Anda di halaman 1dari 95

FIRE

SAFETY
KESELAMATAN
KEBAKARAN
TUJUAN
PEMBELAJARAN
UMUM ( TPU )
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu mengetahui
upaya pencegahan dan
pengendalian
kebakaran di RS
KESELAMATAN
KEBAKARAN MFK - 7
DALAM
AKREDITASI RS
merencanakan dan
Organisasi
mengimplementasikan
program untuk meyakinkan bahwa
seluruh pasien, pengunjung & staf aman
dari bahaya asap & kebakaran, atau
kegawatdaruratan lain di RS
pasien

pengunjung

Terciptanya RS yang
karyawan
aman & terlindungi
untuk seluruh orang dan
vendor
properti yang ada dari
asap dan kebakaran
atau kedaruratan
sarana
lainnya dalam rumah
sakit.
prasarana

fasiltas pendukung lainnya


RS
merencanakan
secara khusus

Jalan keluar yang Aman


Pengurangan risiko
kebakaran
Bahaya kebakaran setiap
pembangunan

Mekanisme penghentian
/supresi (suppression)

Sistem peringatan dini


MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN
Pre Fire control
Identifikasi potensi bahaya kebakaran
Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran
Identifikasi skenario
Perencanaan tanggap darurat
Perencanaan sistem proteksi kebakaran
Pelatihan
MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN
MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN
Identifikasi Fire Hazard
Menilai Risiko Dan Dampak
Proteksi Aktif
Proteksi Pasif
Pemberdayaan Sumber Daya RS

Pencegahan kebakaran
Pengendalian
Kebakaran
Upaya memadamkan kebakaran
sejak awal terjadinya api
sampai tindak lanjut berikutnya
yang dilakukan secara tim
Perumahan
TIPOLOGI KEBAKARAN Perkantoran

COMPARTEMEN BUILDING Perhotelan / Apartemen


FIRE FIRE Pusat Perbelanjaan
REAL FIRE Rumah Sakit
Bangunan Industri
Oil & Gases
Coal / Cement
INDUSTRIAL
Textile / Cotton
FIRE
Electrical Power
Aviasi / Penerbangan
OPEN FIRE FOREST
FIRE

ARSON FIRE PEAT FIRE


TEORI API

API : Proses kimia  Oksidasi cepat, menghasilkan panas & cahaya.


KEBAKARAN : Api tidak terkendali & tidak dikehendaki yg dapat
menimbulkan kerugian ( property, korban jiwa)
SEGITIGA API

BAHAN BAKAR
BIDANG EMPAT API
BAHAN BAKAR

PANAS
PANAS
THERMAL
NYALA
PRODUK
KEBAKARAN
ASAP
NON
THERMAL
GAS
Mana yang paling berbahaya ?
PENYEBAB
KEBAKARAN
Listrik

Rokok

Alam

Kompor Arson
Penyebaran Api dalam Ruangan

 Konduksi
dinding
 Konveksi
 Radiasi

konduksi ke lantai

Flashover : kondisi dimana secara tiba-tiba & cepat seluruh ruangan


menyala serentak. DAN penyelamatan harus dilakukan
SEBELUM Flashover
FENOMENA
KEBAKARAN
PERILAKU ORANG SAAT KEBAKARAN

Cenderung balik ke tempat tadi masuk


Tidak mengetahui dimana lokasi eksit / rambu darurat
Kurang rasional akibat dirasuki asap & waktu mendesak
Lupa atau tidak tahu prosedur emergency
Memikirkan barang miliknya untuk dibawa
AKIBAT &
KECENDERUNGAN

Panik atau bingung


Berbuat salah asal cepat ke luar
Tidak berbuat apa-apa
Gangguan kesehatan / kesadaran
Pingsan atau hilang kesadaran
KECENDERUNGAN SEBELUM KEJADIAN

Tidak atau kurang perhatikan tanda-tanda darurat


Kurangnya simulasi tentang kebakaran
Kurang menghargai latihan kebakaran
Kurang menguasai penggunaan peralatan pemadam kebakaran
Kurang memahami prosedur penanggulangan kebakaran
Kurang disiplin terhadap diri dan lingkungan
Pencegahan Kebakaran

Data potensi
bahaya
kebakaran
yang ada
disuatu area
Mengetahui lokasi dan
area potensi kebakaran
secara spesifik.
Denah Potensi Risiko tinggi
bahaya kebakaran.
Survey Potensi Bahaya
Survey semua kondisi yg dapat
menimbulkan kebakaran dgn cek list :
Material : Buat daftar semua material
secara kuantitatif & kualitatif dgn kondisi &
kemungkinan kebakaran yg ditimbulkan
Peralatan Proses : Inventarisir semua
proses dan peralatan
Kondisi Lingkungan : Membuat daftar
semua kondisi lingkungan kerja
PENCEGAHAN TERHADAP KEBAKARAN
Hindari terjadi penyulutan
Upayakan kebakaran dipadamkan pada tahap
dini
Hati-hati bekerja dengan peralatan sumber listrik
Penggunaan bahan tidak mudah terbakar (non-
combustible)
Pekerjaan menggunakan peralatan & proses
penimbul panas (hot works) dilakukan oleh orang
yang profesional dan diawasi
Lakukan pemeriksaan & perawatan berkala
terhadap peralatan proteksi
Laksanakan fire-safe housekeeping
SISTEM total PROTEKSI KEBAKARAN
SISTEM AKTIF  ENERGIZED SYSTEM
SISTEM PASIF  BUILT-IN SYSTEM
FIRE SAFETY MANAGEMENT system HUMAN SYSTEM

Sistem proteksi aktif Sistem proteksi pasif

Fire safety management


System
SISTEM PROTEKSI PASIF
Membatasi bahan-bahan mudah terbakar
Struktur tahan api & kompartemenisasi.
Penyediaan sarana evakuasi untuk penghuni.
Penyediaan kelengkapan penunjang evakuasi.
Kondisi halaman bangunan & akses pemadam
Membatasi bahan-bahan mudah terbakar
Struktur tahan api &
kompartemenisasi
Ketahanan api terdiri atas :
 Unsur stabilitas
 Unsur integrasi
 Unsur insulasi
Ketiga unsur tersebut membentuk
level ketahanan api (fire resistance
level), atau Tingkat Ketahanan Api
(TKA)

Contoh :Uji pintu kebakaran


ANGKA KETAHANAN API
(FIRE RESISTANCE)
Klas Fungsi / Uraian TKA (jam)
Residensial Rumah tinggal biasa 1
Flats 90 menit
Apartemen 2
Perkantoran Bangunan kantor < 20 m 1
Bangunan kantor > 20 m 2
Pertokoan & Pertokoan < 20 m, 20-30 M 1, 2
komersial Komersial > 30 m 3
Institusi Perawatan 1
Rumah sakit 2
ICU 3-4
Assembly Peribadatan 90 men
Terminal, restoran 2
Bagian belakang dinding harus tidak Industri Pabrik dan industri 3
mengalami retak tembus (integrasi) Gudang Gudang, bahaya ringan 2
atau temperaturnya mencapai 140oC Gudang, bahaya berat 3
(insulasi)
MEMBENTUK KOMPARTEMENISASI
MEMBENTUK KOMPARTEMENISASI
Penyediaan Sarana Evakuasi Untuk Penghuni
Penyediaan Kelengkapan Penunjang Evakuasi
Kondisi Halaman Bangunan & Akses Pemadam
SISTEM PROTEKSI AKTIF
Sistem deteksi & alarm kebakaran
Sistem pipa tegak & slang kebakaran
Sistem sprinkler otomatis
Sistem pemadam api ringan
Sistem pemadam khusus
Sarana bantu operasi sistem aktif
(sumber air untuk pemadaman,
pompa kebakaran dan sumber daya
listrik darurat / genset
SISTEM DETEKTOR
kebakaran

Detektor panas (temp.tetap, laju kenaikan


temp, kombinasi)
Detektor asap (ionisasi, photo-electric, very
early smoke detecting apparatus / vesda)
Detektor nyala api (flame detector, beam
detector dll)
Detektor gas (HCl gas detector, gas leak
detector, HF gas detector dll)
SISTEM ALARM
kebakaran
Tipe sistem : konvensional,
addressable, analog, digital, mimic dsb
Komponen sistem : manual break
glass, panel control, alarm bell, horn
Desain dasar
Pengkabelan / wiring
Standar : SNI 03-3985-2000
SISTEM PEMADAM
BERBASIS AIR
Sprinkler system

Sistem yg mampu memadamkan


kebakaran secara otomatis
sekaligus memberikan signal
pendeteksian kebakaran
Jenis sistem : wet fire sprinkler –
dry fire sprinkler – preaction
system dan deluge system (di
Indonesia tidak digunakan jenis
dry fire sprinkler).
Temperatur
Sistem
sprinkler
otomatis
SISTEM PIPA TEGAK
DAN SLANG KEBAKARAN
(standpipe & hose)

Hydran Halaman

Hydran Gedung
Tekanan Laju aliran Ukuran
minimum minimum minimum
Bar / psi Liter/mnt pipa tegak
SISTEM PIPA TEGAK
DAN Klas I 6,9 bar (100 1893 liter 102 mm
(2,5 inch) psi) di titik per menit (4 inch)
SLANG KEBAKARAN terjauh (500 gpm)
(standpipe & hose) Klas II 4,5 bar (65 379 liter per 3 inch
(1,5 inch) psi) di titik menit
terjauh (100 gpm)
Klas III Gabungan 1893 liter 102 mm
(2,5 dan keduanya per menit (4 inch )
1,5 inch) (500 gpm)

Klas I (uk. samb. selang 2,5 inch


Klas II (uk. samb. selang 1,5 inch)
Klas III (gabungan klas I & II)
• RINGAN

APAR ?? •


BISA DIGUNAKAN SATU ORANG
PEMADAMAN AWAL
SEBATAS VOLUME API KECIL
Penyediaan alat pemadam
manual yg digunakan pada tahap
dini
Dipasang pada jarak maks 1,5 m
atau min 20 cm dari lantai
Disesuaikan dgn jenis kebakaran

CATATAN :  SALAH SATU PENGETAHUAN & SKILL WAJIB DARI KARS/JCI ADALAH :
SELURUH STAF ADALAH BISA MEMAKAI ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
K
O
N A
S
T P
R
U
A
K R
S
I
JENIS MEDIA PEMADAM API

F
O
A
M
ALAT PEMADAM KHUSUS
Jenis : halon 1301 (fixed system) dan halon
1211 u/ streaming (pemadam tabung). Efektif
di ruang electronic, server data, dll.

Bahan Pengganti : AF11e, CO2 (pengganti


halon 1301) dan dry-chemical, CO2 , AF1-11e,
dan halotron untuk pengganti halon 1211.

Fixed system terdiri atas total flooding system


dan local application.
Sarana Penunjang Operasi Sistem Aktif
• Sumber air untuk pemadam kebakaran
• Pompa kebakaran
• Sumber daya darurat
Pembagian dari beberapa
bahan sejenis yang
merupakan sumber bahan
bakar saat terjadi
kebakaran
Kebakaran Kelas A
Kebakaran bahan ( padatan )
biasa yang mudah terbakar

Kayu, kertas, kain, plastik & termasuk tumbuhan/


ranting kering

Kebakaran Kelas B
Kebakaran bahan jenis
cairan yang mudah terbakar
Minyak bumi, minyak masak, bensin, gas, lemak dan
sejenisnya.
Kebakaran Kelas C
Kebakaran listrik (dimana arus
listrik masih hidup)

Peralatan Listrik termasuk


peralatan elektronik

Kebakaran Kelas D
Kebakaran dari bahan
mengandung logam
Zeng, Magnesium, Aluminium, Sodium & lain-lain.
Fire Safety Management System
Pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan
proteksi kebakaran
Pembentukan team fire dan emergency
Pembinaan dan pelatihan team fire dan
emergency
Penyusunan Fire Emergency Plan ( FEP )
Latihan kebakaran dan evakuasi
Kebijakan/Pedoman/SPO pelaksanaan kerja
Pelaksanaan fire safety audit.
Penetapan pusat kendali keadaan darurat
Pembentukan Tim penanggulangan kebakaran
Sesuai sistem yang ada di RS dengan berprinsip
“siapa berbuat apa” dengan BERBAGI PERAN, antara lain :
Siapa yg merespon saat awal adanya
kebakaran
Siapa yg mengambil dan menggunakan
APAR
Siapa yg menyelamatkan / memindahkan
pasien / keluarga / pengunjung.
Siapa yg melakukan komunikasi darurat.
Siapa yg menjadi bantuan cadangan
Siapa yg bertanggung jawab terhadap
sistem listrik, dll
REGU PEMADAM
Mengkoordinir semua kegiatan apabila terjadi
Kebakaran dilingkungan/ ruang / satuan kerjanya

Mengkoordinir pengunaan APAR sebelum / bila


terjadi kebakaran dilingkungan/ ruang / Satuan
kerjanya

Mengkoordinir kebutuhan air sebelum terjadi atau


bila terjadi kebakaran dilingkungan / ruang / Satuan
kerjanya bersama dengan petugas IPSRS

Memonitor masa berlaku APAR dan fungsi alat


pemadam api yang lain
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
CONTOH -> STRUKTUR ORGANISASI SIAGA BENCANA RSUP FATMAWATI Kepmenkes RI
Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta
Direktur Utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dinas Pemadam Kebakaran
Tim SAR
Direktur Keuangan Direktur USP Rumah Sakit Terdekat
Direktur Keadaan Darurat Bencana TNI
(Direktur Medik dan Keperawatan) Kepolisian

Bid.Yan Medik Bid.Yan Keperawatan


Kepala Keadaan Darurat Bencana
(Ketua K3)

Kordinator Informasi & Koordinator Keselamatan, Kordinator logistic Koordinator teknik Koordinator Medik
Komunikasi (IPH) Keamanan dan Pemantauan ( Bag Umum/Rumah (IPSRS) ( IGD )
(Sub Komite Keselamatan Tangga)
Kerja)

Kurir Penanggung jawab Logistik obat/ alkes Kesiapan alat Tim Dokter
darurat gedung habis pakai ( Inst. Keselamatan
Farmasi)
Tim Perawat
Teleponis, Radio Tim Security
Operator, Paging Logistik gizi ( Inst.
Utility Tim Area Evakuasi
Tim Pemadam Gizi)
awal

Rekam Medik Tim Evakuasi


Logistk Umum (Bag. Tim Area Evakuasi
RT) Panel Kontrol Lanjutan / RS
Tim Parkir
Lapangan
ISIPD
Tim Pembersih Tim Forensik dan
Logistik alat medic Kamar Jenazah
(Fasilitas Medis) Tim Perbaikan &
Pusat Informasi Tim Pemantau/
Sanitasi
Bencana Monitor/ Evaluasi Tim Ambulans
STRUKTUR ORGANISASI REGU KESELAMATAN
DIMASING-MASING SATUAN KERJA
CONTOH -> KETUA REGU

REGU REGU F1 REGU EVAKUASI REGU EVAKUASI


PEMADAM Respon Emergency JIWA BARANG
(SALVAGE)

Tugas pokok : REGU F1 (Respon Emergency) :


KETUA REGU : 1. Melakukan pertolongan terhadap korban yg terjadi di lokasi
satuan kerjanya
1. Mengkoordinir semua kegiatan K3 dilingkungan kerjanya.
2. Membantu pertolongan korban dilokasi terdekat jika terjadi
2. Melaporan kegiatan K3 ke Komite K3 RSUP Fatmawati
kedaruratan
REGU PEMADAMAN : 3. Melakukan pertolongan terhadap korban dilokasi titik kumpul
1. Mengkoordinir semua kegiatan apabila terjadi Kebakaran REGU EVAKUASI JIWA :
dilingkungan/ sector ruang / unit kerjanya 1. Sebagai koordinator penanganan korban saat evakuasi
2. Mengkoordinir pengunaan APAR sebelum / bila terjadi 2. Memandu korban saat berlangsungnya evakuasi pada kondisi
kebakaran dilingkungan/ sector/ ruang / Unit kerjanya darurat
3. Mengkoordinir kebutuhan air sebelum terjadi atau bila REGU EVAKUASI BARANG :
terjadi kebakaran dilingkungan / sector/ unit kerja 1. Mengetahui barang-barang inventaris penting di satkerNya
bersama dengan petugas IPSRS 2. Mengkoordinir/melakukan evakuasi terhadap barang penting
4. Memonitor masa berlaku APAR dan fungsi alat pemadam pd kondisi bencana di satuan kerjanya
api yang lain 3. Mengkoordinir pengamanan lokasi kebakaran dan barang –
barang / inventaris bekerjasama dengan SATPAM
STRUKTUR ORGANISASI REGU KESELAMATAN
DIMASING-MASING SATUAN KERJA
Prinsip Penanggulangan Kebakaran
Bahan Bakar, O2 Mencegah
,sumber Energi Penyalaan
proses
penyalaan
Pemadaman pada
api timbul tahap dini

Mencegah Api Tumbuh Besar,


Tumbuh & Evakuasi manusia & Barang
menyebar Pengendalian Asap
KONDISI
BAHAYA
Flash Mencegah Penyalaan
Over Serentak

Pembakaran Mencegah perambatan


Penuh api ke lain area

Pendinginan Lanjut,
Surut
mencegah Backdraft
diruang tertutup
Prinsip Pemadaman Kebakaran

COOLING/PENDINGINAN

BAHAN BAKAR

Memadamkan api dengan air


SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGEN

BAHAN BAKAR

Menutup drum yang terbakar


STARVATION/MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR

BAHAN BAKAR

Menutup saluran bahan bakar pada kran dari Tangki yang terbakar
BREAKING CHAIN REACTION
( MEMECAHKAN/MEMUTUSKAN RANTAI REAKSI KIMIA )

BAHAN BAKAR

PENGGUNAAN APAR
Jarum / Regulator

Segel
Tabung

Pin Pengaman

Nozzle / Selang Tabung / Kadaluarsa


CARA PAKAI APAR
P-A-S-S

P
A
S
S

( jangan melawan arah angin ) dg Jarak 1,5 sampai 2 meter


POTENSI BAHAYA APAR !!
Daya pancar / semprotan. ( terkena
mata / hidung )
Selalu tes tuas dengan posisi
menyamping ( tidak dalam satu garis
lurus dgn wajah )
Ujung Nozzle pada tabung gas CO2
( kondensasi )-freeze efek pada
ujung nozzle yang terbuat dari metal
/logam-lengket/menempel di tangan.
CONTOH : JIKA MELIHAT ASAP/API ( RSUP FATMAWATI )
JIKA Ada KEBAKARAN – Lihat API / ASAP -- INGAT !
PINDAHKAN/Amankan PASIEN, KELUARGA, PENGUNJUNG DAN STAF
dari sumber Api
KEMUDIAN LAKUKAN
3 PASS 3
3 (TIGA) : P – Pegang & TariK Pin 3 ( TIGA ) :
1. Teriak Kode Merah…3x A – Arahkan Nozzle 1. Telp Ka Satker / Duty
2. Tekan Tombol Alarm S – Satukan Tuas 2. Telp Satpam
3. Ambil APAR, Padamkan Api S – Sapukan Kanan & Kiri 3. Telp Storing
Untuk Mengoperasikan APAR Ingat P-A-S-S

Pegang & Tarik Arahkan Nozzle SatukanPegangan


Atas Sapukan

Pegangan
Pin Pengunci Nozzle Bawah Ke kanan & kiri
76
P ull the pin, A im to low, S quezee the handle, S weep side to side
1 TERLATIH

2 HANYA padamkan api yang KECIL

3 JANGAN melawan ARAH ANGIN

4 BUKAN pada daerah BERBAHAYA

Bagaimana 5 jaga pintu EXIT


Saat Pakai
6 SELALU test dulu
APAR ?
ASESMEN KESELAMATAN
RISIKO KEBAKARAN
Fire Risk Safety Assessment ( FRSA )
Rumah sakit melakukan asesmen terus menerus untuk memenuhi
regulasi keamanan kebakaran sehingga secara efektif dapat
mengidentifikasi risiko dan meminimalkan risiko.
Asesmen risiko meliputi :
2 Sumber Bahan Bakar Oli, Solar, Minyak masak, B3 Mudah Tangki Solar, Gudang gizi,
terbakar ( seperti alcohol, benzene, Gudang Farmasi, Lemari
pembersih, dll ) B3 satuan kerja,

Meubelair (plastic, karet, kayu), linen. Semua satuan kerja


pelayanan, perawatan,
penunjang, perkantoran,
Aerosol, Gas LPG, Gas Medis, Vakum Gudang gas medis,
Medis, Kompresor gudang gas LPG, Lemari
B3, Rumah tangga
3 Sumber Oksigen Pintu, Jendela Semua bangunan di area
AC, Ventilasi ( ducting ) rumah sakit
Void/atrium / SAP Area ruang perawatan dan
gedung bertingkat
Identifikasi Orang Yang Berisiko ( People At Risk )
No Subjek Jenis Lokasi
1 Staf Manajemen, Dokter, Perawat, Administrasi, Semua area pada gedung pelayanan,
Pekarya gedung perawatan dan gedung penunjang
serta gedung administrasi
2 Oursourcing Kebersihan, Keamanan, AC, Parkir, Pest Control, Semua area / gedung yang terkait dengan
Sistem Pemadam, Kantin, PABX/IT, Rumah Duka, tanggung jawab pekerjaa dari pihak
KSO, outsourcing.
3 Pasien Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Intensif, Operasi, Seluruh area perawatan dan penunjang.
IGD, Radiologi, Patologi, UTDRS, Rehabmedik,
4 Pengunjung Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Intensif, IGD, Seluruh area perawatan dan penunjang
Operasi, Radiologi, Patologi, UTDRS, serta administrasi
Rehabmedik, Rumah Duka, gedung induk
5 Tamu Gedung Induk Seluruh tamu yang datang
Evaluasi, Eliminasi, Reduksi Dan Proteksi Risiko
No Kegiatan Jenis Evaluasi/Reduksi/Area Risiko
1 Evaluasi risiko - Sengaja ( Rokok, Arson ), Kelalaian ( Pemeliharaan, kesesuaian standar, SNI )
kejadian kebakaran - Instalasi ( penyambungan ) kabel listrik tidak sesuai
- Tidak Sengaja ( Lupa – tidak mencabut stop kontak )
2 Evaluasi mereka yang - Gedung perawatan, - Gedung rawat jalan, - Instalasi Gizi
berisiko dalam - Instalasi Bedah Sentral, - Instalasi Radiologi, - Instalasi Patologi
kebakaran - Instalasi Farmasi ( B3 mudah terbakar, gudang gas medis )
- Instalasi Sterilisasi dan Binatu, - IPSRS ( Genset, UPS, Boiler, panel listrik, panel induk,
trafo ), - ISP ( TPS B3 ), - Bagian Umum ( Rumah Tangga ) – Gudang gas LPG
3 Hilangkan dan kurangi - Mengurangi bahan combustible menjadi non combustible
bahaya/ hazard - Kebijakan larangan merokok, Pemeliharaan alat medik dan non medic berkala
- Pemeliharaan system mekanikal elektrikal berkala
- Penggantian dan penambahan meteran listrik
- Penggantian lampu TL/Neon ke LED
4 Evaluasi system - Uji fungsi system alarm kebakaran, Uji fungsi system detector kebakaran
FORM CEKLIS IDENTIFIKASI DAN ASESMEN SISTEM RISIKO KEBAKARAN
Fire Risk Safety Assessment ( FRSA )

Area / Lokasi
Tanggal
Jenis Kegiatan / Aktifitas Ya Tdk NA
Identifikasi semua sumber pengapian potensial ?

Identifikasi semua sumber bahan bakar potensial ?

Identifikasi semua sumber oksigen potensial?

Buat catatan tentang temuan Anda ?

Identifikasi siapa yang berisiko?

Identifikasi mengapa mereka berisiko?

Buat catatan tentang temuan Anda?


Apakah alat detektor kebakaran berfungsi baik ?
Apakah detektor kebakaran sudah sesuai dan lokasi yang tepat?
Apakah terdapat Alarm Kebakaran?
Dapatkah alat peringatan didengar dan dimengerti dengan jelas oleh semua?

Jika sistem deteksi dan peringatan kebakaran dinyalakan secara elektrik, apakah
itu memiliki sebuah power supply back-up? ( baterai cadangan )

Apakah alat pemadam yang cocok untuk tujuan itu?


Sudahkah ada langkah-langkah untuk mencegah penyalahgunaan alat
pemadam? ( Memberi pembatas area, box, dirantai atau digantung )
Apakah alat pemadam yang ada sudah sesuai dan pada lokasi yang tepat?

Apakah alat pemadam terlihat atau ada rambu / penanda posisi ?


Apakah secara teratur dilakukan pemeriksaan terhadap alat pemadam?

Apakah dilakukan pemeriksaan berkala untuk system pemadam?


Apakah mereka yang menguji dan merawat peralatan system pemadam berkompeten ?

Apakah ada prosedur untuk keselamatan orang-orang di gedung atau untuk


penggunaan petugas pemadam kebakaran, seperti akses untuk pemadam kebakaran
dan pemadaman kebakaran?
Daftar Tilik Bangunan
Apakah bangunan sudah sesuai terutama dalam kasus bangunan bertingkat,
sehingga, jika ada api, panas dan asap tidak akan menyebar tak terkendali
Bangunan sejauh orang tidak dapat menggunakan rute pelarian?

Apakah ada lubang atau celah pada dinding penahan api, plafond dan lantai
dengan kompartemen, ( Zona, saluran ventilasi, kabel listrik ducting ?

Apakah ada cukup banyak kawasan lindung/Smoke Lobby/Titik Kumpul?

Apakah akses jalur evakuasi bebas hambatan ? (Ramp / Tangga Darurat )

Apakah terdapat penerangan darurat ?


Daftar Tilik Perencanaan / Program
Apakah staf tahu tentang kondisi/rencana darurat?
( Kode darurat, telepon darurat, akses darurat, dll )

Apakah staf sudah terlatih untuk melakukan tugas kedaruratan tersebut?


( Orientasi/pelatihan/Simulasi, dll )

Apakah pasien dan atau keluarga ( jika perlu ) diberi tentang rencana
darurat? !
Apakah staf tahu informasi tentang zat berbahaya ( B3 ) apa pun?

Apakah terdapat tempat penyimpanan B3 mudah terbakar ?

Apakah staf tahu tentang cara pengaturan untuk menginformasikan kejadian


darurat kebakaran?

Apakah terdapat prosedur pencegahan dan penanggulangan bencana


kebakaran?
Program proteksi kebakaran (fire safety) rumah sakit
mengidentifikasi:
1. Frekuensi dilakukan inspeksi, pengujian, serta pemeliharaan
sistem pencegahan dan keselamatan kebakaran secara konsisten
sesuai dengan persyaratan;
2. Program evakuasi yang aman jika terjadi kebakaran atau asap;
3. Proses pengujian setiap bagian dari program dalam setiap kurun
waktu 12 bulan;
4. Edukasi yang diperlukan bagi staf untuk melindungi dan
mengevakuasi pasien secara efektif jika terjadi keadaan darurat.
5. Partisipasi anggota staf dalam ujicoba/simulasi penanganan
kebakaran minimal sekali tiap tahunnya.
CONTOH-CONTOH IMPLEMENTASI
SETIAP KEBAKARAN SEBENARNYA
DAPAT DIPADAMKAN, CUKUP
DENGAN SE-EMBER AIR
...ASAL... WAKTUNYA TEPAT !!!

“IN PEACE WE PREPARE FOR WAR, IN WAR WE PREPARE FOR PEACE”


Sun Tsu, Art of War, 506 SM

Anda mungkin juga menyukai