DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
bisa selesaikan makalah tujuan dan fungsi syariat islam dalam kehidupan
masyarakat
Makalah tematik ini sudah selesai di susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah sehingga menjadi
makalah yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah tentang tujuan dan fungsi syariat
islam dalam kehidupan masyarakat bisa memberi manfaat ataupun inspirasi pada
pembaca.
penulis
ii
DAFTAR ISI
KataPengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Syariat Islam 3
2.2 Sumber Syariat Islam 4
2.3 Tujuan Syariat Islam 5
2.4 Fungsi Syariat Islam 7
2.5 Prinsip Syariat Islam 11
BAB III PENUTUP 17
3.1 Kesimpulan 17
3.2 Saran 17
Daftar Pustaka 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perngertian syariat islam
2. Dapat mengetahui tujuan syariat islam
3. Mengetahui apa sumber syariat islam
4. Mengetahui fungsi syariat islam
5. Mengetahui prinsip dari syariat islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Syari’at, bisa disebut syir’ah, artinya secara bahasa adalah sumber air mengalir yang
didatangi manusia atau binatang untuk minum. Perkataan “syara’a fiil maa’i” artinya
datang kesumber air mengalir atau datang pada syari’ah. Kemudian kata tersebut digunakan
untuk pengertian hukum-hukum Allah yang diturunkan untuk manusia. Sedangkan arti
syari’at menurut istilah Adalah hukum-hukum (peraturan) yang diturunkan Allah swt.
melalui rasul-rasulNya yang mulia, untuk manusia, agar mereka keluar dari kegelapan ke
dalam terang, danmendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus.Jadi Syariat islam adalah
hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi
hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. 3
2.2 Sumber Syariat Islam
Untuk itu sebagai umat Islam yang bertaqwa pada Allah, haruslah paham
dengan syariat Islam sebagai mana yang terdapat dalam Alquran dan Hadist.
Oleh karena itu sumber syariat Islam itu sendiri adalah: Alquran dan Hadist
Pengertian Alquran menurut istilah dan bahasa adalah :
Secara bahasa (etimology) – Alquran berasal dari bahasa arab dengan asal
kata qara a– yaqri u – qur a nan. Quran berasal dari kata qur a nan yang
artinya bacaan.
Secara istilah ( terminology)– Alquran adalah perkataan Allah yang
disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dalam
bahasa arab yang tertulis di dalam mushaf, diawali dengan surat Al Fatihah dan
di akhiri dengan surat An Nas, yang diriwayatkan secara mutawatir dan ibadah
ketika membacanya.
Pengertian tersebut adalah hasil kesepakatan ulama yang menggambarkan apa
itu Alquran. Hal ini sama dengan firman Allah SWT berikut :
Agama adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap manusia agar
martabatnyadapat terangkat lebih tinggi. Beragama merupakan kebutuhan
4
manusia yang harusdipenuhi, karena agamalah yang dapat menyentuh
nurani manusia. Agama islamharus terpelihara dari ancaman orang- orang
yang merusak akidah, syari’ah dan akhlak atau mencampuradukkan agma
islam dengan paham yang bathil. Agama islammemberi perlindungan
kepada pemeluk agama lain untuk menjalankan ibadah sesuaikeyainannya.
Agama islam juga tidak memaksakan pemeluk agama lain untuk memeluk
agama islam.(Al-Baqarah:256)
5
dilarang melakukan perbuatan zinahukum kekeluargaan dan hukum
kewarisan yang ada dalam Al-Qur’an merupakan hukum yang erat
kaitannya dengan pemurnian keturunan dan pemeliharaan
keturunan.(QS.4:23;QS.17:32)
5.
Hifdzun nafs (menjaga diri).4
Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib
memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya.
Islam melarangpembunuhan sebagai upaya menghilangkan jiwa manusia
dan melindungi berbagaisarana yang dipergunakan manusia untuk
mempertahankan kemaslahatanhidupnya.(QS.6:151;QS.17:33;QS.25:68).
Setiap aturan islam memiliki orientasi atau tujuan dengan jangkauan yang
luas dan jauh, yang semua jangkauan tersebut berientasi pada tatanan
kehidupan ideal bagi bagi manusia yang menjalani kehidupan dunia. Tujuan-
tujuan syari’at islam secara khusus diabahas oleh Asy-Syatibi (w.790 H) dalam
kitabnya al-Muwafaqat fi Usbul al-Ahkam Asy-Syatibi lah yang dikenal
sebagai ulama yang telah memperkenalkan konsep atau teori maqabih asy-
syari’ah sebagai al-illah (argumentasi atau motif) atau setiap pensyari’atan
dalam ajaran islam, yaitu bahwa ada nilai-nilai kemashlatan yang agung dalam
setiap dimensi hukum syari ah.
Menurut Asy-Syatibi, pada dasarnya syariat ditetapkan untuk mewujudkan
kemashlatan hamba (mashalih al-ibad) baik di dunia maupun
diakhirat.kemashlatan inilah, dalam pandangan beliau, menjadi maqashid asy-
syari’ah (tujuan-tujuan) syariat. Dengan kata lain, penetapan syariat-baik
secara keseluruhan (jumlatan) maupun secara rinci (tafshilan) yaitu
mewujudkan kemashlatan manusia.
Selanjutnya, imam asy-syatibi membagi maqashid menjadi tiga
bagian,yaitu: dharuriyat, hajiyat dan tahsinat. Dharuriyat artinya harus ada
demi kemashlatan hamba, yang jika tidak ada, akan menimbulkan kerusakan,
misalnya rukun islam. Hajiyat maksudnya sesuatu yang dibutuhkan untuk
6
menghilangkan kesempitan, seperti rukhsah (keringanan) tidak berpuasa bagi
orang sakit. Tahsinat artinya sesuatu yang telah diambil untuk kebahagian
kehidupan dan menghindarkan keburukan, semisal akhlak yang mulia,
menghilangkan najis, dan menutup aurat.
