Penggunaan Awalan
Disusun Oleh :
K3 – 4C
0519040086
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kesempatan
kepada penulis dalam menyelesaikan makalah tentang “Penggunaan Awalan”
sehingga dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhamad Saw yang telah
meletakkan fondasi ilmu pengetahuan bagi umat.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT. memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.
Daffa Ramadian.I
ii
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
Daftar Isi
Sampul ......................................................................................................... i
BAB I ............................................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................................1
BAB II ..........................................................................................................3
PEMBAHASAN ...........................................................................................3
PENUTUP ..................................................................................................14
iii
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
BAB I
PENDAHULUAN
Batasan morfologi adalah suatu ilmu bahasa yang mempelajari tentang seluk
beluk bentuk kata. Sedangkan batasan proses morfologi adalah proses pembentukan
suatu kata yang sudah ada menjadi bentuk yang lain. Afiksasi merupakan salah satu
contoh dari morfologi itu sendiri. Proses afiksasi adalah proses pembentukan kata
yang terjadi setelah kata-kata tersebut diulang. Sehingga dapat menimbulkan arti
baru dan morfem arti selama tidak bergabung dengan kata lain serta berfungsi
menyatakan tempat.
Prefiks atau awalan adalah suatu unsur yang secara struktural diikatkan
didepan sebuah kata dasar atau bentuk dasar. Untuk memperlihatkan hubungan
tersebut secara konkrit, maka dapatlah diberikan contoh berikut; mempercepat
terdiri dari awalan me + N (Nasalisasi) + per + kata dasar cepat. Dalam hubungan
bentuk percepatan, maka kata cepat sekaligus adalah kata dasar dan menjadi bentuk
dasar bagi kata percepat. Sedangkan dalam bentuk mempercepat N + percepat
adalah bentuk dasar dari mempercepat. Hubungan antara semua awalan dengan kata
dasar itu adalah hubungan struktural, yaitu bahwa semua unsur itu merupakan
bagian dari kata mempercepat(Keraf. 1984: 94).
Seringkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk
dapat digunakan di dalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis
dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya
berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya. Imbuhan mana yang harus
digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Untuk
1
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah
diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain. Dari berbagai uraian di
atas,penulis tertarik untuk membuat suatu kajian tentang prefiks yang bertujuan
untuk memberikan wawasan kepada pembaca terkait dengan prefiks.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
BAB II
PEMBAHASAN
Prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar.
Kata "awalan" sendiri diserap dari bahasa Arab yaitu kata "awwal" yang terdiri dari
kata dasar "awwal" yang berarti "awal" dan akhiran "-an". Bahasa Indonesia
terutama banyak menggunakan awalan untuk menurunkan sebuah kata. Dalam studi
bahasa Semitik, sebuah awalan disebut dengan "preformatif", karena prefiks dapat
mengubah bentuk kata yang dibubuhinya.
Pengertian imbuhan Menurut Chaer (1994:177) menyatakan bahwa,
“afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar,
afiksasi adalah proses penambahan afiks pada sebuah kata dasar berupa morfem
terikat dan dapat ditambahkan pada awal kata.” Afiksasi ialah proses pembubuhan
afiks pada suatu bentuk baik berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks untuk
membentuk kata. Berdasarkan beberapa pengertian yang afiksasi yang
dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan afiksasi yaitu sebuah proses
penambahan afiks di dalam kata dasar dan penambahan afiks tersebut bisa saja
menyebabkan pembubuhan pada kata dasar. Afiksasi adalah proses yang mengubah
leksem menjadi kata kompleks. Kridalaksana mendeskripsikan afiksasi sebagai
proses atau hasil penambahan afiks pada dasar. Afiksasi atau pengimbuhan adalah
proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk
dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Afiksasi sebagai proses
pembubuhan afiks. Menurutnya, suatu satuan yang dilekati afiks disebut bentuk
dasar. Afiksasi adalah penggabungan akar kata atau pokok dengan afiks.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa afiksasi adalah
proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk
dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata baru
dengan arti yang berbeda.
