Anda di halaman 1dari 25

0519040086 Daffa Ramadian Indratma

LAPORAN PRAKTIKUM SPPK

HYDRANT HOSE

NAMA : Daffa Ramadian.I

NRP : 0519040086

KELAS : K3-4C

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA JURUSAN


TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI
SURABAYA 2021
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

Tempat kerja merupakan salah satu lokasi yang rawan terhadap


bahaya kebakaran, maka berdasarkan hal tersebut pemerintah telah
menetapkan peraturan perundangan untuk menanggulangi masalah
kebakaran. Seperti yang tertuang dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat
1 yang berisi tentang syarat-syarat keselamatan kerja untuk : mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran ; mencegah dan megurangi
peledakan ; memberikan kesempatan/jalan menyelamatkan diri dalam
bahaya kebakaran ; pengendalian penyebaran asap, gas, dan suhu.
Penanggulangan kebakaran sendiri bisa menggunakan benda sekitar
seperti pasir atau karung goni. Namun penggunaan barang-barang sekitar
tidak terlalu efektif untuk kebakaran dalam berskala besar. Salah satu
caranya yaitu menggunakan hydrant.

Pada hydrant terdapat bagian yang paling penting yaitu fire hose atau
selang pada hydrant. Fungsi dari selang pada hydrant yaitu sebagai media
penyalur air yang terpompa dari hydrant pilar. Selang hydrant harus
digunakan dan dijaga dengan baik agar suatu waktu ketika terdapat
panggilan darurat kembali, maka proses pemadaman tidak akan terlambat
hanya karena kesalahan teknis pada komponen peralatan.

Salah satu proses mengemas perlengkapan dan peralatan yang harus


dilakukan setelah tindakan pemadaman selesai adalah menggulung Fire
Hose atau selang pemadam. Dalam proses pemadaman, Fire Hose
merupakan komponen peralatan yang sangat penting karena berperan
sebagai media penyalur air yang terpompa dari Hydrant Pilar. Oleh sebab
itu, dalam menangani penggulungan dan penguraian selang pemadam,
sangatlah penting untuk mengetahui cara yang baik dalam penggulungan
dan penguraian Fire Hose.
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

1.2 Tujuan

TIU : Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori perawataan


peralatan pemadam kebakaran
TIK : Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur penggulungan
selang pemadam kebakaran

1.3 Manfaat

1. Manfaat subyektif
Sebagai syarat untuk mendapatkan nilai dari praktikum
penggulungan selang hydrant di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
2. Manfaat objektif
Sebagai penambahan wawasan tentang bagaimana cara enggulung
selang hydrant yang benar.
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Metode Pemadaman

Bedasarkan teori segitiga api maka prinsip teknik pemadaman adalah


dengan merusak keseimbangan pencampuran ketiga unsur penyebab
kebakaran, atau dengan menghentikan proses pembakaran dengan
memutus rantai reaksi. Prinsip itu dapat dilakukan dengan teknik-teknik
sebagai berikut :

1. Pendinginan (Cooling)

Suatu kebakaran dapat dipadamkan dengan mendinginkan


permukaan dari bahan yang terbakar dengan menggunakan semprotan air
sampai suhu dibawah titik nyala. Untuk bahan bakar dengan titik nyala
yang rendah seperti bensin, pendinginan dengan menggunakan bahan air
kurang efektif. Pendinginan digunakan dalam memadamkan kebakaran
yang melibatkan bahan bakar dengan titik nyala yang tinggi.

2. Penyelimutan (Smothering)

Suatu kebakaran dibatasi dengan memutus hubungan bahan bakar


dengan oksigen atau udara yang diperlukan bagi terjadinya proses
pembakaran. Menyelimuti suatu kebakaran dengan CO2 atau busa akan
menghentikan supply udara untuk kebakaran.

