Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Penggunaan Awalan

Disusun Oleh :

Daffa Ramadian Indratma

K3 – 4C

0519040086

Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
2021
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kesempatan
kepada penulis dalam menyelesaikan makalah tentang “Penggunaan Awalan”
sehingga dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhamad Saw yang telah
meletakkan fondasi ilmu pengetahuan bagi umat.

Dalam makalah ini yang berjudul “Penggunaan Awalan”, yang menurut


kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kami selaku mahasiswa untuk
memahami kata Awalan.

Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT. memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi penulis. Akhir
kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan
saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senag hati.

Surabaya,30 Maret 2021

Daffa Ramadian.I

ii
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

Daftar Isi

Sampul ......................................................................................................... i

Kata Pengantar ............................................................................................. ii

Daftar Isi ..................................................................................................... iii

BAB I ............................................................................................................1

PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .......................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................1

1.3 Tujuan ....................................................................................2

1.4 Manfaat ..................................................................................2

BAB II ..........................................................................................................3

PEMBAHASAN ...........................................................................................3

2.1 Pengertian Prefiks ..................................................................3

2.2 Fungsi Prefiks ........................................................................4

2.3 Jenis-jenis Prefiks .................................................................5

BAB III .......................................................................................................14

PENUTUP ..................................................................................................14

3.1 Simpulan ..............................................................................14

3.2 Saran ....................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................15

iii
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan


sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tulisan. Pada zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi
demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan
memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar.
Sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media
penyampaian informasi secara baik dan tepat. Dengan penyampaian berita atau
materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut
secara baik dan benar.

Batasan morfologi adalah suatu ilmu bahasa yang mempelajari tentang seluk
beluk bentuk kata. Sedangkan batasan proses morfologi adalah proses pembentukan
suatu kata yang sudah ada menjadi bentuk yang lain. Afiksasi merupakan salah satu
contoh dari morfologi itu sendiri. Proses afiksasi adalah proses pembentukan kata
yang terjadi setelah kata-kata tersebut diulang. Sehingga dapat menimbulkan arti
baru dan morfem arti selama tidak bergabung dengan kata lain serta berfungsi
menyatakan tempat.

Afiks (imbuhan) yang dipakai untuk menurunkan verba empat macamnya


yakni : prefiks, sufiks, konfiks, dan yang tidak begitu produktif lagi infiks. Prefiks
yang sering juga dinamakan awalan, adalah afiks yang diletakkan dimuka dasar.
Sufiks yang juga dinamakan akhiran diletakkan dibelakang dasar. Konfiks adalah
gabungan prefiks dan sufiks yang mengapit dasar kata dan membentuk satu
kesatuan(Moeliono. 1993: 81). Prefiks sendiri yaitu suatu penambahan pada kata
dasar yang berfungsi menambahkan makna dari kata dasar yang dikenai oleh
imbuhan tersebut. Prefiks merupakan imbuhan yang terletak di awal kata dasar

Prefiks atau awalan adalah suatu unsur yang secara struktural diikatkan
didepan sebuah kata dasar atau bentuk dasar. Untuk memperlihatkan hubungan
tersebut secara konkrit, maka dapatlah diberikan contoh berikut; mempercepat
terdiri dari awalan me + N (Nasalisasi) + per + kata dasar cepat. Dalam hubungan
bentuk percepatan, maka kata cepat sekaligus adalah kata dasar dan menjadi bentuk
dasar bagi kata percepat. Sedangkan dalam bentuk mempercepat N + percepat
adalah bentuk dasar dari mempercepat. Hubungan antara semua awalan dengan kata
dasar itu adalah hubungan struktural, yaitu bahwa semua unsur itu merupakan
bagian dari kata mempercepat(Keraf. 1984: 94).

Seringkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk
dapat digunakan di dalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis
dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya
berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya. Imbuhan mana yang harus
digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Untuk

1
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah
diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain. Dari berbagai uraian di
atas,penulis tertarik untuk membuat suatu kajian tentang prefiks yang bertujuan
untuk memberikan wawasan kepada pembaca terkait dengan prefiks.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan imbuhan?


2. Apa fungsi dari prefiks dalam bahasa Indonesia?
3. Apakah contoh prefiks dalam bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari imbuhan


2. Untuk mengetahui fungsi imbuhan dalam bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui contoh prefiks dalam bahasa Indonesia

1.4 Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca terutama


mahasiswa dalam menggunakan awalan dalam suatu kata.

2
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prefiks

Prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar.
Kata "awalan" sendiri diserap dari bahasa Arab yaitu kata "awwal" yang terdiri dari
kata dasar "awwal" yang berarti "awal" dan akhiran "-an". Bahasa Indonesia
terutama banyak menggunakan awalan untuk menurunkan sebuah kata. Dalam studi
bahasa Semitik, sebuah awalan disebut dengan "preformatif", karena prefiks dapat
mengubah bentuk kata yang dibubuhinya.
Pengertian imbuhan Menurut Chaer (1994:177) menyatakan bahwa,
“afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar,
afiksasi adalah proses penambahan afiks pada sebuah kata dasar berupa morfem
terikat dan dapat ditambahkan pada awal kata.” Afiksasi ialah proses pembubuhan
afiks pada suatu bentuk baik berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks untuk
membentuk kata. Berdasarkan beberapa pengertian yang afiksasi yang
dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan afiksasi yaitu sebuah proses
penambahan afiks di dalam kata dasar dan penambahan afiks tersebut bisa saja
menyebabkan pembubuhan pada kata dasar. Afiksasi adalah proses yang mengubah
leksem menjadi kata kompleks. Kridalaksana mendeskripsikan afiksasi sebagai
proses atau hasil penambahan afiks pada dasar. Afiksasi atau pengimbuhan adalah
proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk
dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Afiksasi sebagai proses
pembubuhan afiks. Menurutnya, suatu satuan yang dilekati afiks disebut bentuk
dasar. Afiksasi adalah penggabungan akar kata atau pokok dengan afiks.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa afiksasi adalah
proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk
dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata baru
dengan arti yang berbeda.

3
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

2.2 Fungsi Prefiks

Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah
diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.

▪ batu (benda) : membatu (sifat)

▪ indah (sifat) :seindah-indahnya (keterangan)

▪ mandi (kerja) :pemandian (benda) Fungsi imbuhan adalah:

▪ Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-
an, pe-an, per-an, dan ke-an.
Contoh: pelaut, penyapu, wartawan.

▪ Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan dll.
Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.\

▪ Membentuk kata sifat,yakni –I, -wi,-iah, dan –is. Contohnya: manusiawi,


duniawi, ilmiah, agamis.

▪ Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.

▪ Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya, habis-


habisan, seindah-indahnya, dll

4
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

2.3 Jenis-jenis Prefiks

Berikut contoh penggunaan serta imbuhan prefiks yang biasanya digunaklan


di suatu kata.

a. awalan me-

Awalan me- adalah imbuhan yang produktif, pengimbuhannya dilakukan


dengan cara merangkaikannya dimuka kata yang diimbuhinya. Awalan me-
mempunyai enam macam bentuk yaitu: me-, mem-, men-, meny-, meng-, dan
menge-.

1) Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. dan y; serta
konsonan sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat pada kata-kata.

