Anda di halaman 1dari 21

yang merupakan jenjang bagi setiap pelaut dan lebih baik

dilakukan sebelum mereka menjadi pelaut.


Dalam menyiapkan sylabus untuk pelatihan dasar pemadam
kebakaran untuk kemampuan para pelaut, autoritas kompeten
harus sesuai resolusi A.437 (M) Annex 1 dan Annex 2.
Nakhoda, para Perwira dan personal kunci lainnya yang bertugas
sebagai operasional pengontrolan pemadam kebakaran harus
mengikuti training tingkat lanjutan dalam hal ini paham akan
teknik‑teknik memadamkan kebakaran, taktik dan komando.
2. DASAR ATURAN

Fire Safety training diatur dalam STCW '78


Amandemen
'95 aturan V1/3 ‑ STCW Code A aturan V1/3
‑ 1.2.3.4.
Oleh karenanya tujuan utama training ini
adalah
diharapkan para peserta akan :
a. Memahami pengetahuan pencegahan
kebakaran.
b. Mampu memerintah, mengorganisasi
dan mengendalikan operasional
pemadaman kebakaran di kapal bila hal
itu terjadi.
c. Mampu melaksanakan pemeriksaan dan
merawat peralatan pemadam yang
ada di kapal.
1. KONDISI YANG MENYEBABKAN KEBAKARAN

Ketiga unsur yang bereaksi sehingga terjadinya kimia api disebut


SEGITIGA API (FIRE TRIANGLE) dan bila reaksi ini berlangsung
terus menerus maka akan mendukung terjadinya kebakaran.

Keterangan
Bila salah satu unsur tidak ada atau kadarnya kurang, maka tidak
akan terjadi nyala api.
2. PRINSIP‑PRINSIP PEMADAMAN KEBAKARAN

Prinsip utama untuk memadamkan kebakaran


adalah merusak keseimbangan (proporsi)
campuran ke tiga unsur segitiga api (panas,
bahan bakar, oksigen) atau menghentikan proses
reaksi pembakarannya (reaksi kimia api).
Prinsip di atas dicapai dengan cara :
a. Pendinginan (Cooling)
Yaitu mengurangi panas sampai di bawah
panas minimum
untuk penyalaan.
b. Penyelimutan (Smothering)
Yaitu memisahkan atau membatasi udara
dengan uap bahan
bakarnya sampai di bawah batas mudah
menyala.
c. Pemutusan catu/aliran bahan bakar
(Starvation)
Yaitu menghentikan supply, memisahkan atau
memutuskan
bahan bakarnya.
d. Pemutusan rantai reaksi api (Breaking chain
reaction).
3. BAHAYA KEBAKARAN DAN PENYEBARANNYA

Panas adalah salah satu komponen dalam unsur‑unsur segitiga


api yang dapat menjadi penyebab timbulnya kebakaran. Dengan
adanya panas, maka suatu bahan bakar akan mengalami
perubahan temperatur, sehingga akhirnya mencapai titik nyala.
Bahan yang telah mencapai titik nyala menjadi mudah sekali
terbakar.
Panas dapat berasal dari berbagai peristiwa antara lain
a. Sumber panas mekanis
‑ Gesekan logam‑logam / benda keras
‑ Benturan logam‑logam / benda keras
b. Sumber panas berkaitan dengan listrik
‑ Bunga api listrik
‑ Busur api listrik
‑ Listrik statis dan petir
‑ Aliran listrik.
c. Sumber panas yang berasal dari reaksi kimia yang
exothermis antara bahan kimia yang oksidator dan edukator.
C. KLASIFIKASI KEBAKARAN DAN MEDIA PEMADAM YANG CEPAT

1. Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi kebakaran adalah penggolongan kebakaran
berdasarkan jenis bahan yang terbakar. Klasifikasi kebakaran ini
merupakan pedoman dalam bahaya.

- Memudahkan usaha pencegahan dan pemadaman kebakaran.


- Dapat memilih penggunaan media pemadam yang tepat sesuai
jenis bahan yang terbakar.

‑ Klas A bahan padat biasa (Ordinary combustible matrials)


‑ Klas B bahan cair atau gas dan padat mudah mencair
‑ Klas C listrik (energyzed electrical equipment)
‑ Klas D logam (metal).
2. Media Pemadam
Media pemadam ditinjau dari fasenya (ujud fisik) dibagi
3, yaitu :
a). Media jenis padat
‑ Pasir atau tanah, Tepung kimia kering (Dry
chemical Powder).
b). Tepung Kimia Reguler
‑ Sodium Bicarbonate (NaHCO3)
PLUS ‑ 50C,‑ Patassium
Bicarbonate (KHCO3)/PURPLE ‑ K, ‑ Potassium
Carbonate
c). Tepung Kimia serbaguna (Multi Purpose Dry
Chemical)
‑ Mono Amonium Phosphate (MAP),‑ Potassium
Sulfide,
Ciri‑ciri tepung kimia :
- Butirannya sangat halus (Ø 15 – 60 micron)
- Sangat kering (hampir 0% kandungan air)
3. Media Pemadam jenis Cair

a). Air
Dapat digunakan air tawar atau air laut.
b). Busa (Foam)
Ada dua jenis busa :
‑ Busa Kimia : Alumunium Sulfat + Natrium
Bicarbonat.
‑ Busa Mekanik : Foam Compound + Air + Udara

Jenis‑jenis Foam Compound :


‑ Fluoro Protein
‑ Light Water Aqueous Film Forming Foam (LWAFF)
‑ Detergent Foam
‑ Protein Hewani (Protein Hydrolizate)
D. PENGONTROLAN KEBAKARAN DI ATAS KAPAL
AREAS OF FIRE HAZARD (Daerah‑daerah bahaya kebakaran)
1. Machinery Space(Ruangan mesin)
2. Accomodation Room (Ruang Akomodasi)

3. Store Room (Ruang Gudang)


4. Kegiatan Pengelasan
5. Electrical Storms
E. PRINSIP‑PRINSIP DALAM
PENYELAMATAN
Semua crew harus familiar dalam
keadaan darurat. Secara reguler,
melakukan latihan keadaan darurat
merupakan hal yang penting agar
mereka selalu waspada akan bahaya
yang sewaktu‑waktu dapat mengancam
jiwa mereka, dicoba dengan cara :
1. Bunyikan alarm
2. Turunkan kecepatan kapal
3. Menutup ventilasi mekanik baik
secara manual mampu
automat.
Bila terjadi kebakaran perfu dingat :
• Dalam situasi panas dan asap, tindakan untuk penyelamatan diri adalah
menuju keluar ruangan dengan cara berjalan merangkak sedekat
mungkin dengan lantai.
• Bernafas melalui hidung, untuk menyaring partikel‑partikel carbon.
• Usahakan sedapat mungkin mengurangi jumiah udara yang terhirup
untuk meminimalkan jumlah asap yang masuk ke dalam paru‑paru.
• Menuruni tangga usahakan dengan cara membelakangi hal ini akan
melindungi wajah dari panas yang cenderung meningkat.
• Menutupi hidung dan mulut dengan kain akan mengurangi partikel­
partikel besar karbon namun tidak melindungi apapun juga terhadap
kekurangan oksigen dan tindakan ini cenderung menurunkan perasaan
keamanan yang salah.
F. Peralatan pemadam dan sistimnya (Fire
Fighting Equipment and System)

1. Portable & Semi Portable Fire


Extinguishers
Kebakaran kecil yang terjadi di atas
kapal haruslah segera dipadarnkan dan
biasanya dapat dipadamkan dengan
mudah, memakai Portable Fire
Extinguisher (Alat Pemadam Api Ringan
/APAR).
Semi portable Fire Extinguisher (APAR
beroda) dipakai bila diperlukan media
pemadam dengan jumlah yang lebih
banyak untuk pemadaman.
Kedua alat pemadam ini dapat efektif
bila digunakan dengan cara yang benar.
Nama-nama alat Portable & Semi Portable Fire Extinguishers