3
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah
diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
▪ Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-
an, pe-an, per-an, dan ke-an.
Contoh: pelaut, penyapu, wartawan.
▪ Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan dll.
Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.\
▪ Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
4
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
a. awalan me-
1) Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. dan y; serta
konsonan sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat pada kata-kata.
5
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
4) Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s; dan
konsonan s itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan bunyi asal dari
awalan itu. Contoh:
5) Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k, g, h, dank kh;
serta vocal a, I, u, e, dan o. konsonan k tidak diwujudkan, tetapidisenyawakan
dengan bunyi asal dari awalan itu.sedangkan konsonan lainnya tetap diwuudkan.
Contohnya seperti :
6
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
6) Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu. Contohnya
seperti:
Fungsi awalan me- adalah membentuk kata kerja aktif transitif dan
intransitif. Sedangkan makna yang didapat sebagai proses pengimbuhannya antara
lain menyatakan: melakukan, bekerja dengan alat, membuat barang, bekerja dengan
bahan, memakan meminum menghisap, menuju arah, mengeluarkan, menjadi,
menjadikan lebih, menjadi atau berlaku seperti, menjadikan menganggap atau
memberlakukan seperti, dan memperingati.
d) Untuk mendapatkan makna “bekerja dengan bahan yang disebut kata dasarnya”
awalan ME- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan bahan.
Contoh: siapa yang mengecat rumah ini?. Mengecat artinya “bekerja dengan cat
sebagai dasarnya”
b. Awalan di-
Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi dankondisi
mana pun sama saja. Hanya perlu diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan di-
sebagai kata depan.
7
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
a) Di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang
diimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata depan dilafalkan dan dituliskan
terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh:
▪ Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)
▪ Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)
b) Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Maka makna yang
didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata
kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang transitif.
Contoh: Kata kerja transitif kata kerja pasif Berawalan meberawalan di-
▪ membaca – dibaca
▪ menulis – ditulis
c. Awalan per-
Awalan per- mempunyai tiga macam bentuk, yaitu per-, pe-, dan pel-per
digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan r, seperti: peristri,
percepat, dan perketat.PE digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan
r, seperti peringan dan perendah.PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar.
Tidak ada contoh lain.Fungsi awalan PER adalah membentuk kata kerja perintah,
yang dapat digunakan dalam:
a) Kalimat perintah
Contoh: persingkat saja acaranya!Pensempit dulu masalahnya!
▪ Jadikan lebih
▪ Anggap sebagai
8
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
▪ Bagi
d. Awalan ke-
Imbuhan ke- ada dua macam yaitu ke- sebagai imbuhan (sehingga ditulis ke) da ke
sebagai kata depan.
Yang termasuk ke- sebagai kaa depan : ke Surabaya, Ke depan, ke situ, dan
sebagainya.
