HUKUM ISLAM
Diajukan untuk memenuhi tugas kuliah
mata kuliah : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang implikasi nilai nilai ibadah dalam kehidupan
sehari hari.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang impilkasi nilai nilai
ibadah dalam kehidupan sehari hari dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca
Halaman | ii
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................v
1.1.Latar Belakang.............................................................................................v
1.3.Tujuan Masalah...........................................................................................v
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................1
3.1 Kesimpulan................................................................................................12
3.2. Saran.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
Halaman | iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada dasarnya manusia meskipun berbeda jenis, suku bangsa dan ras,
dihadapan Allah dan muka hakim semuanya sama. Sebagai orang Islam yang taat,
kita tidak hanya menerapkan syariat agama pada kehidupan sehari-hari kita, tapi kita
juga harus mengetahui, mencermati, dan menerapkan agama didalam lingkup hukum.
Dalam kesempatan ini, kami menulis makalah ini dengan alasan agar para
pembaca dapat mengenal lebih dalam apa itu hukum Islam.
1.3.Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. mengetahui bagaimana cara menumbuh kembangkan kesadaran untuk taat pada
hukum.
2. Mengetahui pengertian dan maksud dari hukum Islam tersebut.
3. Mengidentifikasi hubungan antara hukum Allah serta fungsing dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Mengidentifikasi peran agama dalam perumusan hukum.
5. Mempelajari cara agama mengajarkan keadilan dan fungsi profetik agama dalam
hukum
Halaman | iv
BAB II
PEMBAHASAN
Halaman | 1
2.2. Sumber Hukum Islam
Pembahasan sumber-sumber syariat Islam, termasuk masalah pokok (ushul )
karena dari sumber-sumber itulah terpancar seluruh hukum/syariat Islam. Oleh
karenanya untuk menetapkan sumber syariat Islam harus berdasarkan ketetapan yang
qath’i (pasti) kebenarannya, bukan sesuatu yang bersifat dugaan (dzann).Berikut
sumber hukum islam :
1.Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan melalui
perantaraan malaikat Jibril kepada Rasulullah saw dengan menggunakan bahasa
Arab disertai kebenaran agar dijadikan hujjah (argumentasi) dalam hal pengakuannya
sebagai rasul dan agar dijadikan sebagai pedoman hukum bagi seluruh ummat
manusia, di samping merupakan amal ibadah bagi yang membacanya. Sebagaimana
dalam ayat
105 surat An-Nisa
Halaman | 2
Al-Qur’an tetap menjadi mu’jizat sekaligus sebagai bukti keabadian dan keabsahan
risalah Islam sepanjang masa dan sebagai sumber segala sumber hukum bagi setiap
bentuk kehidupan manusia di dunia.
2. As-Sunnah
Sunnah adalah perkataan, perbuatan dan taqrir
(ketetapan / persetujuan / diamnya) Rasulullah saw terhadap sesuatu hal/perbuatan
seorang shahabat yang diketahuinya. Sunnah merupakan sumber syariatIslam yang
nilai kebenarannya sama dengan Al-Qur’an karena sebenarnya Sunnah juga berasal
dari wahyu. Berikut ini sebagaimanayang terdapat pada surat Al-hasyr ayat 7
3. Al-Ijtihad
Al-Ijtihad sebagai sumber hukum Islam yang ketiga berdasar pada
QS. 4 : 59
yang berisi perintah kepada orang-orang yang beriman agar patuh, taatkepada
ketentuan-ketentuan Rasul (sunah/hadits) serta taat mengikutiketentuan-ketentuan
Ulil Amri (Ijtihad).Berikut ini potongan surat yangmenjelaskan tentang ijtihad
Halaman | 3
Al-Ijtihad yaitu berusaha dengan keras untuk menetapkan hukum suatu persoalan
yang tidak ditegaskan secara langsung oleh Al-Qur’an dan atau Hadits dengan cara
istinbath (menggali kesesuaiannya pada Al-Qur’an dan ataupun Hadits) oleh ulama-
ulama yang ahli setelah wafatnya Rasulullah.Ijtihad dapat dilakukan dengan
menggunakan Ijma’, Qiyas, Istihsan, Istishab, Mashalah Mursalah, ‘Urf (tradisi).
Syarat Mujtahid:
Umum: Islam, baligh dan berakal
Pokok: mengetahui al-Qur’an, sunnah, maqasid syar’iyah dan qawaid al-fiqhiyah
Penting: menguasai bahasa Arab, ushul fiqh dan logika, mengetahui khilafiyah
dan masalah-masalah yang sudah diijma’kan.
Halaman | 4
keluarganyamemaafkan dan membayar denda. Untuk bisa hidup, maka manusia
harus mampu mencukupi sandang, pangan dan papan, sehingga dapat hidup
layak dan berkesinambungan.
Tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah kerusakan pada
manusia dan mendatangkan maslahah bagi mereka, mengarahkan kepada kebenaran
untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, dengan perantara segala yang
bermanfaat serta menolak yang medarat atau tidak berguna bagi kehidupan manusia.
