Anda di halaman 1dari 39

KEBAKARAN

Kebakaran Gedung Pencakar Langit Di Jakarta


Kebakaran Pemukiman Padat Penduduk
Kebakaran Hutan
WHY Kenapa terjadi kebakaran
?????
Dasar Hukum
UU No. 1 Tahun 1970 Dengan perundangan
ditetapkan persyaratan keselamatan kerja untuk
mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
No.186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja dan lain sebagainya
menyebutkan dalam Pasal ayat 1 Pengurus atau
Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran, menyelenggarakan latihan
penanggulangan kebakaran di tempat kerja
Apa itu Kebakaran?
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau
besar pada tempat yang tidak kita hendaki,
merugikan dan pada umumnya sukar
dikendalikan
Proses Kebakaran
Kebakaran merawal dari reaksi oksida antara
unsur oksigen (O2), panas dan material yang
mudah terbakar (bahan bakar).
Dasar Hukum
UU No. 1 Tahun 1970 Dengan perundangan
ditetapkan persyaratan keselamatan kerja untuk
mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
No.186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja dan lain sebagainya
menyebutkan dalam Pasal ayat 1 Pengurus atau
Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran, menyelenggarakan latihan
penanggulangan kebakaran di tempat kerja
a. Oksigen
Oksigen atau gas O2 yang terdapat diudara bebas
adalah unsur penting dalam pembakaran. Jumlah
oksigen sangat menentukan kadar atau keaktifan
pembakaran suatu benda. Kadar oksigen yang
kurang dari 12 % tidak akan menimbulkan
pembakaran.
b. Panas
Panas menyebabkan suatu bahan mengalami
perubahan suhu / temperatur, sehingga akhirnya
mencapai titik nyala dan menjadi terbakar. Sumber
sumber panas tersebut dapat berupa sinar matahari,
listrik, pusat energi mekanik, pusat reaksi kimia dan
sebagainya.
c. Bahan Mudah Terbakar
(Bahan Bakar)
Bahan makin mudah terbakar bila memiliki titik
nyala yang makin rendah
Umumnya Kebakaran Melalui dua
tahap, yaitu :
a. Tahap Pertumbuhan ( Growth Period )
b. Tahap Pembakaran ( Steady Combustion )

Saat yang paling mudah dalam memadamkan api


adalah pada tahap pertumbuhan. Bila sudah mencapai
tahap pembakaran, api akan sulit dipadamkan atau
dikendalikan.
Tabel Laju Pertumbuhan Kebakaran

Waktu Pertumbuhan / Growth


Klasifikasi Pertumbuhan
Time (detik)
Pertumbuhan lambat (Slow
> 300
Growth)
Pertumbuhan Sedang
150 - 300
(Moderete Growth)
Pertumbuhan Cepat (Fast
80 - 150
Growth)
Pertumbuhan Sangat Cepat
< 80
(Very Fast Growth)
Klasifikasi Kebakaran
Jenis Material Alat Pemadam

Dry Chemical Multipose dan


Class A Kayu, Kertas , Kain
ABC Soda Acid
Dry Chemical Foam (serbuk
Bensin, Minyak Tanah, bubuk), BCF
Class A
Varnish (Bromoclorodiflour Methane),
CO2, dan Gas Hallon
Listrik, Bahan bahan Dry Chemical, BCF
Class A seperti asetelin, methane, (Bromoclorodiflour Methane),
propane dan gas alam CO2, dan Gas Hallon
Uranium, Magnesium dan Metal x, Metal Guard, dry sand
Class A
Titanium dan bubuk pryme
Penyebab Kebakaran
Manusia
Alat
Alam
Penyalaan Sendiri
Kebakaran disengaja
Pengolongan Penyebab
Kebakaran yang lain :
Alam Kemajuan Teknologi Perkembangan Penduduk

Matahari Listrik Ulah manusia :

Gempa Bumi Biologis - Sengaja

Petir Kimia - Tidak sengaja

Gunung Berapi - Awam (ketidakpahaman )


Penyebab Kebakaran secara mendalam dari
beberapa faktor berikut di bawah ini :

a. Faktor Non Fisik


Lemahnya peraturan perundang undangan yang ada,
Adanya kepentingan yang berbeda
Kondisi masyarakat yang kurang mematuhi peraturan
perundang undangan
Lemahnya usaha pencegahan terhadap bahaya
kebakaran pada bangunan
Dana yang cukup besar untuk menanggulangi
bahaya kebakaran
b. Faktor fisik
Keterbatasan jumlah personil dan unit pemadam
kebakaran serta peralatan.
Kondisi gedung, terutama gedung tinggi yang
tidak teratur.
Kondisi lalu lintas yang tidak menunjang
pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran.
Penanggulangan Kebakaran
Konveksi ( Convection ) atau perpindahan panas
karena pengaruh aliran, disebabkan karena molekul
tinggi mengalir ke tempat yang bertemperatur lebih
rendah dan menyerahkan panasnya pada molekul
yang bertemperatur lebih rendah.
Konduksi (Conduction) atau perpindahan panas
karena pengaruh sentuhan langsung dari bagian
temperatur tinggi ke temperatur rendah di dalam
suatu medium.
Radiasi ( Radiation ) atau perpindahan panas yang
bertemperatur tinggi kebenda yang bertemperatur
rendah bila benda dipisahkan dalam ruang karena
pancaran sinar dan gelombang elektromagnetik
Penanggulangan Kebakaran
Segala upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan
dan memadamkan api serta memperkecil kerugian
akibat kebakaran. Penanggulangan dapat dilakukan
sebelum, pada saat dan sudah terjadi kebakaran.
Pencegahan Kebakaran (Dasar Hukum)