3. Memisahkan bahan yang dapat terbakar (Starvation)

Metode ketiga untuk memadakan api adalah dengan memisahkan


bahan yang dapat terbakar dengan jalan menutup aliran bahan bakar
yang menuju tempat kebakaran atau menghentikan supply bahan bakar.
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

4. Memutus reaksi rantai kimia

Terjadinya proses pembakaran dari gabungan ketiga unsur


menghasilkan gas-gas lainnya seperti H2S, NH3, HCN (sesuai dengan
benda yang terbakar). Hasil reaksi yang penting adalah atom bebas O dan
H yang dikenal sebagai atomatom radikal yang membentuk OH dan pecah
menjadi H2 dan O. Atom radikal O dapat membentuk api lebih besar.
Maka cara pemadaman ini adalah dengan memutus rantai reaksi
pembakaran dengan media pemadam api yang bekerja secara kimia.

2.2 Klasifikasi Kebakaran

Tujuan dari klasifikasi kebakaran adalah untuk mengenal jenis


media pemadam api sehingga dapat memilih media yang tepat bagi suatu
kebakaran berdasarkan klasifikasi. Klasifikasi kebakaran di Indonesia
yang ditetapkan dalam Permenaker No. 04/Men/1980 mengacu pada
NFPA sebagai berikut :

1. Klas A : Bahan Padat kecuali logam (Kayu, arang, kertas, plastik dan
lain-lain)

2. Klas B : Bahan cair dan gas (Bensin, Solar, minyak tanah, aspal,
alkohol, elpiji, dll.)

3. Klas C : Peralatan listrik yang bertegangan

4. Klas D : Bahan Logam (Magnesium, Almunium, Kalium, dll.)

2.3 Jenis Media Pemadam

A. Media Pemadam Cair

1. Air : Air dapat dipakai sebagai pemadam kebakaran klas A dan B.


0519040086 Daffa Ramadian Indratma

2. Busa : Efektif memadamkan kebakaran klas A dan B terutama jika


permukaan yang terbakar sangat luas.

3. CO2 :Cocok untuk memadamkan kebakaran klas B dan C.

B. Media Pemadam Padat

1. Pasir dan Tanah

Efektif untuk memadamkan kebakaran klas A dan B namun hanya


untuk ceceran minyak atau oli dalam jumlah yang kecil.

2. Tepung Kimia

Cara kerja tepung kimia dalam memadamkan api adalah dengan


memisahkan atau menyelimuti bahan dengan udara dan secara kimia
memutuskan rantai reaksi pembakaran.

Dalam pemadaman perlu diperhatikan :

1. Arah angin

2. Jenis bahan yang terbakar

3. Volume dan potensi bahan yang terbakar

4. Letak dan situasi lingkungan

5. Lamanya terbakar

6. Alat pemadam yang tersedia


0519040086 Daffa Ramadian Indratma

2.4 Teknik Penggunaan Media Pemadam Kebakaran Dengan


Menggunakan Hydrant

2.4.1 Pengertian Hidrant

Definisi Hidran adalah suatu alat yang dilengkapi dengan slang ( fire
hose) dan mulut pancar ( nozzle ) untuk mengalirkan air bertekanan yang
digunakan untuk keperluan pemadaman kebakaran. ( Kep. Men. PU
o.12/KPTS/1985.)
Gambar 2.1 Hydrant

2.4.2 Jenis - Jenis Selang Pemadam Kebakaran

Sistem kelas I
Sistem harus menyediakan sambungan slang ukuran 63,5 mm (2½
inci) untuk pasokan air yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran
dan mereka yang terlatih.

Sistem kelas II
Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm (1½ inci)
untuk memasok air yang digunakan terutama oleh penghuni bangunan
atau oleh petugas pemadam kebakaran selama tindakan awal.

Sistem kelas III


0519040086 Daffa Ramadian Indratma

Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm (1½ inci)


untuk memasok air yang digunakan oleh penghuni bangunan dan
sambungan slang ukuran 63,5 mm (2½ inci) untuk memasok air dengan
volume lebih besar untuk digunakan oleh petugas pemadam kebakaran
atau mereka yang terlatih.

Untuk sistem hydrant di gedung perkantoran dikatgorikan dalam


sistem kelas I karena bahaya kemungkinan terjadinya kebakaran di kanor
termasuk rendah karena pemicu kebakaran rendah dan sistem proteksi di
kantor yang cukup baik.

2.4.3 Letak Sambungan Slang pada Sistem Kelas 1.

Dilengkapi dengan sambungan untuk slang dengan ukuran 65 mm


pada :

1. Pada setiap bordes diantara 2 lantai pada setiap tangga kebakaran


yang dipersyaratkan. Terdapat beberapa pengecualian, : Sambungan
slang diizinkan untuk diletakan pada lantai bangunan di dalam tangga
kebakaran, atas persetujuan instansi yang berwenang.
2. Pada setiap sisi dinding yang berdekatan dengan bukaan jalan keluar
horizontal.
3. Di setiap jalur jalan keluarpada pintu masuk dari daerah bangunan
menuju ke jalan terusan.
4. Di bangunan mal yang tertutup, pada pintu masuk setiap jalur jalan keluar
atau koridor jalan keluar dan pintu pintu masuk untuk umum menuju ke
mal.
5. Pada lantai tangga kebakaran yang teratas dengan tangga yang dapat
mencapai atap dan bila tangga tidak dapat mencapai atap, maka
sambungan slang tambahan 65 mm harus disediakan pada pipa tegak
yang tyerjauh untuk memenuhi keperluan pengujian.
6. Apabila bagian lantai atau tingkat terjauh yang tidak dilinfungi oleh
springkler yang jaraknya dari jalan keluar yang diisyaratkan melampaui
45,7 m atau bagian lantai yang terjauh dan dilindungi oleh sprinkler yang
jarak tempuhnya melebihi 61 ma dari jarak yang ditentukan.
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

2.4.4 Jenis Gulungan Selang Pemadam Kebakaran ( Fire Hose )

Terdapat jenis – jenis gulungan selang pemadam kebakaran (fire hose)


yaitu :
1. Doughnut Roll
Bentuk gulungan biasa dan terdiri dua jenis yaitu gulungan tunggal
dan ganda / kembar.

Gambar 2.2 Doughnut Roll

2. Coil Roll
Bentuk gulungan selang tekanan tinggi yang dibelitkan pada roll
dengan alat pemutar / penggulung.

3. Flatting Hose
Bentuk gulungan selang biasa yang dilipat secara teratur di dalam
kotak (locker).

2.4.5 Penggunaan Selang Kebakaran (Fire Hose) Dan Cara


Menggulungnya

Fire Hose Penggunaan Dan Cara Menggulungnya sangat perlu untuk


diketahui bagi sebuah perusahaan yang baru melakukan pemasangan
sistem jaringan hydrant, hal tersebut tentunya berkaitan dengan
pembentukan team
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

fire brigade perusahaan tersebut. Pada dasarnya selang kebakaran ( fire


hose ) ditempatkan didalam box pemadam yang sering disebut dengan
hydrant box. Peletakannya pun ada beberapa cara yaitu di tempatkan
begitu saja didalam box atau diletakkan dengan cara di gantung dengan
menggunakan hose rack.

Hose Rack berfungsi untuk menempatkan fire hose didalam hydrant


box dengan cara menggantungkan selang kebakaran sehingga terlihat
lebih rapi. Penggunaan hose rack tidak hanya akan membuat fire hose
menjadi lebih rapi tetapi penggunaan hose rack sebenarnya dapat
bermanfaat bagi fireman agar dapat menarik atau membentangkan selang
dengan lebih cepat, karena kecepatan sangat dibutuhkan bagi para
petugas kebakaran dalam menghadapi kasus kebakaran.

Ada dua cara menggulung selang atau fire hose :

Cara pertama adalah menggulung dengan teknik single roll. Teknik ini
sangat sederhana baik dari cara menggulung maupun
mempergunakannya. Cara menggulungnya kita dapat memulai dengan
cara melipat pada satu ujung selang pastikan kita mulai melipat pada bagian
ujung selang male coupling ( sangat perlu untuk diperhatikan, karena
kesalahan dalam menggulung selang dapat berakibat memperlambat
proses pemadaman). Saat kita sudah selesai menggulung selang pastikan
female coupling berada pada bagian luar gulungan tersebut. karena saat
kita melempar selang bagian female coupling adalah bagian yang akan kita
sambungkan ke hydrant valve atau hydrant pillar.
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

Gambar 2.3 Fire Hose Penggunaan Dan Cara Menggulungnya

Cara kedua adalah menggulung fire hose ( selang hydrant ) dengan


menggunakan teknik double roll. Teknik ini sangat berbeda dari teknik
menggulung selang single roll, langkah yang harus kita lakukan adalah
menyatukan kedua ujung selang seperti kita melipat selang dengan
mempertemukan antara ujung satu dengan ujung lainya, setelah
dipertemukan geser ujung selang yang terletak pada bagian atas lebih
kurang 20 sampai 25 sentimeter, setelah hal ini kita lakukanpindahkan
posisi kita pada posisi lipatan selang dan kemudian gulung selang secara
padat dan rapi hingga ke ujung.
Bagaimana cara menggunakan selang ini jika kita menggunakan teknik
double roll ? Caranya adalah saat kebakaran terjadi ambil selang yang telah
kita gulung double roll dan letakkan selang pada permukaan tanah dengan
jarak separuh panjang selang tersebut dari hydrant pillar atau hydrant valve
yang akan digunakan. Artinya jika panjang selang yang anda miliki 20 meter
maka letakkan selang tersebut dengan jarak 10 meter dari hydrant pillar
atau hydrant valve. Pastikan coupling female pada fire hose menuju ke
hydrant pillar atau hydrant valve sedang ujung selang male menuju ke
sumber api dan di sambungkan dengan nozzle.
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

Gambar 2.4 Fire Hose Penggunaan Dan Cara Menggulungnya

2.4.6 Perlengkapan Selang Kebakaran ( Fire Hose )

Perlengkapan selang kebakaran ( Fire Hose ) adalah sebagai


berikut :
1. Penyambung selang ( coupling )
Merupakan kelengkapan dari setiap selang, strainer, nozzle, dan pipa
outlet / inlet kendaraan pemadam yang berfungsi untuk menghubungkan /
menyambung : Dari satu selang ke selang yang lain; Dari satu selang ke
nozzle (alat pemancar); Dari satu slang pengisap ke strainer ( saringan );
Dari satu selang ke discharge pipa pengeluaran dari mesin pompa (
discharge outlet ); Dari satu selang ke hydrant (sumber air bertekanan ).
Bahan coupling adalah dari alluminium alloy dan atau kuningan.
Jenis – jenis Coupling terdiri dari :

• Ztors Coupling yang digunakan oleh unit PKP-PK;


• Instantenous Coupling;
• Moris Coupling;

Bagian dari Coupling adalah :

• Clamp fitting;
• Tail piece;
• Ring gasket.

Gambar 2.4 Coupling


2. Saringan selang pengisap (strainer)
Strainer adalah saringan yang dipasang pada selang pengisap (
suction hose ) dengan tujuan mencegah benda masuk seperti rumput,
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

batu , dll ke pompa melalui selang pengisap yang mengakibatkan kerusakan


pada pompa.
Jenis – jenis strainer adalah sebagai berikut :
• Basket Strainer
Sebuah saringan yang terbuat dari rotan atau bambu yang dianyam,
dipasang di luar dari metal strainer, dan berbentuk keranjang serta mudah
di lepas.
• Metal Strainer
Sebuah saringan yang terbuat dari logam, dan dipasang langsung ke
selang pengisap dan dilengkapi dengan coupling serta dapat dilepas dan
dipasang.
• Conical Strainer
Sebuah saringan terbuat dari kawat yang dianyam dan dipasang pada
bagian dalam metal strainer, atau pada lubang pemasukan ( suction inlet
) dan biasanya dipasang tetap.

Gambar 2.6 Strainer

3. Nozzle (Pemancar)
Nozzle digunakan untuk memancarkan air atau bahan pemadam api
kimia lainnya. Noozle dibuat dengan bermacam- macam ukuran sesuai
kebutuhan dan terdiri dari berbagai jenis yaitu :
• Plain Nozzle adalah suatu jenis pemancar yang dibuat khusus untuk
memancarkan air dalam bentuk pancaran padat (solid stream).
• Variable Jet Nozzle adalah suatu jenis pemancar yang dilengkapi
dengan tuas pengontrol, dalam penggunaannya / pemancarannya dapat
diatur :
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

• Pancaran padat (solid stream);


• Pancaran mengembang (spray).
• Foam Nozzle adalah suatu jenis pemancar yang dibuat khusus
mendapatkan pancaran busa.
• Fog Nozzle adalah suatu jenis pemancar yang dibuat khusus
mendapatkan satu bentuk pancaran mengabut seperti paying.
• Cellar Nozzle adalah suatu jenis pemancar yang dibuat pada ujung
nozzle terdapat beberapa lubang yang mengelilinginya. Pancaran yang
dihasilkan padat (solid) dan setiap lubang arah pancaran tidak sama,
karena nozzle ini berputar.

Gambar 2.7 Nozzle

4. Cabang ( Branch Coupling )


Cabang atau Branch Coupling adalah alat penghubung selang yang
berbentuk cabang. Jenis – jenis Branch Coupling adalah sebgai berikut :
• Wye Connection / Deviding Branch Coupling adalah jenis cabang yang
digunakan untuk membagi dari satu pancaran menjadi dua pancaran.
Tujuan memakai cabang ini untuk memperbanyak jumlah pancaran;
• Siemese Connection / Collecting Branching adalah jenis cabang yang
digunakan untuk menyambung / menggabungkan dari dua pancaran
menjadi satu pancaran.
Tujuan memakai cabang coupling ini untuk memperoleh kapasitas jumlah
pancaran;
• Coupling Adaptor adalah jenis cabang yang dibuat khusus dari dua
couping digabung menjadi satu dan tidak sama besar atau dua coupling
yang tidak sejenis. Tujuan memakai coupling adaptor ini ialah apabila
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

terdapat berbagai selang yang diameternya dan jenis coupling berbeda


agar dapat digunakan bersama – sama.

Gambar 2.8 Branch Coupling

5. Kunci Coupling ( Spanner Coupling )


Kunci Coupling adalah suatu alat yang dibuat khusus untuk mengikat
atau mengencangkan dan melepaskan dua buah coupling. Jenis kunci
coupling antara lain universal spanner dan universal suction spanner. Kunci
coupling yang digunakan oleh unit PKP-PK adalah jenis universal spanner.

6. Pelindung Selang
a) Suction Pad merupakan alat pelindung suction hose, digunakan untuk
menjaga agar permukaan suction hose yang menempel pada suatu
tempat, tidak terjadi goresan. Bahan yang digunakan : terpal, karung,
keset atau bahan lunak.
b) Chafing Block merupakan alat pelindung delivery hose digunakan pada
saat gelaran delivery hose melalui permukaan yang kasar seperti jalan
yang kasar / bekas bangunan dan untuk menghindari kebocoran pada
delivery hose.
c) Hose Bridge merupakan alat pelindung delivery hose, digunakan saat
gelaran delivery hose cross jalan raya.
d) Hose Jacket merupakan alat pelindung delivery hose, digunakan untuk
menutupi kebocoran pada delivery hose saat operasi pemancaran

2.4.7 Prinsip Cara Menggelar Selang Pemadam Kebakaran ( Fire


Hose)
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

1. Arah lemparan dari sumber air kearah api

2. Gelaran selang tidak boleh terpuntir

3. Selang tidak boleh ditarik atau diseret sepanjang permukaan tanah

4. Untuk selang gulungan :

- Dengan dilemparkan mendatar ke bawah

- Dengan dibawa berjalan (khusus kopling instantaneous)