Apabila imbuhan ke- bergandengan dengan bentuk dasar berkelas kata bilangan,
maka imbuhan itu mempunyai arti sebagai berikut :
Menyatakan kumpulan yang terdiri atas jumlah yang tersebut pada bentuk
dasar.Seperti :
e. Awalan pe-
Bandingkan dengan :
Penulis = orang yang menulis
Pembaca = orang yang membaca
9
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
Oleh karena itu imbukan pe- dan peN- perlu dibedakan. Dalam bahasa Indonesia,
imbuhan pe- hanya mempunyai satu arti yaitu ‘orang yang
biasa/pekerjaannya/gemargemar melakukan tindakantersebut pada bentuk dasar’
misalnya:
f. Awalan peN-
Bentuk dasar yang dapat bergabung dengan imbuhan peN- ialah bentuk dasar yang
berkelas kata kerja, sifat, dan benda. Apabila bentuk dasarnya berkelas kata kerja,
maka peN- mempunyai beberapa kemungkinan arti sebagai berikut : Menyatakan
‘orang yang (biasa) melakukan pekerjaan yang-sebut pada bentuk dasar’ misalnya
:
Pengarang = orang yang (biasa) melakukan mengarang
‘alat yang dipakai untuk melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasar’
Penggaris = alat untuk menggaris
Apabila bentuk dasarnya berkelas kata sifat, maka imbuhan peN- mempunyai arti
sebagai berikut :
‘yang memiliki sifat yang tersebut pada bentuk dasar’
Pemalu = yang mempunyai sifat malu
‘orang yang mudah cepat/menjadi seperti tersebut dalam bentuk dasar’ Pemarah =
orang yang mudah marah
Apabila bentuk dasarnya berkelas kata benda, imbuhan peN- mempunyai arti ‘yang
biasa malakukan tindakan/pekerjaan yang berhubungan dengan benda yang tersebut
pada bentuk dasarnya’ misal : perantau (orang yang biasa merantau)
10
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
g. Awalan ter-
Imbuhan ter- juga tidak memiliki perubahan khusus, tetapi memiliki beberapa
fungsi di antaranya adalah:
Sebagai penunjuk makna ketidaksengajaan.
Contoh :
buang + ter- = terbuang ; Barangku terbuang ke kotak sampah ketika aku tidak ada
di rumah.
h. AWALAN (ber-)
Awalan ber- mempunyai fungsi membentuk kata kerja. Makna yang muncul akibat
penambahan awalan ber- adalah :
a. memakai.
Contoh :
- Bertopi (memakai topi),
- Berdasi (memakai dasi ),
- Bercelana panjang (memakai celana panjang).
b. mempunyai
Contoh :
- Bersuami (mempunyai suami),
- beruang (mempunyai uang),
- berharta (mempunyai harta).
c. melakukan tindakan untuk diri sendiri
Contoh :
- berhias,
- bersolek,
- berkaca.
d. berada dalam keadaan
Contoh :
- bersenda-gurau,
- bermalas-malas
- bersedih
11
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
Imbuhan prefiks serapan adalah imbuhan prefiks yang berasal dari bahasa asing
dan bahasa daerah yang dijadikan ke bahasa Indonesia.
1. Prefiks a-
Prefiks inimengandung arti “tidak” atau “tidak ber”. Contoh : amoral, asosial,
anonim, asimetris
2. Prefiks anti-
3. Prefiks bi-
4. Prefiks de-
5. Prefiks eks-
Prefiks ini mengandung arti “bekas atau mantan”. Contoh : eks-prajurit, eks-
karyawan
6. Prefiks ekstra-
7. Prefiks hiper-
Prefiks ini mengandung arti “lebih” atau “sangat”. Contoh : hipertensi, hipersensitif
8. Prefiks in-
9. Prefiks infra-
12
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
infrasonic
Prefiks ini mengandung arti “besar” atau “dalam arti luas”. Contoh : makro
ekonomi, makro linguistik
Prefiks ini mengandung arti “kecil” atau “renik”. Contoh : mikro organisme, micro
film
Prefiks ini mengandung arti “bukan” atau “tidak ber”. Contoh : non migas
13
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
14
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Afiksasi merupakan salah satu contoh dari morfologi itu sendiri. Proses afiksasi
adalah proses pembentukan kata yang terjadi setelah kata-kata tersebut diulang.
2. Prefiks sendiri yaitu suatu penambahan pada kata dasar yang berfungsi
menambahkan makna dari kata dasar yang dikenai oleh imbuhan tersebut.
Prefiks merupakan imbuhan yang terletak di awal kata dasar.
3. Salah satu contoh prefiks tersebut seperti berikut; mempercepat terdiri dari
awalan me + N (Nasalisasi) + per + kata dasar cepat.
3.2 Saran
15
Daffa Ramadian Indratma / K3 – 4C / 0519040086
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka cipta
Haryatmo, Sri. Buku Panduan Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Universitas Negeri
Yogyakarta : 2009.
Moeliono, M Anton. 1993. Tata bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
16