▪ merasa (me + rasa)

▪ melihat (me + lihat)

▪ mewarisi (me + warisi)

▪ meyakinkan (me + yakinkan)

▪ memerah (me + merah)

▪ menanti (me + nanti)

▪ menyanyi (me + nyanyi)

▪ menganga (me + nganga)

2) Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, p, f, dan v.


umpamanya seperti terdapat dalam kata-kata:
▪ membawa (mem + bawa)

▪ memilih (mem + pilih)

▪ memfitnah (mem + fitnah)

5
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

▪ memvonis (mem + vonis)

3) Men- digunakan dengan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d dan t.


konsonan d tetap diwujudkan; sedangkan konsonan t tidak diwujudkan, melainkan
disenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu. Contohnya seperti terdapat dalam
kata-kata berikut:

▪ mendengar (me + dengar)


▪ menarik (me + tarik)

4) Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s; dan
konsonan s itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan bunyi asal dari
awalan itu. Contoh:

▪ menyingkir (me + singkir)


▪ menyingkat (me + singkat)

5) Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k, g, h, dank kh;
serta vocal a, I, u, e, dan o. konsonan k tidak diwujudkan, tetapidisenyawakan
dengan bunyi asal dari awalan itu.sedangkan konsonan lainnya tetap diwuudkan.
Contohnya seperti :

▪ mengirim (me + kirim)


▪ menggali (me + gali)
▪ menghitung (me + hitung)
▪ mengkhayal (me + khayal)
▪ mengambil (me + ambil)
▪ mengiris (me + iris)
▪ mengutus (me + utus)
▪ mengekor (me + ekor)
▪ mengolah (me + olah)

6
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

6) Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu. Contohnya
seperti:

▪ mengetik (me + tik)


▪ mengebom (me + bom)

Fungsi awalan me- adalah membentuk kata kerja aktif transitif dan
intransitif. Sedangkan makna yang didapat sebagai proses pengimbuhannya antara
lain menyatakan: melakukan, bekerja dengan alat, membuat barang, bekerja dengan
bahan, memakan meminum menghisap, menuju arah, mengeluarkan, menjadi,
menjadikan lebih, menjadi atau berlaku seperti, menjadikan menganggap atau
memberlakukan seperti, dan memperingati.

Adapun aturan dengan menggunakan dengan menggunakan imbuhan


menini adalah:

a) Untuk mendapatkan makna “melakukan perbuatan yang disebutkan dasarnya”


awaln Me- harus diimbuhkan pada kata dasar kata kerja.
Contoh: ayah membaca Koran. Membaca artinya “melakukan pekerjaan baca”

b) Untuk mendapatkan makna “bekerja dengan alat yang disebutkan kata


dasarnya” awalan me- harus diimbuhkan dengan kata benda yang menyatakan
alat atau perkakas.
Contoh: siapa yang sedang menggergaji itu? Menggergaji artinya “bekerja dengan
alat gergaji”

c) Untuk mendapatkan makna “membuat barang yang disebut kata dasarnya”


awalan me- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan hasil olahan
atau kerajinan.
Contoh: adik menggambar dengan spidol. Menggambar artinya “membuat gambar”

d) Untuk mendapatkan makna “bekerja dengan bahan yang disebut kata dasarnya”
awalan ME- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan bahan.
Contoh: siapa yang mengecat rumah ini?. Mengecat artinya “bekerja dengan cat
sebagai dasarnya”

e) Untuk mendapatkan makna “mamakan, meminum, dan menghisap” awaln me


harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan makanan atau minuman.

b. Awalan di-

Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi dankondisi
mana pun sama saja. Hanya perlu diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan di-
sebagai kata depan.

7
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

a) Di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang
diimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata depan dilafalkan dan dituliskan
terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh:
▪ Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)
▪ Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)
b) Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Maka makna yang
didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata
kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang transitif.

Contoh: Kata kerja transitif kata kerja pasif Berawalan meberawalan di-

▪ membaca – dibaca
▪ menulis – ditulis

c. Awalan per-

Awalan per- mempunyai tiga macam bentuk, yaitu per-, pe-, dan pel-per
digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan r, seperti: peristri,
percepat, dan perketat.PE digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan
r, seperti peringan dan perendah.PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar.
Tidak ada contoh lain.Fungsi awalan PER adalah membentuk kata kerja perintah,
yang dapat digunakan dalam:

a) Kalimat perintah
Contoh: persingkat saja acaranya!Pensempit dulu masalahnya!

b) Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja, Contoh:


penjagaan akan saya perketet nentimalam

c) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk: yang+


aspek+pelaku+kata kerja.