5. Untuk selang lipatan ujungnya langsung dibawa ke arah api.

2.4.8 Prinsip Cara Meringkas Selang

1. Luruskan selang sehingga tidak terdapat lekukan

2. Buang air dalam selang dari sumber air ke arah api

3. Gulung selang dari arah api ke sumber air

4. Letakan kopling dalam gulungan tunggal/ganda


0519040086 Daffa Ramadian Indratma

2.4.9 Kerusakan Selang

Titik berat dari metode pembuatan selang adalah agar tanggung


jawab kemasakan selang dapat diperhatikan sepenuhnya. Hal ini penting
bahwa semua fireman dapat mengetahui cara memelihara selang dan
bagaimana memenuhi pangilan bila terjadi kebakaran. Kerusakan selang
dapat dihindari dengan mempertegas instruksi dalam pelatihan dan setiap
kesempatan mengingatkan personil agar hati-hati dalam mempergunakan
selang. Kemampuan yang tinggi dan banyaknya pengalaman diperlukan
untuk menguji dan memelihara selang. Hal ini dapat memacu sikap hati-
hati dan menambah pengetahuan tentang selang.
Penyebab kerusakan selang antara lain :
• Gesekan (Abrasi)
Orang harus selalu ingat cara meletakkan selang tanpa harus
menyeretnya. Pernyataan mengenai abrasi adalah berkaitan dengan cara
pembenahan selang. Pengertian abrasi adalah rusaknya selang akibat
adanya gesekan air dengan volume yang besar saat dilakukannya proses
pemadaman.
• Lapuk (Mildew)
Lapuk atau mildew terjadi apabila selang dalam keadaan belum kering
(masih setengah basah/lembab) disimpan dalam waktu yang lama dan
akhirnya terjadi pelapukan.

• Kejutan (Shock)
Hal ini terjadi apabila selang tidak digunakan dalam waktu yang lama,
tiba-tiba digunakan secara langsung untuk mengalirkan air dalam volume
yang besar sehingga selang menjadi shock.
• Asam, minyak, pelumas dan bahan bakar
Apabila selang yang digunakan dalam pemadaman terlalu banyak
terkena minyak pelumas maupun zat cair yang bersifat asam akan
mengalami pengeroposan secara perlahan.
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

• Injury by Heat
Kerusakan karena panas adalah kerusakan selang yang diakibatkan
temperatur tinggi. Contohnya seperti ketika menjemur / mengeringkan
selang dijemur pada panas matahari secara terus menerus.
• Injury by Freezing
Kerusakan karena udara dingin adalah kerusakan selang karena udara
dingin atau diakibatkan temperatur rendah. Contohnya seperti pada waktu
menyimpan selang dalam ruangan yang lembab.

2.4.10 Cara Perawatan Selang Pemadam Kebakaran


• Selang Pemadam Sering digunakan Untuk Pelatihan
Untuk selalu menjaga kualitas selang pemadam, cara yang pertama
adalah selang pemadam tersebut sering di gunakan untuk sarana pelatihan.
Apabila selang pemadam tersebut tidak sering di gunakan untuk pelatihan
maka bisa saja selang pemadam itu bisa kaku atau bisa bocor.
• Keringkan Setelah Digunakan
Mengeringkan bagian dalam selang pemadam setelah digunakan, agar
selang tidak menjadi lengket atau terserang jamur dan lumut. Bila selang
sudah lengket atau terserang jamur dan lumut ini bisa menghambat aksi
pemadaman karena air yang tersumbat.
• Perhatikan Cara Membuka Selang
Banyak orang salah dengan cara membuka selang pemadam,
kebanyakan orang saat membuka selang pemadam dengan cara ditarik
padahal hal tersebut dapat merusak selang pemadam. cara membuka
selang pemadam yang benar adalah dengan mendorong bagian kumparan
selang di uraikan, bukan ditarik.

• Minimalkan Penarikan Selang Pemadam


Diusahakan seminim mungkin untuk menarik selang, terutama saat
digunakan di aspal. Dikarenakan gesekan selang dengan aspal dapat
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

membuat selang pemadam tersebut bocor atau rusak dan tidak dapat di
gunakan lagi.
• Simpan Selang Pemadam dengan Benar
Sebaiknya selang pemadam disimpan pada tempatnya yaitu hydrant
box dan diusahakan selang pemadam tersebut tidak terkena sinar matahari
langsung.

2.4.11 Penyimpanan Selang Pemadam Kebakaran ( Fire Hose )

Penyimpanan selang pemadam kebakaran ( fire hose ) dilakukan


dengan cara sebagai berikut :
1. Selang disimpan dalam keadaan kering dan bersih;
2. Selang disimpan dalam rak / locker dalam keadaan digulung longgar
dan coupling berada di atas selang menghadap ke luar;
3. Selang tidak boleh disimpan pada tempat yang lembab;
4. Selang disimpan dalam ruangan dengan ventilasi yang baik;
5. Selang tidak boleh dicampur dengan benda / peralatan yang tajam;
6. Selang tidak boleh disimpan bercampur dengan bahan bakar dan
pelumas;
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan bahan

3.1.1 Alat
3.1.2 Selang pemadam kebakaran
3.1.3 Air

3.2 Prosedur kerja

• Langkah Persiapan
1. Setiap regu akan dipanggil oleh dosen/instruktur untuk tampil
dilapangan pada lokasi yang telah ditentukan guna melakukan
persiapan pemadaman kebakaran (beregu) dengan berbaris sesuai
aba-aba pada lampiran 1.
2. Setelah selesai penghormatan kepada instruktur (lampiran 1) maka
kepala regu segera laporan sebagai berikut : ”lapor, regu…. (dengan
menyebutkan nama atau nomor regu), jumlah 6 orang dengan
peralatan lengkap siap melaksanakan pemadaman kebakaran.
3. Kemudian instruktur memberikan aba-aba “kerjakan”.
4. Begitu aba-aba dari instruktur selesai, semua anggota regu secara
serempak mengulangi perintah instruktur “kerjakan” dan langsung
bertindak.

• Langkah Pemadaman
1. Susunan dan tugas anggota regu tertera pada lampiran 1.
2. Setelah api berhasil dipadamkan, setiap anggota melakukan
pembenahan peralatan.
3. Selesai pembenahan regu pemadam kebakaran segera berbaris
seperti semula dan kepala regu pasukan penanggulangan kebakaran
segera lapor sebagai berikut : “regu…(dengan menyebut nama atau
nomor regu) telah selesai memadamkan kebakaran, anggota selamat,
api padam, peralatan lengkap, laporan selesai”.
4. Instruktur memberikan aba-aba “bubarkan” dan kepala regu menjawab
“bubarkan” diteruskan memimpin penghormatan kepada instruktur dan
selesai instruktur membalas maka regu pasukan pemadam kebakaran
bisa dibubarkan.
• Posisi Pemadaman

1. Posisi memegang selang, pada saat mulai memegang nozzle


bertekanan, kuda-kuda dan cara memegang nozzle harus mantap.
2. Membuka dan menutup nozzle, arah harus keatas dengan kuda-kuda
yang baik.
3. Sebelum merubah bentuk Spray menjadi Jet, perhatikan dahulu kuda-
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

kudanya (harus mantap).


4. Jika tidak kuat menahan tarikan selang (Jet Effect), janganlah nozzle
itu dilepaskan, tetapi rendahkan badan (untuk mengurangi tarikan
tersebut).
5. Jika waktu memegang nozzle bertekanan, ternyata tidak kuat dan
jatuh, jatuhnya bersama-sama nozzle tersebut,(Nozzle jangan
dilepasakan).