Diambil dari rata-rata pada temperatur 38 derajat celsus

- Asam Acid = 7,2 - 15,86 kg / cm2


- Chemical Foam = 7,2 - 18,96 kg / cm2
- Air bertekanan (gas cartider Type) = 13,0 - 16,89 kg / cm2
- Air bertekanan(Stored Pressure) = 9,0 - 10,69 kg / cm2
- Mechanical Foam(Gas Cartridge Type) = 9,65 - 18,96 kg / cm2
- Dry Powder (Gas cartrdger) = 15,1 - 15,9 kg / cm2
- Dry Powder (stored pressurer) = 17,2 - 23,3 kg / cm2
- Vapourizing liquids(BCF ,BTM, sdb) = 11,38 - 17,24 kg / cm2
2. Fixed Fire Extinguisher System (Sistem
pemadaman api tetap / APAT)

a. Fire Main sistem


Persyaratan SOLAS 1974bconsilidata 97
Chapter II-2 Part A.Reg 4.
Mempunyai diameter yang besar
mampu menditeribusikan air dengan 2
pompa bersamaan.
Untuk kapal barang dan penumpang,
pompa harus dapat memberikan tekanan
minimum 50 PSI pada 2 hydrat yang
terjatuh dan tertinggi.
b. Tipe Fire Main System Ada 2 :
Single Fire Main System
Menggunakan 1 pipa utama dari haluan
ke butiran dan umunya terletak diatas
deck. Contoh pada kapal tangker.
Looper Fire Main System
Menggunakan 2 pipa utama yang parelel
berhubungan dengan haluan dan
butiran. Contoh pada kapal barang dan
penumpang.
c. Sprinkler System
Unsur-unsur Utama Sistim Sprinkler
1. Sumber air (Water Supply)
2. Pengerak air
3. Sistim perpiaan (Isap dan Tekan)
4. Manometer
5. Kerangan-kerangan dan klep-klep penahan
6. Alarm
7. Katub pemancar air (Sprinkler heads)

d. Sisitim Spray – Air (Water Spray System)


Sistim Spray – Air mempunyai pola tertentu, ukuran partikel,velocity dan
density dari nozzle atau sistim peralatan yang dirancang secara khusus.

Keterbatasan Spray – Air diperlukan pertimbangan khusus untuk :


1. Bahan-bahan dengan temperatur tinggi atau mempunyai batas
distilasi yang lebar.
2. Bahan bakar yang larut dalam air.
3.Tidak boleh digunakan langsung untuk bahan yang mudah bereaksi
dengan air, contoh :sodium Metallic, Calsium yang menghasikan
uap panas.
4. LNG (pada temperatur cryogenic) yang akan mendidih secara tiba-
tiba.
e. CO2 SYSTEM

Beberapa kapal ada yang dilengkapi dengan alat


pemadam api tetap sisitim CO2 (Carbon Dioksida). CO2
adalahn produk komersial standar yang banyak
digunakan dan tersedia dipasaran. Pada temperatur, CO2
tidak bebau, berwarna gas lembam dengan density
mendekati 50% lebih berat dari density udara.

Sebagai media pemadam, CO2 mempunyai bebrapa


keunggulan :
1. Sebagai gas lembam, tidak membahayakan pada kebanyakan
material. CO2 juga tidak berkontaminasi dengan bahan
makanan.
CO2 akam menguap dengan tidak meninggalkan bekas.
2. Mempunyai daya pengisolir besar dan dapat dipakai dengan
aman
pada peralatan listrik yang hidup.
3. Jika digunakan berupa gas dan akam meresap (penetrate)
kedalam
dengan lain / selain daripada itu tidak dapat dimasuki.
4. Dilengkapi tekanan untuk keluar melalui valves, pipa work dan
nozzle.