Contoh: saluran yang telah kami perdalam telah dangkal lagi.


Adapun aturan pengimbuhan dengan awalan per- antara lain:

▪ Jadikan lebih

▪ Anggap sebagai

8
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

▪ Bagi

Untuk mendapatkan makna “jadikan lebih” awalan PER- harus diimbuhkan


pada kata sifat. Contoh: pertegas aturannya! Pertegas artinya “jadikan tegas”Untuk
mendapatkan makna “jadikan atau anggap sebagai” awalan PER- harus diimbuhkan
pada beberapa kata benda, yang dikenal dengan sifatnya.
Contoh: jangan kalian perbudak anak-anak itu Perbudak artinya “jadikan atau
anggap sebagai budak” 8 Untuk mendapatkan makna “jadikan atau bagi” awalan
PER- harus diimbuhkan pada beberapa kata bilangan. Contoh: uang sebanyak ini
kita perdua saja Perdua artinya “jadikan dua”

d. Awalan ke-

Imbuhan ke- ada dua macam yaitu ke- sebagai imbuhan (sehingga ditulis ke) da ke
sebagai kata depan.

Yang termasuk imbuhan ke- adalah : kesepuluh, kekasih, kedua dll.

Yang termasuk ke- sebagai kaa depan : ke Surabaya, Ke depan, ke situ, dan
sebagainya.

Apabila imbuhan ke- bergandengan dengan bentuk dasar berkelas kata bilangan,
maka imbuhan itu mempunyai arti sebagai berikut :

Menyatakan kumpulan yang terdiri atas jumlah yang tersebut pada bentuk
dasar.Seperti :

Kelima anak itu adalah anak saya


Kedua mobil itu baru dibeli

e. Awalan pe-

Imbuhan pe- mempunyai kejajaran dengan imbuhan ber-, sednagkan imbuhan


peN- mempunyai kesejajaran dengan imbuhan meN-
Penyataan itu dapat dibuktikan dengan deretan contoh berikut:

Pelari = orang yang berlari


Petani = orang yang bertani
Pejuang = orang yang berjuang

Bandingkan dengan :
Penulis = orang yang menulis
Pembaca = orang yang membaca

9
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

Peninju = orang yang meninju

Oleh karena itu imbukan pe- dan peN- perlu dibedakan. Dalam bahasa Indonesia,
imbuhan pe- hanya mempunyai satu arti yaitu ‘orang yang
biasa/pekerjaannya/gemargemar melakukan tindakantersebut pada bentuk dasar’
misalnya:

Petani = orang yang biasa/pekerjaannya Bertani

f. Awalan peN-

Bentuk dasar yang dapat bergabung dengan imbuhan peN- ialah bentuk dasar yang
berkelas kata kerja, sifat, dan benda. Apabila bentuk dasarnya berkelas kata kerja,
maka peN- mempunyai beberapa kemungkinan arti sebagai berikut : Menyatakan
‘orang yang (biasa) melakukan pekerjaan yang-sebut pada bentuk dasar’ misalnya
:
Pengarang = orang yang (biasa) melakukan mengarang

‘alat yang dipakai untuk melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasar’
Penggaris = alat untuk menggaris

Apabila bentuk dasarnya berkelas kata sifat, maka imbuhan peN- mempunyai arti
sebagai berikut :
‘yang memiliki sifat yang tersebut pada bentuk dasar’
Pemalu = yang mempunyai sifat malu

‘yang menyebabkan adanya sifat yang tersebut pada bentuk dasar’


Pendingin = yang mendinginkan/yang menyebabkan dingin

‘orang yang mudah cepat/menjadi seperti tersebut dalam bentuk dasar’ Pemarah =
orang yang mudah marah

Apabila bentuk dasarnya berkelas kata benda, imbuhan peN- mempunyai arti ‘yang
biasa malakukan tindakan/pekerjaan yang berhubungan dengan benda yang tersebut
pada bentuk dasarnya’ misal : perantau (orang yang biasa merantau)

10
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

g. Awalan ter-

Imbuhan ter- juga tidak memiliki perubahan khusus, tetapi memiliki beberapa
fungsi di antaranya adalah:
Sebagai penunjuk makna ketidaksengajaan.

