Kebakaran
Pengertian
Kebakaran merupakan suatu bencana yang di akibatkan oleh adanya api. Yang mana bencana
kebakaran tersebut pastinya menimbulkan kerugian. Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat
yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau
menghasilkan panas dan cahaya. Segitiga api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran
dimana elemen tersebut adalah panas, bahan bakar dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen
tersebut, kebakaran belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar (ILO, 2018).
Berlangsungnya suatu pembakaran diperlukan komponen keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical
chain reaction). Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai reaksi kimia adalah
peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan
bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau peristiwa pembakaran.
2
Mengapa Terjadi Kebakaran ?
Kebakaran dapat terjadi jika ada 3 unsur yang saling berkaitan satu
sama lain, yaitu:
3
Bahan – Bahan yang Mudah Terbakar
Adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali
logam. Contoh : Kebakaran kayu, kertas, kain, plastik, dsb.
Alat/media pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran klas
ini adalah dengan : pasir, tanah/lumpur, tepung pemadam, foam
(busa) dan air .
Ya, inilah langkah yang perlu pertama kali dilakukan. Dengan melakukan identifikasi terhadap potensi penyebab kebakaran
yang mungkin timbul. Seperti dengan mengidentifikasi sumber api yang mungkin berasal dari bahan yang mudah terbakar.
Bukan hanya identifikasi tempat kerja, bahan, dan peralatan, perusahaan juga perlu melakukan identifikasi terhadap orang-
orang yang mungkin beresiko terkena dampak jika kebakaran terjadi. Yang perlu diidentifikasi adalah siapa saja yang
mungkin terkena kebakaran, berapa jumlahnya. Hal ini bukan hanya pada karyawan, tapi juga pada konsumen, tamu,
maupun rekanan.
Pada tahap ini, proses asesmen atau penilaian potensi kebakaran kerja sudah dilakukan. Nah, langkah selanjutnya adalah
dengan mengevaluasi bagaimana kemungkinan titik awal api muncul. Kemungkinan ini bisa dilakukan dengan melihat
semua potensi bahaya munculnya api seperti sudah diidentifikasi sebelumnya.
Anda bisa mengambil langkah-langkah untuk mengurangi resiko terjadinya kebakaran. Yang bisa dilakukan seperti:
Pada tahap keempat manajemen keselamatan kebakaran di tempat kerja meliputi proses
tersebut. Jadi berbagai temuan dalam identifikasi maupun tindakan yang diambil harus
didokumentasikan dan disimpan dengan baik. Dengan begitu, proses yang dijalankan
untuk mencegah kebakaran di tempat kerja dapat terdata dengan baik. Memang untuk
melakukan semua ini, perlu ada karyawan yang melakukannya. Staf inilah yang bertugas
untuk mengawal semua proses pencegahan kebakaran di tempat kerja.
Penilaian risiko keselamatan kebakaran harus dilakukan secara teratur. Dengan begitu,
kondisi keselamatan kebakaran ini dapat terkontrol dengan baik. Jika misalnya terjadi
perubahan yang membuat resiko terjadinya kebakaran meningkat, hal itu juga dengan
mudah dapat diketahui.
6
Analisis Pengendalian Kebakaran
Hazop
The Hazard and Operability Study Hazop adalah studi keselamatan yang sistematis,
berdasarkan pendekatan sistemik ke arah penilaian keselamatan dan proses pengoperasian
peralatan yang kompleks, atau proses produksi (Kotek, dkk.; 2012). Tujuannya untuk
mengidentifikasi kemungkinan bahaya yang muncul dalam fasilitas pengelolaan di
perusahaan menghilangkan sumber utama kecelakaan, seperti rilis beracun, ledakan dan
kebakaran (Dunjo, dkk.; 2009).
HAZOP itu sendiri secara sistematis bekerja dengan mencari berbagai faktor penyebab
(cause) yang memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja dan menentukan konsekuensi yang
merugikan sebagai akibat terjadinya penyimpangan serta memberikan rekomendasi atau
tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari potensi risiko yang telah
diidentifikasi. HazOp dilakukan dengan teknik kualitatif yang berdasarkan pada GUIDEWORDS
dan dilaksanakan oleh tim dari berbagai disiplin ilmu selama proses HazOp berlangsung.