Menurut Kepmen No. 186/Men/1999 adalah mencegah, mengurangi


dan memadamkan kebakaran di tempat kerja yang meliputi:
1. pengendalian setiap bentuk energi;
2. penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan
3. kebakaran dan sarana evakuasi;
4. pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
5. pembentukan unit penanggulanan kebakaran di tempat kerja,
6. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan
kebakaran secara berkala dan memiliki buku rencana
penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat
kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang
tenaga kerja dan atau tempat yang berpotensi bahaya
kebakaran sedang dan berat.
Usaha Pencegahan
Mengadakan dan menjalankan undang undang
/ peraturan daerah
Mengadakan perbaikan kampung yang meliputi
sarana sarana fisik berupa pembuatan jaringan
jalan dan sarana sanitasi
Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat
yang berkaitan dengan masalah kebakaran
Cara Pemadaman
Cara penguraian, adalah sistem pemadaman dengan
cara memisahakan / menjauhkan benda benda yang
dapat terbakar
Cara pendinginan, adalah sistem pemadaman
dengan cara menurunkan panas.
Cara isolasi, adalah sistem pemadaman dengan cara
mengurangi kadar O2 pada lokasi sekitar benda-
benda terbakar
Prinsip Dasar Pemadaman
Menurut peraturan menteri tenaga kerja dan
Transmigrasi No.Per-04/MEN/1980 tanggal 14 April
1980, klasifikasi kebakaran di Indonesia adalah sebagai
berikut :
Kelas A, kebakaran bahan padat biasa, dimana
pendingin (dengan air atau larutan berkadar air
tinggi) merupakan cara utama untuk
memadamkannya. Contoh: Kebakaran kayu, kain,
kertas, karet dan beberapa macam plastik.
.
Prinsip Dasar Pemadaman
Kelas B, kebakaran cairan mudah terbakar dimana
penyelimutan merupakan cara utama untuk
memadamkannya. Contoh : kebakaran minyak,
gemuk (grease), cat berpelarut minyak, dan gas
mudah terbakar.
Kelas C, kebakaran pada peralatan beraliran listrik,
dimana untuk memadamkannya dibutuhkan media
pemadam yang tidak menghantarkan listrik. Jika arus
listriknya dimatikan, akan ditemui kebakaran kelas A
atau kebakaran Kelas B. Contoh Kebakaran trafo,
Panel listrik, generator, peralatan audio, dll.
Prinsip Dasar Pemadaman
Kelas D, kebakaran logam, dimana dibutuhkan media
khusus untuk memadamkannya. Contoh : kebakaran
sodium, magnesium, titanium, bahan-bahan
radioaktif, dll.

Terjadinya api adalah atas dasar peristiwa segitiga


api. Dengan demikian untuk memadamkan api atau
untuk mencegah timbulnya api, kita harus
menghilangkan salah satu unsur segitiga api atau
merusak konsentrasi dari tiga unsur tersebut, yaitu :
Prinsip Dasar Pemadaman
Menghilangkan/membatasi atau mengurangi bahan
bakar (starvation).
Memisahkan uap bahan bakar dengan udara
(penyelimutan/smothering),
Mengurangi panas bahan bakar sampai
temperatur dibawah titik penyalaannya
(pendinginan/cooling).
Memutus rantai reaksi api baik secara kimiawi maupun
secara fisis (breaking chain reaction)
Tabel 7.1. Efektifitas Media Pemadam Kebakaran

: bisa dipergunakan
: paling baik dipergunakan
APAR : Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extinguishers)
Media Pemadaman Api
Media pemadam api menurut fasanya dibagi menjadi 3
bagian yaitu :
Jenis padat : misalnya pasir, tanah, selimut tepung
kimia (dry chemical)
Jenis cair : misalnya air, busa
Jenis gas : misalnya gas asam arang (CO2), Halon
1102
Alat Pemadam Kebakaran
Fasilitas alat pemadam kebakaran terbagi atas 3 macam,
dan dibedakan menurut konstruksinya, yaitu :
Alat pemadam api ringan
Alat pemadam api beroda
Alat pemadam api instalasi tetap (fixed system)
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Penggunaan alat pemadam api ringan (Portable Fire


Extinguisher) untuk memadamkan kebakaran awal
telah terbukti banyak manfaatnya. Menurut penelitian
National Association of Fire Equipment Distributor di
Amerika (Bryan, hal 27), dari sejumlah 5400 kasus
kebakaran yang diteliti, sekitar 5073 kasus dapat
dipadamkan oleh penghuni dengan menggunakan Alat
Pemadam Api Ringan. Sedangkan kasusnya sisanya
dipadamkan dengan menggunakan sistem sprinkler
otomatis atau oleh regu pemadam.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Jenis jenis (APAR)

1. Jenis Dry Powder (Tepung Kering)


2. Chemical Foam (Jenis Busa Kimia)
3. Jenis Gas CO2
4. Mechanical Foam Extinguisher (Busa mekanik)
5. Jenis busa
Dry Powder (Tepung Kering)
Chemical Foam
Carbon dioxide fire extinguisher
Busa ini terbentuk karena adanya proses mekanis
yaitu berupa adukan dari bahan bahan pembentuk
busa yang terdiri dari cairan busa, air bertekanan
dan udara.
Bahan baku busa mekanis : Fluoro Protein (FP70),
Fluorocarbon surfactant (AFFF), Hydrocarbon
surfactant (Louryl alcohol).

Anda mungkin juga menyukai