Contoh :
buang + ter- = terbuang ; Barangku terbuang ke kotak sampah ketika aku tidak ada
di rumah.

Sebagai pembentuk kata sifat Contoh :


Baik + ter- = terbaik ; kelasku menjadi kelas yang terbaik di sekolah. Sebagai
pembentuk kata pasif Contoh :
Injak + ter- = terinjak ; kakiku terinjak oleh Budi

h. AWALAN (ber-)

Awalan ber- mempunyai fungsi membentuk kata kerja. Makna yang muncul akibat
penambahan awalan ber- adalah :

a. memakai.
Contoh :
- Bertopi (memakai topi),
- Berdasi (memakai dasi ),
- Bercelana panjang (memakai celana panjang).
b. mempunyai
Contoh :
- Bersuami (mempunyai suami),
- beruang (mempunyai uang),
- berharta (mempunyai harta).
c. melakukan tindakan untuk diri sendiri
Contoh :
- berhias,
- bersolek,
- berkaca.
d. berada dalam keadaan
Contoh :
- bersenda-gurau,
- bermalas-malas
- bersedih

11
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

i. Imbuhan Prefiks Serapan

Imbuhan prefiks serapan adalah imbuhan prefiks yang berasal dari bahasa asing
dan bahasa daerah yang dijadikan ke bahasa Indonesia.

1. Prefiks a-

Prefiks inimengandung arti “tidak” atau “tidak ber”. Contoh : amoral, asosial,
anonim, asimetris

2. Prefiks anti-

Prefiks ini mengandung arti “melawan” atau “bertentangan dengan”.

3. Prefiks bi-

Prefiks ini mengandung arti “dua”. Contoh : bilateral, bilingual, bikonveks

4. Prefiks de-

Prefiks ini mengandung arti “meniadakan atau menghilangkan”. Contoh : dehidrasi,


devaluasi, dehumanisasi, deregulasi

5. Prefiks eks-

Prefiks ini mengandung arti “bekas atau mantan”. Contoh : eks-prajurit, eks-
karyawan

6. Prefiks ekstra-

Prefiks ini mengandung arti “tambah”, “diluar”, atau “sangat”.


Contoh : ekstra universiter, ekstra terestrial, ekstra liguistic, ekstra hati-hati, ekstra
ketat

7. Prefiks hiper-

Prefiks ini mengandung arti “lebih” atau “sangat”. Contoh : hipertensi, hipersensitif

8. Prefiks in-

Prefiks ini mengandung arti “tidak”. Contoh : inkonvensional, inaktif, intransitif

9. Prefiks infra-

Prefiks ini mengandung arti “di tengah”. Contoh : infrastruktur, inframerah,

12
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

infrasonic

10. Prefiks intra-

Prefiks ini mengandung arti “di dalam”. Contoh : intrauniversiter, intramolekuler

11. Prefiks inter-

Contoh : interdental, internasional, interisuler

12. Prefiks ko-

Prefiks ini mengandung arti “bersama-sama” atau “beserta”. Contoh : kokulikuler,


kopilot, kopromotor

13. Prefiks kontra-

Prefiks ini mengandung arti “berlawanan” atau “menentang”. Contoh : kontradiksi,


kontrarevolusi

14. Prefiks makro-

Prefiks ini mengandung arti “besar” atau “dalam arti luas”. Contoh : makro
ekonomi, makro linguistik

15. Prefiks mikro-

Prefiks ini mengandung arti “kecil” atau “renik”. Contoh : mikro organisme, micro
film

16. Prefiks multi-

Prefiks ini mengandung arti “banyak”.


Contoh : multi partai, multi jutawan, multi kompleks, multilateral

17. Prefiks neo-

Prefiks ini mengandung arti “baru”.


Contoh : neokolonialisme, neorealisme, neofeodalisme

18. Prefiks non-

Prefiks ini mengandung arti “bukan” atau “tidak ber”. Contoh : non migas

13
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

Contoh Imbuhan Prefiks dalam Kalimat

1. Edo terpilih menjadi ketua kelas setelah dilakukan pemungutan suara/voting


yang diikuti teman-teman satu kelasnya.
2. Pengusaha bernama Muhammad Ridho kembali melebarkan sayap bisnisnya
dengan merambah dunia kuliner.
3. Kekayaan yang berlimpah tidak akan ada artinya jika tidak diimbangi dengan
kesehatan dan keharmonisan yang terjalin antar anggota keluarga.
4. Aku tidak tahan melihat nenek-nenek menjadi seorang pengemis.
5. Saat ujian nasional maupun ujian sekolah mata pelajaran Bahasa Indonesia
selalu terletak di jadwal hari yang sama dengan mata pelajaran Bahasa Inggris.
6. Di hari terakhir pertemuan kuliah pada tiap semester, mahasiswa selalu diminta
untuk menuliskan pesan dan kesan terhadap dosen yang bersangkutan.
7. Pada setiap perusahaan deskripsi pekerjaan seorang Admin berbeda dengan
staff HRD begitu juga dengan kelas jabatan serta standar gajinya.
8. Mantan pelari nasional itu memilih untuk berhenti mengikuti semua kejuaraan
setelah ia mengalami patah tulang saat mengikuti kejuaraan dunia musim lalu.

14
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

1. Afiksasi merupakan salah satu contoh dari morfologi itu sendiri. Proses afiksasi
adalah proses pembentukan kata yang terjadi setelah kata-kata tersebut diulang.
2. Prefiks sendiri yaitu suatu penambahan pada kata dasar yang berfungsi
menambahkan makna dari kata dasar yang dikenai oleh imbuhan tersebut.
Prefiks merupakan imbuhan yang terletak di awal kata dasar.
3. Salah satu contoh prefiks tersebut seperti berikut; mempercepat terdiri dari
awalan me + N (Nasalisasi) + per + kata dasar cepat.

3.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka mengetahui beberapa contoh prefiks


sangatlah penting untuk mengubah arti dari sebuah kata yang bertujuan untuk
menyusun suatu kalimat. Selain itu,manfaat untuk mempelajari afiks(imbuhan) juga
tidak kalah penting. Karena imbuhan tidak hanya prefiks saja tetapi, terdapat Infiks
(sisipan), dan kunfiks (imbuhan gabung)

15
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086

DAFTAR PUSTAKA

Chaer,Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka cipta

Haryatmo, Sri. Buku Panduan Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Universitas Negeri
Yogyakarta : 2009.

Kusn, Santoso. 2010. Problematika Bahasa Indonesia Sebuah Analisis Praktis


Bahasa Baku. Jakarta: Rineka Cipta.

Keraf,Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.

Moeliono, M Anton. 1993. Tata bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Sugono Dendi.1991. Bahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: PT. Priastu.

Jendelasastra.com. (2015, 05 Mei). Makalah Prefik/Awalan (Morfologi). Diakses


pada 09 April 2021, dari
https://www.jendelasastra.com/wawasan/essay/makalah-prefikawalan-
morfologi

Dosenbahasa.com. (2016, 19 Desember). Macam Macam Imbuhan Prefiks dan


Contohnya dalam Bahasa Indonesia. Diakses pada 09 April 2021, dari
https://dosenbahasa.com/macam-macam-imbuhan-prefiks

Ruangseni.com. (2021, 06 Februari). Pengertian Prefiks, Jenis, & Contohnya.


Diakses pada 09 April 2021,dari https://ruangseni.com/pengertian-prefiks-
jenis-contohnya/

16

Anda mungkin juga menyukai