• Diperhatikan untuk pemegang nozzle

1. Posisi kaki selalu kuda-kuda


2. Buka/tutup pancaran air harus diarahkan ke atas
3. Saat pancaran jet (utuh), ssebaiknya nozzleman dalam posisi di tempat
(berhenti, tak bergerak) dan ingat bahaya tekanan balik dari
pemancaran air.
4. Kalau bergerak harus dengan pancaran tirai, kaki tidak melangkah
tetatpi bergeser dan selalu membentuk kuda-kuda
5. Pandangan selaluke depan ke arah api dan selalu memperhatikan
kerjasama(team work)
6. Cara memegang nozzle sesuai prinsip ergonomi yang aman dan
disesuaikan teknik pemadaman yang diinginkan.

• Make-Up (Penggulungan)
Sebelum membuka ikatan-ikatan kopling, tutup seluruh induk yang ada
di pompa (hydrant) dan menghilangkan (release) tekanan yang ada dalam
selang dengan cara membuka nozzle. Melepas kopling sewaktu selang
masih bertekanan dapat mengakibatkan selang lepas dan terputar dengan
cepat dan akan melukai tangan kita.

• Prinsip Cara Meringkas Selang

1. Luruskan selang sehingga tidak terdapat lekukan dan buang air dalam
selang dari arah air kearah api.
2. Gulung selang dari arah api ke sumber air.
3. Letakkan kopling dalam gulungan tunggal/ganda, Kopling Draad=Laki-
laki didalam, betina disebelah luar. Dan kopling Instantaneous=betina
di dalam, laki-laki disebelah luar ; Kopling Storz &
Hemaphrodite=sembarang
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

TUGAS PENDAHULUAN

SOAL:

1) Sebutkan jenis-jenis penggulungan selang

Jawaban:
1.
a. The roll or coil (gulung tunggal)
Metode ini adalah selang diletakaan dilantai dan mulai digulung dari
kopling female dan kopling male ada diluar gulungan, cara ini hanya
dipakai untuk instant aneous coupling. Selang gulungan tunggal
ditunjukan pada Gambar 3.2

Gambar 3.1 Selang dengan Gulungan Tunggal


(Sumber: Modul SPPK)
b. Dutch roll or Roll on the bight (gulungan ganda)
Selang digelar diatas tanah dan coupling female diletakan dibagian dalam
tekukan kurang lebih 60 cm. kemudian digulung bersama-sama sehingga
pada akhir gulungan, coupling female tetap berada didalam. Cara
memasangnya coupling male dipasang pada hydrant dan coupling female
dilarikan kea rah sumber api. Gambar 3.3 dibawah menunjukan selang
gulung ganda.
0519040086 Daffa Ramadian Indratma

Gambar 3.2 Dutch roll or Roll on the bight

A B

Gambar 3.3 Model Gulung Ganda A, B, C


0519040086 Daffa Ramadian Indratma

c. Flaking (dilipat)
Pada system ini bidang dilipat pada bagian belakang dan depannya,
sehingga coupling female dan coupling male saling terpisah dibagian luar
dan melindungi bagian tengah dari lipatan. Teknik flaking dilanjutkan pada
gambar 3.4

Gambar 3.4 Teknik Flaking

d. Model angka 8 (figure of eight)


Bentuk gulungan selang seperti angka . Hal ini sangat menguntungkan
untuk menghindari lekukan pada lipatan sehingga selan dapat bergerak
leluasa. Teknik gulungan angka 8 di tunjukan pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Gulungan Model Angka 8


0519040086 Daffa Ramadian Indratma

DAFTAR PUSTAKA

Marsono, S.2010.Pedoman Pemadaman Kebakaran.


http://sigitsafety.wordpress.com/2010/07/22/pedoman-
pemadaman- kebakaran/. Diakses pada 23 April 2017

Anonim.Fire Hose Penggunaan Dan Cara


Menggulungnya.http://www.bromindo.com/fire-hose-
penggunaan-dan- cara-menggulungnya/. Diakses pada 23 April
2017

Muntofa, WA.2015. Teknik Menggulung Selang


Pemadam. http://patigeni.com/teknik-menggulung-
selang-pemadam/
Handoko, Lukman.2013.Modul Praktikum Sistem Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran.Surabaya : Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai