABUT KUNCI PENGAMAN PADA HANDLE TABUNG

A RAHKAN SELANG KE PUSAT API,


PEGANG UJUNG SELANG
BERDIRI PADA JARAK 2-3 M DARI API

T EKAN PEMICU HANDEL


TABUNG SAMPAI MEDIA
PEMADAM KELUAR

S APUKAN KE DASAR API MULAI DARI SATU


SISI KE SISI LAINNYA SAMPAI API PADAM

Slides berikut adalah video latihan penggunaan APAR


APAR
39
DEMO CO-2

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 40


DEMO DRY CHEMICAL-1

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 41


DEMO DRY CHEMICAL-2

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 42


DEMO DC-3

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 43


DEMO BUSA AF3

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 44


ROBERT SEDANG DEMO APAR DRY CHEMICAL DI T-PIT

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 45


Pemasangan dan Penempatan APAR
a) Setiap APAR harus dipasang pada posisi yang mudah dilihat.
b) Pemasangan APAR harus sesuai dgn jenis dan penggolongan
kebakaran.
c) Setiap APAR harus dipasang menggantung pada dinding dengan
penguatan sengkang, atau dalam lemari kaca dan dapat dipergunakan
dengan mudah pada saat diperlukan.
d) Pemasangan APAR dilakukan sedemikian rupa, sehingga bagian paling
atas berada pada ketinggian 1,2 M dari permukaan lantai.
e) APAR tidak boleh dipasang di dalam ruangan yang mempunyai suhu
lebih dari 490C dan di bawah suhu minus (-) 440C.
f) Penempatan juga didasarkan pada kemampuan jangkauan serta jenis
bangunannya.
g) Jarak penempatan APAR / Tabung Pemadam satu dengan lainnya ialah
15 meter atau ditentukan lain oleh pegawai pengawas K3 atau Ahli K3.
h) Semua Tabung Pemadam / APAR sebaiknya berwarna merah.
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 46
Tanda Tempat pemasangan APAR
a) Pada tiang (kolom) berbentuk persegi
b) Pada tiang (kolom) bulat
c) Pemasangan pada dinding
- Segitiga sama sisi dengan warna dasar merah
- Ukuran sisi 35 cm
- Tinggi tanda panah 7.5 cm
- Ruang tulisan 3 cm
- Tulisan warna putih

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 47


Syarat Tanda Pemasangan APAR / Tabung Pemadam:
1. Segitiga sama sisi dengan warna dasar merah.
2. Ukuran tiap sisi 35 cm.
3. Tinggi huruf 3 cm berwarna putih.
4. Tinggi Tanda Panah 7.5 cm berwarna putih.
d) Syarat Pemasangan Tanda APAR / Tabung 5 cm
Pemadam pada kolom (tiang) bangunan.

105 cm

e) Syarat pemasangan tanda APAR


pada kolom bangunan.
Lantai 15 cm
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 48
Lokasi Penempatan APAR mengacu pada Permenakertrans No. 04/1980.

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 49


Cara Pemasangan APAR yang Tepat
1. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada
posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
2. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm dari dasar
lantai tepat di atas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
3. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan
jenis dan penggolongan kebakaran
4. Penempatan tersebut antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya
atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
5. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung
pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat
lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 50


Cara Pemasangan APAR yang Tepat (lanjutan)
6. Lemari atau peti (box) seperti tersebut dapat dikunci dengan syarat bagian depannya
harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.
7. Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) tersebut harus disesuaikan
dengan besarnya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau peti (box)
sehingga mudah dikeluarkan.
8. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling
atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2
dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak
antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
9. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana
suhu melebihi 49°C atau turun sampai minus (-) 44°C kecuali apabila alat pemadam api
ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas.
10. Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka harus dilindungi dengan
tutup pengaman.
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 51
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 52
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

a. Faktor-Faktor Yang Menjebabkan Terjadinya Kebakaran


i. Manusia
a) Kurangnya Pengetahuan
b) K e l a l a i a n
c) D i s e n g a j a

ii. Penyalaan sendiri


Suatu kebakaran yang terjadi dengan sendirinya akibat benda itu sendiri.
• Pada timbunan sampah
• Pada penyimpanaan bahan-bahan mudah terbakar.

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 53


iii. Gerakan alam
Suatu kebakaran yang terjadi yang diakibatkan oleh peristiwa alam.
- Gunung meletus
- Kilatan petir.

b. Penanggulangan Bahaya Kebakaran


Penanggulangan bahaya kebakaran terdiri dari tiga kelompok besar:
i. Tindakan Preventive
ii. Tindakan Represive
iii. Tindakan Rehabilitative

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 54


i. Tindakan Preventive
Dilakukan sebelum terjadi kebakaran, maksudnya untuk menekan / mengurangi
faktor-faktor penyebab timbulnya kebakaran:
1. Mengadakan penyuluhan-penyuluhan
2. Pengawasan terhadap penyimpanan dan penggunaan barang-barang
3. Pengawasan peralatan yang dapat menimbulkan api
4. Pengadaan sarana pemadaman kebakaran
5. Pengadaan sarana penyelamatan dan evakuasi
6. Pengadaan sarana pengindera kebakaran
7. Mempersiapkan Juklak (Petunjuk Pelaksanaan)
8. Penegakkan peraturan dan ketentuan-ketentuan
9. Mengadakan latihan berkala.
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 55
ii. Tindakan Reperesive
Tindakan pada saat terjadi kebakaran maksudnya untuk mengurangi/ memperkecil
kerugian-kerugian akibat dari kebakaran.
Dalam tindakan ini yang dihadapi tidak hanya masalah api saja, akan tetapi juga jiwa
manusia dan harta benda.
Oleh karena itu tindakan represive terbagi dalam dua kelompok: Kelompok
Tindakan Pemadaman Kebakaran dan Kelompok Pertolongan/ Penyelamatan
Jiwa Mnusia dan Harta Benda:
1. Kelompok Tindakan Pemadaman Kebakaran:
• Penggunaan peralatan pemadaman kebakaran,
• Mencegah meluasnya kebakaran,
• Pemberitahuan kepada PARA PENGHUNI,
• Pemberitahuan kepada yang berwajib,
• Penggunaan alat-alat penunjang.
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 56
2. Kelompok Pertolongan/ Penyelamatan Jiwa Mnusia dan Harta Benda:
- Pengamanan Daerah Kebakaran dan Daerah Bahaya Kebakaran
- Pelaksanaan evakuasi
- Mempersiapkan tempat berhimpun dan Daerah aman.
Tindakan pemadaman dapat dilakukan sebelum atau sesudah tindakan
penyelamatan, atau pada umumnya dilakukan secara bersamaan.
Guna keberhasilan usaha-usaha Pemadaman dan Penyelamatan, perlu ditunjang
dengan adanya tindakan PENCARIAN, yaitu mencari sumber api yang akan
dipadamkan, serta mencari orang-orang yang terjebak dan mencari harta benda
untuk diselamatkan.

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 57


iii. Rehabilitative
❑ Melakukan pendataan
❑ Menganalisa tindakan-tindakan yang telah dilakukan
❑ Menyelidiki faktor-faktor penyebab kebakaran / Investigasi sebagai
bahan pengusutan.
Penanggulangan bahaya kebakaran yang lengkap adalah: Tindakan
Preventif, Tindakan Represif dan Tindakan Rehabilitatif.’’

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 58


c. Jenis Sarana Penanggulangan Kebakaran Aktif dan Pasif.
• Sistem perlindungan Kebakaran Aktif merupakan bagian integral dari sistem proteksi
kebakaran yang meliputi Pelatihan, Deteksi dan Pemadaman.
• Sistem proteksi Kebakaran Pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang bertujuan
menghalangi atau menahan laju penyebaran asap, gas beracun, api dan panas yang
terjadi selama proses kebakaran selama selang waktu tertentu.

c.1 Jenis Sarana Penanggulangan Kebakaran Aktif


a) Detector: detektor (asap, panas, nyala api)
b) Alarm kebakaran otomatis atau manual: misalnya alarm untuk tanda kebakaran listrik.
c) APAR: dry powder, air bertekanan tinggi (pressured water), busa mekanikal dan busa
kimia (mechanical foam & chemical foam)
d) Sprinkler:
▪ Sistem kontrol asap dan kontrol panas
▪ Alat pemadam api ringan
▪ Sistem suplai air sprinkler (Water supply sprinkler system):
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4
59
Sistem suplai air sprinkler (Water supply sprinkler system):
✓ Sprinkler head otomatis terbuka bila suhu panas
✓ Reservoir air
✓ Kontrol valve
✓ Pipa air

Kepekaan tergantung warna kaca pada kepala springkler:


✓ Jingga 570c
✓ Merah 680c
✓ Hijau 930c
✓ Biru 1410c
✓ Ungu 1820c
✓ Hitam 2040c
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 60
e) Hydrant
Kelas hydrant:
▪ Klas I : Selang 2 ½”
▪ Klas II : Selang 1 ½”
▪ Klas III : Kombinasi Klas I Dan Klas II
Penempatan:
▪ Di dalam gedung
▪ Di luar gedung
▪ Dilengkapi Kopling Kembar Siam (Fdc)

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 61


c. ii Jenis Sarana Penanggulangan Kebakaran Pasif:
Sarana proteksi kebakaran pasif berupa alat, sarana atau metode/cara
mengendalikan asap, panas, maupun gas berbahaya apabila terjadi
kebakaran.

Sarana proteksi kebakaran pasif antara lain :


a) Sistem Kompartementasi (Pemisahan Bangunan Risiko Kebakaran Tinggi).
b) Sarana Evakuasi dan Alat Bantu Evakuasi (Means of Escape).
c) Sarana dan Sistem Pengendali Asap dan Api (Fire Damper, Smoke Control,
Fire Stopping, etc).
d) Sarana Pelambat Ap (Fire Retardant (Sarana Pelambat Api).

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 62


D. Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung &
Lingkungan.
Adalah sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang
terpasang maupun terbangun pada bangunan yang digunakan, baik untuk
tujuan Sistem Proteksi Aktif, Sistem Proteksi Pasif maupun cara-cara
pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan lingkungannya
terhadap bahaya kebakaran. Definisi tersebut terdapat pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008.

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 63


PRAKTIK PENGGUNAAN APAR
a. Pemeriksaan dan Pengetesan APAR
i. Pemeriksaan APAR
Pemeriksaan APAR visual dilakukan sebulan sekali dengan checklist yang
ditempelkan pada tabung APAR. Sedangkan untuk pengetesan botol
dilakukan 5 tahun sekali.

Penjelasan bagian-bagian APAR

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 64


ii. Checklist Pemeriksaan APAR
Berikut ini adalah daftar pertanyaan 8. Apakah handle dalam keadaan baik?
pemeriksaan APAR: 9. Apakah safety pin dalam keadaan baik?
1. Apakah APAR dapat dijangkau dengan mudah 10. Apakah tabung dalam keadaan baik?
dan tidak penghalang?
11. Apakah penunjuk tekanan (pressure
2. Apakah APAR diletakan pada area yang telah gauge) pada posisi normal (hijau)?
ditetapkan?
12. Apakah berat APAR masih dalam kondisi
3. Apakah APAR disimpan dengan cara digantung
normal?
atau di kotak penyimpanan khusus?
13. Apakah label pada tabung APAR masih
4. Apakah APAR digantung pada ketinggian tidak
lengkap dan jelas?
lebih dari 120 cm?
5. Apakah prosedur penggunaan APAR dapat 14. Apakah kartu pemeriksaan APAR ada?
dibaca dengan jelas? 15. Apakah tanda penunjuk APAR tersedia dan
6. Apakah selang (hose) dalam keadaan baik? jelas?
7. Apakah lubang selang tidak tertutup sesuatu? 16. Apakah APAR yang sedang diperiksa sudah
masuk dalam daftar APAR?
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 65
iii. Pengisian Ulang dan Pengetesan Botol (Bottle Refilling & Testing)
JENIS REFILLING BOTTLE TESTING
Water 5 th 5 th
Mechanical Foam 3 th 5 th
Chemical Foam 2 Th 5 th

Dry Powder 5 th 5 th
Inerfgen/ FM-200 5 th 5 th
CO2 5 – 10 th 10 – 5 – 5 th

b. Penggunaan APAR
Berikut ini adalah beberapa contoh video penggunaan APAR.

25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 66


ACTIVE FIRE SERVICES INSTALLATION :
→ DETECTOR

AKTIF
→ ALARM
Fire Safety
→ APAR
→ SPRINKLER
Management
→ HYDRANT System
PASSIVE FIRE DESIGN :
→ MEANS OF ESCAPE
PASIF

→ KOMPARTEMEN
→ SMOKE CONTROL
→ FIRE DAMPER
→ FIRE RETARDANT/TREATMENT
68
KESIMPULAN
1. Kecelakaan kebakaran adalah suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian berupa harta
benda, manusia dan juga kerusakan lingkungan, yang berakibat mengganggu proses produksi.
Hal tersebut terjadi akibat ulah manusia, dan tidak tersedianya peralatan pemadam kebakaran
yang memadai.
2. Tujuan pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung adalah untuk
melindungi jiwa dan harta benda terhadap bahaya kebakaran, yang dititik beratkan pada
pengamanan gedung dengan cara memenuhi persyaratan-persyaratan teknis dalam proses
perencanaan, pelaksanaan pembangunan gedung.
3. Api adalah suatu reaksi kimia cepat (oksidasi) yang bersifat eksotermis, terbentuk dari 3 unsur,
yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan panas dan cahaya.
4. APAR diatur oleh Permenakertrans No.Per.04/Men/1980 ttg syarat pemasangan dan
pemeliharaannya.
5. Proses terjadinya api diperlukan adanya: bahan bakar, sumber panas, dan oksigen, disebut
segitiga api. Agar dapat menyala harus ada unsur ke 4, yaitu: rantai reaksi kimia (chemical
chain reaction), disebut piramida api (tetrahedron).
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 69
KESIMPULAN (lanjut)
6. Flammable range: adalah batas antara Minimum dan Maximum konsentrasi campuran uap
bahan bakar dengan udara normal, yang dapat menyala setiap saat bila diberi sumber panas.
7. Pemerintah Indonesia telah memberlakukan klasifikasi kebakaran Standar NFPA (Standar
Amerika) sesuai dengan Permenaker No: 04/men/1980, yaitu ada 4 kelas: Kelas A, B, C & D.
8. Ada 3 tipe perambatan panas, yaitu: radiasi, konveksi, konduksi.
9. Penyebab kebakaran: Manusia, Self ignition, & Bencana alam.
10. Teknik pemasangan APAR adalah: bahwa APAR tidak boleh dipasang di dalam ruangan yang
mempunyai suhu lebih tinggi dari 49 0C dan di bawah - 44 0C.
11. Teknik Damkar adalah: penyelimutan (smothering), cooling, starvation, breaking chain
reaction.
12. Penanggulangan bahaya kebakaran yang lengkap adalah: tindakan preventif, tindakan represif
dan tindakan rehabilitatif.
13. Sistem proteksi Pasif adalah: means of escape, compartment, smoke control, fire damper, fire
retardant/treatment, bahan bangunan/ isi bangunan yang sulit terbakar.
14. Sistem proteksi Aktif adalah: detektor (asap, panas, nyala api), alarm kebakaran listrik, APAR,
hidran dan sprinkler.
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 70
25/08/2018 MODUL AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI-A2K4 71
ANGKUT BATA MAGIC
CERYL TAKAYAMA-BURGER
CERYL TAKAYAMA DISGUISE AS GRAND PA
WANT MILK = BUSTY HEART

Anda mungkin juga menyukai