BENCANA KEBAKARAN
PENGERTIAN KEBAKARAN
Segitiga Api
BAHAYA KEBAKARAN
1. Api (jilatan api yang dapat membakar kulit/tubuh)
2. Suhu panas (dapat menyebabkan hipertermia). Efeknya
tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/terbakar
pada kulit dan pernafasan, mematikan jantung.
3. Asap (dapat menyebabkan sesak nafas dan mengganggu
pengelihatan)
4. Gas-gas beracun (dapat menimbulkan penyakit dan
gangguan kesehatan lainnya)
5. Runtuhan bangunan (dapat menimpa korban yang
terjebak di dalamnya sewaktu-waktu)
6. Ledakan (bahan mudah meledak di sekitar area kebakaran
dapat melukai apa saja di dekatnya)
7. Dsj.
GAS BERACUN AKIBAT KEBAKARAN
1. Karbon Monoksida ridak berasa, tidak berbau, tidak berasa NAB 50ppm
2. Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabakna gejala lambat diri,
kerusakan sistem pernafasan seperti bronchitis
3. Hidrogen Sulfida (H2S) >NAB 10ppm
4. Ammonia (MH3) >NAB 25ppm
5. Hydrogen Sianida (HCN) >NAB 10ppm
6. Acrolein (C3H4O) >NAB 0,1ppm
7. Gas hasil pembakaran zat sellulosa (kertas, kayu, kain) seperti karbon monoksida,
formaldehida, asam formiat, asam karboksitat, metilalkohol, asam asetat, dll
8. Gas hasil pembakaran plastik seperti karbon monoksida, asam klorida dan
sianida, nitrogen eksida, dll
9. Gas hasil pembakaran karet seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan asap
tebal
10. Gas hasil pembakaran scilena seperti hidrogen sianida, gas amonia.
11. Gas hasil pembakaran wool seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida, sulfur
dioksida, dan hidrogen sianida
12. Gas hasil pembakaran hasil minyak bumi seperti karbon monoksida, karbon
dioksida, axcolin, dan asap tebal
KERUGIAN KEBAKARAN
1. Manusia (korban jiwa pada kejadian kebakaran)
2. Material (nilai bangunan dan aset yang rusak
disebabkan kejadian kebakaran)
3. Lingkungan (flora dan fauna yang musnah karena
kejadian kebakaran, efek termal kebakaran serta
peningkatan gas CO2 dan polusi)
4. Ekonomi (kerugian finansial akibat tidak mampu
berjalannya bisnis dampak dari kejadian kebakaran)
5. Sosial (PHK massal dikarenakan kebangkrutan bisnis
dampak dari kejadian kebakaran)
6. Dsj.
PENYEBAB KEBAKARAN
Pada umumnya penyebab kebakaran dan peledakan bersumber pada 3 faktor:
1. Faktor manusia
- Disengaja (pembalakan liar, balas dendam, dsj).
- Kelalaian (lupa mematikan tungku pembakaran saat akan meninggalkan rumah, dsj).
- Kurang pengertian (membuang rokok sembarangan, merokok di dekat tempat pengisian
bahan bakar, dsj).
2. Faktor teknis
- Fisik/mekanis (peningkatan suhu/panas atau adanya api terbuka)
- Kimia (penanganan, pengangkutan, penyimpanan tidak sesuai petunjuk yang ada)
- Listrik (hubungan arus pendek/korsleting)
3. Faktor alam dan bencana alam
- Petir (misal : sambaran petir pada bahan mudah terbakar).
- Gempa bumi (misal: gempa bumi yang mengakibatkan terputusnya jalur gas bahan bakar)
- Gunung meletus (dikarenakan lava pijar yang panas membakar tumbuhan kering
disekitarnya).
- Panas matahari (misal : panas matahari yang memantul dari kaca cembung ke dedaunan
kering di sekitarnya).
- Dsj.
4. Fartor binatang : tikus, kucing dan binatang peliharaaan lainnya yang berpotensi menimbulkan
kebakaran akibat terdapat sumber api di sekitar rumah tanpa pengawasan, dsj.
PENCEGAHAN KEBAKARAN - 1
Hal-hal yang perlu diketahui untuk mencegah
kebakaran/peledakan:
1. Sifat-sifat dan bahan-bahan yang dapat
terbakar dan meledak
2. Proses terjadinya kebakaran dan peledakan
3. Tata cara penanganan dalam upaya
mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya
kebakaran dan peledakan
PENCEGAHAN KEBAKARAN - 2
Oleh karena sifat kebakaran dimana mengakibatkan
banyak kerugian, maka untuk mencegah terjadinya
kebakaran dapat diupayakan langkah-langkah sebagai
berikut :
2. Kebakaran Kelas B
Kebakaran Kelas B merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang
mudah terbakar seperti Minyak (Bensin, Solar, Oli), Alkohol, Cat, Solvent, Methanol dan lain
sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas B adalah APAR jenis
Karbon Diokside (CO2), APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
3. Kebakaran Kelas C
Kebakaran Kelas C merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh Instalasi Listrik yang
bertegangan. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas C adalah APAR
jenis Karbon Diokside (CO2) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
4. Kebakaran Kelas D
Kebakaran Kelas D merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan logam
yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium, aluminium, lithium dan potassium.
Kebakaran Jenis ini perlu APAR khusus dalam memadamkannya.
TEORI CARA PEMADAMAN API
Teori cara memadamkan api ada terbagi beberapa cara yaitu:
1. Pemadaman dengan cara pendinginan (cooling)
2. Pemadaman dengan cara mengurangi oksigen (smothering)
3. Pengambilan/pemindahan bahan bakar (starvation)
4. Pemutusan rantai reaksi api (break chain reaction)
5. Melemahkan (dillution)
Merupakan kombinasi dari fosfat Mono-amonium dan ammonium sulphate. Yang berfungsi
mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona pembakaran, sehingga api padam. Dry Chemical
powder juga memiliki titik lebur yang rendah dan pada partikel yang sangat kering serta
membengkak untuk membentuk penghalang yang hingga oksigen tidak dapat masuk sehingga
dapat menutupi area kebakaran (api), akhirnya api tidak akan menyala dikarenakan pijakannya
ditutupi oleh Dry Chemical powder.
Merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas pemakaiannya karena dapat
mematikan api kelas A, B, dan C.
Dapat menahan radiasi panas dengan kabut (serbuk) partikelnya.
Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif).
Kimia kering tidak beracun (Non Toxic).
Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.
Tabung Pemadam Api adalah salah satu produk yang menggunakan bahan dry chemical powder,
karena memiliki tingkat kelas kebakaran A, B, dan C.
Carbon Dioxide (CO2)
Alat Pemadam api ABC
CO2 adalah Senyawa/bahan kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon + 2 atom oksigen, yang dapat
dihasilkan baik dari kegiatan alamiah maupun kegiatan manusia.
Dapat digunakan memadamkan kebakaran kelas B dan C karena merupakan bahan gas, CO2 tidak
merusak, dengan daya guna yang efektif dan bersih.
Sangat efisien serta efektif digunakan dalam ruangan seperti kantor, lab dan ruangan lainnya.
Carbon Dioxide (CO2) dapat menyerap panas dan sekaligus mendinginkan.
Konstruksi tabung dirancang khusus untuk menahan tekanan tinggi dan dilengkapi dengan selang
yang panjang dengan nozzle yang berbentuk corong.
Tidak berbahaya terhadap tumbuhan dan hewan.
Suhu yang rendah (-50oC) mungkin membekukan urat dan saraf manusia. Maupun manusia yang
terjangkit penyakit seperti asma, akan lemas oleh CO2.
Sangat cocok untuk memadamkan api yang terjadi akibat korsleting listrik, karena bersih dan aman
untuk alat listrik khususnya.
Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam)
Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam) adalah berbasis air dan sering mengandung surfaktan
berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl, fluoro surfactant seperti : fluorotelomers, asam
perfluorooktanoat (PFOA), asam perfluorooktanasulfonat (PFOS). Mereka memiliki kemampuan
untuk menyebar di permukaan cairan berbasis hidrokarbon. "Alcohol resistant aqueous film
forming foams" (AR AFFF) adalah busa/foam yang tahan terhadap reaksi dari alkohol, dapat
membentuk lapisan/segmen pelindung ketika dipakai atau disemprotkan.[1]
Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas A namun sangat cocok bila digunakan untuk kelas
B.
Bersifat Konduktif (Penghantar Listrik). Tidak dapat dipakai untuk memadamkan api kelas C.
Foam bersifat ringan, sangat efektif untuk memadamkan zat cair yang mudah terbakar dengan
cara mengisolasi oksigen serta menutupi permukaan zat cair untuk menghindari api yang dapat
menjalar (meluas) kembali.
Tidak digalakkan terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.
Foam adalah bahan yang mengakis supaya menutup permukaan pangkal api, maka letupan dapat
kesan dielakkan.
Gas Pengganti Hallon Non CFC (HCFC-141B)
Gas Pengganti Hallon/ HCFC-141b atau biasa disebut "Gas Clean Agent" adalah
senyawa kimia yaitu hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Merupakan senyawa dari
1,1-dichloro-1-fluoroethane menurut Chemical Abstracts.
setelah itu yang terpenting cukup kita lihat arah mata angin, apinya mengarah atau
bertiup ke arah mana. (Kita Harus Berdiri Satu Arah Dengan Arah Angin)
CARA MENGGUNAKAN APAR
DI RSUD SUMEDANG
ACUPA
1. A = AMBIL APAR dari tempatnya dan pegang dalam
keadaan tegak
2. C = CABUT kunci / pin pengaman dan lepaskan
selangnya dari klip
3. U = UJI COBA isi APAR dengan mengarahkan selang ke
atas dan tekan pengatup
4. P = PIJAT katup APAR
5. A = ARAHKAN NOZLE ke pangkal api dengan gerakan
menyapu dan jangan melawan arah angin
PERLU DIINGAT
Setiap jenis alat pemadam api ringan memiliki
kemampuan jangkauan yang berbeda,
Perhatikan arah angin sebelum kita mulai
menyemprotkan isi tabung pemadam api ringan.
Jangan sampai posisi kita berdiri berlawanan
dengan arah angin, karena akan mebahayakan
diri kita sendiri. Sebaiknya kita berdiri diposisi
membelakangi arah angin selain untuk
menghindari tiupan hawa panas juga
menghindarkan kita dari media yg kita
semprotkan kembali kearah kita.
CARA PEMILIHAN APAR
1. Sebaiknya memilih APAR yang memiliki penunjuk pressure tekanan dalam tabung, sehingga dapat dilihat masih
fungsi atau tidaknya tabung pemadam api tersebut.
2. Memilih tabung seamless (Tanpa Las), sehingga mengurangi bahaya kebocoran pada tabung pemadam api.
3. Telah diuji kelayakannya oleh Dinas PMK Laboratories
4. Sebaiknya memilih atau membeli tabung pemadam api yang bergaransi.