Halaman | 5
2.4. Menumbuhkan Kesadaran Untuk Taat Hukum
Menurut ahli ushul fiqih, hukum Islam adalah ketentuan Allah yang berkaitan
dengan perbuatan yang mukallaf yang mengandung suatu tuntunan, pilihan atau yang
menjadikan sesuatu sebab, syarat, atau penghalang bagi adanya sesuatu yang lain.
Menurut ahli fiqih, hukum syari’i (Islam) adalah akibat yang timbul dari
perbuatan orang yang mendapat beban Allah SWT., dan ini dibagi menjadi 2 bagian:
Hukum taklifi, dan Hukum wad’i
a. Hukum Taklifi
Hukum Taklifi adalah ketentuan Allah yang mengandung ketentuan untuk
dikerjakan oleh mukallaf atau ditinggalkannya atau yang mengandung pilihan antara
dikerjakan dan ditinggalkan.
Hukum Taklifi dibagi menjadi 5 macam:
1) Ijab, adalah ketentuan Allah yang menuntut untuk dilakukan suatu perbuatan
dengan tuntutan pasti, disebut wajib.
2) Nadb, adalah ketetntuan Allah yang menuntut agar dilakukan suatu perbuatan
dengan tuntutan yang tidak harus dikerjakan. Sedangkan kerjaan yang dikerjakan
secara sukarela disebut sunah.
3) Tahrim, adalah ketentuan Allah yang menuntut untuk ditinggalkan suatu
perbuatan dengan tuntutan tegas. Perbuatan yang dituntut untuk ditinggalkan
disebut haram.
4) Karahah, adalah ketentuan untuk meninggalkan suatu perbuatan dengan tidak
tegas untuk ditinggalkannya, sedangkan perbuatan yang dituntut untuk
ditinggalkannya dusebut makruh.
Halaman | 6
5) Ibahah, adalah ketentuan Allah yang mengandung hak pilihan orang mukallaf
antara mengerjakan dan meninggalkannya. Pekerjaan yang diperkenankan untuk
dikerjakan dan ditinggalkan disebut mubah.
b. Hukum Wad’i
Hukum Wad’i adalah ktentuan Allah yang mengandung pengertian bahwa
terjadinya sesuatu itu sebab, syarat, atau penghalang sesuatu. Misalnya :
⮚ Sebab sesuatu, menjalankan sholat menjadi sebab kewajiban wudhu
⮚ Syarat sesuatu, kesanggupan mengadakan perjalanan ke Baitullah menjadi
syarat wajibnya menunaikan haji
Halaman | 7
Aspek kehidupan sosial keadaanya selalu berubah-ubah mengikuti perubahan
waktu, tempat ,keadaan, maka syariat atau hukum yang merupakan salah satu aspek
sosial dengan sendirinya antara kehidupan sosial dengan hukum mempunyai aspek
yang saling mempengaruhi, maka kita akan mendapatkan sebab perbedaan diantara
berbagai hukum karena perbedaan waktu dan tempat dan adanya bermacam-
macam hukum yang diwarnai oleh faktor kebangsaan dan faktor khusus dan sifatnya
tradisional.
Sistem hukum yang mewarnai hukum nasional kita di Indonesia selama ini
dasarnya terbentuk atau dipengaruhi oleh tiga pilar subsistem hukum yaitu sistem
hukum barat, hukum adat dan sistem hukum Islam, yang masing-masing menjadi
sub-sistem hukum dalam sistem hukum Indonesia. Sistem Hukum Barat merupakan
warisan penjajah kolonial Belanda yang selama 350 tahun menjajah Indonesia.
Penjajahan tersebut sangat berpengaruh padasistem hukum nasional kita.
Sementara Sistem Hukum
Adat bersendikan atas dasar-dasar alam pikiran bangsa Indonesia, dan untuk
dapat sadar akan sistem hukum adat orang harus menyelami dasar-dasar alam pikiran
yang hidup di dalam masyarakat Indonesia. Kemudian sistem Hukum Islam, yang
merupakan sistem hukum yang bersumber pada kitab suci AIquran dan yang
dijelaskan oleh Nabi Muhammad dengan hadis/sunnah-Nya serta dikonkretkan oleh
para mujtahid dengan ijtihadnya.
1. UUD 1945
Hukum Islam dalam bentuk peraturan khusus yang berlaku bagi umat Islam
misalnya adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama
dan keberadaan Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang penyebarluasannya dilakukan
berdasarkan Inpres No. 1 Tahun 1991. Sedangkan Hukum Islam dalam hukum
nasional yang berlaku umum misalnya ada pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Pokok-Pokok Agraria khususnya yang mengatur tentang perwakafan
tanah, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Undang-Undang
Halaman | 8
Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, dan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Undang-undang yang berlaku saat ini seperti, UU Perkawinan, UU Peradilan
Agama, UU Penyelenggaraan Ibadah Haji, UU Pengelolaan Zakat, dan UU Otonomi
Khusus Nanggroe Aceh Darussalam serta
beberapa undang-undang lainnya yang langsung maupun tidak langsung memuat
hukum Islam seperti UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang mengakui
keberadaan Bank Syari’ah dengan prinsip syari’ahnya, atau UU NO. 3 Tahun 2006
tentang Peradilan Agama yang semakin memperluas kewenangannya, dan UU
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
2. Undang-undang Perkawinan
Dalam ikatan perkawinan sebagai salah satu bentuk perjanjian (suci) antara
seorang pria dengan seorang wanita, yang mempunyai segi-segi perdata, berlaku
beberapa asas, diantaranya adalah :
a. Kesukarelaan,
c. Kebebasan memilh,
d. Kemitraan suami-istri,
e. Untuk selama-lamanya,
f. Monogami terbuka.
Halaman | 9
Untuk menegakkan hukum islam yang berlaku secara yuridis formal dalam
negara republik indonesia, pada tanggal 8 desember 1988 presiden Republik
Indonesia menyampaikan rancangan undang-undang peradilan agama kepada dewan
perwakilan rakyat untuk di bicarakan dan di setujui sebagai undang-undang
menggantikan semua peraturan perundang-undangan tentang peradilan agama yang
tidak sesuai lagi dengan undang-undang dasar 1945 dan undang-undang tentang
pokok pokok kekuasaan kehakiman 1970.
Pada hari kamis tanggal 14 desember 1989, rancangan undang undang
peradilan agama itu di setujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat menjadi Undang-
Undang Republik Indonesia. Pada tanggal 29 desember 1989, oleh presiden republik
Indonesia dalam lembaran negara nomor 49 tahun 1989. Pemeluk agama Islam yang
telah menjadi bagian penduduk indonesia, dengan undang-undang itu di beri
kesempatan untuk menaati hukum Islam yang menjadi bagian mutlak ajaran
agamanya, sesuai dengan jiwa pasal 29 undang-undang dasar 1945 terutama ayat 2-
nya. Undang-undang peradilan agama yang telah di sahkan dan di undang-undang
kan itu terdiri atas VII bab dan 108 pasal dengan sistematika dan garis besar isinya
sebagai berikut :
1. Bab 1 : memuat kententuan umum tentang pengertian, kedudukan, tempat
kedudukan dan pembinaan pengadilan dalam lingkungan peradilan agama.
2. Bab 2 : mengatur susunan pengadilan agama dan pengadilan tinggi agama.
3. Bab 3 : mengatur kekuasaan pengadilan dalam lingkungan peradilan agama.
4. Bab 4 : mengatur tentang hukum acara.
5. Bab 5 : menyebut ketentuan-ketentuan lain mengenai administrasi pengadilan,
pembagian tugas para hakim dan panitera dalam melaksanakan tugas nya
masing-masing.
6. Bab 6 : mengenai ketentuan peralihan.
7. Bab 7 : tentang ketentuan penutup.
Halaman | 10
Dengan disahkannya undang-undang peradilan agama ini, perubahan penting dan
mendasar telah terjadi dalam lingkungan peradilan agama. Diantaranya sebagai
berikut :
Peradilan agama telah menjadi peradilan mandiri, kedudukannya benar-benar
telah sejajar dan sederajat dengan peradilan umum, peradilan militer, dan
peradilan tata usaha negara.
Nama, susunan, wewenang (kekuasaan) dan hukum acaranya telah sama dan
seragam di seluruh indonesia. Terciptanya unifikasi hukum acara peradilan
agama itu akan memudahkan terwujudnya ketertiban dan kepastian hukum yang
berintikan keadilan dalam lingkungan peradilan agama.
Perlindungan terhadap wanita lebih di tingkatkan dengan jalan, antara lain,
memberikan hak yang sama kepada istri dalam berproses dan membela
kepentingannya di muka peradilan agama.
Lebih memantapkan upaya penggalian berbagai asas dan kaidah hukum islam
sebagai salah satu bahan baku dalam penyusunan dan pembinaan hukum nasional
melalui yurisprudensi.
Halaman | 11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum Islam ialah ketentuan Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang
mukallaf yang mengandung suatu tuntutan, pilihan, sebab, syarat, atau penghalang
bagi adanya sesuatu yang lain.
Syariat Islam menyamaratakan hukum dan keadilan antara sesama umat
Islam.Islam mengerahkan kekuatan manusia kepada tujuan besar, yaitu kepentingan
masyarakat dengan memanfaatkan segala bentuk kebajikan yang disumbangkan
setiap individu.
3.2. Saran
Halaman | 12
DAFTAR PUSTAKA
http://femimelinda.blogspot.com/2017/03/makalah-agama-islam-tentang-hukum
islam.html
http://3x05.blogspot.com/2009/09/normal-0-false-false-false.html
file:///D:/Kuliah/Agama/Ecko%20File_%20Menumbuhkan%20Kesadaran%20Un
tuk%20Taat%20Terhadap%20Allah%20SWT.pd
http://parepai.blogspot.com/2014/10/materi-iii-konsep-hukum-dalam-islam.html
https://uliyasiwi.wordpress.com/2011/10/11/makalah-pendidikan-agama-islam/
Halaman | 13
Halaman | 14