Dan tentu jika hidup berpola pada syari’ah tersebut, akan melahirkan
kesadaran berperilaku sesuai dengan dua fungsi tersebut di atas di mana
7
sebagai hamba mempunyai tugas beribadah, sesuai dengan firmanNya :
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah
Ku”. (QS Adz-Dzariyaat : 56).
Selain itu, manusia juga sebagai khalifah di muka bumi, maka ia memiliki
tugas untuk melaksanakan amanat Allah sesuai dengan firmanNya :
َض َو ْٱل ِجبَا ِل فَأَبَيْنَ أَن يَحْ ِم ْلنَ َها َوأ َ ْشفَ ْقن
ِ ت َو ْٱْل َ ْر َ َضنَا ْٱْل َ َمانَة
َّ علَى ٱل
ِ س َٰ َم َٰ َو َ إِنَّا
ْ ع َر
ً ۭ ظلُو ًۭما َج ُه
وَل ِ ْ ِم ْن َها َو َح َملَ َها
َ َٰ ٱْلن
َ َس ُن ۖ إِنَّ ۥهُ َكان
8
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran”. (QS. An-Nahl : 90).6
9
pengharaman riba dan khamar. Fungsi ini dapat disebut amar ma’ruf nahi
munkar. Dari fungsi inilah dapat dicapai tujuan hokum Islam, yakni
mendatangkan kemaslahatan dan menghindarkan kemudharatan, baik di
dunia maupun di akhirat kelak.
3. Fungsi Zawajir
Fungsi ini terlihat dalam pengharaman membunuh dan berzina, yang
disertai dengan ancaman hokum atau sanksi hokum. Qishash, Diyat,
ditetapkan untuk tindak pidana terhadap jiwa/ badan, hudud untuk tindak
pidana tertentu (pencurian , perzinaan, qadhaf, hirabah, dan riddah),
dan ta’zir untuk tindak pidana selain kedua macam tindak pidana tersebut.
Adanya sanksi hokum mencerminkan fungsi hokum Islam sebagai sarana
pemaksa yang melindungi warga masyarakat dari segala bentuk ancaman
serta perbuatan yang membahayakan. Fungsi hokum Islam ini dapat
dinamakan dengan Zawajir.
10
2.5 Prinsip Syariat Islam
Syari’ah Islam mempunyai prinsip-prinsip yang secara keseluruhan
merupakan kekhususan (spesifikasi) yang membedakan dengan peraturan-
peraturan lainnya. Prinsip-prinsip dasar tersebut ada tiga, yaitu :
a. Tidak Memberatkan
11
1) Keringanan berbuka puasa bagi orang yang sedang sakit atau dalam
perjalanan :
“... Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan
wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya ...” (QS. Al
Baqarah: 184).
b. Menyedikitkan Beban
12
menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu
diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan
(kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun.” (QS. Al Maidah: 101).
Kandungan ayat tersebut menunjukkan bahwa hal-hal yang tidak
disebutkan dalam syari’at Islam tidak perlu dipertikaikan bagaimana
ketentuan hukumnya, hal itu merupakan rahmat Allah SWT untuk tidak
memperbanyak beban kepada umat manusia.
Sabda Rasulullah SAW :
َت ذَ ُر ْونِ ْي َما ت َر ْكت ُ ْم فَ ِانَّ َما َهلَكَ َم ْن َكان ْ لَ ْو قُ ْلتُ نَ َع ْم لَ ْو َج َب:َع ِن ْال َح ِّجِ افِى ُك ِِّل َع ٍام؟ فَقَال ُ َْوقَد
َ سئِ َل
ْ َو
اختِالَفِ ِه ْم سائِ ِل ِه ْم
َ َم بِ َكثْ َر ٍة قَ ْبلَ ُك ْم
)ا َ ْنبِيَا ِئ ِه ْم (الحديث
“Rasulullah SAW. telah ditanya tentang haji: Apakah haji itu harus
dilakukan setiap tahun ? Rasulullah SAW menjawab : Jika aku
katakan ya, pasti akan menjadi wajib, maka biarkanlah apa yang aku
tidak kerjakan bagimu, karena hancurnya orang-orang umat sebelum
kamu karena banyaknya pertanyaan mereka dan perbedaan pendapat
mereka terhadap Nabi mereka.” (Al Hadits).
13
Tahapan-tahapan dalam menetapkan syari’ah Islam menempuh
cara sebagai berikut :
1). Berdiam diri, yakni tidak menetapkan hukum kepada sesuatu,
karena buat sementara masih perlu diperkenankan, yang
kemudian akan diharamkan. Cara ini dilakukan antara lain dalam
masalah warisan. Islam tidak segera membatalkan hukum
warisan jahiliyah, tetapi akhirnya diganti dengan hukum warisan
Islam dan sekaligus membatalkan hukum warisan Jahiliyah
tersebut.
2). Mengemukakan permasalahan secara mujmal, yakni
dikemukakan secara terperinci. Hal ini dapat dilihat antara lain
dalam hukum peperangan, Firman Allah SWT :
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi,
Karena Sesungguhnya mereka Telah dianiaya. dan Sesungguhnya
Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,” (QS. Al
Hajj: 39).
14
Dengan ayat tersebut, syari’ah belum menetapkan arak dan judi
haram, tetapi dengan menyebut dosanya lebih besar, ada kesan
melarangnya.
15
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah,
Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. (QS. Al Maidah: 8).7
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas bahwa tujuan dan fungsi hukum islam bagi kehidupan
makhluknya.
3.2 Saran
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa
makalah tersebut. Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya
18