Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TEKNIK KONTROL

Dyah ardianti/0519040074/K35C

1. Lengkapi Tabel 2.1 s/d Tabel 2.4.


Table 2.1
TEGANGAN TERUKUR (VOLT)
Multimeter Osiloskop
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
Tabel 2.2 Hasil pengukuran tegangan AC dengan multimeter dan osiloskop
Tegangan Terukur (Volt)
Frekuensi Osiloskop
Multimeter Digital
Vp-p VMax VEfektif
500 Hz 3,5361 10 5 3,5355
1 kHz 3,5351 10 5 3,5355
10 kHz 3,5350 10 5 3,5355
50 kHz 3,5361 10 5 3,5355

Vefektif
1. Frekuensi 500 Hz
5
𝑉𝑚 = = 3,5355
√2 √2
2. Frekuensi 1 kHz
5
𝑉𝑚 = = 3,5355
√2 √2
3. Frekuensi 10 kHz
5
𝑉𝑚 = = 3,5355
√2 √2
4. Frekuensi 50 kHz
5
𝑉𝑚 = = 3,5355
√2 √2
Tabel 2.3 Hasil pengukuran beda fasa dengan osiloskop
Kedudukan nilai Kedudukan V input Frekuensi Pengukuran Beda Fasa
R (k Ohm) nilai C (μF) (Vpp) (Hz) Dual Trace (gambarkan*)
Beda Fasa
∆𝑡
3/100% = 3 3/100% = 3 4 50 = 𝑥 360°
𝑇
4 𝑚𝑠
= 𝑥 360°
20 𝑚𝑠
=
72
Beda Fasa
∆𝑡
3/90% = 2,7 3/90% = 2,7 4 50 = 𝑥 360°
𝑇
3,7 𝑚𝑠
= 𝑥 360°
20 𝑚𝑠
= 66,6
Beda Fasa
∆𝑡
3/80% = 2,4 3/80% = 2,4 4 50 = 𝑥 360°
𝑇
3,5 𝑚𝑠
= 𝑥 360°
20 𝑚𝑠
= 63
Beda Fasa
∆𝑡
3/70% = 2,1 3/70% = 2,1 4 50 = 𝑥 360°
𝑇
3,2 𝑚𝑠
= 𝑥 360°
20 𝑚𝑠
= 57,6
Beda Fasa
∆𝑡
3/60% = 1,8 3/60% = 1,8 4 50 = 𝑥 360°
𝑇
3 𝑚𝑠
= 𝑥 360°
20 𝑚𝑠
= 54
Table 2.4
Pengukuran periode (T)
Frekuensi Generator dan Frekuensi (F) Sinyal
Signal (Hz) Cara Langsung
Tsinyal (s) F (Hz)
500 Hz 0,002 500
1 kHz 0,001 1000
10 kHz 0,0001 10.000
50 kHz 0,00005 20.000
Kesimpulan dan Analisa

1. Percobaan 2 : pada percobaan 2, nilai V yang dihasilkan oleh multimeter digital dapat
berubah- ubah saat simulasi, diantaranya adalah 3,5361; 3,5351; 3,5350; 3,5361. Sedangkan
v efektif yang dihasilkan dari pengukuran menggunakan osiloskop menunjukkan 1 nilai saja
yaitu 3,5355. Sehingga diantara keduanya memiliki prosentase error yang timbul.

2. Percobaan 3 : Pada percobaan 3, kedudukan nilai R dan C yang bervariasi mempengaruhi beda
fase yang dihasilkan. Beda fase yang diperoleh diantaranya, 72; 66,6; 63; 57,6; dan 54.
3. Pada Tabel 2.4, Gambarkan pembacaan Gelombangnya dan Berikan perhitungannya untuk
mencari nilai frekuensinya!
Jawab : berdasarkan simulasi yang telah dilakukan pada frekuensi 500 Hz, 1kHz, 10 kHz
dan 50 kHz didapatkan hasil :
- Frekuensi 500 Hz
Tsinyal = 0,002 s
F = 1 = 1 = 500 Hz
𝑇 0,002

- Frekuensi 1 kHz = 1000 Hz


Tsinyal = 0,001 s
F = 1 = 1 = 1000 Hz
𝑇 0,001

- Frekuensi 10 kHz = 10.000 Hz


Tsinyal = 0,0001 s
F = 1 = 1 = 10.000 Hz
𝑇 0,0001

- Frekuensi 50 kHz = 50.000 kHz


Tsinyal = 0,00005 s
F = 1 = 1 = 20.000 Hz
𝑇 0,00005
4. Berikan kesimpulan dan analisa anda berkenaan hasil percobaan!
Analisa data
- Pengukuran Tegangan Searah (DC)
Berdasarkan hasil simulasi, didapatkan hasil tegangan DC yang diukur menggunakan
multimeter dan osciloscop dengan nilai R = 1 kΩ dan nilai tegangan 2V, 3V,4V,5V,
dan 6V didapatkan hasil pada multimeter menunjukkan nilai 2V sedangkan pada
osciloscop juga menunjukkan 2V. Hasil yang sama juga didapatkan pada saat nilai
tegangan diubah menjadi 3V,4V,5V dan 6V.Selain itu diketahui juga gelombang yang
dihasilkan bergerak lurus searah dengan sumbu X.
- Pengukuran Tegangan Bolak-balik (AC)
Berdasarkan hasil simulasi pengukuran tegangan AC dengan multimeter dan
osciloscop dengan R = 1 kΩ, Vefektif = 3.5 V dan frekuensi 500 Hz, 1 kHz, 10 kHz,
50 kHz. Setelah dilakukan perhitungan sesuai dengan soal nomor 2 didapatkan bahwa
ketika frekuensi diubah-ubah hasilnya tetap menunjukkan Vmax = 5V, Vp-p = 10V,
dan Vefektif = 3.5V. Rumus yang digunakan untuk mencari Vefektif adalah Veff
𝑉𝑚𝑎𝑥
= .
√2
- Pengukuran Beda Fasa
Dalam simulasi pengukuran beda fasa dilakukan 2 kali simulasi percobaan yaitu nilai
kedudukan R diubah mulai dari 20%(3kꭥ), 40%(3kꭥ), 60%(3kꭥ), 80%(3kꭥ),
100%(3kꭥ) dengan nilai C tetap yaitu 100% (3uF) dengan Amplitudo 2V dan f = 50Hz.
Ketika kedudukan R 20% terjadi pergeseran antar sinyal input dan output, pada
osciloscop menunjukkan ∆t = 1,2500ms sehingga dengan menggunakan rumus ɸ = ∆
𝐓 x 360° didapatkan beda fasa sebesar 22,5° . Sedangkan ketika kedudukan R bernilai
40% pergeseran antar sinyal input dan output pada osiloscop menunjukkan ∆t = 2,6250
ms sehingga didapatkan beda fasa sebesar 47,25°. Ketika kedudukan R berada pada
60% pergeseran antar sinyal input dan output pada osiloscop menunjukkan ∆t = 3,7500
ms sehingga didapatkan beda fasa sebesar 60,75°. Ketika kedudukan R berada pada
80% pergeseran antar sinyal input dan output pada osiloscop menunjukkan ∆t =
3,7500ms sehingga didapatkan beda fasa sebesar 60,75°. Ketika kedudukan R berada
pada 100% pergeseran antar sinyal input dan output pada osiloscop menunjukkan ∆t =
3,8750ms sehingga didapatkan beda fasa sebesar 69,75°.Pada percobaan yang kedua
pada saat nilai C = 20% pada osciloscop menunjukkan ∆t = 1,1250ms sehingga dengan
rumus ɸ = ∆𝐭 𝐓 x 360° didapatkan beda fasa sebesar 20,25° .pada saat kedudukan C
bernilai 40% pada osiloscop menunjukkan ∆t = 3.1250ms sehingga didapatkan beda
fasa sebesar 56,25°. pada saat kedudukan C bernilai 60% pada osiloscop menunjukkan
∆t = 3.6250ms sehingga didapatkan beda fasa sebesar 65,25°. pada saat kedudukan C
bernilai 80% pada osiloscop menunjukkan ∆t = 3,7500ms sehingga didapatkan beda
fasa sebesar 67,5°. pada saat kedudukan C bernilai 100% pada osiloscop menunjukkan
∆t = 3.7500ms sehingga didapatkan beda fasa sebesar 67,5°.
- Pengukuran Frekuensi
Berdasarkan pengukuran frekuensi yang dilakukan dengan nilai R 1 kΩ, Vpp = 4V,
dan frekuensi generator sinyal sebesar 500 Hz, 1 kHz, 10 kHz, dan 50 kHz. Ketika
frekuensi generator sinyal diatur sebesar 500 Hz dan time base pada osciloscop sebesar
1 ms didapatkan nilai frekuensi sebesar 500 Hz.Ketika frekuensi generator sinyal
diubah menjadi 1kHz dan time basenya sebesar 1 ms menghasilkan frekuensi sebesar
1000 Hz. Pada frekuensi generator sinyal 10kHz dan 50kHz dengan time base sama
yaitu 0,05 ms didapatkan frekuensi sebesar10.000 Hz dan 20.000 Hz.

- Kesimpulan
Berdasarkan Tabel 2.1 didapatkan hasil yang sama antara pengukuran menggunakan
multimeter dan osciloscop. Hal tersebut berarti kesalahan relatif sebesar 0% sehingga
menimbulkan hasil input dan output sama. Pada Tabel 2.2 dapat disimpulkan bahwa
perubahan frekuensi tidak mempengaruhi perubahan dari tegangan AC pada
multimeter dan osiloscop. Pada Tabel 2.3 hasil yang didapat dalam simulasi saat nilai
kedudukan R diubah dengan nilai kedudukan C diubah-ubah adalah hampir sama. Pada
Tabel 2.4 dapat disimpulkan bahwa semakin besar frekuensi maka akan semakin kecil
periode (T) yang didapatkan.

Anda mungkin juga menyukai