DISUSUN OLEH :
(V8122003)
A. Latar Belakang
Kebakaran merupakan bencana yang dapat menimbulkan kerugian baik korban
jiwa maupun materi. Banyak nyawa yang melayang karena tidak adanya sistem
pemadaman kebakaran yang baik. Tidak hanya itu bangunan menjadi ludes karena
terbakar api. Akibatnya muncul kerugian berjuta-juta bahkan milyaran rupiah. Perlu
sistem pemadam kebakaran baik pasif maupun aktif dalam sebuah bangunan.
Menurut peraturan UU No. 1 Tahun 1970 khusunya pasal 3 point b yaitu
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. Sesuai regulasi tersebut maka
diperlukan sebuah sistem pemadam kebakaran yang baik. Selain itu pada kepmenaker
186/Men/1999 menjelaskan bahwa perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran di tempat kerja. Tidak hanya di perusahaan saja, tetapi juga
di seluuh tempat yang berpotensi menimbulkan api.
Intitusi pendidikan merupakan tempat yang harus diperhatikan juga mengenai
sistem pemadam kebakarannya. Sebagai contoh pernah terjadi kebakaran di gedung
FKIP Universitas Sebelas Maret yang diakibatkan oleh adanya konsleting listrik. Hal
tersebut yang melatarbelakangi disusunnya laporan praktek identifikasi pemasangan
sistem sprinkler di gedung E Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tujuan
1. Menentukan jumlah sprinkler yang sesuai dengan karakteristik gedung E.
2. Mendesain penempatan sprinkler di setiap ruangan gedung E.
3. Menentukan jenis sprinkler yang cocok di lingkungan gedung E.
C. Manfaat
1. Bagi penyusun
a. Mengetahui jumlah sprinkler yang sesuai dengan karakteristik bangunan.
b. Mengetahui cara mendesain penempatan sprinkler.
c. Mengetahui jenis-jenis sprinkler.
d. Mengetahui karakteristik sprinkler yang cocok untuk dipasang di gedung E.
2. Bagi prodi
Memperoleh data mengenai jumlah sprinkler dan desain penempatan sprinkler
yang kemudian dapat digunakan sebagai referensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Sprinkler
Sistem sprinkler adalah sistem proteksi kebakaran aktif dimana sistem ini aka
bekerja secara otomatis bila terjadi perubahan suhu pada ruangan. Sprinkler akan
menyemprotkan air bertekanan apabila terjadi kebakaran. Sistem sprinkler dipasang
secara permanen di dalam ruangan yang dihubungkan dengan pipa-pipa air.
𝑝×𝑙
=
𝜋𝑟 2
C. Luas Bangunan
D. Jumlah Springkler
1. Jangkauan area springkler
a. Satu buah springkler dapat menjangkau area seluar 4,6 m x 4,6 m
b. Satu springkler dengan springkler lainnya direncenakan akan terjadi
overlapping sebesar 1/4 area, maka dengan begitu seluruh titik akan terkena
pancaran air
Maka area jangkauan springkler yaitu :
X = jarak maksimum antar springkler – (1/4 jarak maksimum)
= 4,6 – (1/4 x 4,6 m)
= 3,45 m
Jadi, luas = 3,45 x 3,45
= 11,9 m2
2. Jumlah springkler tiap ruangan
a. Lab 1
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 48,125
= = 4,044
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑙𝑒𝑟 11,9
Jadi, di lab 1 dibutuhkan sekitar 4 buah springkler
b. Lab 2
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 72,246
= = 6,071
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑙𝑒𝑟 11,9
Jadi, di lab 2 dibutuhkan sekitar 6 buah springkler
c. Lab 3
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 72,246
= = 6,071
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑙𝑒𝑟 11,9
Jadi, di lab 3 dibutuhkan sekitar 6 buah springkler
d. Lab 4
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 48,125
= = 4,044
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑙𝑒𝑟 11,9
Jadi, di lab 4 dibutuhkan sekitar 4 buah springkler
A. Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan dapat kita tarik kesimpulan
bahwa sprinkler yang dibutuhkan tiap ruangan berbeda-beda tergantung dengan luas
ruangan. Di lab 1 dan 4 dibutuhkan sebanyak 6 sprinkler dengan luas masing-masing
ruangan 48,125 m2. Pada lab 2 dan lab 3 cuma dibutuhkan 4 sprinkler di tiap
ruangannya, dikarenakan tiap ruangan memiliki luas 72,246 m2 saja. Jenis sprinkler
yang digunakan yaitu wet pipe dengan arah pancaran air kebawah.
B. Saran
Identifikasi pemasangan sprinkler berdasarkan kelas kebakaran diatas belum
sepenuhnya benar. Perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan denah
pemasangan sprinkler dengan menggunakan skala yang sesungguhnya.