CO2 memadamkan api dengan cara menerunkan kadar


oksigen dalam atmosfir (dilition) sehingga tidak akan
mendukung pembakaran. Menerunkan kadar oksigen
minimal dari 21% hingga 15% akan banyak memadamkan
api permukaan (Surface Fire).
G. ALAT DETEKSI KEBAKARAN
Fungsi dari alat deteksi kebakaran
(Fire Detektor) adalah untuk
mendeteksi adanya suatu
kebakaran pada ruangan dipasang
alat ini.
Jenis Fire Detektor :
1. Detektor panas ( Heat Detector )
– Fixed temperature type detector
– Rate of Rise Tyoe Detector
2. Detektor asap ( Smoke Detector )
- Photo Electric Detectors
- Lonization Detectors
3. Detektor nyala ( Flame detector )
H. ALAT KESELAMATAN KERJA

(UU Pasal 12 dan 14 No.1 Th. 1970)


Ada 2 macam alat-alat
pelindung/keselamatan :
1. Alat untuk mesin-mesin.
Alat sudah disediakan oleh pabrik-
pabrik yang membuat dan
mengeluarkan mesin-mesin itu,
misalnya kap-kap pelindung dari motor
listrik, klep-klep keamanan dari ketel-
ketel uap, pompa-pompa dan
sebagainya.
2. Untuk para pekerja (safety equipment).
Alat-alat untuk pelindung / keselamatan
untuk para pekerja (safety equipment)
gunanya ialah untuk melindungi
pekerja dari bahaya-bahaya yang
mungkin menimpanya sewaktu
menjalankan tugas.
• Alat-alat pelindung keselamatan sebagai
berikut:
• Nama Alat
KeselamatanGuna/Pemakaiannya
• Topi keselamatan - Pelindung batok kepala
dari benturan benda-benda jatuh.
• Topi penyemprot pasir - Pekerjaan
penyemprotan dengan pasir atau bekerja
dalam tangki dengan memakai tali/line
penolong.
• Kap/las tangan/dipegang - Pelindung muka
dan mata sewaktu mengelas listrik.
• Pelindung muka/mata - Melakukan atau
bekerja dengan ramuan-ramuan kimia.
• Kaca mata keselamatan Kerja - mengecat,
menetak beton, dsb.
• Pelapis dada las dari kulit -Mengelas karbit
dari listrik Menempa, menuang dan kerja
hangat lainnya
- Sarung tangan asbes - Kerja panas, tuang-menuang,
membengkokkan pipa, buka tutup keran uap panas, dsb.
- Sarung tangan las - Mengelas listrik dengan sarung
tangan dan las karbit
- Sepatu karet panjang - Bahan-bahan kimia (asam,
garam, soda,belerang, dsb)Komponen minyak kasar
(bensin, minyak dan gas)
- Sepatu keselamatan - Pelindung jari-jari kaki dan
terbentur atau tertimpa benda-benda jatuh
- Pelindung kaki dari kulitMengelas listrik, karbit kulit
menempa dan untuk pekerjaan tuang-menuang
- Topeng gas hitam - Dipakai dengan kanister-kanister di
udara luar sekali-kali dalam tangki untuk CO2
- Tali pinggang keselamatan - Di pakai pada pekerjaan
yang tinggi 2,5 m ke atas bergas yang baik
- Jaring keselamatan - Dipakai pada pekerjaan di
atas mesin yang sedang berputar, atau dimana
tidak mungkin memakai tali pinggang
keselamatan
- Ear plug (sumbat telinga)Dipakai untuk
mengurangi suara yang masuk ke telinga
- Ear muff (tutup telinga)Dipakai untuk mengurangi
suara yang bernada tinggi atau keras
- Life jacket/penampang dada (pada waktu dipakai
tangan dipukul si pemakai) - Dipakai oleh pekerja
yang bertugas di atas perairan, dimana
penggunaan tali pinggang keselamatan tidak
memungkinkan dipakai
- Tali pinggang keselamatan - Dipakai oleh
pekerja yang bertugas di atas perairan, dimana
penggunaan tali pinggang tidak mungkin dipakai
- Pelindung lengan dari kulit - Mengelas listrik
karbit

Anda mungkin juga menyukai