7
Langkah-Langkah Analisis Metode HAZOP
1. Pengumpulan gambaran selengkap-lengkapnya setiap proses yang ada dalam sebuah
pabrik
2. Pemecahan proses (processes breakdown) menjadi sub-proses-sub-proses yang
lebih kecil dan detail
3. Pencarian kemungkinan-kemungkinan adanya penyimpangan pada setiap proses
melalui penggunaan pertanyaan-pertanyaan yang sistematis (model-model
pertanyaan pada HAZOP dirancang sedemikian rupa/ menggunakan beberapa kata
kunci/key word/ guide word dimaksudkan untuk mempermudah proses analisis).
4. Melakukan penilaian terhadap setiap efek negatif yang ditimbulkan oleh setiap
penyimpangan (bersama konsekuensinya) tersebut di atas. Ukuran besar kecilnya
efek negatif ditentukan berdasarkan keamanan dan keefisienan kondisi operasional
pabrik dalam keadaan normal.
5. Penentuan tindakan penanggulangan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi.
8
Diagram Sistem Pengendalian Kebakaran
9
Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran
10
Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran
Fire Alarm Smoke Detector faktor udara Faktor kelembaban dan tekanan udara sering memberikan efek
yang sama seperti asap, sehingga dapat mengganggu kerja detector
ini, maka dibuatlah detector yang memakai dua ruang (dual
chamber). Dual chamber terdiri dari dua ruang, masing-masing
dinamakan Reference Chamber yang berhubungan langsung dengan
udara luar dan Sensing Chamber yang berhubungan dengan
Reference Chamber. Rangkaian elektronik memonitor kondisi kedua
ruang tersebut. Jika arus ion di kedua ruangan tersebut stabil, maka
dikatakan kondisi “normal”. Kelembaban dan tekanan udara hanya
terjadi di Reference Chamber saja. Jika asap masuk ke Sensing
Chamber, maka arus ion menjadi tidak seimbang. Ini akan
menyebabkan kondisi alarm. Kendati demikian, ada saja faktor yang
bisa mengganggu kinerja detector dual chamber ini, diantaranya:
debu, kelembaban berlebih (kondensasi), aliran udara keras dan
serangga kecil. Faktor tersebut bisa salah terbaca oleh detector,
sehingga disangka sebagai asap.
11
Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran
Fire Alarm Smoke Detector photoelectric Prinsip Kerja Fire Alarm Smoke Detector Type
Photoelectric (Optical) Smoke Detector bekerja
berdasarkan perubahan cahaya di dalam ruang
detector (chamber) disebabkan oleh adanya asap
dengan kepadatan tertentu. Berdasarkan prinsip
kerjanya, kita kenal dua jenis optical smoke, yaitu:
13
MEMADAMKAN API TAHAP DINI
Pemadaman api tahap dini merupakan langkah yang sangat penting dalam mencegah terjadinya kebakaran yang
lebih besar.
Alat yang dibutuhkan pada tahap ini adalah Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Hydrant yang menyediakan air
bertekanan tinggi, fixed system yang biasa terpasang di gedung-gedung, serta peralatan
lain di sekitar kita yang bisa digunakan untuk proses pemadaman api seperti karung goni, selimut, serta barang
14
MEMADAMKAN API TAHAP
DINI
1. Buka kunci pengaman
15
MENGONTROL ASAP
Sebagian besar bahan yang terbakar menghasilkan asap. Asap
yang berupa gas yang mengandung berbagai unsur, sangat
membahayakan kesehatan.
Bahkan banyak korban jiwa dalam kejadian kebakaran yang
disebabkan karena menghirup asap yang berlebihan, oleh sebab
itu timbulnya asap harus dapat ditangani dengan baik.
Cara penanganan asap:
1) Penerapan tata udara sesuai standar pada suatu bangunan
2) Pemasangan alat deteksi asap
3) Pemasangan instalasi smoke vent. 16
PROSEDUR EVAKUASI
17
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
18
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat menimbulkan adanya kebakaran.
2. Melakukan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran.
3. Memberikan penyuluhan tentang penanggulangan kebakaran pada tahap awal.
4. Membantu menyusun buku rencana tanggap darurat penanggulangan kebakaran.
5. Memadamkan kebakaran.
6. Mengarahkan evakuasi orang.
7. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
8. Mengamankan seluruh lokasi tempat kerja.
9. Melakukan koordinasi seluruh petugas peran kebakaran.
19
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN