Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PERANCANGAN PEMASANGAN SISTEM SPRINKLER


DI GEDUNG E LAB 1, 2, 3, DAN 4 FAKULTAS
KEDOKTERAN

DISUSUN OLEH :

Adiyani Dea Ulhaq

(V8122003)

D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebakaran merupakan bencana yang dapat menimbulkan kerugian baik korban
jiwa maupun materi. Banyak nyawa yang melayang karena tidak adanya sistem
pemadaman kebakaran yang baik. Tidak hanya itu bangunan menjadi ludes karena
terbakar api. Akibatnya muncul kerugian berjuta-juta bahkan milyaran rupiah. Perlu
sistem pemadam kebakaran baik pasif maupun aktif dalam sebuah bangunan.
Menurut peraturan UU No. 1 Tahun 1970 khusunya pasal 3 point b yaitu
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. Sesuai regulasi tersebut maka
diperlukan sebuah sistem pemadam kebakaran yang baik. Selain itu pada kepmenaker
186/Men/1999 menjelaskan bahwa perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran di tempat kerja. Tidak hanya di perusahaan saja, tetapi juga
di seluuh tempat yang berpotensi menimbulkan api.
Intitusi pendidikan merupakan tempat yang harus diperhatikan juga mengenai
sistem pemadam kebakarannya. Sebagai contoh pernah terjadi kebakaran di gedung
FKIP Universitas Sebelas Maret yang diakibatkan oleh adanya konsleting listrik. Hal
tersebut yang melatarbelakangi disusunnya laporan praktek identifikasi pemasangan
sistem sprinkler di gedung E Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Tujuan
1. Menentukan jumlah sprinkler yang sesuai dengan karakteristik gedung E.
2. Mendesain penempatan sprinkler di setiap ruangan gedung E.
3. Menentukan jenis sprinkler yang cocok di lingkungan gedung E.

C. Manfaat
1. Bagi penyusun
a. Mengetahui jumlah sprinkler yang sesuai dengan karakteristik bangunan.
b. Mengetahui cara mendesain penempatan sprinkler.
c. Mengetahui jenis-jenis sprinkler.
d. Mengetahui karakteristik sprinkler yang cocok untuk dipasang di gedung E.
2. Bagi prodi
Memperoleh data mengenai jumlah sprinkler dan desain penempatan sprinkler
yang kemudian dapat digunakan sebagai referensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Sprinkler
Sistem sprinkler adalah sistem proteksi kebakaran aktif dimana sistem ini aka
bekerja secara otomatis bila terjadi perubahan suhu pada ruangan. Sprinkler akan
menyemprotkan air bertekanan apabila terjadi kebakaran. Sistem sprinkler dipasang
secara permanen di dalam ruangan yang dihubungkan dengan pipa-pipa air.

B. Tipe Fire Sprinkler


1. Wet Pipe
Sprinkler dengan tipe wet atau basah cocok dipasang pada ruangan yang memiliki
suhu diatas 4 oC. Berisi air bertekanan dalam jaringan pipa. Hasil penelitian NFPA,
system ini sangat efisien dan cocok karena hampir 99% kebakaran dalam bangunan
dipadamkan oleh aktif nya sprinkle kurang dari 10 sprinkle saja.
2. Dry Pipe
Cocok pada daerah yang memiliki suhu dibawah 4 oC. Pipa berisi udara bertekanan
atau nitrogen.
3. Deluge Sistem
Sistem deluge adalah sistem proteksi sprinkle kering atau jaringan pipa kosong serta
pada tekanan atmosfir normal. Sistem deluge umumnya digunakan ketika seluruh area
perlu segera dilindungi tidak berdasarkan zona atau lokasi sumber panas atau api.
4. Preaction Sistem
Sistem sprinkler dengan menggunakan sistem kering. Ketika sistem mendeteksi
panas dan atau api, katup pra-tindakan terbuka, dan pipa dialiri air, bahan kimia kering,
gas inert, atau busa. Sprinkle Head tertentu mendeteksi panas atau api, Sprinkler Head
tersebut akan terbuka dan sistem akan bekerja untuk memadamkan api di daerah
terdekat itu. Sistem ini biasanya digunakan pada area yang sensitif terhadap air seperti
museum, perpustakaan, galeri seni, dan pusat data.
5. Special Extinguishing Sistem
Sistem yang menggunakan media selain air (wet chemical, dry chemical, clean
agent, foam)
6. Residential Sistem
Sistem yang mencegah terjadinya flashover dalam ruangan, sehingga meningkatkan
kesempatan penghuni menyelamatkan diri.

C. Klasifikasi Pemasangan Sistem Sprinkler Menurut SNI 03-3989-2000


1. Sistem Bahaya Kebakaran Ringan.
a. Kepadatan pancaran 2.25mm/menit, dengan daerah kerja max diperkirakan :84
m2 .
b. Kantor,Rumah, sekolah,hotel, rumah sakit,dll.
2. Sistem Bahaya Kebakaran Sedang .
a. Kepadatan Pancaran 5mm/menit. Daerah kerja Max diperkirakan 72-360m2 .
b. Industri Ringan, Pabrik susu,tekstil, rokok,keramik,bengkel mobil, dll.
3. Sistem Bahaya Kebakaran Berat
a. Kepadatan Pancaran 7,5 sampai 12,5mm/menit. Daerah kerja max diperkirakan
260 m2 . Untuk bahaya gudang timbun tinggi kepadatan 7,5-30mm/menit.
Daerah kerja max perkiraan 260-300 m2 .
b. Pabrik kimia, Korek Api,bahan peledak,karet busa,kilang minyak,dll

D. Klasifikasi Sistem Sprinkler (SKBI 3.4.53.1987)


1. Berdasarkan arah pancaran
a. Pancaran ke atas
b. Pancaran ke bawah
c. Pancaran ke dinding
2. Berdasarkan kepekaan terhadap suhu
a. Warna segel
1. Warna putih pada temperatur 93℃
2. Warna biru pada temperatur 141 ℃
3. Warna kuning pada temperatur 182 ℃
4. Warna merah pada temperatur 227 ℃
5. Tidak berwarna pada temperatur 68℃/74℃
b. Warna cairan di dalam tabung
1. Warna jingga pada temperatur 53℃
2. Warna merah pada temperatur 68℃
3. Warna kuning pada temperatur 79℃
4. Warna hijau pada temperatur 93℃
5. Warna biru pada temperatur 141℃
6. Warna ungu pada temperatur 182℃
7. Warna hitam pada temperatur 201℃ − 260℃

E. Pemasangan Springkler (SNI-03-3989-2000)


1. Penempatan kepala springkler didasarkan luas lingkup maksimum tiap kepala
springkler di dalam satu deret dan jarak maksimum deretan yang berdekatan.
2. Untuk bahaya kebakaran ringan luas lingkup maksimum tiap kepala springkler
yaitu :
a. springkler dinding 17 m2
b. springkler lain 20 m2
3. Jarak maksimum antara kepala springkler dalam satu deretan dan jarak maksimum
antara deretan yang berdekatan :
1. Springkler dinding ( lihat butir 6.12 )
2. Springkler lain 4,6 m Di bagian tertentu dari bangunan bahaya kebakaran ringan
seperti ruang langit-langit, ruang besmen, ruang ketel uap, dapur, ruang binatu,
gudang, ruang kerja bengkel dan sebagainya, luas maksimum dibatasi menjadi
sebesar 9 m2 tiap kepala springkler dan jarak maksimum antara kepala springkler
3,7 m. (bahaya kebakaran ringan)
4. Jarak antara dinding dan kepala springkler dalam hal sistem bahaya kebakaran
ringan tidak boleh melebihi 2,3 m dan dalam hal sistem bahaya kebakaran sedang
atau sistem bahaya kebakaran berat tidak boleh melebihi dari 2 m.

F. Area Jangkauan Springkler


𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
Jumlah sprinkler =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟

𝑝×𝑙
=
𝜋𝑟 2

Keterangan : r = jari jari (1,85 m)


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Kelas Bangunan


Sesuai Kep.186/Men/1999 laboratorium yang terdapat di gedung E Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret masuk dalam jenis klasifikasi bahaya kebakaran
ringan, sedangkan menurut SNI 03-1736-2000 masuk dalam kelas 9B.
B. Jenis Sprinkler
Sprinkler yang cocok dipasang yaitu sprinkler yang memiliki arah pancaran air
ke bawah. Berdasarkan kepekaan sprinkler terhadap suhu memiliki warna cairan
berwarna jingga, karena suhu rata-rata di dalam ruangan yaitu sebesar 29oC.
Berdasarkan kelas kebakaran sprinkler yang digunakan harus memiliki kepadatan
pancaran sebesar 2,25 mm/menit.

C. Luas Bangunan

Nama Lab Ukuran (m) Luas


Panjang Lebar (p× 𝑙)
Lab 1 8,75 5,5 48,125 m2
Lab 2 9,18 7,87 72,246 m2
Lab 3 9,18 7,87 72,246 m2
Lab 4 8,75 5,5 48,125 m2

D. Jumlah Springkler
1. Jangkauan area springkler
a. Satu buah springkler dapat menjangkau area seluar 4,6 m x 4,6 m
b. Satu springkler dengan springkler lainnya direncenakan akan terjadi
overlapping sebesar 1/4 area, maka dengan begitu seluruh titik akan terkena
pancaran air
Maka area jangkauan springkler yaitu :
X = jarak maksimum antar springkler – (1/4 jarak maksimum)
= 4,6 – (1/4 x 4,6 m)
= 3,45 m
Jadi, luas = 3,45 x 3,45
= 11,9 m2
2. Jumlah springkler tiap ruangan
a. Lab 1
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 48,125
= = 4,044
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑙𝑒𝑟 11,9
Jadi, di lab 1 dibutuhkan sekitar 4 buah springkler
b. Lab 2
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 72,246
= = 6,071
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑙𝑒𝑟 11,9
Jadi, di lab 2 dibutuhkan sekitar 6 buah springkler
c. Lab 3
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 72,246
= = 6,071
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑙𝑒𝑟 11,9
Jadi, di lab 3 dibutuhkan sekitar 6 buah springkler
d. Lab 4
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 48,125
= = 4,044
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑙𝑒𝑟 11,9
Jadi, di lab 4 dibutuhkan sekitar 4 buah springkler

Tabel jumlah springkler


No Nama Lab Jumlah Springkler
1. Lab 1 4 buah
2. Lab 2 6 buah
3. Lab 3 6 buah
4. Lab 4 4 buah
E. Denah Pemasangan Springkler
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan dapat kita tarik kesimpulan
bahwa sprinkler yang dibutuhkan tiap ruangan berbeda-beda tergantung dengan luas
ruangan. Di lab 1 dan 4 dibutuhkan sebanyak 6 sprinkler dengan luas masing-masing
ruangan 48,125 m2. Pada lab 2 dan lab 3 cuma dibutuhkan 4 sprinkler di tiap
ruangannya, dikarenakan tiap ruangan memiliki luas 72,246 m2 saja. Jenis sprinkler
yang digunakan yaitu wet pipe dengan arah pancaran air kebawah.
B. Saran
Identifikasi pemasangan sprinkler berdasarkan kelas kebakaran diatas belum
sepenuhnya benar. Perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan denah
pemasangan sprinkler dengan menggunakan skala yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai